Sudah sampai di rumah mengucapkan salam. "Assalamualaikum." ucap Nadin.
"Waalaikumus'salam." jawab emaknya Nadin.
"Kamu kenapa terlihat lesu Nadin? Ada apa sayang?"
"Ada yang mau aku bicarakan pada Emak." Nadin langsung memeluknya.
"Ayo masuk dulu, kita bicarakan bersama. Kamu tenang iya sayang." Hana mengelus kepalanya, yang berbalut hijab.
Bapak Nadin bingung melihat putrinya, yang datang-datang menangis. "Nadin, kamu kenapa Nak? Mana Niken, kenapa pulang sendiri." tanya Komar.
"Emak, Bapak, ternyata Niken menjebakku. Dia menjual aku, kepada pria hidung belang."
"Astaghfirullahaladzim, kenapa dia tega melakukan ini padamu." Hana hampir tidak percaya.
Sebagai orangtua, Komar sudah naik pitam mendengarnya. Komar mengepalkan kedua tangannya "Apa pria itu sudah menodai kamu?"
"Belum Bapak, aku tadi berhasil kabur darinya. Aku memukul kepalanya, dengan lampu yang ada di kamar itu. Sebelumnya aku menyemprotkan Baygon pada wajahnya." Nadin sebenarnya tidak ingin menceritakan semuanya, tapi tidak mungkin pernikahannya dengan Argan dirahasiakan.
"Alhamdulillah, kamu selamat sayang. Emak mengkhawatirkan kamu Nadin."
"Iya Mak, maafkan aku yang tidak sempat mengabari tadi. Pria itu mengancam akan memasukkan Emak dan Bapak ke penjara karena aku telah melukainya. Dia juga meminta ganti rugi, atas uang 200 juta yang telah dikeluarkannya."
Komar langsung berdiri "Kurang ajar si Niken, berani-beraninya dia mendzalimi anakku."
"Bapak tolong tenang, jangan langsung kebakaran jenggot." ujar Hana.
Nadin berusaha menenangkan Komar. "Bapak yang sabar iya, anggap saja ini ujian untukku. Aku memang berhasil lepas dari jebakan itu, tapi aku harus menikahi pria muda yang telah menolongku."
"Siapa? Kenapa tidak datang ke rumah?" tanya Komar.
”Aku tidak mungkin menceritakan sikapnya yang angkuh itu.” batin Nadin.
"Nadin, kalau kamu terpaksa, jangan melakukan pernikahan ini." Hana mengira Nadin terpaksa.
"Emak, aku sudah mengiyakan tawarannya. Aku terdesak, karena dikejar pria hidung belang itu. Aku tidak mungkin ingkar janji, aku harap Emak dan Bapak mengizinkan ku."
"Baiklah, bila itu keputusanmu. Tapi Bapak ingin bertanya satu hal."
"Apa itu Bapak?" tanya Nadin penasaran.
"Apa dia baik?"
Nadin hanya mengangguk.
Sementara di sisi lain, ada percakapan tersendiri. Argan makan kue kering, dengan perlahan-lahan.
"Apa dia menyetujui untuk menikah denganku?" tanya Argan.
"Iya tuan, dia menyetujui. Ini KTP miliknya, sengaja aku pinta agar dia tidak kabur." jawab Dera.
Dia meletakkan KTP Nadin di atas meja kerja Argan, setelah sebelumnya diperlihatkan.
"Oh Nadin namanya." Tersenyum samar.
”Ini pasti sangat menyenangkan, dia polos dan imut. Apalagi kalau pakai payung, pasti tambah lucu. Dia 'kan pendek, mirip jamur.” Argan berbicara dalam batin, tanpa terasa dia senyum-senyum sendiri.
Heru bergidik ngeri dan menyenggol Dera. "Kenapa tuan muda Argan seperti itu, apa dia kesambet roh di hotel?" bisik Heru.
"Kamu jangan sembarangan bicara, kamu mau tuan muda mendengarnya?"
"Payah bicara sama kamu, bagaikan bicara sama kucing tersedak saat lagi hamil." ledek Heru.
"Tuan!" Dera memanggilnya sampai tiga kali.
Heru langsung berhenti cekikikan tidak jelas, ketika Argan sadar dari lamunannya.
"I.. iya." jawabnya bingung.
"Tuan kenapa?"
"Aku tidak apa-apa, silakan kalian beristirahatlah."
"Baik tuan." Dera segera membalikkan badan, diikuti oleh Heru.
Di luar ruangan ada Fendi dan Andi sedang tertawa-tawa bersama. Mereka adalah kepala pelayan dan kepala pengawal.
"Eh botak!" seru Fendi.
"Apa kriwil!" jawab Andi.
"Ngapain kita berdiri di depan kamar tuan muda ketawa-tawa lagi." ujar Fendi.
