Setelah sampai dirumah erica langsung masuk ke kamarnya untuk mandi dan mengganti semua pakaiannya yang kotor. Ibunya erica pun masuk ke kamarnya erica karena penasaran dengan apa yang dilakukan oleh erica.
"Tok tok tok" suara ibunya erica mengetuk pintu.
"Erica".
"Krekk" suara membuka pintu.
"Iya bu" jawab erica sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.
"Sayang kau belum menceritakan kepada ibu apa yang terjadi hari ini padamu?".
"Iya bu, sini bu duduk dekat erica," ucap erica yang duduk di atas tempat tidurnya.
"Ceritakan pada ibu sayang".
"Baiklah bu," ucap erica.
Erica menceritakan semua kejadian yang menimpa risa dan keluarganya, dan erica menolongnya dengan mencari bukti dan pelaku pembunuhan risa. Serta membantu menyelesaikan urusan risa yang belum selesai dengan keluarganya.
"Begitulah ceritanya bu, apa ibu marah pada erica dengan apa yang erica lakukan?" tanya erica sambil menatap ibunya.
"Tidak sayang kenapa ibu harus marah, malah ibu bangga kau bisa membantu orang lain," ucap ibunya erica sambil tersenyum.
"Benarkah ibu tidak marah?".
"Iya sayang, tapi ingat harus hati hati jangan sampai kau mencelakai dirimu sendiri".
"Iya ibu erica janji".
"Ehm, ibu sangat menyayangi erica kalau terjadi apa apa padamu tentu akan membuat ayah dan ibu sedih".
"Iya ibuku yang manis," ucap erica sambil memeluk ibunya.
"Putri ibu yang cantik! baiklah istirahatlah tidur besok kau sudah masuk sekolah sayang".
"Iya bu!selamat malam".
"Selamat malam sayang" ucap ibunya erica sambil keluar dari kamarnya erica.
Keesokan harinya di sekolah erica melihat putri yang sedang duduk di kelas. Erica pun mendekatinya.
"Put! kau sudah masuk sekolah?" tanya erica.
"Ooo iyaa erica aku tak ingin larut dalam kesedihan karena kepergian risa" ucap putri.
"Yang sabar ya put! segala sesuatu cobaan pasti akan ada hikmahnya".
"ya erica, tapi dengan kejadian ini orang tuaku mereka bersatu kembali".
"Aku senang mendengarnya".
"Iya erica aku pun senang dan juga sedih dengan semua kejadian ini".
"Yang sabar ya"
"Iya erica, erica apa kau mau menjadi sahabatku?" tanya putri sambil menatap erica.
"Tentu saja putri aku mau" jawab erica tersenyum.
"Terimakasih erica sudah mau menjadi sahabatku".
"Sama sama putri aku juga senang bisa menjadi sahabatmu" ucap erica sambil tersenyum.
Tiba tiba cindy datang ke kelas dan melihat erica dan putri yang mengobrol, cindy pun mengganggu mereka karena tak ingin melihat mereka senang.
"Anak cupu dan si gembel, kalian benar benar cocok jika berteman, hahahahahaha" ucap cindy sambil tertawa.
Maya yang melihat cindy sangat merasa kesal karena dia tidak pernah berhenti mengganggu erica.
"Anak ini benar benar tidak kapok selalu mengganggumu erica" ucap maya geram.
"Sudahlah maya biarkan saja dia" ucap erica.
"Memang kenapa jika aku berteman dengan erica!! apa kau tidak suka" jawab putri sambil tangannya yang menekan pinggang.
"Ooo sekarang si gembel sudah berani menjawabku ya, punya nyali kau sekarang" ucap cindy dengan matanya yang melotot ke putri.
"Iya aku tidak takut lagi padamu" ucap putri.
"Kemari kau gembel jika kau punya nyali" ucap cindy sambil mendekati putri.
"Paaakkkkkkk" suara cindy menampar wajah putri.
"Berani kau melawanku!" pekik cindy sambil menjambak rambut putri.
"Aaaaarrrgggghhh sakit cindy!!" teriak putri.
Melihat itu maya merasa sangat marah dan dia langsung memasuki tubuh erica untuk membalas perlakuan cindy.
"Hentikan cindy!!" teriak maya yang sudah memasuki tubuh erica.
"Apa katamu kau menyuruhku berhenti!siapa kau berani menyuruhku, hahahahaha" jawab cindy tertawa.
"Kau memang benar benar keterlaluan" ucap maya kesal.
"Memang kenapa apa kau tidak suka haah!".
Maya langsung melompat dan menendang cindy sampai terjatuh.
