Menyerah

*

*

Arfan segera turun dan membukakan pintu mobil di bagian penumpang begitu mereka tiba di kediamannya, setelah sebelumnya pria itu menjemput kedua mertuanya di statsiun pagi-pagi sekali.

"Eyang?" suara kecil itu berteriak dari dalam rumah, lalu segera berlari menghampiri.

"Oalaaaahh, ... cucu eyang!" Aminah menyambut ketika cucunya itu menghambur ke dalam pelukannya.

Amara memeluk manja pundak perempuan berusia 70 tahun itu.

"Ara sudah mandi?" tanya Arfan yang menurunkan beberapa tas milik mertuanya dari dalam mobil, kemudian menyuruh dua asisten rumah tangganya untuk membawa tas-tas tersebut ke dalam rumah.

"Sudah pak. Tapi Ara tidak mau rambutnya saya ikat. Dia maunya bapak yang ikat." Sandra menyela.

"Hmm ..." Arfan memutar bola matanya lalu tertawa.

"Ayo, eyang yang ikat?" Aminah membawa gadis kecil itu kedalam rumah mengikuti suami dan menantunya yang sudah mendahuluinya.

"No, ... papa ikat." Amara menunjuk ke arah ayahnya.

"Sekarang ada eyang. Biar sama eyang ikat rambutnya ya?" bujuk Aminah.

"No!" Amara menggelengkan kepala. "Papaa ikat!" ulang anak itu.

"Baiklah, baiklah." Arfan meraih Amara dari dekapan sang nenek, lalu mendudukkannya di sofa setelah menerima sebuah sisir dan sebuah ikat rambut yang disodorkan oleh Sandra.

Dengan cekatan dia merapikan rambut putrinya, lalu mengikatnya seperti biasa. Arfan sudah terlatih melakukannya selama dua tahun belakangan. Keadaan Mytha yang masih belum siuman membuatnya mampu melakukan banyak hal yang tak biasa dilakukan oleh pria-pria pada umumnya.

Aminah dan Umar menatap kegiatan itu dalam diam. Rasa sesak tiba-tiba menyeruak di dada. Mengingat pria itu membesarkan putrinya sendirian selama tiga tahun belakangan.

"Selesai, ..." ucap Arfan, setelah dia menyelesaikan pekerjaannya pada rambut panjang Amara. Membuat gadis kecil itu terlihat rapi dan cantik dengan dua kunciran di kepalanya.

"Sini, Ara sama eyang lagi?" Aminah merentangkan tangannya meminta sang cucu untuk datang kepadanya.

"Nah, Ara sama eyang ya? papa mau mandiin mama dulu." Arfan berujar.

Amara menurut, lalu turun dan segera menghampiri sang nenek yang duduk di sofa di depannya.

Tanpa banyak bicara, pria itu segera naik ke lantai dua. Menuju kamar di ujung tempat Mytha berbaring dalam tidur tenang nya.

"Hey sayang, ..." pria itu membuka pintu, lalu berjalan ke arah jendela, membuka tirai agar sinar matahari masuk dan menerangi kamar besar itu. "Ayah dan ibu baru saja sampai. Mungkin sebentar lagi mereka akan naik." ucap Arfan, berbicara seperti biasa.

Dia mengulurkan tangan untuk menyisir rambut hitam Mytha. Lalu menyentuh wajah tirus itu dengan punggung tangannya.

Arfan menarik napas dalam lalu bersiap membersihkan tubuh perempuan itu seperti yang selalu dia lakukan setiap hari. Sambil terus berbicara seolah perempuan itu mampu mendengarnya dan berharap dia akan merespon begitu dirinya selesai berbicara. Walaupun itu adalah sebuah kemustahilan, karena nyatanya Mytha tak pernah merespon sedikitpun.

****

Aminah membiarkan suaminya membawa Amara bermain di taman belakang setelah mereka beristirahat sebentar. Lalu naik ke lantai atas bermaksud mengunjungi putrinya yang sedang dalam perawatan.

