Rampok!

*

*

Satria keluar dari kamar mandi dengan masih mengenakan bathrobe, dia duduk di pinggir tempat tidur, lalu menyodorkan handuk kecil di tangannya kepada Sofia yang masih betah meringkuk di bawah selimut setelah pergumulan panas mereka usai beberapa saat yang lalu.

Sofia bangkit dan meraih handuk kecil itu dari tangan suaminya. Lalu mengusak rambut basah Satria untuk mengeringkannya.

"Sayang?" ucap Sofia.

"Ya?... " Satria menyahut.

"Apa aku ini ibu yang buruk?" katanya, tiba-tiba.

Satria tertegun, lalu menoleh ke belakang dimana istrinya duduk setengah berlutut di atas tempat tidur mereka.

"Kenapa kamu tiba-tiba bicara seperti itu?"

"Entahlah, aku hanya merasa bahwa aku telah menjadi ibu yang buruk bagi Dygta."

Satria mengerutkan dahi.

"Banyak hal yang tidak aku ketahui tentang putriku sendiri. Dia bahkan lebih memilih mengatakan hal pribadi kepada Arfan, dari pada kepadaku." keluh Sofia.

Satria terdiam mendengarkan kalimat demi kalimat yang meluncur dari mulut istrinya.

"Mungkin karena Dygta merasa kalau Arfan adalah orang yang paling dekat dengan dia selain kita." Satria berujar.

"Tapi,... bukankah aneh jika dia selalu memberitahukan segala hal kepada Arfan dibanding kepada aku?" tugas Sofia.

"Hmmm ..." Satria menarik napas pelan lalu menghembuskannya seraya mengerucutkan bibirnya.

"Apa caraku mendidik dia dengan memberikan banyak ruang pribadi kepadanya ini salah?" tanya Sofia lagi.

"Mungkin kamu terlalu cuek." Satria mengutarakan pendapatnya.

"Aku tidak cuek, aku hanya memberikan dia privasi sepenuhnya. Dia kan sudah dewasa, masa aku harus selalu bertanya tentang segala hal yang dia lakukan atau alami setiap hari?" sergah Sofia.

"Tidak semua hal bisa kamu biarkan begitu saja. Kadang kita perlu memperhatikan hal-hal kecil yang menurut kita tidak berarti. Mungkin saja hal itu ternyata berarti untuk Dygta." ucap Satria lagi, yang kemudian memutar tubuhnya hingga kini mereka berhadapan.

"Jadi, ...sebenarnya aku memang ibu yang buruk ya untuk Dygta? Aku bahkan tidak memikirkan apa yang kamu katakan barusan." Sofia dengan raut kecewa.

"Astaga! sejak Dygta kecil aku terbiasa meninggalkannya dengan ayah dan ibu untuk bekerja. Dan selama itu dia tak pernah mengeluh sedikitpun. Dia malah selalu menyemangati aku kalau aku sedang malas bekerja." lanjutnya, yang kini tampak kesedihan di wajahnya yang semakin cantik di usia matangnya.

"Dan lihat dampaknya sekarang, dia seperti tak membutuhkan aku untuk berbagi cerita." lanjut Sofia.

"Tidak sayang, ..." Satria menyentuh tangan Sofia untuk memberikan penghiburan. "Mungkin kamu hanya perlu menghabiskan waktu berdua dengan dia. Dan mengobrol secara pribadi. Lakukanlah sebagai teman. Bukan sebagai ibunya."

"Benarkah?" Sofia mendongak.

Satria mengangguk sambil tersenyum. "Itu yang aku inginkan dulu dari ayah. Menjadi teman yang menemani hari-hariku, bukan sebagai ayah yang suka memerintah seenaknya."

"Kenapa pengalamanmu dengan anak-anak jauh lebih banyak dari aku ya? padahal aku kan yang lebih dulu punya anak dibanding kamu. Tapi sepertinya kamu lebih mengerti mereka daripada aku?"

"Hmmm, ...aku belajar, tahu? segala hal dapat kita pelajari dari pengalaman atau membaca. Dan aku memakai kedua cara tersebut untuk memahami anak-anak setelah Dimitri juga lebih dekat dengan Arfan daripada kita. Dan lihat hasilnya, dia sekarang lebih terbuka kepadaku." Satria dengan bangganya.

