Sendiri?

*

*

Suasana cukup hening di dalam mobil. Tak ada yang berniat memulai pembicaraan seperti biasa.

Arfan sesekali melirik ke kursi belakang lewat kaca spion, dimana Dygta tengah asyik dengan lamunannya. Gadis itu tak banyak bicara akhir-akhir ini. Padahal bisanya dia selalu punya bahan untuk dibicarakan dengannya yang membuat suasana perjalanan di dalam mobil tak membosankan seperti ini. Ditambah sudah beberapa hari ini Dygta selalu memilih duduk di kursi belakang, padahal biasanya dia duduk di depan.

Apalagi Dimitri hari ini tak ikut pulang bersama mereka karena harus mengikuti latihan sepak bolanya seperti biasa. Menjadikan suasana menjadi terasa agak canggung.

"Kamu baik-baik saja?" Arfan mencoba memulai percakapan.

"Humm?" Dygta menoleh, dia agak sedikit terkejut dengan pertanyaan pria yang tengah mengemudikan mobil yang mereka tumpangi.

"Kamu agak pendiam akhir-akhir ini?" lanjut Arfan.

"Iyakah? perasaan biasa aja ah, ..." Dygta membenahi posisi duduknya.

Arfan kembali melirik gadis itu yang terlihat agak salah tingkah. "Kamu sedang ada hubungan dengan seseorang?" tiba-tiba saja kalimat itu meluncur dari mulutnya. Arfan bahkan tak percaya dengan apa yang diucapkannya sendiri.

"Om kepo!" Dygta menjawab. Dengan kedua pipi yang merona, entah kenapa dia merasa malu mendengar pertanyaan dari Arfan.

Pria itu menjengit, sepertinya dia mencurigai sesuatu.

"Apa anak yang tadi pagi itu pacar kamu?" tanya Arfan lagi, dia memang mulai penasaran.

"Yang mana?" Dygta terperangah.

Arfan menghirup udara sebanyak mungkin untuk mengisi paru-parunya yang tiba-tiba terasa sesak. "Yang tadi pagi tanya soal camping." sambungnya.

"Evan?" Dygta mencondongkan tubuhnya ke depan.

"Dia,... Evan? yang menyatakan perasaannya waktu itu?" tanya Arfan kemudian.

Dygta mengangguk.

"Sekarang sudah jadian?" Arfan terus bertanya.

Dygta mengerutkan dahi. "Om kepo ih, ..." gadis itu mencibir. "Udah aku tolak juga. Kan aku udah bilang nggak suka sama dia." jelas Dygta yang kembali bersandar di kursi.

"Jadi belum jadian? kalian tidak pacaran?" tanya Arfan lagi.

"Nggak." Dygta menggeleng. "Emang nya kenapa?" kemudian dia kembali mencondongkan tubuhnya lagi ke depan.

Arfan terdiam. "Tidak kenapa-kenapa. cuma tanya."

Mereka terdiam lagi dengan pikirannya masing-masing. Arfan menggerutu dalam hati mengingat ucapannya sendiri yang terasa tak masuk akal. Sementara Dygta tengah mencari cara agar kecanggungan ini berakhir.

"Hape kamu belum aktif?" Arfan kembali memulai pembicaraan.

"Hah? .ee. ..belum." jawab Dygta, pelan.

Arfan mendengus pelan.

Mobil sudah memasuki area kediaman Satria, lalu berhenti tepat di depan rumah besar berlantai dua itu.

Dygta segera turun tanpa menunggu Arfan turun untuk membukakan pintu, membuat pria itu semakin merasa heran dengan tingkahnya yang semakin berbeda dari biasanya.

"Dygta?" Arfan memanggil ketika gadis itu hampir mencapai teras rumah.

"Ya om?" Dygta menghentikan langkahnya, lalu berbalik.

"Mana hape nya?"

"Om mau apa?"

"Mau om aktifkan."

"Nggak usah, nanti aku aja." tolak Dygta.

Arfan tak menjawab, dia hanya terdiam menatap gadis itu, yang langsung membuat nyali Dygta menciut, lalu dengan terpaksa menyerahkan ponsel baru yang di berikan Arfan pagi tadi.

"Simcard dan memori?" ucap Arfan sebelum gadis itu meninggalkannya.