Aminah mengintip dari celah pintu yang sedikit terbuka. Memperhatikan nenantunya yang sedang mengurus Mytha dengan telaten. Melakukan segala hal dengan teliti. Merawat perempuan itu seperti perawat profesional.

Aminah kembali menghela napas dalam ketika hatinya merasa terenyuh dengan sikap pria itu. Yang dengan setia mengurus Mytha dalam keadaan tak berdaya sama sekali. Rasa iba juga menyelinap bersamaan. Menantunya itu pastilah melewati masa ini dengan tidak mudah.

Memiliki pekerjaan yang luar biasa dengan jadwal yang padat dan tanggung jawab yang begitu besar di pundaknya, juga. Namun dia tak pernah membiarkan istrinya dirawat oleh orang lain.

Entah seberapa sibuk dirinya, Arfan selalu menyempatkan diri mengurus istri dan putrinya setiap pagi.

Aminah mengetuk pintu dengan pelan, lalu menyembulkan kepalanya sedikit di celah pintu.

Arfan menoleh setelah menyelesaikan pekerjaannya. Sekarang Mytha nampak lebih segar dan harum.

"Masuk, Bu." ucapnya saat melihat ibu mertuanya berada di ambang pintu.

Aminah segera masuk ke dalam ruangan besar itu. Berjalan mendekat ke arah tempat tidur dimana putrinya berbaring tak sadarkan diri.

"Mytha sudah cantik, kan?" Arfan berbicara dengan riang.

Aminah tak menjawab, hanya terus menatap wajah pucat putrinya yang tetap tak terusik.

"Kamu mengurus mereka dengan baik." Aminah berujar, lalu menoleh ke arah menantunya yang betah berdiri di samping tempat tidur itu.

"Sudah seharusnya, Bu."

"Sudah tiga tahun, Arfan." ucap Aminah setelah beberapa saat.

"Iya Bu."

Perempuan itu melirik ke layar monitor disamping tempat tidur sebagai penanda kehidupan di tubuh putrinya yang masih berlangsung.

"Kamu sudah bertahan selama ini. Kamu sudah berusaha keras." Aminah mengembalikan pandangannya kepada Arfan yang terdiam.

"Kamu melakukan semuanya sendiri. Mengurus Mytha dan membesarkan Ara."

Arfan terkekeh pelan. "Belum, Bu. Ara masih kecil." katanya. "Perjalanan saya masih jauh." jawab Arfan.

"Kami ikhlas, ..." ucap Aminah kemudian.

Arfan berpaling, "Maksud ibu?"

Aminah menatap wajah menantunya lekat-lekat.

"Ayah dan ibu sudah membicarakan ini. Kalau seandainya kamu mau menyerah, kami akan menerimanya dengan ikhlas. Kamu juga pantas bahagia."

Arfan mengerutkan dahi.

"Kamu selalu berusaha keras sejak kalian menikah. Memberikan lebih dari apa yang Mytha butuhkan. Mencintai dia sebesar yang kamu bisa. Tapi keadaan nya sekarang lain."

"Bu, ...

"Mungkin sudah tidak ada harapan. Mungkin sekarang saatnya kita harus menyerah dan memasrahkan segalanya kepada Tuhan."

"Bu!"

"Kita relakan saja Mytha, setidaknya kita tidak akan lagi melihat dia menderita seperti ini. Dan kamu bisa melanjutkan hidup."

"Kenapa ibu bicara seperti itu? Mytha anak ibu, apa ibu tidak percaya dia akan sadar dan sembuh suatu hari nanti? karena saya percaya dia akan bangun lagi nanti, dan kami akan membesarkan Ara bersama-sama seperti yang kami impikan selama ini." sergah Arfan.

"Arfan, ibu sedih melihat kamu seperti ini. Mengurus Ara sendirian, tanpa memikirkan diri kamu sendiri." Aminah dengan mata yang berkaca-kaca.

"Saya tidak sendirian, Bu. Banyak yang membantu. Ada pengasuhnya Ara, pegawai dirumah ini, juga keluarga pak Satria. Mereka selalu ada untuk kami."

