Khawatir

*

*

Dygta menelungkupkan wajahnya di meja kantin pada jam istirahat siang itu. Semangkuk mie goreng dan segelas jus mangga yang di pesannya tidak dia sentuh sedikitpun. Selera makannya sedang buruk hari ini.

Seseorang tanpa canggung menyesap jus mangga yang gelasnya sudah berembun itu. Dygta mengangkat kepalanya sebentar, kemudian dia kembali lagi ke posisinya yang semula.

"Kenapa sih dari pagi kayaknya kamu nggak bersemangat?" Vivian duduk di depan gadis itu. Meletakkan kotak makanan miliknya, lalu bersiap untuk menikmatinya.

Dygta tak menjawab. Namun dia kembali mengangkat kepala, lalu menopangnya dengan sebelah tangannya.

"Kamu pernah suka nggak sama cowok?" Dygta memulai percakapan.

Vivian menghentikan kegiatan makannya, lalu menatap wajah teman sekelasnya itu dengan kening berkerut. "Sering." jawabnya kemudian. Lalu wajahnya berubah ketika menyadari sesuatu. Dia tersenyum.

"Kamu lagi suka sama cowok ya?" ejeknya.

"Mungkin." jawab Dygta.

"Mungkin? kok gitu?" Vivian kembali mengerutkan dahi.

"Aku juga nggak yakin." Dygta menjawab lagi.

"Hmmm ..." Vivian menggumam. "Evan?" tanyanya, seraya melirik ke sisi lain kantin dimana pemuda yang dia maksud tengah berkumpul dengan teman satu genk nya. "Aku kira kamu nolak dia lagi?"

Dygta pun menoleh ke arah yang sama, lalu mereka kembali saling pandang. Kemudian Dygta menggeleng pelan. "bukan." katanya.

"Terus siapa?" Vivian kembali menyuapkan makanan ke mulutnya, lalu mengunyahnya dengan cepat.

Dygta tak ingin menjawab.

"Emh, ...rumit." gumam Vivian lagi.

"Memang rumit kalau ternyata perasaan ini benar-benar rasa suka. Duh, ..." Dygta menutup wajah dengan kedua tangannya.

"Kenapa memangnya?" Vivian kembali bertanya.

"Mungkin aku salah." jawab Dygta.

"Salahnya dimana?"

Dygta terdiam sebentar.

"Aku suka sama yang lebih tua." jawabnya, agak ragu.

Vivian hampir saja menyemburkan makanan yang ada di mulutnya, lalu gadis bersurai coklat itu terbatuk seketika. Kemudian dia menepuk-nepuk dadanya sendiri sekadar untuk melegakan perasaannya.

"Serius? uhuk uhuk... " dia masih terbatuk.

Dygta menggeser jus mangga miliknya yang tadi sudah di sesap terlebih dahulu oleh teman satu kelasnya itu. "Minumlah." katanya, kepada Vivian. Lalu gadis itu menyesapnya dengan cepat.

"Siapa?" Vivian mengusap mulut dengan punggung tangannya. "Guru? Atau anak kuliahan? " tanya Vivian kemudian.

Dygta menggeleng lemah. Dia tak berniat mengatakan apapun sebenarnya, bisa heboh seluruh sekolah jika saja dia mengatakan hal pribadi semacam ini terhadap Vivian. Gadis itu bisa saja menyebarkan hal itu diantara teman-teman yang lainnya, bukan?

Dygta bergidik.

*

*

"Sudah kamu pastikan semuanya aman?" Satria yang duduk di kursi kerjanya, setibanya dia dari meeting terakhir sore itu.

"Sudah pak. Koordinasi dengan kepala sekolah dan pembina ekstrakulikulernya sudah saya lakukan tadi." jawab Arfan, yang kemudian duduk di kursi di depan Satria. "tadi pagi beberapa orang kita juga sudah melakukan penyisiran di tempat camping. Dan dipastikan tempat itu aman." lanjutnya.

"Baguslah." Satria merebahkan punggungnya pada sandaran kursi. "Apa kamu pikir ini adalah hal yang baik? dengan membiarkan dia sendirian di luar sana?" pria itu berujar, pandangannya menerawang langit-langit di ruang kerjanya seolah hal itu dapat mengurangi kerisauan hatinya.

"Dia tidak sendirian, pak. Ada teman-reman sekelas, guru pendamping, juga staf dari cagar alam." tukas Arfan.