"Nanti aku aja yang pasang." jawab Dygta.

Arfan tak menjawab lagi, dia kembali menatap Dygta dalam diam. Yang lagi-lagi membuat gadis itu merasa terintimidasi.

Dengan terpaksa pula, Dygta menyerahkan simcardnya kepada Arfan.

"Memori?"

"Memori nanti aku aja yang pasang." gadis itu segera pergi sebelum kembali mendapatkan tatapan mematikan dari asisten ayahnya itu yang akan membuat dia tak bisa berkutik lagi sedikitpun.

Bisa mati aku kalau memorinya aku kasih juga, duh... batin Dygta.

*

*

*

"Kamu belum pergi lagi?" Sofia yang baru saja tiba, mendapati asisten suaminya yang masih berada di teras belakang rumahnya sore itu.

"Aku baru selesai,... " Arfan menunjukkan ponsel yang baru saja dia aktifkan.

"Hape baru?" tanya Sofia.

"Punya Dygta." jawab Arfan, yang masih asyik mengutak-atik ponsel tersebut.

"Dia punya hape baru?" tanya Sofia lagi.

"Kamu tidak tahu hapenya rusak?"

"Oh ya? tidak. Dia tidak bilang."

"Kemarin dia menjatuhkannya waktu berebut dengan Dimitri."

"Berebut?"

Arfan mengangguk.

"Mereka itu... " Sofia menggelengkan kepala. "Kenapa mereka berebut?"

"Dimitri merebutnya waktu melihat ...

"Udah, om? Aku mau ngerjain pr nih, ... butuh nyari di internet." Dygta yang datang entah dari mana.

Dua orang dewasa ini menoleh bersamaan.

"Sudah, ..." Arfan mengulurkan ponsel di tangannya kepada Dygta, yang langsung disambar dengan cepat oleh gadis itu.

"Makasih om." ucap Dygta, yang buru-buru meninggalkan mereka tanpa menunggu banyak kata lagi. Dirinya merasa harus menghindar dulu kali ini. Tak ingin ada banyak pertanyaan lagi yang mungkin akan dilontarkan pria itu maupun ibunya tentang apapun.

"Dia aneh beberapa hari ini." Sofia berujar kala putri sulungnya itu telah menghilang dari pandangan.

"Apanya yang aneh?" Arfan mengalihkan perhatian.

"Dia lebih pendiam dari biasanya. Lebih sering mengurung diri di kamar, atau memisahkan diri waktu berkumpul." Sofia menerangkan.

"Apa ada masalah lagi di sekolahnya? Atau dia di bully lagi?" lanjut perempuan itu, mengingat kejadian perundungan yang dialami Dygta beberapa bulan lalu oleh teman sekolahnya.

"Tidak ada. Setelah aku sering datang kesana sudah tidak ada lagi yang berani macam-macam kepadanya." jawab Arfan.

"Terus kenapa dia seperti itu?"

"Aku belum tahu. Mungkin dia sedang mengalami masa transisi."

"Masa transisi?"

"Dia remaja yang mulai beranjak dewasa, bukan? apapun bisa terjadi kepadanya."

"Apa itu serius? seingatku, dulu aku tidak seperti itu." Sofia memutuskan untuk duduk di dekat pria itu.

"Perkembangan setiap orang berbeda, Fia. Apa yang kita alami dulu belum tentu mereka alami. Dan apa yang tida kita alami mungkin sekarang akan mereka alami." jelas Arfan. "Yang penting, jangan memalingkan perhatian dari dia. Kita tidak boleh lengah." Arfan bangkit dari duduknya.

"Dimitri sudah pulang?" lanjut Arfan.

"Belum. Kenapa?" Sofia mendongak.

"Nanti setelah dia datang coba tanya apa yang dia lihat di ponsel kakaknya. Mungkin itu yang membuat Dygta berubah akhir-akhir ini."

"Memangnya ada apa di ponselnya Dygta."

"Dimitri bilang dia melihat foto anak laki-laki di ponselnya Dygta."

"Oh ya? Dygta punya pacar?" Sofia membulatkan matanya.

"Belum jelas. Aku tanya dia tadi jawabnya belum." jawab Arfan.

"Mungkin artis idolanya? aku lihat dia sering menonton acara musik luar negeri."

"Dan di rahasiakan begitu?"