"Benar juga ya? kenapa juga anak-anak begitu menempelnya dengan Arfan? dia seperti magnet untuk anak-anak. Sepertinya aku juga harus mulai belajar lagi agar anak-anak juga lebih dekat dengan aku."

"Iya. Memangnya kerjaanmu setiap hari apa jika aku sedang tidak dirumah? Bukannya kamu memiliki banyak waktu luang? si kembar sudah tak harus selalu kamu awasi kan? Mereka bisa ditinggalkan dengan pengasuh? Sehingga kamu bisa melakukan hal lain."

"Humm? Aku?" Sofia menunjuk dirinya sendiri.

Satrai mengangguk sambil tersenyum lagi.

Perempuan itu berpikir.

"Aku ... memastikan semuanya aman untuk kamu." ucapnya kemudian.

"Maksudnya?" kini Satria menjengit.

"Mmm, ...itu, ...ah sudahlah, jangan dibahas."

Satria tergelak melihat tingkah istrinya ini yang terkadang masih bertingkah seperti anak remaja. Tapi itu terlihat mengemaskan di matanya.

"Eh, Arfan bilang Dimitri lihat ada foto anak laki-laki di hapenya Dygta." Sofia mengalihkan pembicaraan.

"Ya, aku sudah tahu." Satria menanggapi.

"Oh ya, kamu sudah tahu?"

Satria mengangguk.

"Tapi tidak mengatakannya kepadaku?"

"Arfan sudah cerita juga kan?" Satria menyela.

"Iya sih, tapi ... apa mungkin dia sudah punya pacar?" Sofia berujar.

"Tidak tahu. Kenapa kamu tidak tanya saja sendiri kepada Dygta?" Satria menyarankan.

"Hmmm, ... kamu ya, yang tanya Dygta?" Sofia dengan senyuman di bibirnya.

"Hhh ... tidak mau. Kamu saja sendiri." Satria bangkit dari duduknya, lalu meraih pakaian yang sudah disediakan Sofia di atas tempat tidur.

*

*

Suasana makan malam tak seramai biasanya. Selain sikembar Daryl dan Dimitri yang selalu berebut apapun, anggota keluarga yang lainnya tidak ada yang berniat bercakap-cakap.

Hanya Sofia dan Satria yang saling pandang kemudian saling memberi kode untuk memulai pembicaraan. Keduanya memiliki maksud yang sama. Mengorek keterangan dari Dygta dan Dimitri.

"Ehm, ..." Satria berdeham untuk melegakan tenggorokkannya.

"Bagaimana sekolah kalian hari ini?" pria itu memulai percakapan.

"Biasa aja." Dygta tampak tak begitu bersemangat.

"Apa ada masalah?" tanya Satria kepada Dygta.

Gadis itu menggeleng.

"Aku hari ini latihannya sprint, ditambah fisik juga. Jadi dobel capeknya. Lusa mau latihannya di pantai. Sprint nya di pasir biar kaki aku makin kuat." jawab Dimitri dengan antusiasnya.

"Wow, bagus. Apa kamu senang?" Satria merespon dengan tak kalah antusias.

"Senang, pih. Kalau udah besar nanti boleh aku jadi pemain sepak bola profesional? Aku mau masuk timnas biar bisa bertanding di piala dunia nanti." celoteh Dimitri dengan ekspresi bersemangat.

"Boleh. Jadi apa saja boleh." Satria menganggukan kepala.

"Emang bisa? nggak yakin bisa masuk. Pertandingan kemarin aja kalah?" Dygta dengan nada mengejek.

Bocah itu menoleh ke arah kakaknya dengan tatapan tajam. Namun kemudian seulas senyum terbit di sudut bibirnya kala dia mengingat sesuatu.

"Nggak apa-apa. Kan aku masih pemula, kan pih?" Dimitri yang berusaha tampak tak terusik.

"Ya, itu betul. Tidak ada yang berhasil dengan instan, semuanya butuh usaha yang tidak sebentar dan tidak mudah. Kamu pasti bisa." pria itu menyemangati.

"Hmm, ...oh ya, papi udah lihat belum... " Dimitri mengalihkan pembicaraan.

"Apa?"

"Mmm, ... itu di hapenya kakak... " bocah itu melirik ke arah Dygta yang segera membulatkan matanya ketika pikirannya tertuju pada suatu hal.

Dimitri menyeringai.

"Ada apa di hapenya kakak?" Sofia menyela percakapan.

Kini gadis itu menjadi pusat perhatian.

"Mmmm...ada foto...