"Kelupaan, gara-gara kamu cerita tentang janda kembang desa, yang dekat dengan mamang sate." jawab Andi.
Dera keluar dari ruangan bersama Heru. Tatapan menyeramkan dari Dera membuat kedua orang yang sibuk itu diam. "Tuan muda ingin istirahat, jangan berisik di sini."
"Iya asisten siaga." jawab mereka secara bersamaan.
Heru dan Dera melangkahkan kakinya pergi meninggalkan mereka, yang menatap Dera hingga menghilang dibalik tembok pembatas.
"Seram banget tuh wajah asisten, apa pas mengandung ibunya mengidam pergi ke kuburan?" celetuk Fendi.
Andi menempeleng kepalanya. "Jangan sembarangan loh, walaupun seperti itu dia bisa siaga tidak seperti kamu."
"Iya iya, mereka memang selalu siap antar jaga." Fendi melengos pergi.
"Mau ke mana kamu, main pergi-pergi saja."
"Mau ke toilet, memangnya kamu mau ikut?" Fendi cekikikan.
"Pergi sana sendiri kriwil pesing."
Di sebuah kosan, yang lumayan besar. Seorang perempuan selalu nyengir sepanjang hari, karena berhasil menjalankan rencana awal.
"Hore, aku berhasil mendapatkan uang dua ratus juta ini. Aku kaya raya!" Niken melompat kegirangan, menghamburkan uang-uang nya di atas udara.
Mbek! Mbek! Mbek!
Bunyi nada dering ponsel Niken. Dia segera menggeser menu berwarna hijau.
"Halo!" ucapnya.
"Hei kamu sudah menipuku. Temanmu itu berhasil kabur, dan aku ingin kamu mengganti uangku."
"Itu urusanmu, bukan urusanku." Niken langsung mematikan sambungan telepon, tanpa pamitan.
Sementara orang di seberang sana mengeluarkan sumpah serapahnya. Cacian dan makian dia lontarkan pada Niken, niatnya ingin mendapatkan uang dua kali lipat, malah tidak berhasil.
"Nadin berhasil kabur? Hah, kenapa bisa seperti ini. Bagaimana caranya dia bisa kabur, dari kamar yang terkunci." Niken bertanya-tanya sendiri.
Niken melemparkan semua barang-barang di kamarnya. Merasa kesal karena gagal menghancurkan hidup Nadin. Berteriak-teriak tidak jelas, rasa dengki itu semakin kuat di dalam hatinya. Sangat senang melihat orang susah, tapi merasa sebaliknya. "Kenapa sih dia harus berhasil kabur. Aku ingin, semua orang memandang jijik terhadapnya. Aku berencana bergosip ria, saat dia sudah berbadan dua. Aku benci dengan rencana yang gagal ini. Kali ini kamu bisa lolos Nadin, tapi kapan-kapan aku akan mencobanya lagi." monolognya.
Nadin tersenyum-senyum sendiri, dengan rencana yang ada di kepalanya. "Misi untuk membuat suami jatuh cinta. Menikah adalah hal terindah, untuk sekali seumur hidup. Aku harus memikirkan, sebuah cara jitu."
Catatan perencanaan :
Selalu tersenyum.
Menggoda suami.
Memberi kejutan tidak terduga.
Selalu merias diri.
Menawarkan untuk menyuapi saat makan.
Mengenakan baju sopan dan keren.
Harus mandi bersama.
Mengantarkan suami sampai depan pintu saat kerja.
Meminta maaf saat bersalah.
Izin saat pergi, lalu menyalami tangannya.
Setelah selesai menulis, Nadin menutup buku pribadinya. Dia menghembuskan nafasnya dengan kasar. Argan tersenyum-senyum sendiri, membuat catatan perencanaan untuk mengerjai Nadin.
Catatan Perencanaan :
Selalu dingin.
Jangan tergoda.
Tidak mempedulikan kejutan.
Abaikan riasannya.
Cuek saat makan.
Tidak mempedulikan penampilannya.
Tidak boleh mandi bersama.
Tidak mau diantar sampai depan pintu saat hendak pergi kerja.
Jangan meminta maaf duluan.
Bersikap jual mahal, saat dia ingin bersalaman.
Argan menutup bukunya sambil tersenyum. "Hahah... permainan akan segera dimulai. Kamu lihat saja perempuan berhijab, berani-beraninya mempermalukan di depan umum. Setelah menikah, kamu mungkin mati kesal menghadapi aku."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Queen
nada dering baru ya thor,, biasa jg kring kring atau drrrttt drrrtttt lah ini ada anak kambing lewat 🤣🤣🤣 tk kira niken ngangon kambing 😁😁😁
2021-05-13
1
Sonya Tanod
semangat thor
2021-04-27
1
mama' roy
aku kiraNiken pelihara kambing eh ternyata nada dering🤭
2021-04-16
1