"Ah, ... iya juga. Mungkin dia sedang menyukai seseorang?" ujar Sofia kemudian.

"Mungkin. Itu sebabnya kamu harus tanya Dimitri. Kita harus memastikan siapapun yang ada di sekitarnya tidak membawa pengaruh buruk baginya."

"Kamu berlebihan?" Sofia sedikit mengejek.

"Aku tidak berlebihan. Lagipula sudah tugasku, kan? Aku bertanggung jawab atas keselamatan dia."

"Kamu bicara begitu seolah dia sedang ada dalam bahaya, Arfan!" sergah Sofia.

"Hanya memastikan semuanya aman untuk Dygta."

"Kamu mulai terdengar seperti papinya. Kalian sama-sama berlebihan melindungi Dygta."

"Kami tidak berlebihan. Kamu tahu, semua ayah akan melakukan hal yang sama kepada anak gadisnya."

"Tapi apa yang kalian lakukan itu berlebihan menuntut ku. Selalu mengawasi gerak-gerik Dygta, mengantarnya kemanapun dia pergi tidak pernah membiarkan dia sendirian."

"Demi keselamatan dia, Fia."

"Ya ya ya, ...sepertinya tidak cukup hanya aku yang di sekap di dalam sini." Sofia mulai mengeluh.

Arfan mengerutkan dahi. "Kamu merasa disekap?"

Perempuan bermata bulat itu menarik napas pelan. "Kamu tahu, terlalu banyak larangan itu membuat kita merasa di sekap. Ini kekangan yang tidak ada habisnya. Aku takut suatu hari Dygta akan memberontak jika kalian terus-terusan seperti ini."

"Kamu tahu, pak Satria sangat mencintai kalian, makannya dia melakukan hal seperti ini. Segala hal sudah dia sediakan di rumah ini. Apapun yang kalian butuhkan dia memberikannya." jelas Arfan.

"Ya,... saking cintanya sampai-sampai dia tidak membiarkan kami keluar tanpa pengawasan. Atau tanpa dia."

Arfan terkekeh. "Lantas apa yang kamu harapkan? suamimu membebaskan kamu untuk pergi keluyuran diluar sana? tidak mungkin. Dia itu Satria Nikolai Mahardika, yang tidak akan membiarka apapun keluar dengan bebas dari taritorialnya."

"Setidaknya jangan terlalu ketat seperti ini. Rasanya seaperti di cekik pelan-pelan, tahu?"

Arfan terkekeh lagi.

"Siapa yang sedang mencekikmu pelan-pelan?" suara familiar itu terdengar dari arah belakang.

Tubuh sofia menegang. Dia hafal benar suara milik siapa itu. Perempuan itu menoleh.

"Sayang, kamu sudah pulang?" lalu dia segera menghambur ke pelukan Satria.

"Hmm, ..." pria itu menggumam.

"Jam berapa ini? tumben?" Sofia melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan suaminya. "Baru jam tiga?" katanya kemudian.

"Memangnya kenapa? Aku mau pulang jam berapa pun terserah aku. Itu perusahaan milikku, aku bebas melakukan apapun yang aku mau." tukas Satria.

"Mmm, ...iya. Benar juga. Aku lupa." Sofia tergelak.

"Sekarang katakan padaku, apa yang membuatmu merasa tercekik? apa karena hidup dengan ku? semua aturanku membuatmu merasa seperti itu, hum?"

"Apa? mmmn... tidak, tidak ada yang membuat aku merasa seperti itu." Sofia mengelak.

"Aku dengar dengan jelas kamu bicara seperti itu tadi." ucap Satria.

"Masa? kapan?" elaknya lagi.

"Tadi."

"Aaa ...kamu pasti salah dengar?"Sofia menghindar.

"Pendengaranku ini masih normal, tahu? aku masih bisa mendengar suara sekecil apapun dari jarak yang sangat jauh."

"Mmm ...maksud aku, ...

"Jadi kamu ingin aku membebaskannya seperti orang lain? membiarkan kamu berkeliaran diluar sana melakukan apapun yang kamu inginkan?" kalimatnya yang lebih seperti sindiran.

"Aaa tidak, tidak seperti itu. Maksudku, aku hanya ingin sedikit kebebasan untuk pergi sendirian, tanpa kamu atau tanpa pengawasan...