"Kamu tahu, aku selalu merasa khawatir jika dia berada jauh dari rumah. Seolah-olah dia berada dalam bahaya." Satria terkekeh. "Apa aku berlebihan? karena yang aku ingat, dia sama cerobohnya dengan ibunya. Tidak bisa lepas dari pengawasan sedikit saja, dia pasti akan mengalami sesuatu. Entah itu diganggu seseorang, atau hal lainnya." Satria mengingat beberapa kejadian ketika Dygta masih kecil. Saat gadis itu sering mengadu telah di ganggu teman sekelasnya. Atau terjadi sesuatu kepadanya.

Arfan menghirup napas dalam, "Dia sudah dewasa sekarang. Mungkin sesekali kita harus membiarkan dia melakukan apa yang di inginkannya. Memberinya sedikit kepercayaan agar dia terbiasa mandiri nantinya."

"Kamu tahu, sedikit kepercayaan berarti banyak hal untuk dia." Satria menyela.

"Ya, dan dia senang akan hal itu." Arfan mengeluarkan ponsel dari saku jasnya. Memeriksa pesan yang masuk, dan memeriksa nomor Dygta, kalau-kalau gadis itu sudah mengaktifkan lagi poselnya.

Namun keningnya berkerut ketika melihat keterangan dibawah nama kontak gadis itu yang masih tertulis aktif di waktu terakhir sebelum dia menjatuhkan ponsel dan menghancurkannya kemarin.

"Ada masalah?" Satria bangkit.

"Dygta belum mengaktifkan nomornya lagi. Atau dia memang belum mengaktifkan ponselnya?" Arfan menunjukkan layar ponselnya kepada Satria.

"Memangnya kenapa?" pria itu menatap layar ponsel Arfan.

"Memang dia tidak bilang jika ponselnya hancur kemarin siang?" tanya Arfan.

"Hancur?" ucap Satria, lebih terdengar seperti pertanyaan.

"Ya,... kemarin dia berebut dengan Dimitri, ..." jawab Arfan.

"Berebut? kenapa mereka berebut?"

"Dimitri memergoki kakaknya melihat foto laki-laki di ponselnya."

"Foto anak laki-laki?" Satria mencondongkan tubuh ke arah asistennya itu.

Arfan mengangguk.

"Siapa? teman sekelas?" tanya Satria lagi.

"Belum di ketahui pak, ponselnya jatuh sebelum saya lihat." Arfan menjawab.

"Jatuh? pendeknya rusak?"

"Hancur pak."

"Tapi dia belum mengatakan apapun soal ponselnya."

"Sudah saya belikan yang baru, pak." jawab Arfan.

"Hmmm ..."

"Apa dia sudah punya pacar sekarang?" Satria mulai penasaran.

"Belum, pak. Walau ada teman sekelasnya yang menyukai dia, tapi sejauh ini mereka masih biasa saja."

"Kamu yakin?"

"Yakin pak."

"Lalu foto siapa yang dia lihat di ponselnya?" Satria kembali merebahkan tubuhnya.

"Nanti kita cari tau lewat Dimitri." Arfan berujar, seraya bangkit dari tempat dia duduk.

"Kamu tahu, alarm bahaya di kepalaku ini seperti berbunyi ketika mendengar dia berhubungan dengan anak laki-laki." Satria kembali berucap.

"Belum, pak." sergah Arfan.

"Maksudku, dia sudah besar sekarang, dan mungkin sudah mulai memiliki rasa suka terhadap lawan jenis. Mungkin sebentar lagi dia akan punya pacar?"

Arfan terdiam.

"Mengapa hatiku rasanya seperti tidak rela begini? mengetahui fakta bahwa anak itu kini dewasa, dan akan bersama orang lain? maksudku, dia akan bersama orang asing yang entah akan memperlakukannya seperti apa. Aku yang membesarkan dia. Mencurahinya dengan kasih sayang penuh walau dia bukan anak kandungmu sendiri. Tapi aku menyayangi dia sama seperti adik-adiknya." Satria bicara panjang lebar.

"Sebagai ayah sambungnya, apa aku berlebihan?" dia menatap asistennya yang diam menyimak segala ucapannya.

Arfan menggeleng pelan. Dia pun merasakan hal yang sama. Mengetahui gadis itu sudah tak seperti anak umur 9 tahun yang selama ini dia jaga dengan penuh tanggung jawab, dan mendapati kenyataan bahwa Dygta kini sudah beranjak dewasa membuatnya merasakan sesuatu yang lain. Ada sudut hatinya yang tak rela gadis itu mengenal laki-laki selain dirinya dan Satria.

