Pemuda Pemuda Harapan Kerajaan

"Pertarungan ketiga antara Silva melawan Jaguar . . .dimulaii," Bibo berteriak lantang, memulai pertarungan ketiga.

Dua peserta seleksi dukun istana terlihat berhadapan dengan tatapan serius dan mengancam. Silva peserta berambut mohawk terlihat mundur beberapa langkah. Sepertinya dia ingin menjaga jarak dengan lawan yang ada dihadapannya.

Sementara itu jaguar terlihat tak bergeming, berdiam mematung dengan kuda kuda aneh seperti seekor harimau yang siap berlari menerkam. Sorot matanya menatap silva bak raja hutan yang mengincar buruannya.

Silva menarik nafas perlahan. Terlihat di belakangnya muncul sesosok monster lumpur berwarna hijau tua bercampur cokelat, terlihat menjijikkan. Roh kedua Silva komponen tanah, manusia lumpur. Sekeliling silva tanah menjadi lembek, berlumpur. Arena pertarungan berubah menjadi seperti area persawahan.

"Bagus juga kemampuan roh kedua bocah itu. Mampu mengubah tanah pijakan menjadi lumpur dengan area seluas itu," Kapten Bumi bergumam, memuji Silva.

"Apa kemampuan lawannya? Dengan lumpur seperti itu, tentu lawannya nggak bisa sembarangan mendekat," Kapten Wigan menimpali perkataan Kapten Bumi.

Jaguar terlihat mengambil ancang ancang. Dengan satu sentakan kaki kanannya, Jaguar berlari melesat mencoba mendekati setengah arena pertarungan yang telah tertutup lumpur.

"Waoow, komponen angin rupanya. Kekuatan angin terlihat meluap dari telapak kakinya. Dengan komponennya itu, dia bisa berlari dengan kecepatan cahaya,"" Kapten Wigan manggut manggut menganalisis pertarungan.

Wuussh

Wuushh

Wuusshh

Benar apa yang dikatakan Kapten Wigan, Jaguar memang mampu berpindah tempat dengan kecepatan yang luar biasa. Dia tidak berlari menapaki tanah yang berlumpur, namun Jaguar menendang angin yang keluar dari telapak kakinya.

Mata telanjang Silva tak mampu menangkap kecepatan lari Jaguar. Dia tidak tahu persis dimana Jaguar saat ini. Silva mulai merasa ketakutan. Lawannya tak terlihat, bagaimana mungkin dia bisa menangkapnya dengan kemampuan lumpurnya.

"Siaaallll!," Silva berteriak gusar.

Silva menggerakkan tangannya, menimbulkan semburan semburan lumpur ke udara secara acak. Dia berharap serangan membabi butanya secara beruntung mampu mengenai Jaguar. Namun tidak ada tanda tanda semburan lumpurnya berfungsi.

Jaguar mampu dengan mudah dan lincah menghindari semburan lumpur Silva. Bagi Jaguar gerakan setiap benda dan makhluk hidup bagaikan slow motion. Jaguar dapat dengan mudah berkelit dan menghindar.

BUUUAAAGGHHH

Satu tendangan yang tak disangka oleh Silva datang dari arah depan. Meskipun Silva tak mampu melihat Jaguar saking cepatnya, namun tendangannya nyata. Silva terlempar terkena tendangan yang bagaikan sebuah lesatan peluru.

BRUUUKKKK

Silva jatuh tersungkur, dirinya berada di luar arena. Darah segar menetes dari sudut bibirnya. Terasa perih dan anyir, Silva meringis kesakitan.

Sementara itu Jaguar sudah kembali ke posisinya semula, seolah tidak bergerak dari tempatnya berdiri tadi. Kecepatan yang luar biasa. Penonton di tribun bertepuk tangan dan berteriak riuh menyaksikan akhir dari pertarungan ketiga yang sekejap mata.

"Luar biasa, kecepatan yang luar biasaa . . .," Dukun Agung Ziyan berdiri dan ikut bertepuk tangan. Para Kapten pun terlihat takjub.

"Tahun ini banyak peserta yang keren, kuat, luar biasa . . ha ha ha ha," Kapten Bumi tertawa membuka mulutnya lebar lebar.

"Baiklah, karena peserta Silva terlempar keluar arena, maka. . . pemenang dari pertarungan ketiga adalah Ja gu aaarrr . . .," Bibo berteriak mengumumkan pemenang pertarungan ketiga, disusul sorak sorai penonton dan siulan yang terasa menggema.

Jaguar

Jaguar

Jaguar

Nama Jaguar di elu elu kan, banyak orang mengagumi kemampuan Jaguar yang di babak pertama kemarin memang tidak begitu terlihat menonjol. Di babak kedua kali ini Jaguar seperti diberi panggung untuk menunjukkan taringnya. Jaguar berjalan turun dari arena, sementara Silva terlihat ditandu oleh dukun medis.

Sementara itu, Aksara dan Lyodra melewatkan pertarungan ketiga. Mereka berdua berada di depan ruang perawatan Diana, yang masih belum juga siuman.