"Sendirian? Tanpa aku?" Satria menatap perempuan itu dengan tajam.

"Maksudku bukan seperti itu. Mmm...

"Sudahlah, terserah padamu. Aku lelah." Satria membelalakkan matanya. Lalu memutar tubuh untuk melangkah masuk kembali kedalam rumah.

Dia merajuk.

Mati aku?! gumam sofia dalam hati. Badai akan segera datang setelah ini jika dirinya tak cepat-cepat menyelesaikannya.

"Sayang, kamu mau kemana?" teriaknya yang setengah berlari mengikuti langkah lebar suaminya.

"Apa urusanmu? bukankah kamu ingin sendirian tanpa aku?" Satria terdengar berteriak.

"Tidak begitu maksudku." sergah Sofia.

"Pergilah sana! Aku akan membebaskanmu pergi kemanapun, jangan pedulikan aku lagi!" terdengar langkah mereka yang menuju ke lantai atas.

"Tidak sayang! aku tidak akan pergi."

"Tadi kamu bilang begitu?"

"Sekarang tidak lagi. Aku mau bersamamu kemanapun."

Lalu suasana kembali hening.

"Astaga! Mereka selalu lupa umur kalau sudah bertemu." Arfan menggelengkan kepala. "Tidak bisa dipercaya!" gumamnya seraya meninggalkan kediaman atasannya itu untuk pulang ke rumah yang sangat di rindukannya seharian ini.

*

*

*

Bersambung...

Selamat hari sabtu. .😘😘😘😘

jangan lupa like komentar sama hadiahnya oke genks?

Terpopuler

Comments

Erna Yunita

Erna Yunita

seruuuuuu tau......