"Hiiiiiyaaaaaaaaaa, buuuukkkkk" suara maya yang menendang cindy.
"Aaarggggghhhh" teriak cindy.
"Rasakan itu!!!!!" teriak maya.
"Berani kau menendangku!!" teriak cindy sambil berdiri dan mendekati maya.
Cindy mengarahkan tangannya ke wajah maya dan ingin menamparnya. Maya menangkis nya dan balik menampar wajah cindy.
"Paaakkkkkk" suara maya menampar wajah cindy.
Kemudian ada guru yang datang ke kelas mereka, untuk menghentikan pertengkaran erica dan cindy.
"Sudah kalian hentikan semua ini!!! teriak pak guru.
"Erica dan cindy ikut bapak ke kantor beri bapak penjelasan tentang semua ini".
"Dan yang lainnya lanjutkan pelajaran kalian."
"Iya pak" jawab semua siswa.
"Erica dan cindy ikut bapak cepat!!" teriak pak guru.
Semua teman teman erica yang berada di kelas benar benar kagum melihat keberanian erica yang membela putri dan berani melawan cindy.
"Wah erica benar benar berubah ya sekarang, dia sekarang lebih berani".
"Tapi menurutku dia bukan hanya berani tetapi keren" ucap putri tersenyum.
"Iya betul" ucap teman teman erica.
Berita pertengkaran antara erica dan cindy cepat tersebar ke kelas lainnya. dan terdengar oleh evan. Lalu evan langsung berlari menuju kantor guru dan dia melihat erica dan cindy yang sedang di marahi oleh pak guru.
"Cindy kau selalu membuat ulah di sekolah ini, apa kau tidak bosan bapak panggil terus ke ruang guru?".
"Kau termasuk siswa yang pintar dan berprestasi di sekolah cindy!! tapi kau selalu membuat keributan!!" teriak pak guru sambil menunjuk wajah cindy.
"Iya pak" ucap cindy.
"Dan kau erica bapak heran melihatmu dari siswa yang pendiam dan sekarang kau malah bisa berkelahi dengan temanmu".
"Erica kau siswa terpintar di sekolah jangan membuat bapak kecewa".
"Iya pak" ucap maya yang masih memasuki tubuh erica.
Evan mengintip dari luar kantor untuk melihat erica dan dia tersenyum melihat erica.
"Dia benar benar membuatku semakin tertarik padanya" ucap evan.
"Sudah kalian kembalilah ke kelas dan lanjutkan pelajaran kalian!" ucap pak guru.
"Iya pak" jawab maya dan cindy.
Cindy keluar lebih dulu dari maya dan maya menyusul di belakangnya. Evan menarik tangan maya dan mengajaknya ke samping kantor untuk berbicara dengannya.
"Erica" ucap evan sambil menarik tangan maya.
"Ada apa evan kenapa kau mengajakku kemari?" tanya maya.
"Ada sesuatu yang ingin ku katakan" ucap evan sambil mendekati maya.
"Erica apa kau menyukaiku?" tanya evan menatap mata maya.
"Jelas erica sangat menyukaimu" ucap maya di dalam hati.
"Kenapa kau menanyakan itu evan?".
"Aku hanya ingin memastikannya" jawab evan sambil mendekati maya.
Tiba tiba pak guru olahraga datang dan melihat erica dan memanggilnya.
"Erica!" teriak pak guru.
Evan pun langsung menjauhi erica karena pak guru yang mendekati mereka.
"Kenapa pak guru harus datang di waktu yang tidak tepat huuh" ucap evan di dalam hati.
"Ada apa evan sepertinya kau kesal?" tanya maya tersenyum.
"Erica bagaimana keputusanmu untuk bergabung di club basket?" tanya pak guru.
"Ehm, begini pak" ucap maya.
"Dia akan ikut pak" ucap evan yang menyela pembicaraan.
"Betul itu erica".
"Begini ta..ta...tapi pak".
"Baiklah tidak usah ragu selesai pulang sekolah nanti langsung bergabung di lapangan untuk latihan,dan kau evan jangan lupa datang juga ya".
"Siap pak" jawab evan tersenyum sambil menatap erica.
Pak guru pergi meninggalkan evan dan maya.
"Kenapa kau bilang aku akan masuk club dan ikut latihan?" tanya maya.
"Karena kupikir kau pasti akan mau ikut" jawab evan.
"Iya sih tapi aku belum".
"Sudah tidak usah tapi lagi bergabung dan latihan bersama ok" ucap evan.
"Aduh bagaimana ini aku belum berbicara dengan erica! dia pasti akan kaget tiba tiba langsung masuk club basket" ucap maya di dalam hati.