"Dim, kamu udah kerjain pr belum? tadi guru kamu nelfon kakak loh." Dygta memotong percakapan.

Bocah itu tak menjawab.

"Dim, pulang sekolah besok kita jalan yuk ke MOI? kamu bukannya mau nonton iron man? film barunya udah tayang loh."

"Oh ya?" Dimitri akhirnya menyahut.

"Hu'um, ..."

"Beliin sepatu sepak bola juga ya? aku butuh cadangan." bocah itu menyeringai.

"Apa? nggak bisa...

"Oh ya udah, ... papi ..." kini Dimitri menoleh ke arah sang ayah yang menyimak percakapan mereka dengan serius.

"Mmm, ...oke-oke. kita beli. Butuh sama bolanya nggak? atau seragamnya sekalian? tas buat latihan juga kayaknya kamu perlu?" Dygta meracau.

"Iya boleh. Aku butuh semuanya. ?" Dimitri antusias.

"Um ... mama, aku boleh pakai kartu kreditnya sekarang-sekarang untuk traktir Dimitri?" Dygta bertanya kepada Sofia.

"Coba tanya papi." jawabnya.

"Boleh, pi?" Dygta beralih kepada Aktris.

Pria itu menatap sebentar. "Boleh." jawabnya, pendek seraya menganggukkan kepala.

"Hmmm ... makasih." Dygta nampak lega, lalu melirik ke arah adik laki-laki pertamanya yang masih menampakkan seringai jahilnya.

Dasar rampok! gumamnya dalam hati.

*

*

Bersambung...

Selamat hari minggu genks, jangan lupa like komentar sama hadiahnya ya?

Emak mau mukung recehan dulu ah, ... buat jajan bocah. 😂😂😂

Terpopuler

Comments

Salsabila

Salsabila

astaga dimitri waktu bocah ternyata jahil😂😂😂

2022-01-29

1

😍N A U K O😍

😍N A U K O😍

Dulu Arfan suka sama ibunya, suka sama Sofia, dan Arfan bisa mengendalikan rasa sukanya dan meredamnya.kalau Arfan jg akhirnya nyadar perasaannya thd Dygta,apa thd Dygta Arfan bisa juga meredamnya?
episodenya panjang nii..lanjut marathon..wkwk..