2022-09-28

0

Salsabila

Salsabila

rindu om Arfan Dygta baca ulang ah

2022-01-29

3

Darmi Lulut

Darmi Lulut

papa bear merajuk gampang obatnya buka titik josss

2021-12-28

1

lihat semua
Episodes
1 Pulang
2 Obrolan
3 Bukan Anak TK!
4 Superman
5 Berdebat
6 Pertandingan Dimitri
7 Terjadi Sesuatu
8 Kom-pen-sasi?
9 Antara Hati Dan Pikiran
10 Menyerah
11 Perasaan Dygta
12 Rahasia Dygta
13 Khawatir
14 Sendiri?
15 Rampok!
16 Kejujuran Dimitri
17 Kamu Berisik!
18 Perdebatan
19 Babysitter
20 Kamu Tertangkap!
21 Kamu Menyukainya?
22 Mengantar Dygta
23 Camping
24 Fireflies
25 Rasa Yang Menyenangkan
26 Pria Dewasa
27 Disaster
28 Dygta Hilang!
29 Pencarian
30 Obrolan Ibu Dan Anak
31 Kecewa
32 Harapan
33 Janji Dimitri
34 Rahasia Yang Terbuka
35 Tentang Perasaan
36 Guardian
37 Sesuai Perintah!
38 Jagain Abege
39 Kedatangan Firza
40 Bertemu Firza
41 Kebenaran
42 Teman Ngobrol
43 Penguntit
44 Tidak Bisa Menjauh
45 Sebuah Kejujuran
46 Sebuah Kejujuran#2
47 Perasaan Yang Salah
48 Orang Ketiga
49 Dilema
50 Patah Hati
51 Andra Dan Vivian
52 Hal Yang Baik
53 Ingatan
54 Terbiasa
55 Tak Biasa
56 Suami
57 Bersikap Biasa
58 Baik-baik Saja
59 Sebuah Kunjungan
60 Aku Mencintaimu
61 Terapi
62 Kelulusan
63 Hari Perpisahan
64 Hari Perpisahan#2
65 Aku Mau Ke Rusia
66 Hati Arfan
67 Lupa
68 Bohong
69 I Love You, Good Bye!
70 Pertemuan Terakhir
71 Pergi
72 Penyesalan
73 Prasangka
74 Sentuhan
75 Pikiran
76 Dygta
77 Rasa Yang Baru
78 Karma
79 Kemarahan Mytha
80 Waktu
81 Akhir Sebuah Rahasia
82 Kembali
83 Pulang
84 Pertemuan Kembali
85 Menghindar
86 Kata Hati
87 Duda??
88 Kenyataan
89 Calon Imam
90 Menangis
91 Bicara
92 Bertemu Ara
93 Bertemu Ara #2
94 Percakapan Di Pagi Hari
95 Pernikahan Andra
96 Jadi Egois
97 Pengganggu
98 Cemburu
99 Candu
100 Berpura-pura
101 Keputusan
102 Jodoh
103 Pindah
104 Bersama
105 Candu #2
106 Alasan
107 Mau Menikah?
108 Terkesan
109 Bersama #2
110 Kabar
111 Jeda
112 Break Up
113 Dia, Biasa.
114 Gosip
115 Liburan
116 Good Bye
117 Adrian
118 Alfaza Veera
119 Menyesal
120 Pergi #2
121 Mencarinya
122 Bertemu Mytha
123 Akhir Sebuah Pencarian
124 Aku Menemukanmu
125 Perasaan Arfan
126 Kecemburuan Dygta
127 Aku Dan Kamu
128 Buku Nikah
129 Kecemburuan Dygta#2
130 Reuni
131 Godaan
132 Ayo Kita Menikah?
133 Restu
134 Menuju Halal
135 Hari Halal
136 Malam Yang Menegangkan
137 Janji
138 Bisakah Kita Mengulanginya?
139 Sakit Dan Malu
140 Candu #3
141 Kemarahan Arfan.
142 Candu #4
143 Bekerja
144 Rumah Mertua
145 My Sweet Love