Ah, ... hal gila macam apa ini? Perasaannya sama seperti pria di hadapannya ini. Mungkin karena dirinya sudah mengenal gadis itu sejak kecil? Sehingga batinnya memang sudah tertambat kepadanya. Sama seperti Satria yang menyayanginya seperti anaknya sendiri?

Tubuh Arfan menegang.

Karena pada kenyataannya bukan itu yang dia rasakan kini.

Ada hal lain setiap kali dia mengingat Dygta.

Perasaan ini, ...

Dadanya berdegup lebih kencang dari biasanya.

"Kamu dengar Arfan?" suara Satria membuyarkan lamunannya.

"Ya pak?" Arfan menyahut.

"Pastikan saja semuanya aman untuk Dygta, jangan ada kesalahan." ucap Satria, yang terlihat menyalakan laptop, sepertinya pria itu akan kembali memulai pekerjaannya.

"Baik pak. Apa saya perlu mengirim seseorang untuk mendampingi Dygta?"

Satria terdiam sebentar, lalu menole ke arah asistennya tersebut.

"Dia akan marah jika tahu kamu melakukan itu." jawab Satria.

"Ya, ... memang. Tadi pagi dia sudah mengancam." Arfan terkekeh mengingat ekspresi gadis itu ketika hampir marah saat dirinya hanya memastikan masalah camping kepada kepala sekolah.

"Hmm, ... kamu tahu sendiri kan?"

"Iya pak."

"Lakukan saja yang terbaik. Jangan sampai dia tahu." ucap Satria kemudian.

"Baiklah." Arfan menganggukkan kepala. Lalu pergi setelah semuanya selesai dia sampaikan kepada atasannya itu.

*

*

*

Bersambung...

makasih genks, karena selalu mampir di cerita ini. Semoga kalian nggak bosan.

Biasa ya like komen sama hadiah nya. 😘😘😘

Terpopuler

Comments

Susi Andriani

Susi Andriani

yg matang lebih menantang🤭🤭🤭

2024-08-20

0

Aprilia***

Aprilia***

AQ jg lebih suka sama yg lebih tua ralat yg lebih dewasa🤭 buat aq punya pasangan yg lebih dewasa it nyaman dan bisa mengayomi to kenyataan dpat nya yg seumuran 😁😁😁

