Kekuatan Dukun Agung Ziyan

Asap hitam tebal perlahan menghilang di arena pertarungan. Terlihat Bagin tergeletak di tanah, sementara Aksara berdiri di depan Bagin. Penonton bertepuk tangan riuh, beberapa siulan terdengar, nama Aksara di elu elu kan.

Aksara

Aksara

Aksaraaa

"Menyerahlah Bagin," Aksara menatap Bagin serius. Bagin meringis, memegangi pipinya yang ngilu terkena hantaman tinju Aksara. Sudut bibirnya terlihat darah segar menetes.

"Kenapa kamu menahan diri brengsek?!," Bagin terlihat sangat marah.

Beberapa saat yang lalu, ketika Aksara berhasil menghantam dan menghancurkan gajah angin Bagin, Aksara menghentikan api kemamangnya, kemudian memukul Bagin dengan tangan kosong. Jika saja Aksara tak menahan diri dan menghantam wajah Bagin dengan tinju api, sudah tentu Bagin akan menderita luka yang serius.

"Aku nggak mau menyakitimu. Pada dasarnya aku nggak mau menyakiti siapapun. Kita satu bangsa satu tanah air, apalagi aku dan kamu berasal dari latar belakang yang serupa. Menyerahlah, kita sudahi pertarungan ini," Aksara meminta Bagin untuk menyerah, perkataannya tulus dari lubuk hatinya.

Bagin masih duduk terdiam, mengusap sudut bibirnya yang berdarah. Saat ini memang dia merasa telah kalah. Jurus pumungkasnya dihancurkan Aksara dengan mudah. Namun, kebenciannya belum juga mereda.

"Baiklah, aku menyerah," Bagin berkata lirih, tertunduk.

Tanpa diduga, Aksara mengulurkan tangannya. Menawarkan bantuan agar Bagin segera berdiri. Bagin menyambut uluran tangan Aksara, berdiri dan menepuk nepuk bajunya karena berdebu.

"Pemenang pertandingan kedua adalah Ak . . .saraaa," Bibo mengumumkan Aksara sebagai pemenang. Disusul dengan gegap gempita, tepuk tangan dan teriakan penonton. Bibo maju beberapa langkah, berdiri membelakangi Aksara dan Bagin. Aksara memutar badan, berjalan meninggalkan arena pertarungan.

Namun, tiba-tiba saja Bagin kembali mengeluarkan roh kedua Gajah angin, dan bersiap menyerang dari belakang.

"Haahhhh! Mati kau, brengseekk!," Bagin berteriak mengarahkan Gajah anginnya untuk menyeruduk Aksara dari belakang dengan kekuatan penuh. Bibo menoleh namun tak dapat lagi berbuat apa apa, sementara Aksara hanya bisa pasrah bersiap terkena hantaman gajah angin Bagin.

Kraakk

Krraaakkk

Kraaaakkkk

Tanah di arena pertarungan retak, pecah dan tumbuhan menjalar keluar dari sana. Tumbuhan semak berduri berwarna hijau tua tumbuh membesar dengan kecepatan tinggi.

BAAMMMM

Tumbuhan semak belukar menghantam gajah angin Bagin dan meledakkannya tak bersisa. Kini, terlihat sebuah pohon mawar raksasa berdiri gagah di tengah arena pertarungan. Aksara terbelalak takjub. Apa itu barusan?

Sementara itu, penonton bertepuk tangan tanpa dikomando. Semua mata tertuju pada Dukun Agung Ziyan. Aksara pun ikut mengarahkan pandangannya pada Dukun Agung Ziyan yang berdiri melayang dengan kedua tangan berbentuk akar akar berwarna hijau tua yang menghujam ke dalam tanah.

Kekuatan dukun Agung Ziyan, komponen roh kedua tipe tanah dengan garis keturunan khusus yang mampu membentuk tumbuh tumbuhan dari bagian tubuhnya dengan leluasa. Kecepatan serangan, juga kemampuan regenerasi dimiliki oleh Dukun Agung Ziyan. Memang pantas disebut sebagai Dukun terkuat di kerajaan Lintang.

Kraakk

Kraaakkk

Lagi, muncul semak belukar dari dalam tanah. Kali ini dengan ukuran yang lebih kecil, menjalar dengan cepat, menangkap dan mengikat kuat Bagin yang hanya bisa terdiam. Dukun Agung Ziyan melayang, badannya disangga dan diangkat oleh akar dan batang tumbuhan.

Tap

Dukun Agung Ziyan mendarat pelan di hadapan Bagin yang tertunduk dan terikat.

"Dukun Istana kerajaan Lintang, tidak akan menyerang lawannya dari belakang. Itu memalukan dan tidak ksatria anak muda," Dukun Agung Ziyan menatap tajam Bagin yang tak berdaya terikat dan terbelit semak belukar.