146 Pengumuman
147 Pengumuman Rilis Season 2
148 MSL Season 2 : Hidp Baru
149 MSL Season 2 : Antara Masak Dan Punya Anak
150 MSL Season 2 : Sarapan Pagi
151 MSL Season 2 : Suami Galak
152 MSL Season 2 : Hotel
153 MSL Seaaon 2 : Hotel #2
154 MSL Season 2 : Hotel #3
155 MSL Season 2 : Sebuah Rencana
156 MSL Season 2 : Panick Attack
157 MSL Season 2 : Mencurigakan
158 MSL Season 2 : Antisipasi
159 MSL Season 2 : Sebuah Rencana #2
160 MSL Season 2 : Gunung Es Himalaya!!
161 MSL Season 2 : Bodyguard
162 MSL Season 2 : Suami Super
163 MSL Season 2 : Hamil?
164 MSL Season 2 : Penolakan
165 MSL Seasin 2 : Menjadi Tangguh
166 MSL Season 2 : Pelan-pelan
167 MSL Season 2 : Penolong
168 MSLSeason 2 : Naluri
169 MSL Season 2 : Alex
170 MSL Season 2 : Peduli
171 MSL Season 2 : Perasaan
172 MSL Season 2 : Gara-gara Alex
173 MSL Season 2 : Melakukan Sesuatu
174 MSL Season 2 : Sesuatu
175 MSL Season 2 : Kemarahan Sofia
176 MSL Season 2 : Menjauh
177 MSL Season 2 : Sindrom dan Pilihan
178 MSLA Season 2 : Maaf
179 MSL Season 2 : Perasaan #2
180 MSL Season 2 : Romantis dan Terapi
181 MSL Season 2 : Si Penggoda
182 MSL Season 2 : Si Penggoda #2
183 MSL Season 2 : Sarapan Pagi #2
184 MSL Season 2 : Terapi
185 MSL Season 2 : Terapi #2
186 MSL Season 2 : Babynya Protes
187 MSL Season 2 : Modus
188 MSL Season 2 : Pria Menyebalkan
189 MSL Season 2 : Bisnis
190 MSL Season 2 : Hadiah Pernikahan
191 MSL Season 2 : Kerja Lagi
192 MSL Season 2 : Tumbang
193 MSL Season 2 : Siuman
194 MSL Season 2 : Hari-hari Yang Sibuk
195 MSL Season 2 : Makan Malam
196 MSL Season 2 : Ibu-ibu Dan Bapak-bapak
197 MSL Season 2 : Anak
198 MSL Season 2 : Maunya Baby!
199 MSL Season 2 : Mc Flurry Dan Kenangan Masa Kecil
200 MSL Season 2 : Babymoon
201 MSL Season 2 : Babymoon #2
202 MSL Season 2 : Babyshowernya Dygta
203 MSL Season 2 : Ara
204 MSL Season 2 : Mama
205 MSL Season 2 : Mengalah
206 MSL Season 2 : Ara #2
207 MSL Season 2 : Keegoisan Mytha
208 MSL Season 2 : Sabar
209 MSL Season 2 : Menurut
210 MSL Season 2 : Eskrim dan Rokok
211 MSL Season 2 : Kaki Jahe
212 MSL Season 2 : Jahe Yang Lucu
213 MSL Season 2 : Kekhawatiran
214 MSL Season 2 : Senam Hamil
215 MSL Season 2 : Rayuan
216 MSL Season 2 : Hari Yang Panik
217 MSL Season 2 : Kelahiran
218 MSL Season 2 : Penyelamat
219 MSL Season 2 : Arkhan & Anandita
220 MSL Season 2 : Ekstrapart #1
221 MSL Season 2 : Ekstrapart #2
222 MSL Season 2 : Ekstrapart #3
223 MSL Season 2 : Ekstrapart #4
Episodes