"Sampai jumpa nanti di lapangan erica" ucap evan sambil mencium pipinya erica.
"Haaaaaaaaaah" ucap maya kaget karena evan menciumnya.
Evan kembali ke kelasnya dan maya langsung keluar dari tubuh erica. Erica pun tersadar kembali.
"Aduh kepalaku kok sakit maya?" tanya erica sambil memegang kepalanya.
"Itu mungkin karena tiba tiba aku tadi memasuki tubuhmu erica" jawab maya.
"Haaah kenapa kau memasuki tubuhku dengan tiba tiba, eh tunggu apa yang terjadi setelah kau memasuki tubuhku?" tanya erica.
"Itu tadi sebenarnya."
"Apa yang terjadi maya? katakan padaku."
"Tadi aku memasuki tubuhmu erica karena kesal melihat cindy."
"Jadi kau apakan dia maya? tidak terluka kan?".
"Ya tidak juga paling memar aja" ucap maya sambil tersenyum.
"Terus apa lagi? kau memukul saja kan?".
"Sebenarnya aku menendang nya sampai dia terjatuh dan menamparnya sedikit".
"Apa, nanti bagaimana pendapat orang tentangku maya, nanti mereka bilang aku aneh".
"Tidak akan mungkin mereka bilang kau aneh, kalau keren mungkin" ucap maya sambil membetulkan rambutnya yang panjang.
"Lalu kenapa aku bisa ada didepan kantor guru?".
"Sebenarnya tadi kau di panggil kesini karena berkelahi dengan cindy dan dimarahi oleh pak guru".
"Haaaaah aku dimarahi pak guru! yang berkelahi dirimu dan aku yang dimarahi begitu".
"Begitulah".
"Haaaaah ini benar benar membuatku jadi tambah sakit kepala" ucap erica sambil memegang kepalanya.
"Ehm begini erica ada yang mau aku katakan?".
"Ada apa maya? apa kau berbuat sesuatu lagi waktu memasuki tubuhku?" ucap erica.
"Kau sepulang sekolah nanti akan masuk club basket dan latihan bersama di lapangan".
"Apa! bagaimana bisa aku masuk club?aku melempar bola basket saja tidak bisa" ucap erica kaget.
"Yaaaa belajar erica supaya bisa".
"Kau benar benar membuat ku frustasi maya, bagaimana ini" ucap erica sambil membenturkan kepalanya ke dinding.
"Jangan khawatir aku akan membantumu erica".
"Maksudmu kau akan memasuki tubuhku dan bermain basket menjadi diriku?".
"Yappppsss benar sekali, hanya itu satu satunya cara agar kau tidak malu di depan evan" ucap maya sambil menjentikkan jarinya.
"Aku akan latihan bersama dengan evan maksudmu?".
"Iya, evan kan yang membantu pak guru melatih anak anak perempuan di club".
"Kenapa harus begini maya".
"Kau jangan takut, pasti bisa, dan ada satu lagi yang belum aku katakan erica".
"Apa lagi itu maya? jangan membuatku sakit kepala lagi mendengarnya" ucap erica sambil bersandar di dinding.
"Ehm, kau pasti akan senang mendengarnya".
"Apa maya langsung saja katakan?".
"Evan tadi mencium pipimu" ucap maya sambil tersenyum.
"Apa katamu evan mencium pipiku? apa benar itu?" tanya erica.
"Ya itu benar sepertinya dia ada rasa suka padamu erica, ciye ciye yang cintanya mulai di balas" ucap maya menggoda erica.
"Apaan sih kau maya" ucap erica tersipu malu.
"Ayo masuk ke kelas erica nanti kau ketinggalan pelajaran."
"Iya maya".
"Yang hatinya lagi berbunga bunga! pipimu jadi merah erica".
"Iiiiihhhh maya jangan menggodaku" ucap erica tersenyum.
Erica pun kembali ke kelas dan melanjutkan pelajaran. Erica merasa senang dan khawatir, dia merasa senang karena evan mulai menyukainya, dan dia juga khawatir setelah sekolah dia akan masuk club basket dan latihan bersama. Walaupun erica di bantu maya yang pintar bermain basket, erica tetap merasa gelisah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 266 Episodes
Comments
Helma
ini kesan nya evan suka nya malah ke maya bukan ke erika.
2021-12-27
0
l Rama
buat erica lebih tangguh Thor,,
biar ga selalu bergantung sama Maya..
2021-09-21
1
Zaitun
seharusnya juga maya harus belajar merubah diri biar gak culun lagi
2021-08-23
2