"Perlu kamu tahu, akupun juga bukan merupakan garis keturunan bangsawan. Namun ketika Dukun Agung generasi sebelumku telah menyatakan pensiun, nyatanya aku lah yang terpilih menggantikannya. Jangan berkecil hati dengan statusmu, seharusnya kau tunjukkan prestasimu. Jangan salahkan dunia atas ketidakmampuanmu," Dukun Agung Ziyan menghela nafas, kemudian melepaskan ikatan semak belukarnya. Bagin terduduk, menunduk di tanah. Aksara memandangnya dari ujung arena.

Tap tap tap

Kapten Wigan berlari mendekat pada Dukun Agung Ziyan.

"Ijinkan saya menghukum bocah lancang ini!," Kapten Wigan menatap serius Dukun Agung Ziyan, nampak berlompatan dua ikan khoi dari balik punggung Kapten Wigan. Terpancar jelas di mata Kapten Wigan sebuah kemarahan hingga roh kedua nya muncul dengan sendirinya.

"Tidak Wigan," Dukun Agung Ziyan menjawab singkat.

"Tuan, bocah ini telah dengan lancang menganggap kami, para kaum bangsawan sebagai kaum yang menjijikkan. Memandang rendah yang lain dan tidak bisa memghargai sesama. Padahal ketika terjadi bencana alam, apapun itu, kami lah yang selalu memasok bahan pangan untuk mereka, kaum kaum pinggiran yang merasa tertindas. Bocah tak punya nalar! Jangan salahkan kami jika kamu miskin! Kaum bangsawan adalah kaum pekerja keras hingga memperoleh kekayaan, kejayaan dan kehormatan seperti saat ini. Tak sepertimu yang hanya bisa menyalahkan orang lain atas ketidakbecusanmu!," Kapten Wigan nampak sudah membentuk benteng airnya, tangannya terkepal erat. Sementara Bagin masih tetap terus menunduk

"Tidak Wigan! Kamilah yang salah. Orang orang di pemerintahan, yang belum mampu menyejahterakan semua golongan rakyatnya," Dukun Agung Ziyan, menegang pundak Kapten Wigan erat.

Kapten Wigan menatap tajam Dukun Agung Ziyan, begitupun sebaliknya. Beberapa saat selanjutnya, benteng air Kapten Wigan menghilang. Kapten Wigan sadar betul dengan tatapan orang dihadapannya ini. Tatapan yang penuh intimidasi, seperti memberi perintah agar Kapten Wigan berhenti. Kapten Wigan berbalik badan dan segera melangkah kembali ke tempat duduknya. Giginya masih bergemeretak beradu menahan amarah. Dukun Agung Ziyan kembali menghela nafas.

"Anak muda, kesalahanmu kali ini tetap fatal dan tak termaafkan. Sebagai hukumannya, kamu di diskualifikasi dari seleksi Dukun Istana tahun ini. Dan dilarang untuk mengikuti seleksi Dukun Istana tahun depan. Renungkan kesalahanmu, perbaiki dirimu dan hatimu, dan kembalilah berjuang disini dua tahun lagi!," Dukun Agung Ziyan menjatuhkan hukuman pada Bagin.

Bagin berdiri, berbalik badan dan berjalan gontai meninggalkan arena pertarungan. Tidak ada yang tahu pasti bagaimana ekspresi Bagin saat ini, karena dia hanya menunduk saja dan terus berjalan. Bagin menuju pintu keluar gelanggang.

Sepeninggal Bagin, Dukun Agung Ziyan kembali duduk di singgasananya, sementara Aksara keluar dari arena pertarungan dan buru buru berlari menuju ruang perawatan Diana.

"Diana, aku berhasil," Aksara bergumam sendiri.

Diana berada di dalam sebuah ruangan berdinding kaca. Aksara hanya bisa melihat Diana dari luar ruangan. Nampak Diana tertidur, masih terlihat beberapa luka bakar di lengannya. Diana masih dalam proses pemyembuhan. Beberapa Dukun medis sedang berusaha mengobatinya.

"Jika saja aku menang, akulah lawanmu di babak berikutnya," Lyodra ternyata duduk di sebuah kursi di belakang tempat Aksara berdiri.

"Kauu," Aksara menatap Lyodra tajam.

"Apa maumu? Ngapain kau disini?," Aksara terlihat tak senang.

"Tenanglah. Aku hanya ingin melihatnya," Lyodra menunjuk Diana di dalam ruang perawatan.

Sementara itu di arena, pertarungan ketiga akan segera dimulai.

Silva vs Jaguar.

Bersambung . . .