Updated 223 Episodes

1
Pulang
2
Obrolan
3
Bukan Anak TK!
4
Superman
5
Berdebat
6
Pertandingan Dimitri
7
Terjadi Sesuatu
8
Kom-pen-sasi?
9
Antara Hati Dan Pikiran
10
Menyerah
11
Perasaan Dygta
12
Rahasia Dygta
13
Khawatir
14
Sendiri?
15
Rampok!
16
Kejujuran Dimitri
17
Kamu Berisik!
18
Perdebatan
19
Babysitter
20
Kamu Tertangkap!
21
Kamu Menyukainya?
22
Mengantar Dygta
23
Camping
24
Fireflies
25
Rasa Yang Menyenangkan
26
Pria Dewasa
27
Disaster
28
Dygta Hilang!
29
Pencarian
30
Obrolan Ibu Dan Anak
31
Kecewa
32
Harapan
33
Janji Dimitri
34
Rahasia Yang Terbuka
35
Tentang Perasaan
36
Guardian
37
Sesuai Perintah!
38
Jagain Abege
39
Kedatangan Firza
40
Bertemu Firza
41
Kebenaran
42
Teman Ngobrol
43
Penguntit
44
Tidak Bisa Menjauh
45
Sebuah Kejujuran
46
Sebuah Kejujuran#2
47
Perasaan Yang Salah
48
Orang Ketiga
49
Dilema
50
Patah Hati
51
Andra Dan Vivian
52
Hal Yang Baik
53
Ingatan
54
Terbiasa
55
Tak Biasa
56
Suami
57
Bersikap Biasa
58
Baik-baik Saja
59
Sebuah Kunjungan
60
Aku Mencintaimu
61
Terapi
62
Kelulusan
63
Hari Perpisahan
64
Hari Perpisahan#2
65
Aku Mau Ke Rusia
66
Hati Arfan
67
Lupa
68
Bohong
69
I Love You, Good Bye!
70
Pertemuan Terakhir
71
Pergi
72
Penyesalan
73
Prasangka
74
Sentuhan
75
Pikiran
76
Dygta
77
Rasa Yang Baru
78
Karma
79
Kemarahan Mytha
80
Waktu
81
Akhir Sebuah Rahasia
82
Kembali
83
Pulang
84
Pertemuan Kembali
85
Menghindar
86
Kata Hati
87
Duda??
88
Kenyataan
89
Calon Imam
90
Menangis
91
Bicara
92
Bertemu Ara
93
Bertemu Ara #2
94
Percakapan Di Pagi Hari
95
Pernikahan Andra
96
Jadi Egois
97
Pengganggu
98
Cemburu
99
Candu
100
Berpura-pura
101
Keputusan
102
Jodoh
103
Pindah
104
Bersama
105
Candu #2
106
Alasan
107
Mau Menikah?
108
Terkesan
109
Bersama #2
110
Kabar
111
Jeda
112
Break Up
113
Dia, Biasa.
114
Gosip
115
Liburan
116
Good Bye
117
Adrian
118
Alfaza Veera
119
Menyesal
120
Pergi #2
121
Mencarinya
122
Bertemu Mytha
123
Akhir Sebuah Pencarian
124
Aku Menemukanmu
125
Perasaan Arfan
126
Kecemburuan Dygta
127
Aku Dan Kamu
128
Buku Nikah
129
Kecemburuan Dygta#2
130
Reuni
131
Godaan
132
Ayo Kita Menikah?
133
Restu
134
Menuju Halal
135
Hari Halal
136
Malam Yang Menegangkan
137
Janji
138
Bisakah Kita Mengulanginya?
139
Sakit Dan Malu
140
Candu #3
141
Kemarahan Arfan.
142
Candu #4
143
Bekerja
144
Rumah Mertua
145
My Sweet Love
146
Pengumuman
147
Pengumuman Rilis Season 2
148
MSL Season 2 : Hidp Baru
149
MSL Season 2 : Antara Masak Dan Punya Anak
150
MSL Season 2 : Sarapan Pagi
151
MSL Season 2 : Suami Galak
152
MSL Season 2 : Hotel
153
MSL Seaaon 2 : Hotel #2
154
MSL Season 2 : Hotel #3
155
MSL Season 2 : Sebuah Rencana
156
MSL Season 2 : Panick Attack
157
MSL Season 2 : Mencurigakan
158
MSL Season 2 : Antisipasi
159
MSL Season 2 : Sebuah Rencana #2
160
MSL Season 2 : Gunung Es Himalaya!!
161
MSL Season 2 : Bodyguard
162
MSL Season 2 : Suami Super
163
MSL Season 2 : Hamil?
164
MSL Season 2 : Penolakan
165
MSL Seasin 2 : Menjadi Tangguh
166
MSL Season 2 : Pelan-pelan
167
MSL Season 2 : Penolong
168
MSLSeason 2 : Naluri
169
MSL Season 2 : Alex
170
MSL Season 2 : Peduli
171
MSL Season 2 : Perasaan
172
MSL Season 2 : Gara-gara Alex
173
MSL Season 2 : Melakukan Sesuatu
174
MSL Season 2 : Sesuatu
175
MSL Season 2 : Kemarahan Sofia
176
MSL Season 2 : Menjauh
177
MSL Season 2 : Sindrom dan Pilihan
178
MSLA Season 2 : Maaf
179
MSL Season 2 : Perasaan #2
180
MSL Season 2 : Romantis dan Terapi
181
MSL Season 2 : Si Penggoda
182
MSL Season 2 : Si Penggoda #2
183
MSL Season 2 : Sarapan Pagi #2
184
MSL Season 2 : Terapi
185
MSL Season 2 : Terapi #2
186
MSL Season 2 : Babynya Protes
187
MSL Season 2 : Modus
188
MSL Season 2 : Pria Menyebalkan
189
MSL Season 2 : Bisnis
190
MSL Season 2 : Hadiah Pernikahan
191
MSL Season 2 : Kerja Lagi
192
MSL Season 2 : Tumbang
193
MSL Season 2 : Siuman
194
MSL Season 2 : Hari-hari Yang Sibuk
195
MSL Season 2 : Makan Malam
196
MSL Season 2 : Ibu-ibu Dan Bapak-bapak
197
MSL Season 2 : Anak
198
MSL Season 2 : Maunya Baby!
199
MSL Season 2 : Mc Flurry Dan Kenangan Masa Kecil
200
MSL Season 2 : Babymoon
201
MSL Season 2 : Babymoon #2
202
MSL Season 2 : Babyshowernya Dygta
203
MSL Season 2 : Ara
204
MSL Season 2 : Mama
205
MSL Season 2 : Mengalah
206
MSL Season 2 : Ara #2
207
MSL Season 2 : Keegoisan Mytha
208
MSL Season 2 : Sabar
209
MSL Season 2 : Menurut
210
MSL Season 2 : Eskrim dan Rokok
211
MSL Season 2 : Kaki Jahe
212
MSL Season 2 : Jahe Yang Lucu
213
MSL Season 2 : Kekhawatiran
214
MSL Season 2 : Senam Hamil
215
MSL Season 2 : Rayuan
216
MSL Season 2 : Hari Yang Panik
217
MSL Season 2 : Kelahiran
218
MSL Season 2 : Penyelamat
219
MSL Season 2 : Arkhan & Anandita
220
MSL Season 2 : Ekstrapart #1
221
MSL Season 2 : Ekstrapart #2
222
MSL Season 2 : Ekstrapart #3
223
MSL Season 2 : Ekstrapart #4

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!