"Tapi ...

"Lagi pula saya sudah terbiasa."

"Arfan, ...setidaknya pikirkan juga diri kamu sendiri." tukas Aminah.

"Saya bisa mengurus diri saya sendiri, Bu. Apa ibu tidak lihat? saya baik-baik saja." Arfan merentangkan kedua tangannya untuk menunjukkan kepada perempuan itu kalau dia memang baik-baik saja.

Aminah menarik napas pelan. Kembali menatap wajah pria itu dengan benar.

"Kamu tahu, dalam agama kita ... seorang laki-laki diperbolehkan memiliki lebih dari satu istri?" Aminah berbicara lagi.

Arfan semakin mengerutkan dahinya, kini dia mulai mengerti kemana arah pembicaraan ibu mertuanya ini.

"Ayah dan ibu merelakan jika seandainya kamu memiki niat untuk mencari istri lagi, nak." akhirnya kalimat itu keluar dari mulut Aminah.

Arfan menahan napasnya sejenak, lalu menghembuskannya lagi secara perlahan. Dia tak percaya dengan pendengarannya sendiri.

"Bu, ...

"Ayah dan ibu sepakat akan membawa Mytha pulang ke Jogja, dan mengurus dia disana. Agar kamu bisa meneruskan hidupmu, nak." sambung Umar, yang baru saja masuk dengan menggandeng tangan kecil Amara.

"Kalian ini ...

"Lanjutkanlah hidupmu, dan biarkan kami yang mengurus Mytha. Kamu juga punya hak untuk mendapatkan hidup yang lebih baik."

"Kenapa kalian bicara seperti itu? kalian orang tuanya Mytha, tapi kenapa kalian malah menyarankan hal seperti ini? kalian akan menyakiti Mytha jika dia tahu kedua orang tuanya malah menyuruh suaminya untuk menikah lagi." Arfan memelankan suaranya, namun nada marah tetap terdengar jelas disana.

"Kami hanya prihatin, kamu pria dewasa, dan sudah menikah. Tapi tiga tahun menunggu itu bukanlah hal yang mudah. Kami hanya ingin memberikan kesempatan kepadamu untuk memiliki rumah tangga yang normal seperti sebelumnya." Umar kembali menyela.

Arfan memejamkan matanya, lalu memutar tubuh seraya mengusap wajahnya dengan kasar.

"Itu bukan hal penting untuk sekarang ini. Prioritas saya adalah bagaimana mengurus Mytha hingga dia sembuh dan membesarkan Ara agar dia menjadi anak yang baik. Dan pernikahan dengan perempuan lain sepertinya bukan solusi yang benar."

"Tapi bagaimana jika ternyata Mytha tidak pernah sembuh? Bagaimana jika dia tak pernah bangun? apa kamu akan selamanya seperti ini?" Aminah menghampiri pria itu.

"Bu, ...

"Bagaimana jika dia tidak pernah sadar, apakah kamu akan menghabiskan seluruh hidupmu seperti ini?" sambung Aminah.

Arfan terdiam.

"Bagaiman jika dia tidak pernah sadar?" Aminah dengan suara pelan.

Arfan kembali memutar tubuh dan menatap kedua mertuanya dengan lekat.

"Kalian orang tuanya Mytha, seharusnya kalian mendukung saya dan menyemangati Mytha agar dia cepat sadar. Bukan malah menyarankan saya untuk mencari wanita lain."

"Arfan, kami ...

"Sudah, saya tidak mau lagi membahas hal semacam ini. Saya masih punya banyak urusan yang lebih penting dibandingkan hal ini." Arfan menggerakkan kakinya untuk keluar dari ruangan itu.

Namun dia berhenti sebentar, kemudian berbalik sebelum keluar. "Saya tidak akan menyerah sebelum semuanya memang benar-benar berakhir dengan sendirinya. Atau Mytha sendiri yang sudah menyerah. Dan sebelum tiba waktunya, saya akan tetap mempertahankan Mytha disini. Dan kalian tidak punya hak apapun terhadap istri saya." ucapnya, lalu dengan langkah lebarnya dia keluar meninggalkan kediaman miliknya. Dengan dada bergemuruh dan emosi yang hampir saja meledak di hadapan kedua mertuanya itu.

