Berdebat

*

*

Suasana rumah besar pada pagi hari itu sungguh riuh. Apalagi jika bukan karena ulah dari dua bocah laki-laki yang selalu memeriahkan acara. Daryl dan Darren, si kembar yang kelahirannya hanya selisih dua menit saja. Bahkan waktu sarapan pagi pun selalu terasa lebih ramai dibandingkan kegiatan apapun.

Sofia sibuk menata meja makan dengan bermacam makanan yang telah disiapkan asisten rumah tangganya sejak pagi buta. Sedangkan Dygta sibuk mengatur kedua adik laki-lakinya agar mau duduk tenang ditempatnya masing-masing. Sementara Dimitri sudah pergi ke sekolahnya sejak pagi hari untuk mempersiapkan diri bersama tim sepak bolanya, pada akhir pekan itu.

Satria turun dari kamarnya dengan penampilan santai namun rapi. Mengenakan kaus polo hitam dipadukan dengan dark blue jeans yang terlihat serasi menempel di tubuh nya yang masih terlihat atletis di usianya matangnya. Hari itu dia dan anggota keluarga lainnya akan menghadiri pertandingan sepak bola pertama bagi Dimitri, di sekolah bersama tim barunya.

"Hari ini kamu ikut?" Sofia yang menatap suaminya dengan raut heran. Tak biasanya pagi hari Satria berpenampilan sesantai itu.

"Tentu saja." jawab Satria, yang menghempaskan bokongnya pada kursi di ujung.

"Yakin? bukannya kamu biasanya banyak pekerjaan?" Sofia mengingatkan.

Satria mendongak, dan dengan raut sebal dia menatap istrinya yang hari itu tampak cantik dengan kaus berawarna putih berpadu dengan blue jeans dengan rambut panjangnya yang di gerai indah.

"Apa kamu sedang menyindirku?" ucapnya, kesal. Memang biasanya dia tak memiliki waktu luang bahkan untuk menghadiri acara penting keluarga dikarenakan pekerjaannya yang begitu banyak. Bahkan di akhir pekan sekalipun.

Dirinya semakin sibuk seiring dengan semakin berkembang pesatnya usahanya yang bergerak di segala bidang.

"Tidak. Aku hanya sedang mengingatkan." Sofia menggendikkan bahu. Lalu duduk di sisi kanan suaminya, memberikan secangkir kopi hitam tanpa gula dengan satu porsi roti berselai blueberry yang sudah dia siapkan beberapa menit yang lalu.

Satria menggelengkan kepala, lalu segera meraih kopi untuk dia sesap kemudian.

"Bukannya semalam Dimitri sendiri yang meminta aku untuk hadir di pertandingan pertamanya?" Satria mengingatkan ketika putra pertamanya itu berbicara padanya perihal pertandingan klub sepak bola yang dia ikuti.

"Hmm ... aku pikir kamu tidak akan datang?" Sofia yang mulai menyuapkan makanan kedalam mulutnya.

"Bagaimana aku tidak datang? hari ini pertandingan pertama putraku? dia pasti akan sangat senang jika papinya hadir untuk memberikan semangat."

"Hmm ..." Sofia menggumam.

"Mama, lihat. Daryl dan Darren nggak nurut." Dygta menyela, ketika dua adik kembarnya tak lagi mendengarkan perkataannya. Malah sibuk bermain-main.

Sofia menoleh, lalu melebarkan matanya ke arah dua bocah yang tengah sibuk mempermainkan alat makannya.

"Daryl yang mulai ma, ..."

"Darren yang duluan." ucap kedua bocah itu saling menuding.

"Kamu Der!"

"Kamu Ren!"

"Stop! astaga, ... tidak boleh ribut di meja makan! nanti mama hukum!" Sofia mengarahkan jari telunjuknya ke arah mereka berdua. Seketika dua bocah laki-laki itu mengunci mulutnya rapat-rapat.

"Sekarang, makan!" lanjut Sofia, dengan tegas.

"Kenapa kamu galak sekali pada anak-anak?" Satria menyela perdebatan diantara ibu dan anak ini.

"Aku tidak galak. Aku hanya sedang tegas." sergah Sofia.