2022-01-18

2

Liiee

Liiee

babang arfan puber kedua😄

2021-12-23

1

lihat semua
Episodes
1 Pulang
2 Obrolan
3 Bukan Anak TK!
4 Superman
5 Berdebat
6 Pertandingan Dimitri
7 Terjadi Sesuatu
8 Kom-pen-sasi?
9 Antara Hati Dan Pikiran
10 Menyerah
11 Perasaan Dygta
12 Rahasia Dygta
13 Khawatir
14 Sendiri?
15 Rampok!
16 Kejujuran Dimitri
17 Kamu Berisik!
18 Perdebatan
19 Babysitter
20 Kamu Tertangkap!
21 Kamu Menyukainya?
22 Mengantar Dygta
23 Camping
24 Fireflies
25 Rasa Yang Menyenangkan
26 Pria Dewasa
27 Disaster
28 Dygta Hilang!
29 Pencarian
30 Obrolan Ibu Dan Anak
31 Kecewa
32 Harapan
33 Janji Dimitri
34 Rahasia Yang Terbuka
35 Tentang Perasaan
36 Guardian
37 Sesuai Perintah!
38 Jagain Abege
39 Kedatangan Firza
40 Bertemu Firza
41 Kebenaran
42 Teman Ngobrol
43 Penguntit
44 Tidak Bisa Menjauh
45 Sebuah Kejujuran
46 Sebuah Kejujuran#2
47 Perasaan Yang Salah
48 Orang Ketiga
49 Dilema
50 Patah Hati
51 Andra Dan Vivian
52 Hal Yang Baik
53 Ingatan
54 Terbiasa
55 Tak Biasa
56 Suami
57 Bersikap Biasa
58 Baik-baik Saja
59 Sebuah Kunjungan
60 Aku Mencintaimu
61 Terapi
62 Kelulusan
63 Hari Perpisahan
64 Hari Perpisahan#2
65 Aku Mau Ke Rusia
66 Hati Arfan
67 Lupa
68 Bohong
69 I Love You, Good Bye!
70 Pertemuan Terakhir
71 Pergi
72 Penyesalan
73 Prasangka
74 Sentuhan
75 Pikiran
76 Dygta
77 Rasa Yang Baru
78 Karma
79 Kemarahan Mytha
80 Waktu
81 Akhir Sebuah Rahasia
82 Kembali
83 Pulang
84 Pertemuan Kembali
85 Menghindar
86 Kata Hati
87 Duda??
88 Kenyataan
89 Calon Imam
90 Menangis
91 Bicara
92 Bertemu Ara
93 Bertemu Ara #2
94 Percakapan Di Pagi Hari
95 Pernikahan Andra
96 Jadi Egois
97 Pengganggu
98 Cemburu
99 Candu
100 Berpura-pura
101 Keputusan
102 Jodoh
103 Pindah
104 Bersama
105 Candu #2
106 Alasan
107 Mau Menikah?
108 Terkesan
109 Bersama #2
110 Kabar
111 Jeda
112 Break Up
113 Dia, Biasa.
114 Gosip
115 Liburan
116 Good Bye
117 Adrian
118 Alfaza Veera
119 Menyesal
120 Pergi #2
121 Mencarinya
122 Bertemu Mytha
123 Akhir Sebuah Pencarian
124 Aku Menemukanmu
125 Perasaan Arfan
126 Kecemburuan Dygta
127 Aku Dan Kamu
128 Buku Nikah
129 Kecemburuan Dygta#2
130 Reuni
131 Godaan
132 Ayo Kita Menikah?
133 Restu
134 Menuju Halal
135 Hari Halal
136 Malam Yang Menegangkan
137 Janji
138 Bisakah Kita Mengulanginya?
139 Sakit Dan Malu
140 Candu #3
141 Kemarahan Arfan.
142 Candu #4
143 Bekerja
144 Rumah Mertua
145 My Sweet Love
146 Pengumuman
147 Pengumuman Rilis Season 2