"Aku ingin meminta maaf karena telah bersikap sombong pada kalian," Lyodra menatap Diana yang tengah terbaring dari balik kaca. Ucapannya tulus dari lubuk hatinya.

"Melihatnya bertarung dengan gigih menghadapiku, aku sadar . . .bahwa untuk menjadi nomor satu, bukan hanya bakat saja yang dibutuhkan. Lebih dari itu, aku harus punya tekad dan kemauan. Aku selama ini terlalu yakin dengan bakat dan kemampuanku. Padahal dunia itu luas, masih banyak orang orang hebat yang melebihiku," Lyodra tersenyum, dia telah menyadari kelemahan dan kesalahannya.

"Yah, mungkin itulah tujuan dari babak kedua seleksi dukun istana ini," Aksara duduk bersimpuh di lantai. Dia tersenyum memperhatikan Lyodra yang terasa berubah menjadi wanita lembut. Padahal di awal pertemuannya kemarin, dia terasa sangat congkak dan menyebalkan.

"Hah? Gimana?," Lyodra mengernyitkan dahi, nggak ngerti maksud ucapan Aksara.

"Ya sistem pertarungan satu lawan satu. Mungkin bukan hanya untuk melihat kekuatan dan kemampuan peserta, namun juga untuk memperlihatkan bahwa masih banyak orang kuat yang mungkin belum kita temui. Akhirnya kita bisa menilai diri kita sendiri, apa kekurangan kita, dan apa yang harus kita latih dan perbaiki," Aksara berbicara, tatapannya mengawang. Teringat pertarungannya dengan Bagin yang berakhir dengan kurang baik.

Lyodra ikut duduk bersimpuh di sebelah Aksara.

"Aku setuju denganmu," Lyodra manggut manggut.

"Emm, mungkin sebaiknya kita mengulangi perkenalan kemarin yang kurang baik," Lyodra berkata lirih.

"Namaku Lyodra . .," Lyodra mengulurkan tangannya pada Aksara.

"Hah?," Aksara menoleh, menatap Lyodra dengan aneh.

"Semoga kita semua bisa berteman," Lyodra tersenyum membalas tatapan kebingungan dari Aksara.

"Ah, baiklah. Namaku Aksara," Aksara membalas uluran tangan Lyodra. Mereka berjabat tangan erat.

"Senang bertemu denganmu, Aksara . . .Diana . .," Lyodra sekali lagi tersenyum. Senyum yang tulus.

* * *

Di arena kali ini telah dimulai pertarungan ke empat sekaligus pertarungan terakhir untuk hari ini. Axel melawan Moza. Pertarungan pamungkas yang ditunggu tunggu oleh semua orang yang berada di gelanggang. Axel, pemuda yang memiliki kekuatan roh kedua level 9. Level yang sangat tinggi, setara dengan para Kapten. Setiap mata tertuju pada Axel.

"Kau dianugerahi dengan bakat dan kemampuan yang luar biasa. Semua orang disini mengagumimu. Tapi aku tidak takut padamu. Kamu terlihat seperti orang yang malas bagiku. Tak bersemangat, dan tak terlihat kuat. Bakat akan kalah dengan kerja keras. Kamu tahu, ini adalah tahun ketiga ku mengikuti seleksi dukun istana. Aku sudah berpengalaman, aku menempa kemampuanku lebih dari siapapun selama bertahun tahun," Moza memasang kuda kuda, bersiap menyerang.

"Jangan banyak bac*t!," Axel menatap Moza, pasir besi bergerak gerak di sekeliling Axel, menggumpal membentuk tombak nan lancip.

Sementara itu Moza, menghirup udara kuat kuat. Semakin banyak dia menghirup udara, semakin besar dan berotot pula tubuhnya. Kemampuan yang unik. Kekuatan roh kedua komponen angin, sang manusia otot.

Axel tanpa aba aba melempar tombak pasir besinya.

Bam Bam Bam . .

Tombak pasir besi menghantam Moza, namun ternyata tak ada satupun yang mampu melukai Mozza. Dengan satu sentakan otot kaki, Mozza berlari bersiap menerjang Axel.

Brruuugghhh

Tiba tiba saja Mozza ambruk kehilangan keseimbangan.

"Kenapa ini?," Mozza berteriak tak mengerti.

"Pasir besiku menempel di tubuhmu. Aku sengaja menumpulkan tombakku, untuk mengelabuimu bodoh. Sekarang, keseimbanganmu kacau karena pasirku telah menempel padamu," Axel menyeringai.

"Brengseeekkkkk," Moza berteriak tak terima.

"Ombak pasir besi," Axel menyentuh tanah dengan kedua telapak tangannya. Muncul sebuah gelombang pasir, bagaikan air laut yang bersiap menggulung siapa saja di depannya.

Brruuuaagghh

Mozza terlempar keluar arena dengan sangat keras. Mozza tak sadarkan diri. Penonton berteriak heboh, gegap gempita memenuhi seluruh area gelanggang.

"Pemenang pertarungan ke empat adalah Axelll," Bibo berteriak lantang.