"Bicara dengan nada ancaman itu namanya galak." Satria mendelik.

"Haih, ..." Sofia menggelengkan kepala.

"Jangan selalu bersikap seperti itu, nanti anak-anak tidak akan menghargaimu, tapi malah takut kepadamu." Satria melanjutkan sarapannya.

"Tapi aku hanya ..."

"Sudah, diam. Dan makanlah. Tidak baik ribut di meja makan. Nanti aku hukum." Satria mengulang ucapan istrinya beberapa detik yang lalu. Membuat Sofia pun segera menutup mulutnya, lalu melanjutkan sarapannya dalam diam.

Sementara tiga anak mereka yang menyimak perdebatan itu terdiam sambil mengulum bibir mereka kuat-kuat.

*

*

"Kakak Dita!" teriakan nyaring dari arah teras depan memecah keheningan ruang makan di kediaman Satria.

Semua orang menoleh hampir bersamaan.

Arfan menurunkan Amara dari gendongannya. Membuat gadis kecil itu langsung berlari menghampiri penghuni rumah itu di ruang makan.

"Hei ..." Dygta bangkit dari kursi, lalu menyambut Amara yang berlari ke arahnya. Langsung memeluknya dengan erat. "Ara dari mana?" tanyanya, fokus pada anak perempuan dalam gendongannya.

"Dari rumah." jawab Amara.

"Mau kemana pagi-pagi begini?" Dygta bertanya lagi.

"Nonton kakak Dim." jawab gadis kecil itu dengan ekspresi menggemaskan.

"Ara belum Salim sama papi dan mama Fia?" Arfan menginterupsi.

Dygta menoleh. Tampak pria tinggi itu yang berjalan memasuki ruangan, mengenakan kemeja santai berwarna biru langit. Dengan tatanan rambut ikalnya yang tak seklimis biasanya.

Deg!

Sesuatu di dalam dadanya mulai berpacu cepat. Membuat gadis itu terhenyak.

"Umm ..." Dygta menggumam.

Arfan menyunggingkan senyum termanisnya pagi itu kepada semua orang.

"Ara?" panggilnya kepada putri kecilnya yang masih betah dalam pelukan Dygta.

Amara meronta untuk melepaskan diri, dan dengan perlahan Dygta melepaskan rangkulannya. Gadis kecil itu turun dengan sendirinya. Kemudian berlari ke arah Satria untuk mencium tangan atasan ayahnya itu, dan hal yang sama pun dia lakukan terhadap Sofia.

"Hallo papi, hallo mama Fia." ucapnya, dengan mata jernihnya yang menggemaskan.

Satria memang membiarkan Amara memanggil dia dan istrinya demikian. Karena mereka merasakan kedekatan tersendiri dengannya.

"Halo sayang." Satria meraih tubuh anak itu, lalu mendudukkannya di pangkuannya.

"Hai anak cantik? lucu banget sih kamu? rambutnya bagus." Sofia mengusap rambut rapi Amara yang dikuncir satu mirip ekor kuda.

"Hu'um, papa bikin ..." Amara menunjuk ke arah Arfan, yang berjalan menghampiri mereka semua.

"Benarkah?" Satria mendongak ke arah asistennya itu dengan sedikit senyum di satu sudut bibirnya.

Arfan tak menjawab.

"Serius?" Sofia menimpali.

Pria itu hanya menggendikkan bahu.

"Kak, minta Bu Lily ambil piring buat om Arfan, kita sarapan sama-sama." ucapan Sofia membuyarkan lamunan anak gadisnya itu yang tertegun menatap pria di depannya.

"Dygta!" Sofia mengulang panggilannya ketika Dygta tidak merespon.

Gadis itu mengerjap, "Umm .. iya," dia salah tingkah. Lalu dengan gugup berlari ke arah pantry, melaksanakan perintah ibunya.

"Kenapa dia itu?" gumam Sofia dengan kening berkerut.

"Tidak usah repot, aku sudah sarapan dirumah dengan Ara." sergah Arfan.

"Tidak apa. Makanlah dengan kami." ajak Satria.

"Tidak usah, pak. Terimakasih." tolaknya, yang kemudian meraih putrinya dari pangkuan Satria.