148 MSL Season 2 : Hidp Baru
149 MSL Season 2 : Antara Masak Dan Punya Anak
150 MSL Season 2 : Sarapan Pagi
151 MSL Season 2 : Suami Galak
152 MSL Season 2 : Hotel
153 MSL Seaaon 2 : Hotel #2
154 MSL Season 2 : Hotel #3
155 MSL Season 2 : Sebuah Rencana
156 MSL Season 2 : Panick Attack
157 MSL Season 2 : Mencurigakan
158 MSL Season 2 : Antisipasi
159 MSL Season 2 : Sebuah Rencana #2
160 MSL Season 2 : Gunung Es Himalaya!!
161 MSL Season 2 : Bodyguard
162 MSL Season 2 : Suami Super
163 MSL Season 2 : Hamil?
164 MSL Season 2 : Penolakan
165 MSL Seasin 2 : Menjadi Tangguh
166 MSL Season 2 : Pelan-pelan
167 MSL Season 2 : Penolong
168 MSLSeason 2 : Naluri
169 MSL Season 2 : Alex
170 MSL Season 2 : Peduli
171 MSL Season 2 : Perasaan
172 MSL Season 2 : Gara-gara Alex
173 MSL Season 2 : Melakukan Sesuatu
174 MSL Season 2 : Sesuatu
175 MSL Season 2 : Kemarahan Sofia
176 MSL Season 2 : Menjauh
177 MSL Season 2 : Sindrom dan Pilihan
178 MSLA Season 2 : Maaf
179 MSL Season 2 : Perasaan #2
180 MSL Season 2 : Romantis dan Terapi
181 MSL Season 2 : Si Penggoda
182 MSL Season 2 : Si Penggoda #2
183 MSL Season 2 : Sarapan Pagi #2
184 MSL Season 2 : Terapi
185 MSL Season 2 : Terapi #2
186 MSL Season 2 : Babynya Protes
187 MSL Season 2 : Modus
188 MSL Season 2 : Pria Menyebalkan
189 MSL Season 2 : Bisnis
190 MSL Season 2 : Hadiah Pernikahan
191 MSL Season 2 : Kerja Lagi
192 MSL Season 2 : Tumbang
193 MSL Season 2 : Siuman
194 MSL Season 2 : Hari-hari Yang Sibuk
195 MSL Season 2 : Makan Malam
196 MSL Season 2 : Ibu-ibu Dan Bapak-bapak
197 MSL Season 2 : Anak
198 MSL Season 2 : Maunya Baby!
199 MSL Season 2 : Mc Flurry Dan Kenangan Masa Kecil
200 MSL Season 2 : Babymoon
201 MSL Season 2 : Babymoon #2
202 MSL Season 2 : Babyshowernya Dygta
203 MSL Season 2 : Ara
204 MSL Season 2 : Mama
205 MSL Season 2 : Mengalah
206 MSL Season 2 : Ara #2
207 MSL Season 2 : Keegoisan Mytha
208 MSL Season 2 : Sabar
209 MSL Season 2 : Menurut
210 MSL Season 2 : Eskrim dan Rokok
211 MSL Season 2 : Kaki Jahe
212 MSL Season 2 : Jahe Yang Lucu
213 MSL Season 2 : Kekhawatiran
214 MSL Season 2 : Senam Hamil
215 MSL Season 2 : Rayuan
216 MSL Season 2 : Hari Yang Panik
217 MSL Season 2 : Kelahiran
218 MSL Season 2 : Penyelamat
219 MSL Season 2 : Arkhan & Anandita
220 MSL Season 2 : Ekstrapart #1
221 MSL Season 2 : Ekstrapart #2
222 MSL Season 2 : Ekstrapart #3
223 MSL Season 2 : Ekstrapart #4
Episodes