"Dengan berakhirnya pertarungan ke empat, berakhir juga seleksi Dukun istana pada hari ini. Pertarungan selanjutnya akan dimulai esok pagi. Para peserta silahkan beristirahat. Dan hadirin sekalian, sampai jumpa besok," Bibo menutup seleksi Dukun istana hari ini.

Sang surya terlihat mulai meninggalkan singgasananya, sore telah datang dan malam menjelang. Memberikan waktu istirahat untuk para pemuda yang bersemangat untuk mengabdikan diri pada kerajaannya.

Bersambung . . .

Terpopuler

Comments

Zuhril Witanto

Zuhril Witanto

lyodra dah sadar

2024-02-01

0

heni suhartini

heni suhartini

Semoga Aksara menang lg dalam pertarungan berikutnya

2021-06-11

2

🐾🐾🎯Chandra Dewi♐🐾🐾

🐾🐾🎯Chandra Dewi♐🐾🐾

lanjut thor.. jgn lupa up jg kos2an somplaknya

2021-06-09

3

lihat semua
Episodes
1 Aksara
2 Kekuatan seorang kapten
3 KEMAMANG
4 Restu Bu Mirna
5 Diana
6 Babak pertama dimulai
7 Babak pertama telah usai
8 Adik sang Kapten
9 Dukun Agung Istana
10 Undian pertarungan
11 Lyodra vs Diana
12 Aksara vs Bagin
13 Kekuatan Dukun Agung Ziyan
14 Pemuda Pemuda Harapan Kerajaan
15 Atlan
16 Babak semifinal dimulai
17 Jaguar vs Axel
18 Aksara vs Lady Kapten
19 Jenius dari lahir vs fisik yang ditempa
20 Aero Mada
21 Raja vs Putera Mahkota
22 Squad Dukun Sakti Istana
23 Batu Sakti
24 Peta Dunia
25 Regu Api
26 Berlatih serangan jarak jauh
27 Dukun Medis
28 Lady Pegri
29 Awal musim panas hutan mayit
30 Rencana perburuan batu sakti
31 Buku Kuno
32 Kekuatan kedua Atlan
33 Istana diserang
34 Taring angin
35 Japra vs Bibo
36 Medusa Api
37 Papat vs Anak dan Ayah
38 Pedang Kegelapan
39 Aksara vs Limo
40 Harimau dan Badak maju ke pertempuran
41 Akhir pertempuran
42 Aksara dan Diana
43 Peringatan dari Bibo
44 Undangan Rapat
45 Rapat tertutup
46 Ruang tahanan
47 Liga Dukun Sakti
48 Tidak berbakat, tapi bertekad!
49 Perjalanan ke Barat
50 PENGUMUMAN KARYA HOROR KEDUA RTS#2
51 Warga pesisir pantai Barat
52 Di ambang kematian
53 Siapa Kemamang sebenarnya?
54 Aksara vs Kemamang
55 Tinggal dua hari lagi
56 Harimau Jaguar
57 Kembali dari dunia Roh
58 Persiapan keberangkatan
59 Pojok Curhat
60 NOVEL CETAK RUMAH TENGAH SAWAH
Episodes

Updated 60 Episodes

1
Aksara
2
Kekuatan seorang kapten
3
KEMAMANG
4
Restu Bu Mirna
5
Diana
6
Babak pertama dimulai
7
Babak pertama telah usai
8
Adik sang Kapten
9
Dukun Agung Istana
10
Undian pertarungan
11
Lyodra vs Diana
12
Aksara vs Bagin
13
Kekuatan Dukun Agung Ziyan
14
Pemuda Pemuda Harapan Kerajaan
15
Atlan
16
Babak semifinal dimulai
17
Jaguar vs Axel
18
Aksara vs Lady Kapten
19
Jenius dari lahir vs fisik yang ditempa
20
Aero Mada
21
Raja vs Putera Mahkota
22
Squad Dukun Sakti Istana
23
Batu Sakti
24
Peta Dunia
25
Regu Api
26
Berlatih serangan jarak jauh
27
Dukun Medis
28
Lady Pegri
29
Awal musim panas hutan mayit
30
Rencana perburuan batu sakti
31
Buku Kuno
32
Kekuatan kedua Atlan
33
Istana diserang
34
Taring angin
35
Japra vs Bibo
36
Medusa Api
37
Papat vs Anak dan Ayah
38
Pedang Kegelapan
39
Aksara vs Limo
40
Harimau dan Badak maju ke pertempuran
41
Akhir pertempuran
42
Aksara dan Diana
43
Peringatan dari Bibo
44
Undangan Rapat
45
Rapat tertutup
46
Ruang tahanan
47
Liga Dukun Sakti
48
Tidak berbakat, tapi bertekad!
49
Perjalanan ke Barat
50
PENGUMUMAN KARYA HOROR KEDUA RTS#2
51
Warga pesisir pantai Barat
52
Di ambang kematian
53
Siapa Kemamang sebenarnya?
54
Aksara vs Kemamang
55
Tinggal dua hari lagi
56
Harimau Jaguar
57
Kembali dari dunia Roh
58
Persiapan keberangkatan
59
Pojok Curhat
60
NOVEL CETAK RUMAH TENGAH SAWAH

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!