"Ini ..." Dygta yang keluar dari pantry, dengan sebuah piring porselen ditangannya.

"Tidak usah, om sudah makan." tolak Arfan, kepada Dygta ketika gadis itu meletakkan piring yang di bawanya di atas meja makan.

Kemudian Arfan membawa putrinya ke taman belakang.

"Mau apa om Arfan datang hari sabtu begini?" Dygta yang belum mengalihkan pandangannya dari punggung Arfan, hingga pria itu menghilang dibalik pintu.

"Kita ke sekolah Dimitri, nonton pertandingannya." jawan Sofia.

"Om Arfan ikut?" Dygta menoleh ke arah ibunya.

"Hu'um ..." Sofia mengangguk.

"Kenapa om Arfan ikut?" tanya gadis itu lagi.

"Dimitri sendiri yang minta." sahut Satria.

"Beneran?" Dygta menoleh ke arah ayahnya, kemudian kepada ibunya, dan kedua orang tuanya itu mengangguk bersamaan.

***

Lexus LM 350 milik satria sudah siap di halaman. Si kembar Daryl dan Darren bahkan sudah duduk manis di kursi belakang menunggu kakak dan orang tua mereka.

"Oke, ayo semua masuk!" ucap Sofia ketika dia selesai merapikan tas bawaannya. Berisi air minum, camilan dan beberapa keperluan lainnya.

"Kenapa kamu harus selalu serepot ini setiap kita pergi?" keluh Satria, yang menatap dua tas yang dibawa istrinya.

"Aku hanya memastikan semuanya aman." jawab Sofia.

"Apanya yang aman? mobil ini jadinya terasa sempit karena barang bawaan kamu." sergah Satria.

"Ini semua keperluan anak-anak, sayang. Kamu lupa ya kalau kita punya empat anak?" Sofia masuk ke dalam mobil, lalu duduk.

"Tapi tidak harus selalu serepot ini." Satria yang masih berdiri di luar. Menunggu anak tertua mereka, Dygta.

"Aku tidak repot. Dan aku hanya memastikan untuk tidak repot juga di perjalanan. Bagaimana kalau tiba-tiba anak-anak ingin minum? atau tiba-tiba mereka ingin makan?"

"Beli saja." jawab Satria dengan entengnya.

Sofia membuka mulutnya hendak menyergah jawaban suaminya.

"Ayo kak, cepat. Nanti kita terlambat." Satria kepada Dygta yang berjalan pelan menghampiri, sambil menggandeng tangan si kecil Amara. Bersama Arfan di belakang mereka.

"La mau kakak Dita." anak kecil itu merentangkan tangannya minta di gendong.

"Ara mau sama Kakak?" Dygta meraih tubuh Amara untuk dia gendong, lalu melirik ke arah Arfan yang kemudian menggelengkan kepalanya.

"Hu'um, ..." gadis kecil itu mengangguk.

"Ara sama papa." tukas Arfan, yang hampir meraih putrinya dari dekapan Dygta.

"No! La mau kakak Dita!" Amara menggeleng, seraya melilitkan tangan kecilnya di leher Dygta dengan erat.

"Ara, ..." Arfan berusaha melepaskan lilitan tangan putrinya dari Dygta.

"Biarin aja kenapa, sih om? Ara nya mau sama aku." sergah Dygta.

"Nanti kamu dibikin repot sama Ara." jawab Arfan.

"Nggak lah, lebih repot ngatur si kembar daripada megang Ara." tukas Dygta.

"Mm ...dan akan lebih repot lagi kalau ditambah Ara." Arfan melirik ke dalam mibil milik atasannya.

"Nggak lah, ada mama ini."

"Tapi ...

"Hey! kalian malah berdebat? kita akan terlambat!" Sofia menginterupsi.

"Hmm ... Dimitri akan marah kalau kita tidak ada di kursi penonton sebelum dia bertanding." Satria menimpali.

"Cepat kak, bawa Ara masuk sini." Sofia menggendikkan kepala, mengisyaratkan putrinya untuk masuk.

Dygta menurut, dan hampir membawa gadis itu masuk kedalam mobil milik ayahnya.