Dirinya tak percaya kedua orang tua istrinya bisa mengatakan hal semacam itu sementara putri mereka masih berada disana yang mungkin saja sedang berjuang antara hidup dan mati.

*

*

*

Bersambung ...

Hari ini waktunya vote gaess😉😉

Terpopuler

Comments

ᗩGEᑎᑕY☘️Hearty 💕

ᗩGEᑎᑕY☘️Hearty 💕

Uh keren deh

2023-10-05

0

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trussabar

2023-02-27

0

Linda yani

Linda yani

hanya om arfan deh ❤️❤️❤️

2022-09-28

0

lihat semua
Episodes
1 Pulang
2 Obrolan
3 Bukan Anak TK!
4 Superman
5 Berdebat
6 Pertandingan Dimitri
7 Terjadi Sesuatu
8 Kom-pen-sasi?
9 Antara Hati Dan Pikiran
10 Menyerah
11 Perasaan Dygta
12 Rahasia Dygta
13 Khawatir
14 Sendiri?
15 Rampok!
16 Kejujuran Dimitri
17 Kamu Berisik!
18 Perdebatan
19 Babysitter
20 Kamu Tertangkap!
21 Kamu Menyukainya?
22 Mengantar Dygta
23 Camping
24 Fireflies
25 Rasa Yang Menyenangkan
26 Pria Dewasa
27 Disaster
28 Dygta Hilang!
29 Pencarian
30 Obrolan Ibu Dan Anak
31 Kecewa
32 Harapan
33 Janji Dimitri
34 Rahasia Yang Terbuka
35 Tentang Perasaan
36 Guardian
37 Sesuai Perintah!
38 Jagain Abege
39 Kedatangan Firza
40 Bertemu Firza
41 Kebenaran
42 Teman Ngobrol
43 Penguntit
44 Tidak Bisa Menjauh
45 Sebuah Kejujuran
46 Sebuah Kejujuran#2
47 Perasaan Yang Salah
48 Orang Ketiga
49 Dilema
50 Patah Hati
51 Andra Dan Vivian
52 Hal Yang Baik
53 Ingatan
54 Terbiasa
55 Tak Biasa
56 Suami
57 Bersikap Biasa
58 Baik-baik Saja
59 Sebuah Kunjungan
60 Aku Mencintaimu
61 Terapi
62 Kelulusan
63 Hari Perpisahan
64 Hari Perpisahan#2
65 Aku Mau Ke Rusia
66 Hati Arfan
67 Lupa
68 Bohong
69 I Love You, Good Bye!
70 Pertemuan Terakhir
71 Pergi
72 Penyesalan
73 Prasangka
74 Sentuhan
75 Pikiran
76 Dygta
77 Rasa Yang Baru
78 Karma
79 Kemarahan Mytha
80 Waktu
81 Akhir Sebuah Rahasia
82 Kembali
83 Pulang
84 Pertemuan Kembali
85 Menghindar
86 Kata Hati
87 Duda??
88 Kenyataan
89 Calon Imam
90 Menangis
91 Bicara
92 Bertemu Ara
93 Bertemu Ara #2
94 Percakapan Di Pagi Hari
95 Pernikahan Andra
96 Jadi Egois
97 Pengganggu
98 Cemburu
99 Candu
100 Berpura-pura
101 Keputusan
102 Jodoh
103 Pindah
104 Bersama
105 Candu #2
106 Alasan
107 Mau Menikah?
108 Terkesan
109 Bersama #2
110 Kabar
111 Jeda
112 Break Up
113 Dia, Biasa.
114 Gosip
115 Liburan
116 Good Bye
117 Adrian
118 Alfaza Veera
119 Menyesal
120 Pergi #2
121 Mencarinya
122 Bertemu Mytha
123 Akhir Sebuah Pencarian
124 Aku Menemukanmu
125 Perasaan Arfan
126 Kecemburuan Dygta
127 Aku Dan Kamu
128 Buku Nikah
129 Kecemburuan Dygta#2
130 Reuni
131 Godaan
132 Ayo Kita Menikah?
133 Restu
134 Menuju Halal
135 Hari Halal
136 Malam Yang Menegangkan
137 Janji