2021-11-21

2

anin kesya

anin kesya

Dimitri memegang kartu As nya Dygta 😂😂

2021-09-16

1

lihat semua
Episodes
1 Pulang
2 Obrolan
3 Bukan Anak TK!
4 Superman
5 Berdebat
6 Pertandingan Dimitri
7 Terjadi Sesuatu
8 Kom-pen-sasi?
9 Antara Hati Dan Pikiran
10 Menyerah
11 Perasaan Dygta
12 Rahasia Dygta
13 Khawatir
14 Sendiri?
15 Rampok!
16 Kejujuran Dimitri
17 Kamu Berisik!
18 Perdebatan
19 Babysitter
20 Kamu Tertangkap!
21 Kamu Menyukainya?
22 Mengantar Dygta
23 Camping
24 Fireflies
25 Rasa Yang Menyenangkan
26 Pria Dewasa
27 Disaster
28 Dygta Hilang!
29 Pencarian
30 Obrolan Ibu Dan Anak
31 Kecewa
32 Harapan
33 Janji Dimitri
34 Rahasia Yang Terbuka
35 Tentang Perasaan
36 Guardian
37 Sesuai Perintah!
38 Jagain Abege
39 Kedatangan Firza
40 Bertemu Firza
41 Kebenaran
42 Teman Ngobrol
43 Penguntit
44 Tidak Bisa Menjauh
45 Sebuah Kejujuran
46 Sebuah Kejujuran#2
47 Perasaan Yang Salah
48 Orang Ketiga
49 Dilema
50 Patah Hati
51 Andra Dan Vivian
52 Hal Yang Baik
53 Ingatan
54 Terbiasa
55 Tak Biasa
56 Suami
57 Bersikap Biasa
58 Baik-baik Saja
59 Sebuah Kunjungan
60 Aku Mencintaimu
61 Terapi
62 Kelulusan
63 Hari Perpisahan
64 Hari Perpisahan#2
65 Aku Mau Ke Rusia
66 Hati Arfan
67 Lupa
68 Bohong
69 I Love You, Good Bye!
70 Pertemuan Terakhir
71 Pergi
72 Penyesalan
73 Prasangka
74 Sentuhan
75 Pikiran
76 Dygta
77 Rasa Yang Baru
78 Karma
79 Kemarahan Mytha
80 Waktu
81 Akhir Sebuah Rahasia
82 Kembali
83 Pulang
84 Pertemuan Kembali
85 Menghindar
86 Kata Hati
87 Duda??
88 Kenyataan
89 Calon Imam
90 Menangis
91 Bicara
92 Bertemu Ara
93 Bertemu Ara #2
94 Percakapan Di Pagi Hari
95 Pernikahan Andra
96 Jadi Egois
97 Pengganggu
98 Cemburu
99 Candu
100 Berpura-pura
101 Keputusan
102 Jodoh
103 Pindah
104 Bersama
105 Candu #2
106 Alasan
107 Mau Menikah?
108 Terkesan
109 Bersama #2
110 Kabar
111 Jeda
112 Break Up
113 Dia, Biasa.
114 Gosip
115 Liburan
116 Good Bye
117 Adrian
118 Alfaza Veera
119 Menyesal
120 Pergi #2
121 Mencarinya
122 Bertemu Mytha
123 Akhir Sebuah Pencarian
124 Aku Menemukanmu
125 Perasaan Arfan
126 Kecemburuan Dygta
127 Aku Dan Kamu
128 Buku Nikah
129 Kecemburuan Dygta#2
130 Reuni
131 Godaan
132 Ayo Kita Menikah?
133 Restu
134 Menuju Halal
135 Hari Halal
136 Malam Yang Menegangkan
137 Janji
138 Bisakah Kita Mengulanginya?
139 Sakit Dan Malu
140 Candu #3
141 Kemarahan Arfan.
142 Candu #4
143 Bekerja
144 Rumah Mertua
145 My Sweet Love
146 Pengumuman
147 Pengumuman Rilis Season 2
