Kejadian di Kedai dan Penyadapan

"Bu, sadar Bu ...."

Ayah Berli mememeluk istrinya.

Bu Ana masih terkulai lemas saat Ayah Berli membawanya ke ruangan belakang. Sedangkan Yolla dan Yolli kembali tertidur setelah mereka kelelahan karena menangis terus-menerus.

Hari ini, ia memutuskan untuk tidak membuka kedai. Kondisi di dalam kedainya masih berantakan. Ada banyak buah segar yang seharusnya bisa dijual hari ini yang rusak berat.

"Yah ...."

"Ya Bu ... sabar ya ...."

Ayah Berli mengusap air mata Ibu, padahal kondisinya sendiri tidak baik-baik saja. Wajah Ayah dipenuhi memar dan luka lecet. Bibirnya bengkak.

"Kenapa Ia, selalu membuat masalah? Kesalahan apa sebenarnya yang telah kita perbuat saat aku mengandung dia. Perasaan aku tidak pernah menyakiti orang lain."

"Bu jangan begitu, istighfar Bu, setiap anak punya cara sendiri untuk menguji kesabaran orang tuanya. Bisa saja ini memang cara Tuhan kita untuk meningkatkan derajat kita, jangan menyalahkan Ia, Bu. Dia tidak melakukan kesalahan apapun. Anak kita hanya korban."

"Terus bagaimana dengan sekretaris HGC itu? Bapak tidak melaporkan dia ke polisi? Anak kita diperkosa, Yah. Linda diperkosa, huuu ...." Ibu kembali meraung-raung.

"Bagaimana Ayah mau melaporkan Bu, Lindanya saja hilang, kan? Ayah tidak bisa gegabah, Linda kan saksi kuncinya. Terus yang kita lawan juga bukan orang biasa, konon dia itu orang kepercayaan nomor satu di HGC, bahkan direktur utamanya saja selalu bertanya pada dia saat mengambil keputusan. Saat dia tidak setuju, maka proyek akan batal."

Ayah menunduk, dari pelupuk matanya, nampak ada linangan bening yang perlahan membasahi pipinya.

"Ayah ..., Ibu menyesal merantau ke sini, Ibu rasanya mau pulang, huks ...."

"Kampung halaman kita jauh, Bu. Ada di luar pulau, lagipula kalau kita pergi bagaimana dengan Linda? Ayah tidak mungkin meninggalkan dia di kota ini."

"Dulu ... Ibu berpikir punya anak yang cantik dan terkenal itu pasti akan menyenangkan, Ibu tak menyangka jika pada akhirnya akan seperti ini. Terus kedai buah bagaimana, Yah? Hari ini kita pasti rugi banyak. Selagi anak-anak tidur, ayo kita bereskan." Ibu beranjak.

"Ibu gak cape?"

Ayahpun beranjak.

"Gak lah Yah. Oiya, uang dari Linda kita pegang dulu saja untuk jaga-jaga, untuk sementara pasokan buah dari petaninya kita kurangi saja," kata Ibu.

Saat ini ia dan Ayah Berli sudah ada di kedai merapikan sisa-sisa kerusakan tadi pagi.

"Ayah, bagaimana kalau sore ini kita buka kedai saja sampai malam yuk. Sepertinya kita lebih aman kalau buka kedai. Jika kedai buka, kita tidak terlalu ketakutan. Tetangga di seberang jalan bisa melihat kalau ada aktivitas mencurigakan di kedai kita."

"Ya sudah, Ayah setuju."

Akhirnya, pada pukul 15.07 waktu setempat, kedai buah segar di tepi jalan itu melapak.

Ibu tampak duduk di sebuah kursi plastik menghadap jalan raya dua arah, matanya bergulir pada setiap mobil yang datang dari arah kiri dan kanan.

Ayah lalu mendekat, ia duduk di samping Ibu dan melakukan hal yang sama. Andai waktu bisa diputar, Ayah dan Ibu pasti akan melarang putri sulung mereka terjun ke dunia hiburan.

Ya, awalnya Linda memang hanya sebagai pembaca berita, namun karena ia cantik, memiliki daya tarik dan pernah memenangkan penghargaan The Top Host, stasiun TV lain sering mengundangnya untuk menjadi presenter bahkan menjadi bintang tamu di acara reality show.

"Ibu rindu masa-masa sebelum anak kita terkenal. Dulu ... kalau Linda jaga kedai, warung kita selalu laris-manis." Ibu memulai obrolan.

"Ya Bu, Ayah juga kangen masa-masa itu. Kalau ada pembeli yang mau beli buah sekilo, Linda suka bilang kenapa tidak dua kilo saja?" kata Ayah.

"Dan kalau ada yang mau beli 4 kilo, Linda bilang 5 kilo saja ya, dan anehnya semua pembeli nurut sama anak kita," kenang Ibu.

Saat Ibu mau melanjutkan percakapannya dengan Ayah, tiba-tiba sebuah mobil mewah berwarna hitam berhenti tepat di area parkir kedai. Ibu dan Ayah langsung terkejut dan berdiri. Mereka semakin ketakutan saat melihat orang-orang yang ke luar dari mobil itu berbadan tinggi dan tegap, serta memakai baju serba hitam.