138 Bisakah Kita Mengulanginya?
139 Sakit Dan Malu
140 Candu #3
141 Kemarahan Arfan.
142 Candu #4
143 Bekerja
144 Rumah Mertua
145 My Sweet Love
146 Pengumuman
147 Pengumuman Rilis Season 2
148 MSL Season 2 : Hidp Baru
149 MSL Season 2 : Antara Masak Dan Punya Anak
150 MSL Season 2 : Sarapan Pagi
151 MSL Season 2 : Suami Galak
152 MSL Season 2 : Hotel
153 MSL Seaaon 2 : Hotel #2
154 MSL Season 2 : Hotel #3
155 MSL Season 2 : Sebuah Rencana
156 MSL Season 2 : Panick Attack
157 MSL Season 2 : Mencurigakan
158 MSL Season 2 : Antisipasi
159 MSL Season 2 : Sebuah Rencana #2
160 MSL Season 2 : Gunung Es Himalaya!!
161 MSL Season 2 : Bodyguard
162 MSL Season 2 : Suami Super
163 MSL Season 2 : Hamil?
164 MSL Season 2 : Penolakan
165 MSL Seasin 2 : Menjadi Tangguh
166 MSL Season 2 : Pelan-pelan
167 MSL Season 2 : Penolong
168 MSLSeason 2 : Naluri
169 MSL Season 2 : Alex
170 MSL Season 2 : Peduli
171 MSL Season 2 : Perasaan
172 MSL Season 2 : Gara-gara Alex
173 MSL Season 2 : Melakukan Sesuatu
174 MSL Season 2 : Sesuatu
175 MSL Season 2 : Kemarahan Sofia
176 MSL Season 2 : Menjauh
177 MSL Season 2 : Sindrom dan Pilihan
178 MSLA Season 2 : Maaf
179 MSL Season 2 : Perasaan #2
180 MSL Season 2 : Romantis dan Terapi
181 MSL Season 2 : Si Penggoda
182 MSL Season 2 : Si Penggoda #2
183 MSL Season 2 : Sarapan Pagi #2
184 MSL Season 2 : Terapi
185 MSL Season 2 : Terapi #2
186 MSL Season 2 : Babynya Protes
187 MSL Season 2 : Modus
188 MSL Season 2 : Pria Menyebalkan
189 MSL Season 2 : Bisnis
190 MSL Season 2 : Hadiah Pernikahan
191 MSL Season 2 : Kerja Lagi
192 MSL Season 2 : Tumbang
193 MSL Season 2 : Siuman
194 MSL Season 2 : Hari-hari Yang Sibuk
195 MSL Season 2 : Makan Malam
196 MSL Season 2 : Ibu-ibu Dan Bapak-bapak
197 MSL Season 2 : Anak
198 MSL Season 2 : Maunya Baby!
199 MSL Season 2 : Mc Flurry Dan Kenangan Masa Kecil
200 MSL Season 2 : Babymoon
201 MSL Season 2 : Babymoon #2
202 MSL Season 2 : Babyshowernya Dygta
203 MSL Season 2 : Ara
204 MSL Season 2 : Mama
205 MSL Season 2 : Mengalah
206 MSL Season 2 : Ara #2
207 MSL Season 2 : Keegoisan Mytha
208 MSL Season 2 : Sabar
209 MSL Season 2 : Menurut
210 MSL Season 2 : Eskrim dan Rokok
211 MSL Season 2 : Kaki Jahe
212 MSL Season 2 : Jahe Yang Lucu
213 MSL Season 2 : Kekhawatiran
214 MSL Season 2 : Senam Hamil
215 MSL Season 2 : Rayuan
216 MSL Season 2 : Hari Yang Panik
217 MSL Season 2 : Kelahiran
218 MSL Season 2 : Penyelamat
219 MSL Season 2 : Arkhan & Anandita
220 MSL Season 2 : Ekstrapart #1
221 MSL Season 2 : Ekstrapart #2
222 MSL Season 2 : Ekstrapart #3
223 MSL Season 2 : Ekstrapart #4
Episodes