148 MSL Season 2 : Hidp Baru
149 MSL Season 2 : Antara Masak Dan Punya Anak
150 MSL Season 2 : Sarapan Pagi
151 MSL Season 2 : Suami Galak
152 MSL Season 2 : Hotel
153 MSL Seaaon 2 : Hotel #2
154 MSL Season 2 : Hotel #3
155 MSL Season 2 : Sebuah Rencana
156 MSL Season 2 : Panick Attack
157 MSL Season 2 : Mencurigakan
158 MSL Season 2 : Antisipasi
159 MSL Season 2 : Sebuah Rencana #2
160 MSL Season 2 : Gunung Es Himalaya!!
161 MSL Season 2 : Bodyguard
162 MSL Season 2 : Suami Super
163 MSL Season 2 : Hamil?
164 MSL Season 2 : Penolakan
165 MSL Seasin 2 : Menjadi Tangguh
166 MSL Season 2 : Pelan-pelan
167 MSL Season 2 : Penolong
168 MSLSeason 2 : Naluri
169 MSL Season 2 : Alex
170 MSL Season 2 : Peduli
171 MSL Season 2 : Perasaan
172 MSL Season 2 : Gara-gara Alex
173 MSL Season 2 : Melakukan Sesuatu
174 MSL Season 2 : Sesuatu
175 MSL Season 2 : Kemarahan Sofia
176 MSL Season 2 : Menjauh
177 MSL Season 2 : Sindrom dan Pilihan
178 MSLA Season 2 : Maaf
179 MSL Season 2 : Perasaan #2
180 MSL Season 2 : Romantis dan Terapi
181 MSL Season 2 : Si Penggoda
182 MSL Season 2 : Si Penggoda #2
183 MSL Season 2 : Sarapan Pagi #2
184 MSL Season 2 : Terapi
185 MSL Season 2 : Terapi #2
186 MSL Season 2 : Babynya Protes
187 MSL Season 2 : Modus
188 MSL Season 2 : Pria Menyebalkan
189 MSL Season 2 : Bisnis
190 MSL Season 2 : Hadiah Pernikahan
191 MSL Season 2 : Kerja Lagi
192 MSL Season 2 : Tumbang
193 MSL Season 2 : Siuman
194 MSL Season 2 : Hari-hari Yang Sibuk
195 MSL Season 2 : Makan Malam
196 MSL Season 2 : Ibu-ibu Dan Bapak-bapak
197 MSL Season 2 : Anak
198 MSL Season 2 : Maunya Baby!
199 MSL Season 2 : Mc Flurry Dan Kenangan Masa Kecil
200 MSL Season 2 : Babymoon
201 MSL Season 2 : Babymoon #2
202 MSL Season 2 : Babyshowernya Dygta
203 MSL Season 2 : Ara
204 MSL Season 2 : Mama
205 MSL Season 2 : Mengalah
206 MSL Season 2 : Ara #2
207 MSL Season 2 : Keegoisan Mytha
208 MSL Season 2 : Sabar
209 MSL Season 2 : Menurut
210 MSL Season 2 : Eskrim dan Rokok
211 MSL Season 2 : Kaki Jahe
212 MSL Season 2 : Jahe Yang Lucu
213 MSL Season 2 : Kekhawatiran
214 MSL Season 2 : Senam Hamil
215 MSL Season 2 : Rayuan
216 MSL Season 2 : Hari Yang Panik
217 MSL Season 2 : Kelahiran
218 MSL Season 2 : Penyelamat
219 MSL Season 2 : Arkhan & Anandita
220 MSL Season 2 : Ekstrapart #1
221 MSL Season 2 : Ekstrapart #2
222 MSL Season 2 : Ekstrapart #3
223 MSL Season 2 : Ekstrapart #4
Episodes