Updated 223 Episodes

1
Pulang
2
Obrolan
3
Bukan Anak TK!
4
Superman
5
Berdebat
6
Pertandingan Dimitri
7
Terjadi Sesuatu
8
Kom-pen-sasi?
9
Antara Hati Dan Pikiran
10
Menyerah
11
Perasaan Dygta
12
Rahasia Dygta
13
Khawatir
14
Sendiri?
15
Rampok!
16
Kejujuran Dimitri
17
Kamu Berisik!
18
Perdebatan
19
Babysitter
20
Kamu Tertangkap!
21
Kamu Menyukainya?
22
Mengantar Dygta
23
Camping
24
Fireflies
25
Rasa Yang Menyenangkan
26
Pria Dewasa
27
Disaster
28
Dygta Hilang!
29
Pencarian
30
Obrolan Ibu Dan Anak
31
Kecewa
32
Harapan
33
Janji Dimitri
34
Rahasia Yang Terbuka
35
Tentang Perasaan
36
Guardian
37
Sesuai Perintah!
38
Jagain Abege
39
Kedatangan Firza
40
Bertemu Firza
41
Kebenaran
42
Teman Ngobrol
43
Penguntit
44
Tidak Bisa Menjauh
45
Sebuah Kejujuran
46
Sebuah Kejujuran#2
47
Perasaan Yang Salah
48
Orang Ketiga
49
Dilema
50
Patah Hati
51
Andra Dan Vivian
52
Hal Yang Baik
53
Ingatan
54
Terbiasa
55
Tak Biasa
56
Suami
57
Bersikap Biasa
58
Baik-baik Saja
59
Sebuah Kunjungan
60
Aku Mencintaimu
61
Terapi
62
Kelulusan
63
Hari Perpisahan
64
Hari Perpisahan#2
65
Aku Mau Ke Rusia
66
Hati Arfan
67
Lupa
68
Bohong
69
I Love You, Good Bye!
70
Pertemuan Terakhir
71
Pergi
72
Penyesalan
73
Prasangka
74
Sentuhan
75
Pikiran
76
Dygta
77
Rasa Yang Baru
78
Karma
79
Kemarahan Mytha
80
Waktu
81
Akhir Sebuah Rahasia
82
Kembali
83
Pulang
84
Pertemuan Kembali
85
Menghindar
86
Kata Hati
87
Duda??
88
Kenyataan
89
Calon Imam
90
Menangis
91
Bicara
92
Bertemu Ara
93
Bertemu Ara #2
94
Percakapan Di Pagi Hari
95
Pernikahan Andra
96
Jadi Egois
97
Pengganggu
98
Cemburu
99
Candu
100
Berpura-pura
101
Keputusan
102
Jodoh
103
Pindah
104
Bersama
105
Candu #2
106
Alasan
107
Mau Menikah?
108
Terkesan
109
Bersama #2
110
Kabar
111
Jeda
112
Break Up
113
Dia, Biasa.
114
Gosip
115
Liburan
116
Good Bye
117
Adrian
118
Alfaza Veera
119
Menyesal
120
Pergi #2
121
Mencarinya
122
Bertemu Mytha
123
Akhir Sebuah Pencarian
124
Aku Menemukanmu
125
Perasaan Arfan
126
Kecemburuan Dygta
127
Aku Dan Kamu
128
Buku Nikah
129
Kecemburuan Dygta#2
130
Reuni
131
Godaan
132
Ayo Kita Menikah?
133
Restu
134
Menuju Halal
135
Hari Halal
136
Malam Yang Menegangkan
137
Janji
138
Bisakah Kita Mengulanginya?
139
Sakit Dan Malu
140
Candu #3
141
Kemarahan Arfan.
142
Candu #4
143
Bekerja
144
Rumah Mertua
145
My Sweet Love
146
Pengumuman
147
Pengumuman Rilis Season 2
148
MSL Season 2 : Hidp Baru
149
MSL Season 2 : Antara Masak Dan Punya Anak
150
MSL Season 2 : Sarapan Pagi
151
MSL Season 2 : Suami Galak
152
MSL Season 2 : Hotel
153
MSL Seaaon 2 : Hotel #2
154
MSL Season 2 : Hotel #3
155
MSL Season 2 : Sebuah Rencana
156
MSL Season 2 : Panick Attack
157
MSL Season 2 : Mencurigakan
158
MSL Season 2 : Antisipasi
159
MSL Season 2 : Sebuah Rencana #2
160
MSL Season 2 : Gunung Es Himalaya!!
161
MSL Season 2 : Bodyguard
162
MSL Season 2 : Suami Super
163
MSL Season 2 : Hamil?
164
MSL Season 2 : Penolakan
165
MSL Seasin 2 : Menjadi Tangguh
166
MSL Season 2 : Pelan-pelan
167
MSL Season 2 : Penolong
168
MSLSeason 2 : Naluri
169
MSL Season 2 : Alex
170
MSL Season 2 : Peduli
171
MSL Season 2 : Perasaan
172
MSL Season 2 : Gara-gara Alex
173
MSL Season 2 : Melakukan Sesuatu
174
MSL Season 2 : Sesuatu
175
MSL Season 2 : Kemarahan Sofia
176
MSL Season 2 : Menjauh
177
MSL Season 2 : Sindrom dan Pilihan
178
MSLA Season 2 : Maaf
179
MSL Season 2 : Perasaan #2
180
MSL Season 2 : Romantis dan Terapi
181
MSL Season 2 : Si Penggoda
182
MSL Season 2 : Si Penggoda #2
183
MSL Season 2 : Sarapan Pagi #2
184
MSL Season 2 : Terapi
185
MSL Season 2 : Terapi #2
186
MSL Season 2 : Babynya Protes
187
MSL Season 2 : Modus
188
MSL Season 2 : Pria Menyebalkan
189
MSL Season 2 : Bisnis
190
MSL Season 2 : Hadiah Pernikahan
191
MSL Season 2 : Kerja Lagi
192
MSL Season 2 : Tumbang
193
MSL Season 2 : Siuman
194
MSL Season 2 : Hari-hari Yang Sibuk
195
MSL Season 2 : Makan Malam
196
MSL Season 2 : Ibu-ibu Dan Bapak-bapak
197
MSL Season 2 : Anak
198
MSL Season 2 : Maunya Baby!
199
MSL Season 2 : Mc Flurry Dan Kenangan Masa Kecil
200
MSL Season 2 : Babymoon
201
MSL Season 2 : Babymoon #2
202
MSL Season 2 : Babyshowernya Dygta
203
MSL Season 2 : Ara
204
MSL Season 2 : Mama
205
MSL Season 2 : Mengalah
206
MSL Season 2 : Ara #2
207
MSL Season 2 : Keegoisan Mytha
208
MSL Season 2 : Sabar
209
MSL Season 2 : Menurut
210
MSL Season 2 : Eskrim dan Rokok
211
MSL Season 2 : Kaki Jahe
212
MSL Season 2 : Jahe Yang Lucu
213
MSL Season 2 : Kekhawatiran
214
MSL Season 2 : Senam Hamil
215
MSL Season 2 : Rayuan
216
MSL Season 2 : Hari Yang Panik
217
MSL Season 2 : Kelahiran
218
MSL Season 2 : Penyelamat
219
MSL Season 2 : Arkhan & Anandita
220
MSL Season 2 : Ekstrapart #1
221
MSL Season 2 : Ekstrapart #2
222
MSL Season 2 : Ekstrapart #3
223
MSL Season 2 : Ekstrapart #4

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!