Setelah pulang sekolah maya yang masih penasaran dengan hantu anak kecil yang selalu mengikuti putri, maya pun mengikuti putri sampai kerumahnya. Maya melihat hantu anak kecil itu berdiri di luar rumah putri, maya berlari dan mendekati hantu anak kecil itu.
"Hei, kau anak kecil, sedang apa disini?" ucap maya sambil menatap hantu anak kecil itu.
Hantu anak kecil itu melihat maya dengan tatapan yang sedih.
"Bukankah kau hantu juga?" ucap hantu anak kecil itu.
"Iya, aku juga hantu yang merasuki tubuh manusia," jawab maya.
"Kenapa kau selalu mengikuti putri? apa kau ada hubungan dengannya?" tanya maya.
"Aku adiknya," jawab hantu anak kecil itu.
"Siapa namamu?" tanya maya.
"Namaku risa," jawab hantu anak kecil itu.
Tiba tiba suara handphone erica berbunyi dan membuat hantu itu terkejut dan menghilang di hadapan maya.
"Kring kring" suara handphone berbunyi.
"Iya halo," jawab maya.
"Halo non! saya menjemput non tapi dari tadi saya menunggu nona tidak keluar dari sekolah?" tanya pak darmin supir erica.
"Ooo iya aku lupa, pak nanti langsung pulang saja ke rumah, saya masih ada keperluan nanti saya pulang dengan taksi saja," ucap maya.
"Baik non," jawab pak darmin.
"Aku lupa menelepon pak darmin tadi," ucap maya.
Maya pun melihat sekelilingnya untuk mencari hantu anak kecil itu.
"Hilang kemana lagi anak itu? belum selesai aku bertanya dia sudah pergi lagi, huu" ucap maya kesal.
Putri yang melihat erica dari jendela kamarnya, kemudian berteriak memanggil erica dan mengajaknya masuk ke rumahnya.
"Apa itu erica? kenapa dia ada di depan rumahku?" ucap putri.
"Erica" teriak putri sambil melambaikan tangan.
Maya menoleh ke belakang dan melihat putri yang melambaikan tangannya dari jendela.
"Oo iya putri," jawab maya.
Putri langsung keluar rumah untuk menemui erica yang berada di depan rumahnya.
"Krek" suara putri membuka pintu rumahnya.
"Erica, sedang apa kau disini?" tanya putri.
"Oo begini kebetulan saja aku tadi lewat sini!sekarang aku udah mau pulang," jawab maya.
"Apa kau sedang mencari alamat seseorang disekitar sini?" tanya putri.
"Tidak aku tidak mencari alamat," ucap maya sambil menggigit bibirnya.
Seperti biasanya jika maya dan erica berbohong mereka akan selalu menggigit bibirnya. mereka hampir memiliki kebiasaan yang sama.
"Ooo begitu! mumpung kau ada disini ayo main ke rumahku dulu," ucap putri mengajak erica untuk masuk kedalam rumahnya.
Maya berpikir jika lebih baik memang bermain di rumah putri sekaligus menyelidiki hantu anak kecil itu.
"Mungkin aku akan menemukan petunjuk jika bermain dirumahnya sebentar," ucap maya di dalam hati.
"Ayo erica masuk," ucap putri sambil menarik tangan maya.
"Iya iya baiklah" jawab maya.
Maya pun memasuki rumah putri dan melihat sekeliling rumahnya, mencari hantu anak kecil itu.
"Dia tidak ada disini," ucap maya sambil memegang dagu nya.
"Siapa yang tidak ada disini?" tanya putri heran.
"Ooo tidak aku tidak mengatakan apapun," ucap maya.
"Silahkan duduk erica, maaf rumahku kecil tak sebesar rumahmu" ucap putri.
"Tidak apa apa putri, rumahmu juga bagus dan nyaman sekali" jawab maya tersenyum melihat putri.
"Tunggu sebentar ya akan ku ambilkan makanan dan minuman" ucap putri sambil berjalan menuju dapurnya.
"Iya terimakasih putri" jawab maya.
Tanpa sengaja maya melihat foto yang di pajang di atas meja, dan maya melihat foto hantu anak kecil itu dan putri yang berfoto bersama. Maya pun mendekati dan mengambil foto itu, sambil menatap foto itu dengan heran. Maya merasakan bahwa ada sesuatu yang buruk terjadi pada hantu anak kecil itu. Saat maya masih memegang foto itu putri melihatnya.