"No!!" Amara menggeleng. "Mobil papa!" dia menunjuk ke arah Fortuner milik Arfan.

"Kamu mau naik mobil papa?" tanya Dygta, yang hampir masuk kedalam mobil.

"Hu'um." Amara mengangangguk.

"Ya sudah, ayo." Arfan menghampiri, dan kembali berniat meraih Amara dari dekapan Dygta.

"Kakak Dita!" dia kembali mengeratkan tangannya di leher Dygta.

"Hhh ... mau kamu apa sih?" gerutu Arfan, yang hampir dibuat kesal dengan kelakuan putrinya.

"La mau kakak Dita." jawab gadis kecil itu.

"Ara mau naik mobil papa sama kak Dygta?" Sofia menyela dari dakam mobil.

"Hu'um." anak kecil itu mengangguk lagi.

"Haih, ...

"Ya sudah, sana kamu ikut mobilnya om Arfan." titah Satria.

"Baiklah, ..." Dygta yang menurunkan kakinya, lalu berjalan menuju mobil Arfan.

Dan satu perdebatan selesai pagi itu.

*

*

*

Bersambung ...

Selamat hari Senin.

Hari ini waktunya vote!

Terpopuler

Comments

Bundanya Pandu Pharamadina

Bundanya Pandu Pharamadina

Dygta Arfan anaknya yg pinter(Arra)
👍❤❤

2023-12-16

0

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus ceria

2023-02-27

0

Erna Yunita

Erna Yunita

seruuuuuuuu....