Updated 223 Episodes

1
Pulang
2
Obrolan
3
Bukan Anak TK!
4
Superman
5
Berdebat
6
Pertandingan Dimitri
7
Terjadi Sesuatu
8
Kom-pen-sasi?
9
Antara Hati Dan Pikiran
10
Menyerah
11
Perasaan Dygta
12
Rahasia Dygta
13
Khawatir
14
Sendiri?
15
Rampok!
16
Kejujuran Dimitri
17
Kamu Berisik!
18
Perdebatan
19
Babysitter
20
Kamu Tertangkap!
21
Kamu Menyukainya?
22
Mengantar Dygta
23
Camping
24
Fireflies
25
Rasa Yang Menyenangkan
26
Pria Dewasa
27
Disaster
28
Dygta Hilang!
29
Pencarian
30
Obrolan Ibu Dan Anak
31
Kecewa
32
Harapan
33
Janji Dimitri
34
Rahasia Yang Terbuka
35
Tentang Perasaan
36
Guardian
37
Sesuai Perintah!
38
Jagain Abege
39
Kedatangan Firza
40
Bertemu Firza
41
Kebenaran
42
Teman Ngobrol
43
Penguntit
44
Tidak Bisa Menjauh
45
Sebuah Kejujuran
46
Sebuah Kejujuran#2
47
Perasaan Yang Salah
48
Orang Ketiga
49
Dilema
50
Patah Hati
51
Andra Dan Vivian
52
Hal Yang Baik
53
Ingatan
54
Terbiasa
55
Tak Biasa
56
Suami
57
Bersikap Biasa
58
Baik-baik Saja
59
Sebuah Kunjungan
60
Aku Mencintaimu
61
Terapi
62
Kelulusan
63
Hari Perpisahan
64
Hari Perpisahan#2
65
Aku Mau Ke Rusia
66
Hati Arfan
67
Lupa
68
Bohong
69
I Love You, Good Bye!
70
Pertemuan Terakhir
71
Pergi
72
Penyesalan
73
Prasangka
74
Sentuhan
75
Pikiran
76
Dygta
77
Rasa Yang Baru
78
Karma
79
Kemarahan Mytha
80
Waktu
81
Akhir Sebuah Rahasia
82
Kembali
83
Pulang
84
Pertemuan Kembali
85
Menghindar
86
Kata Hati
87
Duda??
88
Kenyataan
89
Calon Imam
90
Menangis
91
Bicara
92
Bertemu Ara
93
Bertemu Ara #2
94
Percakapan Di Pagi Hari
95
Pernikahan Andra
96
Jadi Egois
97
Pengganggu
98
Cemburu
99
Candu
100
Berpura-pura
101
Keputusan
102
Jodoh
103
Pindah
104
Bersama
105
Candu #2
106
Alasan
107
Mau Menikah?
108
Terkesan
109
Bersama #2
110
Kabar
111
Jeda
112
Break Up
113
Dia, Biasa.
114
Gosip
115
Liburan
116
Good Bye
117
Adrian
118
Alfaza Veera
119
Menyesal
120
Pergi #2
121
Mencarinya
122
Bertemu Mytha
123
Akhir Sebuah Pencarian
124
Aku Menemukanmu
125
Perasaan Arfan
126
Kecemburuan Dygta
127
Aku Dan Kamu
128
Buku Nikah
129
Kecemburuan Dygta#2
130
Reuni
131
Godaan
132
Ayo Kita Menikah?
133
Restu
134
Menuju Halal
135
Hari Halal
136
Malam Yang Menegangkan
137
Janji
138
Bisakah Kita Mengulanginya?
139
Sakit Dan Malu
140
Candu #3
141
Kemarahan Arfan.
142
Candu #4
143
Bekerja
144
Rumah Mertua
145
My Sweet Love
146
Pengumuman
147
Pengumuman Rilis Season 2
148
MSL Season 2 : Hidp Baru
149
MSL Season 2 : Antara Masak Dan Punya Anak