"Itu foto adikku," ucap putri sambil menaruh makanan dan minuman di atas meja.
"Jadi ini adikmu?" tanya maya sambil menunjukkan foto kepada putri.
"Iya dia adikku, memangnya kenapa apa kau pernah bertemu dengan adikku?" tanya putri heran.
"Apakah namanya risa?" tanya maya.
"Benar namanya risa, apa kau mengenalnya erica?" tanya putri penasaran.
"Tidak aku tidak mengenalnya," jawab maya.
"Tetapi kau tahu namanya erica?" tanya putri heran.
"Aku hanya menebaknya saja," jawab maya sambil menatap putri.
"Kau hebat tebakan namamu tepat sekali erica," ucap putri.
"Apa putri tidak tahu jika adiknya sudah tiada? tapi mengapa dia tidak mengetahui nya?" ucap maya di dalam hatinya.
"Kalau boleh aku tahu dimana adikmu tinggal putri?" tanya maya.
"Dia tinggal dengan ibuku di daerah pinggiran kota," jawab putri.
"Bisa kau menelepon ibumu dan menanyakan keadaan adikmu?" ucap maya.
"Apa kau ingin berbicara dengan adikku?" tanya putri.
"Iya betul," jawab maya.
"Baiklah aku akan menelepon ibuku dan berbicara dengan risa adikku," ucap putri.
Belum sempat putri yang menelepon, ibunya sudah menelepon putri.
"Nah baru aku mau meneleponnya! ibu sudah meneleponku duluan," ucap putri senang.
Lalu putri mengangkat telponnya dan berbicara kepada ibunya.
"Halo!! apa kabar ibu?" ucap putri.
"Hiks hiks hiks" suara tangisan ibunya putri.
"Ada apa ibu? kenapa menangis?" tanya putri heran.
"Adikmu putri!!!!!" teriak ibunya putri.
"Ada apa dengan risa ibu?" tanya putri.
"Dia sudah menghilang selama 3 hari ini," ucap ibunya putri menangis.
"Apa! kenapa ibu baru memberitahuku sekarang," ucap putri marah.
"Ibu tidak ingin membuatmu khawatir, tapi ini sudah 3 hari dan adikmu tetap tidak dapat ibu temukan hiks hiks hiks," ucap ibunya putri sedih.
"Baiklah aku akan segera ke sana" ucap putri.
Lalu putri menutup telpon dari ibunya dan menangis.
"Ada apa putri?" tanya maya sambil memegang bahu putri.
"Adikku hilang erica," jawab putri dan langsung memeluk maya.
"Iya sudah putri kita belum tahu apa yang terjadi dengan adikmu," ucap maya.
"Hiks hiks hiks, aku akan kerumah ibuku erica," ucap putri.
"Aku akan ikut denganmu putri" ucap maya memegangi tangan putri.
"Apa kau mau ikut denganku?" tanya putri.
"Iya aku akan ikut denganmu dan menemanimu ke sana" jawab maya.
"Baiklah! terimakasih erica kau mau menemaniku" ucap putri.
"Ayo kita berangkat sekarang dengan taksi" ucap maya.
"Iya" jawab putri.
Lalu maya dan putri pun menaiki taksi dan menuju ke rumah ibunya putri. sesampainya di sana maya dan putri langsung turun dari taksi , putri berlari menuju rumahnya dan masuk, di sana sudah ada polisi yang sedang menanyai tentang hilangnya risa adiknya putri kepada ibu dan ayah tiri putri. Maya yang khawatir langsung menyusul putri masuk ke rumah ibunya.
"Ibu kenapa ada polisi disini?" tanya putri.
"Iya sayang disini mereka sedang menanyai tentang risa," jawab ibunya putri.
"Apa ibu yang sudah melapor kepada polisi?" tanya putri.
"Iya ibu yang menghubungi, karena ibu sudah mencari adikmu kemana mana tetapi tidak dapat menemukannya" jawab ibunya putri.
"Putri sudahlah kita serahkan semuanya kepada polisi, biar mereka yang mencari risa," ucap ayah tiri putri.
"Apa sekarang kau sudah mulai peduli kepada adikku?" tanya putri marah.