2022-09-28

0

lihat semua
Episodes
1 Pulang
2 Obrolan
3 Bukan Anak TK!
4 Superman
5 Berdebat
6 Pertandingan Dimitri
7 Terjadi Sesuatu
8 Kom-pen-sasi?
9 Antara Hati Dan Pikiran
10 Menyerah
11 Perasaan Dygta
12 Rahasia Dygta
13 Khawatir
14 Sendiri?
15 Rampok!
16 Kejujuran Dimitri
17 Kamu Berisik!
18 Perdebatan
19 Babysitter
20 Kamu Tertangkap!
21 Kamu Menyukainya?
22 Mengantar Dygta
23 Camping
24 Fireflies
25 Rasa Yang Menyenangkan
26 Pria Dewasa
27 Disaster
28 Dygta Hilang!
29 Pencarian
30 Obrolan Ibu Dan Anak
31 Kecewa
32 Harapan
33 Janji Dimitri
34 Rahasia Yang Terbuka
35 Tentang Perasaan
36 Guardian
37 Sesuai Perintah!
38 Jagain Abege
39 Kedatangan Firza
40 Bertemu Firza
41 Kebenaran
42 Teman Ngobrol
43 Penguntit
44 Tidak Bisa Menjauh
45 Sebuah Kejujuran
46 Sebuah Kejujuran#2
47 Perasaan Yang Salah
48 Orang Ketiga
49 Dilema
50 Patah Hati
51 Andra Dan Vivian
52 Hal Yang Baik
53 Ingatan
54 Terbiasa
55 Tak Biasa
56 Suami
57 Bersikap Biasa
58 Baik-baik Saja
59 Sebuah Kunjungan
60 Aku Mencintaimu
61 Terapi
62 Kelulusan
63 Hari Perpisahan
64 Hari Perpisahan#2
65 Aku Mau Ke Rusia
66 Hati Arfan
67 Lupa
68 Bohong
69 I Love You, Good Bye!
70 Pertemuan Terakhir
71 Pergi
72 Penyesalan
73 Prasangka
74 Sentuhan
75 Pikiran
76 Dygta
77 Rasa Yang Baru
78 Karma
79 Kemarahan Mytha
80 Waktu
81 Akhir Sebuah Rahasia
82 Kembali
83 Pulang
84 Pertemuan Kembali
85 Menghindar
86 Kata Hati
87 Duda??
88 Kenyataan
89 Calon Imam
90 Menangis
91 Bicara
92 Bertemu Ara
93 Bertemu Ara #2
94 Percakapan Di Pagi Hari
95 Pernikahan Andra
96 Jadi Egois
97 Pengganggu
98 Cemburu
99 Candu
100 Berpura-pura
101 Keputusan
102 Jodoh
103 Pindah
104 Bersama
105 Candu #2
106 Alasan
107 Mau Menikah?
108 Terkesan
109 Bersama #2
110 Kabar
111 Jeda
112 Break Up
113 Dia, Biasa.
114 Gosip
115 Liburan
116 Good Bye
117 Adrian
118 Alfaza Veera
119 Menyesal
120 Pergi #2
121 Mencarinya
122 Bertemu Mytha
123 Akhir Sebuah Pencarian
124 Aku Menemukanmu
125 Perasaan Arfan
126 Kecemburuan Dygta
127 Aku Dan Kamu
128 Buku Nikah
129 Kecemburuan Dygta#2
130 Reuni
131 Godaan
132 Ayo Kita Menikah?
133 Restu
134 Menuju Halal
135 Hari Halal
136 Malam Yang Menegangkan
137 Janji
138 Bisakah Kita Mengulanginya?
139 Sakit Dan Malu
140 Candu #3
141 Kemarahan Arfan.
142 Candu #4
143 Bekerja
144 Rumah Mertua
145 My Sweet Love
146 Pengumuman
147 Pengumuman Rilis Season 2
148 MSL Season 2 : Hidp Baru