150
MSL Season 2 : Sarapan Pagi
151
MSL Season 2 : Suami Galak
152
MSL Season 2 : Hotel
153
MSL Seaaon 2 : Hotel #2
154
MSL Season 2 : Hotel #3
155
MSL Season 2 : Sebuah Rencana
156
MSL Season 2 : Panick Attack
157
MSL Season 2 : Mencurigakan
158
MSL Season 2 : Antisipasi
159
MSL Season 2 : Sebuah Rencana #2
160
MSL Season 2 : Gunung Es Himalaya!!
161
MSL Season 2 : Bodyguard
162
MSL Season 2 : Suami Super
163
MSL Season 2 : Hamil?
164
MSL Season 2 : Penolakan
165
MSL Seasin 2 : Menjadi Tangguh
166
MSL Season 2 : Pelan-pelan
167
MSL Season 2 : Penolong
168
MSLSeason 2 : Naluri
169
MSL Season 2 : Alex
170
MSL Season 2 : Peduli
171
MSL Season 2 : Perasaan
172
MSL Season 2 : Gara-gara Alex
173
MSL Season 2 : Melakukan Sesuatu
174
MSL Season 2 : Sesuatu
175
MSL Season 2 : Kemarahan Sofia
176
MSL Season 2 : Menjauh
177
MSL Season 2 : Sindrom dan Pilihan
178
MSLA Season 2 : Maaf
179
MSL Season 2 : Perasaan #2
180
MSL Season 2 : Romantis dan Terapi
181
MSL Season 2 : Si Penggoda
182
MSL Season 2 : Si Penggoda #2
183
MSL Season 2 : Sarapan Pagi #2
184
MSL Season 2 : Terapi
185
MSL Season 2 : Terapi #2
186
MSL Season 2 : Babynya Protes
187
MSL Season 2 : Modus
188
MSL Season 2 : Pria Menyebalkan
189
MSL Season 2 : Bisnis
190
MSL Season 2 : Hadiah Pernikahan
191
MSL Season 2 : Kerja Lagi
192
MSL Season 2 : Tumbang
193
MSL Season 2 : Siuman
194
MSL Season 2 : Hari-hari Yang Sibuk
195
MSL Season 2 : Makan Malam
196
MSL Season 2 : Ibu-ibu Dan Bapak-bapak
197
MSL Season 2 : Anak
198
MSL Season 2 : Maunya Baby!
199
MSL Season 2 : Mc Flurry Dan Kenangan Masa Kecil
200
MSL Season 2 : Babymoon
201
MSL Season 2 : Babymoon #2
202
MSL Season 2 : Babyshowernya Dygta
203
MSL Season 2 : Ara
204
MSL Season 2 : Mama
205
MSL Season 2 : Mengalah
206
MSL Season 2 : Ara #2
207
MSL Season 2 : Keegoisan Mytha
208
MSL Season 2 : Sabar
209
MSL Season 2 : Menurut
210
MSL Season 2 : Eskrim dan Rokok
211
MSL Season 2 : Kaki Jahe
212
MSL Season 2 : Jahe Yang Lucu
213
MSL Season 2 : Kekhawatiran
214
MSL Season 2 : Senam Hamil
215
MSL Season 2 : Rayuan
216
MSL Season 2 : Hari Yang Panik
217
MSL Season 2 : Kelahiran
218
MSL Season 2 : Penyelamat
219
MSL Season 2 : Arkhan & Anandita
220
MSL Season 2 : Ekstrapart #1
221
MSL Season 2 : Ekstrapart #2
222
MSL Season 2 : Ekstrapart #3
223
MSL Season 2 : Ekstrapart #4

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!