Terpopuler

Comments

adi dwi

adi dwi

mirip film Amerika...lupa judulnya

2022-07-24

1

heni suhartini

heni suhartini

kejahatan pasti akan hancur dengan sendirinya

2021-06-05

2

🐾🐾🎯Chandra Dewi♐🐾🐾

🐾🐾🎯Chandra Dewi♐🐾🐾

akhirnya.. setelah sekian purnama up lagi nih kemamang..

lanjut thor ah, LG seru nih..

2021-06-03

1

lihat semua
Episodes
1 Aksara
2 Kekuatan seorang kapten
3 KEMAMANG
4 Restu Bu Mirna
5 Diana
6 Babak pertama dimulai
7 Babak pertama telah usai
8 Adik sang Kapten
9 Dukun Agung Istana
10 Undian pertarungan
11 Lyodra vs Diana
12 Aksara vs Bagin
13 Kekuatan Dukun Agung Ziyan
14 Pemuda Pemuda Harapan Kerajaan
15 Atlan
16 Babak semifinal dimulai
17 Jaguar vs Axel
18 Aksara vs Lady Kapten
19 Jenius dari lahir vs fisik yang ditempa
20 Aero Mada
21 Raja vs Putera Mahkota
22 Squad Dukun Sakti Istana
23 Batu Sakti
24 Peta Dunia
25 Regu Api
26 Berlatih serangan jarak jauh
27 Dukun Medis
28 Lady Pegri
29 Awal musim panas hutan mayit
30 Rencana perburuan batu sakti
31 Buku Kuno
32 Kekuatan kedua Atlan
33 Istana diserang
34 Taring angin
35 Japra vs Bibo
36 Medusa Api
37 Papat vs Anak dan Ayah
38 Pedang Kegelapan
39 Aksara vs Limo
40 Harimau dan Badak maju ke pertempuran
41 Akhir pertempuran
42 Aksara dan Diana
43 Peringatan dari Bibo
44 Undangan Rapat
45 Rapat tertutup
46 Ruang tahanan
47 Liga Dukun Sakti
48 Tidak berbakat, tapi bertekad!
49 Perjalanan ke Barat
50 PENGUMUMAN KARYA HOROR KEDUA RTS#2
51 Warga pesisir pantai Barat
52 Di ambang kematian
53 Siapa Kemamang sebenarnya?
54 Aksara vs Kemamang
55 Tinggal dua hari lagi
56 Harimau Jaguar
57 Kembali dari dunia Roh
58 Persiapan keberangkatan
59 Pojok Curhat
60 NOVEL CETAK RUMAH TENGAH SAWAH
Episodes

Updated 60 Episodes

1
Aksara
2
Kekuatan seorang kapten
3
KEMAMANG
4
Restu Bu Mirna
5
Diana
6
Babak pertama dimulai
7
Babak pertama telah usai
8
Adik sang Kapten
9
Dukun Agung Istana
10
Undian pertarungan
11
Lyodra vs Diana
12
Aksara vs Bagin
13
Kekuatan Dukun Agung Ziyan
14
Pemuda Pemuda Harapan Kerajaan
15
Atlan
16
Babak semifinal dimulai
17
Jaguar vs Axel
18
Aksara vs Lady Kapten
19
Jenius dari lahir vs fisik yang ditempa
20
Aero Mada
21
Raja vs Putera Mahkota
22
Squad Dukun Sakti Istana
23
Batu Sakti
24
Peta Dunia
25
Regu Api
26
Berlatih serangan jarak jauh
27
Dukun Medis
28
Lady Pegri
29
Awal musim panas hutan mayit
30
Rencana perburuan batu sakti
31
Buku Kuno
32
Kekuatan kedua Atlan
33
Istana diserang
34
Taring angin
35
Japra vs Bibo
36
Medusa Api
37
Papat vs Anak dan Ayah
38
Pedang Kegelapan
39
Aksara vs Limo
40
Harimau dan Badak maju ke pertempuran
41
Akhir pertempuran
42
Aksara dan Diana
43
Peringatan dari Bibo
44
Undangan Rapat
45
Rapat tertutup
46
Ruang tahanan
47
Liga Dukun Sakti
48
Tidak berbakat, tapi bertekad!
49
Perjalanan ke Barat
50
PENGUMUMAN KARYA HOROR KEDUA RTS#2
51
Warga pesisir pantai Barat
52
Di ambang kematian
53
Siapa Kemamang sebenarnya?
54
Aksara vs Kemamang
55
Tinggal dua hari lagi
56
Harimau Jaguar
57
Kembali dari dunia Roh
58
Persiapan keberangkatan
59
Pojok Curhat
60
NOVEL CETAK RUMAH TENGAH SAWAH

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!