Mereka berdua terdiam. Menatap kami bertiga secara bergantian.
"Maafkan Bunda yah sayang!" ucap bunda yang langsung memeluk kedua adikku. Sedangkan Ayahku langsung pergi begitu saja masuk kedalam ruang kerjanya.
"Beby maafkan bunda yah! Bunda rasa, bunda sudah tidak sanggup menghadapi ayah kamu lagi! Dia menyalahkan bunda atas kebangkrutan perusahaan nya! Bunda harap kamu bisa mengerti dengan keputusan bunda untuk bercerai dengan ayah kamu!" ucap Bunda dengan menangis.
Jujur saja aku tidak sanggup jika harus melihat Bunda meneteskan air mata. Tapi rasa gengsi yang menjunjung tinggi dalam diriku. Aku pun bergegas pergi meninggalkan nya. Aku masuk kedalam kamar. Merapikan semua baju-baju ku dan memasukkan nya kedalam koper.
"Kamu mau kemana Beby? Jangan tinggalkan bunda dan adik-adik mu!" Bunda memegang tanganku.
"Beby capek liat ayah sama bunda selalu bertengkar!" ucapku.
"Tapi sayang tunggulah sebentar, bunda akan segera menceraikan ayahmu. Dan kita bisa hidup bahagia berempat di Amsterdam tempat nenek kamu! Bunda, kamu, Freeya, dan Aiden. Kita akan pergi jauh dari ayah," ucap Bunda lagi.
Seketika mataku membulat. Apa? Amsterdam? Tidak, itu tidak mungkin. Aku tidak bisa meninggalkan Dewa. Aku sangat mencintainya, aku yakin dia juga tidak akan bisa jauh dariku.
"Beby tidak mau tinggal di Amsterdam, sebentar lagi Beby akan wisuda Bunda! Tidak mungkin kan Beby pergi begitu saja!" Aku menolak mentah-mentah ajakan Bunda.
"Terus harus bagaimana sayang? Bunda sudah tidak punya uang untuk menghidupi kalian disini! Jika kita kembali ke Amsterdam dan tinggal bersama nenek kamu! Hidup kita akan terjamin sayang, Bunda harap kamu mengerti!" Bunda terus berusaha meyakinkanku.
"Tidak Bunda, Maafkan Beby! Bunda dan adik-adik saja yang pergi ke Amsterdam! Beby akan tetao di Indonesia untuk melanjutkan kuliah Beby! Masalah uang Bunda gak perlu khawatir! Jika sudah tepat waktunya, Beby pasti akan menyusul bunda dan adik-adik disana!"
Aku pun memeluk bunda dengan sangat erat. Air mataku menetes tapi langsung cepat-cepat aku usap. Aku tidak mau menampakan kesedihanku didepan bunda.
"Beby pergi dulu yah Bunda!" Aku menyalimi dan mencium punggung tangan Bunda.
"Hiks hiks! Beby kamu jaga diri baik-baik yah! Jangan lupa untuk mengabari bunda! Jangan sungkan untuk memberitahu Bunda tentang kesusahan mu!" Bunda mengelus lembut pipiku.
"Beby sayang bunda, jadi Bunda jangan nangis terus yah!" Aku mengusap air mata yang membasahi wajah bunda.
"Bunda juga sayang banget sama kamu Beby!"
Aku pun segera keluar dari kamar. Sambil menarik koper berisi baju-baju ku. Aku melihat adik-adik ku yang menangis menatap kepergian ku. Aku melambai kearah mereka sebelum masuk kedalam taksi yang sudah aku pesan sedari tadi.
Aku menatap rumah masa kecilku itu. Di sana adalah tempat aku tumbuh hingga menjadi seperti sekarang. Gadis cantik dengan rambut panjang berwarna blonde coklat keemasan. Bulu mata lentik, netra hijau keabu-abuan yang indah. Karena aku memiliki darah Turkey milik kakek dari bunda. Aku juga mempunyai bibir yang sedikit bervolume, hingga membuatnya terlihat seksi. Body ku juga lumayan lah tidak kurus dan tidak gemuk. Lebih ke montok gitu.
"Tujuannya mau kemana mba?" tanya supir taksi, membuatku tersadar dari lamunan.
"Ke alamat ini yah pak!" Aku memberikan secarik kertas bertuliskan alamat.
Supir pun mulai menancap gas dengan kecepatan sedang menuju alamat yang aku berikan tadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 192 Episodes
Comments
Mitri Adel
humm kerumah yayanknya🧐🧐
2022-03-03
1
Nur Hidayah Hafiz
masih pantengin ceritanya
2022-02-02
1
yanti_ardiansyah
perpisahan orang tua emang kadang membuat anak2 yg menderita
2021-11-29
2