"Apa maksudmu putri? berbicara seperti itu kepada ayahmu," ucap ibunya putri.
"Ibu selalu membela orang ini daripada anak kandung ibu sendiri!" teriak putri sambil menunjuk ayah tirinya.
"Ibu tidak membela siapapun! jangan asal bicara kamu putri!" sentak ibunya putri.
"Sudahlah sayang jangan memarahinya, dia hanya anak anak," ucap ayah tirinya putri sambil memegang bahu istrinya.
"Jangan pura pura baik kau di depan ibu!" sentak putri marah.
"Dasar anak kurang ajar kau putri!" teriak ibunya putri sambil berdiri dan hendak menampar putri.
"Iya ibu, tampar aku, memang itu yang sering ibu lakukan," ucap putri kesal.
"Ibu sedang tidak ingin berdebat denganmu, ibu sedang memikirkan adikmu yang hilang, hiks hiks hiks," ucap ibunya putri yang langsung duduk kembali dan menangis.
Putri langsung terdiam setelah melihat ibunya menangis. Maya yang merasa curiga melihat ayah tirinya putri yang terlihat tidak sedih di wajahnya. Kemudian maya mendekati putri dan menenangkannya.
"Putri sudahlah tak perlu kau marah kepada ibumu" ucap maya sambil memegang bahu putri.
"Hiks hiks hiks" suara putri menangis.
"Aku akan menemanimu mencari adikmu sampai ketemu" ucap maya menatap mata putri.
"Terimakasih erica" jawab putri.
"Baiklah! kami permisi dulu, jika ada kabar selanjutnya kami akan menghubungi anda," ucap polisi yang datang.
Polisi itu pun keluar dari rumah dan pergi, putri mengajak maya masuk ke dalam kamar risa. Di Sana maya sedikit dapat melihat bayangan masa lalu dari risa yang terlintas di pikirannya. tetapi bayangan yang di lihat maya tidak begitu jelas.
"Aaaaah "jerit maya karena kepalanya sakit.
"Ada apa erica? kenapa dengan kepalamu?" tanya putri khawatir.
"Tidak apa apa aku hanya merasa sedikit pusing saja" jawab maya sambil memegangi kepalanya.
Maya yang melihat sepintas kejadian masa lalu risa di kamar itu, membuat kepalanya sedikit pusing karena dia merasakan begitu banyak kesedihan yang menimpa risa. karena bayangan masa lalu dari risa yang tidak begitu jelas membuat maya semakin penasaran dengan kejadian yang menimpa risa.
"Putri apa kau mencurigai ayah tirimu?" tanya maya menatap putri.
"Iya erica, sebenarnya aku mencurigainya," jawab putri.
"Kenapa kau mencurigai dia?" tanya maya.
"Karena dia selalu jahat kepadaku dan adikku, dia hanya mencintai ibuku dan harta ibuku," jawab putri.
"Kenapa kau tidak pernah melaporkan kepada ibumu tentang sikap dari ayah tirimu?" tanya maya.
"Sudah aku ceritakan semua erica kepada ibuku!! tapi ibuku tidak percaya kepada kami," jawab putri sedih.
"Kenapa bisa ibumu tidak percaya kepada kalian? padahal kalian anak kandungnya?" ucap maya.
"Pria itu pintar bersandiwara, dia baik jika ada ibuku, tetapi bila ibu tidak ada dia jahat kepada kami," ucap putri kesal.
"Jadi ada kemungkinan bahwa dia ada hubungannya dengan hilangnya risa?" ucap maya curiga.
"Iya erica aku sangat mencurigai dia" ucap putri.
"Tapi kita tidak memiliki bukti yang menyatakan kalau dia ada hubungannya dengan hilangnya putri," jawab maya.
"Kita pasti akan menemukannya," ucap putri.
"Semoga kita mendapatkan petunjuk," ucap maya.
Ketika maya menoleh ke arah jendela dia melihat risa yang memandang putri dari luar rumah dengan wajah yang sedih. Maya hanya diam dan bingung bagaimana dia harus mengatakan kepada putri bahwa sebenarnya adiknya sudah meninggal dunia. Maya berniat untuk mencari kebenaran di balik kematian risa yang misterius. Dia tak ingin melihat risa meninggal dengan tidak tenang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 266 Episodes
Comments
Zaitun
lanjut 🤔
2021-08-23
2