149 MSL Season 2 : Antara Masak Dan Punya Anak
150 MSL Season 2 : Sarapan Pagi
151 MSL Season 2 : Suami Galak
152 MSL Season 2 : Hotel
153 MSL Seaaon 2 : Hotel #2
154 MSL Season 2 : Hotel #3
155 MSL Season 2 : Sebuah Rencana
156 MSL Season 2 : Panick Attack
157 MSL Season 2 : Mencurigakan
158 MSL Season 2 : Antisipasi
159 MSL Season 2 : Sebuah Rencana #2
160 MSL Season 2 : Gunung Es Himalaya!!
161 MSL Season 2 : Bodyguard
162 MSL Season 2 : Suami Super
163 MSL Season 2 : Hamil?
164 MSL Season 2 : Penolakan
165 MSL Seasin 2 : Menjadi Tangguh
166 MSL Season 2 : Pelan-pelan
167 MSL Season 2 : Penolong
168 MSLSeason 2 : Naluri
169 MSL Season 2 : Alex
170 MSL Season 2 : Peduli
171 MSL Season 2 : Perasaan
172 MSL Season 2 : Gara-gara Alex
173 MSL Season 2 : Melakukan Sesuatu
174 MSL Season 2 : Sesuatu
175 MSL Season 2 : Kemarahan Sofia
176 MSL Season 2 : Menjauh
177 MSL Season 2 : Sindrom dan Pilihan
178 MSLA Season 2 : Maaf
179 MSL Season 2 : Perasaan #2
180 MSL Season 2 : Romantis dan Terapi
181 MSL Season 2 : Si Penggoda
182 MSL Season 2 : Si Penggoda #2
183 MSL Season 2 : Sarapan Pagi #2
184 MSL Season 2 : Terapi
185 MSL Season 2 : Terapi #2
186 MSL Season 2 : Babynya Protes
187 MSL Season 2 : Modus
188 MSL Season 2 : Pria Menyebalkan
189 MSL Season 2 : Bisnis
190 MSL Season 2 : Hadiah Pernikahan
191 MSL Season 2 : Kerja Lagi
192 MSL Season 2 : Tumbang
193 MSL Season 2 : Siuman
194 MSL Season 2 : Hari-hari Yang Sibuk
195 MSL Season 2 : Makan Malam
196 MSL Season 2 : Ibu-ibu Dan Bapak-bapak
197 MSL Season 2 : Anak
198 MSL Season 2 : Maunya Baby!
199 MSL Season 2 : Mc Flurry Dan Kenangan Masa Kecil
200 MSL Season 2 : Babymoon
201 MSL Season 2 : Babymoon #2
202 MSL Season 2 : Babyshowernya Dygta
203 MSL Season 2 : Ara
204 MSL Season 2 : Mama
205 MSL Season 2 : Mengalah
206 MSL Season 2 : Ara #2
207 MSL Season 2 : Keegoisan Mytha
208 MSL Season 2 : Sabar
209 MSL Season 2 : Menurut
210 MSL Season 2 : Eskrim dan Rokok
211 MSL Season 2 : Kaki Jahe
212 MSL Season 2 : Jahe Yang Lucu
213 MSL Season 2 : Kekhawatiran
214 MSL Season 2 : Senam Hamil
215 MSL Season 2 : Rayuan
216 MSL Season 2 : Hari Yang Panik
217 MSL Season 2 : Kelahiran
218 MSL Season 2 : Penyelamat
219 MSL Season 2 : Arkhan & Anandita
220 MSL Season 2 : Ekstrapart #1
221 MSL Season 2 : Ekstrapart #2
222 MSL Season 2 : Ekstrapart #3
223 MSL Season 2 : Ekstrapart #4
Episodes