Updated 223 Episodes

1
Pulang
2
Obrolan
3
Bukan Anak TK!
4
Superman
5
Berdebat
6
Pertandingan Dimitri
7
Terjadi Sesuatu
8
Kom-pen-sasi?
9
Antara Hati Dan Pikiran
10
Menyerah
11
Perasaan Dygta
12
Rahasia Dygta
13
Khawatir
14
Sendiri?
15
Rampok!
16
Kejujuran Dimitri
17
Kamu Berisik!
18
Perdebatan
19
Babysitter
20
Kamu Tertangkap!
21
Kamu Menyukainya?
22
Mengantar Dygta
23
Camping
24
Fireflies
25
Rasa Yang Menyenangkan
26
Pria Dewasa
27
Disaster
28
Dygta Hilang!
29
Pencarian
30
Obrolan Ibu Dan Anak
31
Kecewa
32
Harapan
33
Janji Dimitri
34
Rahasia Yang Terbuka
35
Tentang Perasaan
36
Guardian
37
Sesuai Perintah!
38
Jagain Abege
39
Kedatangan Firza
40
Bertemu Firza
41
Kebenaran
42
Teman Ngobrol
43
Penguntit
44
Tidak Bisa Menjauh
45
Sebuah Kejujuran
46
Sebuah Kejujuran#2
47
Perasaan Yang Salah
48
Orang Ketiga
49
Dilema
50
Patah Hati
51
Andra Dan Vivian
52
Hal Yang Baik
53
Ingatan
54
Terbiasa
55
Tak Biasa
56
Suami
57
Bersikap Biasa
58
Baik-baik Saja
59
Sebuah Kunjungan
60
Aku Mencintaimu
61
Terapi
62
Kelulusan
63
Hari Perpisahan
64
Hari Perpisahan#2
65
Aku Mau Ke Rusia
66
Hati Arfan
67
Lupa
68
Bohong
69
I Love You, Good Bye!
70
Pertemuan Terakhir
71
Pergi
72
Penyesalan
73
Prasangka
74
Sentuhan
75
Pikiran
76
Dygta
77
Rasa Yang Baru
78
Karma
79
Kemarahan Mytha
80
Waktu
81
Akhir Sebuah Rahasia
82
Kembali
83
Pulang
84
Pertemuan Kembali
85
Menghindar
86
Kata Hati
87
Duda??
88
Kenyataan
89
Calon Imam
90
Menangis
91
Bicara
92
Bertemu Ara
93
Bertemu Ara #2
94
Percakapan Di Pagi Hari
95
Pernikahan Andra
96
Jadi Egois
97
Pengganggu
98
Cemburu
99
Candu
100
Berpura-pura
101
Keputusan
102
Jodoh
103
Pindah
104
Bersama
105
Candu #2
106
Alasan
107
Mau Menikah?
108
Terkesan
109
Bersama #2
110
Kabar
111
Jeda
112
Break Up
113
Dia, Biasa.
114
Gosip
115
Liburan
116
Good Bye
117
Adrian
118
Alfaza Veera
119
Menyesal
120
Pergi #2
121
Mencarinya
122
Bertemu Mytha
123
Akhir Sebuah Pencarian
124
Aku Menemukanmu
125
Perasaan Arfan
126
Kecemburuan Dygta
127
Aku Dan Kamu
128
Buku Nikah
129
Kecemburuan Dygta#2
130
Reuni
131
Godaan
132
Ayo Kita Menikah?
133
Restu
134
Menuju Halal
135
Hari Halal
136
Malam Yang Menegangkan
137
Janji
138
Bisakah Kita Mengulanginya?
139
Sakit Dan Malu
140
Candu #3
141
Kemarahan Arfan.
142
Candu #4
143
Bekerja
144
Rumah Mertua
145
My Sweet Love
146
Pengumuman
147
Pengumuman Rilis Season 2
148
MSL Season 2 : Hidp Baru
149
MSL Season 2 : Antara Masak Dan Punya Anak
150
MSL Season 2 : Sarapan Pagi
151
MSL Season 2 : Suami Galak
152
MSL Season 2 : Hotel
153
MSL Seaaon 2 : Hotel #2
154
MSL Season 2 : Hotel #3
155
MSL Season 2 : Sebuah Rencana
156
MSL Season 2 : Panick Attack
157
MSL Season 2 : Mencurigakan
158
MSL Season 2 : Antisipasi
159
MSL Season 2 : Sebuah Rencana #2
160
MSL Season 2 : Gunung Es Himalaya!!
161
MSL Season 2 : Bodyguard
162
MSL Season 2 : Suami Super
163
MSL Season 2 : Hamil?
164
MSL Season 2 : Penolakan
165
MSL Seasin 2 : Menjadi Tangguh
166
MSL Season 2 : Pelan-pelan
167
MSL Season 2 : Penolong
168
MSLSeason 2 : Naluri
169
MSL Season 2 : Alex
170
MSL Season 2 : Peduli
171
MSL Season 2 : Perasaan
172
MSL Season 2 : Gara-gara Alex
173
MSL Season 2 : Melakukan Sesuatu
174
MSL Season 2 : Sesuatu
175
MSL Season 2 : Kemarahan Sofia
176
MSL Season 2 : Menjauh
177
MSL Season 2 : Sindrom dan Pilihan
178
MSLA Season 2 : Maaf
179
MSL Season 2 : Perasaan #2
180
MSL Season 2 : Romantis dan Terapi
181
MSL Season 2 : Si Penggoda
182
MSL Season 2 : Si Penggoda #2
183
MSL Season 2 : Sarapan Pagi #2
184
MSL Season 2 : Terapi
185
MSL Season 2 : Terapi #2
186
MSL Season 2 : Babynya Protes
187
MSL Season 2 : Modus
188
MSL Season 2 : Pria Menyebalkan
189
MSL Season 2 : Bisnis
190
MSL Season 2 : Hadiah Pernikahan
191
MSL Season 2 : Kerja Lagi
192
MSL Season 2 : Tumbang
193
MSL Season 2 : Siuman
194
MSL Season 2 : Hari-hari Yang Sibuk
195
MSL Season 2 : Makan Malam
196
MSL Season 2 : Ibu-ibu Dan Bapak-bapak
197
MSL Season 2 : Anak
198
MSL Season 2 : Maunya Baby!
199
MSL Season 2 : Mc Flurry Dan Kenangan Masa Kecil
200
MSL Season 2 : Babymoon
201
MSL Season 2 : Babymoon #2
202
MSL Season 2 : Babyshowernya Dygta
203
MSL Season 2 : Ara
204
MSL Season 2 : Mama
205
MSL Season 2 : Mengalah
206
MSL Season 2 : Ara #2
207
MSL Season 2 : Keegoisan Mytha
208
MSL Season 2 : Sabar
209
MSL Season 2 : Menurut
210
MSL Season 2 : Eskrim dan Rokok
211
MSL Season 2 : Kaki Jahe
212
MSL Season 2 : Jahe Yang Lucu
213
MSL Season 2 : Kekhawatiran
214
MSL Season 2 : Senam Hamil
215
MSL Season 2 : Rayuan
216
MSL Season 2 : Hari Yang Panik
217
MSL Season 2 : Kelahiran
218
MSL Season 2 : Penyelamat
219
MSL Season 2 : Arkhan & Anandita
220
MSL Season 2 : Ekstrapart #1
221
MSL Season 2 : Ekstrapart #2
222
MSL Season 2 : Ekstrapart #3
223
MSL Season 2 : Ekstrapart #4

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!