Updated 223 Episodes

1
Pulang
2
Obrolan
3
Bukan Anak TK!
4
Superman
5
Berdebat
6
Pertandingan Dimitri
7
Terjadi Sesuatu
8
Kom-pen-sasi?
9
Antara Hati Dan Pikiran
10
Menyerah
11
Perasaan Dygta
12
Rahasia Dygta
13
Khawatir
14
Sendiri?
15
Rampok!
16
Kejujuran Dimitri
17
Kamu Berisik!
18
Perdebatan
19
Babysitter
20
Kamu Tertangkap!
21
Kamu Menyukainya?
22
Mengantar Dygta
23
Camping
24
Fireflies
25
Rasa Yang Menyenangkan
26
Pria Dewasa
27
Disaster
28
Dygta Hilang!
29
Pencarian
30
Obrolan Ibu Dan Anak
31
Kecewa
32
Harapan
33
Janji Dimitri
34
Rahasia Yang Terbuka
35
Tentang Perasaan
36
Guardian
37
Sesuai Perintah!
38
Jagain Abege
39
Kedatangan Firza
40
Bertemu Firza
41
Kebenaran
42
Teman Ngobrol
43
Penguntit
44
Tidak Bisa Menjauh
45
Sebuah Kejujuran
46
Sebuah Kejujuran#2
47
Perasaan Yang Salah
48
Orang Ketiga
49
Dilema
50
Patah Hati
51
Andra Dan Vivian
52
Hal Yang Baik
53
Ingatan
54
Terbiasa
55
Tak Biasa
56
Suami
57
Bersikap Biasa
58
Baik-baik Saja
59
Sebuah Kunjungan
60
Aku Mencintaimu
61
Terapi
62
Kelulusan
63
Hari Perpisahan
64
Hari Perpisahan#2
65
Aku Mau Ke Rusia
66
Hati Arfan
67
Lupa
68
Bohong
69
I Love You, Good Bye!
70
Pertemuan Terakhir
71
Pergi
72
Penyesalan
73
Prasangka
74
Sentuhan
75
Pikiran
76
Dygta
77
Rasa Yang Baru
78
Karma
79
Kemarahan Mytha
80
Waktu
81
Akhir Sebuah Rahasia
82
Kembali
83
Pulang
84
Pertemuan Kembali
85
Menghindar
86
Kata Hati
87
Duda??
88
Kenyataan
89
Calon Imam
90
Menangis
91
Bicara
92
Bertemu Ara
93
Bertemu Ara #2
94
Percakapan Di Pagi Hari
95
Pernikahan Andra
96
Jadi Egois
97
Pengganggu
98
Cemburu
99
Candu
100
Berpura-pura
101
Keputusan
102
Jodoh
103
Pindah
104
Bersama
105
Candu #2
106
Alasan
107
Mau Menikah?
108
Terkesan
109
Bersama #2
110
Kabar
111
Jeda
112
Break Up
113
Dia, Biasa.
114
Gosip
115
Liburan
116
Good Bye
117
Adrian
118
Alfaza Veera
119
Menyesal
120
Pergi #2
121
Mencarinya
122
Bertemu Mytha
123
Akhir Sebuah Pencarian
124
Aku Menemukanmu
125
Perasaan Arfan
126
Kecemburuan Dygta
127
Aku Dan Kamu
128
Buku Nikah
129
Kecemburuan Dygta#2
130
Reuni
131
Godaan
132
Ayo Kita Menikah?
133
Restu
134
Menuju Halal
135
Hari Halal
136
Malam Yang Menegangkan
137
Janji
138
Bisakah Kita Mengulanginya?
139
Sakit Dan Malu
140
Candu #3
141
Kemarahan Arfan.
142
Candu #4
143
Bekerja
144
Rumah Mertua
145
My Sweet Love
146
Pengumuman
147
Pengumuman Rilis Season 2
148
MSL Season 2 : Hidp Baru
149
MSL Season 2 : Antara Masak Dan Punya Anak
150
MSL Season 2 : Sarapan Pagi
151
MSL Season 2 : Suami Galak
152
MSL Season 2 : Hotel
153
MSL Seaaon 2 : Hotel #2
154
MSL Season 2 : Hotel #3
155
MSL Season 2 : Sebuah Rencana
156
MSL Season 2 : Panick Attack
157
MSL Season 2 : Mencurigakan
158
MSL Season 2 : Antisipasi
159
MSL Season 2 : Sebuah Rencana #2
160
MSL Season 2 : Gunung Es Himalaya!!
161
MSL Season 2 : Bodyguard
162
MSL Season 2 : Suami Super
163
MSL Season 2 : Hamil?
164
MSL Season 2 : Penolakan
165
MSL Seasin 2 : Menjadi Tangguh
166
MSL Season 2 : Pelan-pelan
167
MSL Season 2 : Penolong
168
MSLSeason 2 : Naluri
169
MSL Season 2 : Alex
170
MSL Season 2 : Peduli
171
MSL Season 2 : Perasaan
172
MSL Season 2 : Gara-gara Alex
173
MSL Season 2 : Melakukan Sesuatu
174
MSL Season 2 : Sesuatu
175
MSL Season 2 : Kemarahan Sofia
176
MSL Season 2 : Menjauh
177
MSL Season 2 : Sindrom dan Pilihan
178
MSLA Season 2 : Maaf
179
MSL Season 2 : Perasaan #2
180
MSL Season 2 : Romantis dan Terapi
181
MSL Season 2 : Si Penggoda
182
MSL Season 2 : Si Penggoda #2
183
MSL Season 2 : Sarapan Pagi #2
184
MSL Season 2 : Terapi
185
MSL Season 2 : Terapi #2
186
MSL Season 2 : Babynya Protes
187
MSL Season 2 : Modus
188
MSL Season 2 : Pria Menyebalkan
189
MSL Season 2 : Bisnis
190
MSL Season 2 : Hadiah Pernikahan
191
MSL Season 2 : Kerja Lagi
192
MSL Season 2 : Tumbang
193
MSL Season 2 : Siuman
194
MSL Season 2 : Hari-hari Yang Sibuk
195
MSL Season 2 : Makan Malam
196
MSL Season 2 : Ibu-ibu Dan Bapak-bapak
197
MSL Season 2 : Anak
198
MSL Season 2 : Maunya Baby!
199
MSL Season 2 : Mc Flurry Dan Kenangan Masa Kecil
200
MSL Season 2 : Babymoon
201
MSL Season 2 : Babymoon #2
202
MSL Season 2 : Babyshowernya Dygta
203
MSL Season 2 : Ara
204
MSL Season 2 : Mama
205
MSL Season 2 : Mengalah
206
MSL Season 2 : Ara #2
207
MSL Season 2 : Keegoisan Mytha
208
MSL Season 2 : Sabar
209
MSL Season 2 : Menurut
210
MSL Season 2 : Eskrim dan Rokok
211
MSL Season 2 : Kaki Jahe
212
MSL Season 2 : Jahe Yang Lucu
213
MSL Season 2 : Kekhawatiran
214
MSL Season 2 : Senam Hamil
215
MSL Season 2 : Rayuan
216
MSL Season 2 : Hari Yang Panik
217
MSL Season 2 : Kelahiran
218
MSL Season 2 : Penyelamat
219
MSL Season 2 : Arkhan & Anandita
220
MSL Season 2 : Ekstrapart #1
221
MSL Season 2 : Ekstrapart #2
222
MSL Season 2 : Ekstrapart #3
223
MSL Season 2 : Ekstrapart #4

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!