"A-Ayah, si-siapa mereka?"

Ibu gelapan, ia menarik Ayah untuk masuk ke dalam kedai.

Saaat Ayah Berli mau melangkahkan kakinya mengikuti arahan Ibu, salah seorang pria yang ke luar dari mobil itu, melemparkan senyum ke arahnya.

"Bu, sepertinya mereka bukan orang jahat, itu malah senyum sama Ayah," bisiknya.

"Ayah yakin?"

Ibu masih ragu, namun keraguannya hilang seketika sapaan hangat itu mampir di telinganya.

"Mohon maaf mengganggu, apa ini kedai buah milik orangtuanya LB?"

Pertanyaan itu membuat Ibu menoleh, dan berkata, " Ya Benar, ada apa ya? LB nya tidak ada di sini," Ia langsung pada intinya.

Sementara Ayah Berli masih memperhatikan penampilan tiga orang pria itu dari atas sampai bawah.

"Kami tidak mencari LB. Kami ke sini untuk memborong buah," ucap seseorang dengan senyuman mengembang di bibirnya.

Ucapan itu tentu saja membuat Ayah dan Ibu melongo tak percaya.

"Ma-mau a-ada acara?" tanya Ibu. Tangannya masih menggengam erat tangan Ayah.

"Tidak ada. Berapa semuanya?" sambil mengamati buah.

"Ma-mau beli buah apa tuan-tuan ini? Berapa kilo?" kini Ayah yang gelagapan.

"Ya ampun, cepat katakan berapa semuanya?! Kami tidak punya banyak waktu," bentak pria yang sedari tadi hanya menunduk sambil membuka sebuah amplop berwarna coklat.

"Ba-baik saya akan hitung dulu."

Ayah mengambil kalkulator, setelah semuanya selesai dihitung, Ayah menyerahkan hasil dan jumlahnya pada pria yang tadi membentak.

"Ini uangnya."

"Akan saya hitung dulu Tuan," kata Ayah Berli.

"Silahkan."

"Pas, Tuan. Kerena Anda memborong, saya akan kembalikan 10 persennya untuk bonus," kata Ayah.

"Tidak perlu," kata orang tersebut."

"Saya mau panggil tetangga dulu untuk membantu mengemas buah dan mengirimnya. Kami minta alamatnya Tuan," Ibu menyodorkan secarik kertas.

Pria itu lalu menulis sebuah alamat dan menyerahkannya pada Ibu.

"Kami permisi, oiya tidak usah terburu-buru mengemasnya," kata pria yang saat datang menebarkan senyum pada Ayah dan Ibu.

"Baik, terima kasih. Semoga Anda selalu berlangganan buah pada kami, oiya kalau ada keluhan langsung ke sini saja, kebetulan ponsel saya sedang rusak," jelas Ayah.

Mobil itu melesat, bersamaan dengan Ibu yang berteriak histeris.

"Ayaaah," teriaknya.

"Ibu, kenapa?!" Ayah melotot.

"Ayah, ini Yah. Lihat alamat yang akan kita kirim."

Segera Ayah menarik kertas tersebut dari tangan Ibu.

"A-apa?!"

Ayahpun sama terkejutnya dengan Ibu. Keduanya langsung menutup mulut tak percaya. Sampai-sampai Ibu menjatuhkan tubuhnya dan duduk bersimpuh di tanah.

***

"Silahkan, ini semua milik Anda."

Pria yang masih mengenakan celemek jingga itu menyerahkan sekitar sepuluh dus ukuran sedang sampai dengan besar pada Linda yang saat ini menatapnya tak percaya.

"Apa ini?" sambil menunjuk dus-dus itu.

"Ini kebutuhan untuk Anda, mari saya bantu rapikan," tanpa permisi Agam menyeret dus-dus itu ke dalam kamar.

"Bapak mau masuk ke kamar saya?!" Linda masih melongo.

"Ini rumah saya, ini kamar saya," jawabnya enteng.

"Kenapa banyak sekali?! Padahal hanya menunggu sampai saya haid, kan?"

"Ya," tangan Agam mulai membuka dus.

"Dari mana Anda tahu saya memakai kosmetik ini?!" Linda terkejut saat ia terpaksa membuka salah satu dus.

"Em, saya malas menjawab," katanya.

Agam lebih memilih membuka dus dan mengeluarkan isinya.

"Saya tidak mau membereskan, lagipula siapa yang meminta barang-barang sebanyak ini?" LB malah naik ke tempat tidur dan memainkan ponselnya.

"Tak masalah, biar saya saja yang membereskan. Ta-tapi yang itu, Anda yang bereskan." Agam menggeser dus yang berisi pakaian dalam.

Linda malah mengintipnya, ia santai saja tengkureb di atas tempat tidur sambil menggerak-gerakkan kakinya.

"Oke saya yang membereskan itu," Linda mengatupkan bibirnya menahan tawa saat mengetahui barang apa yang enggan dibereskan oleh Agam.

"Hmm, Bu Linda yakin tidak mau membantu saya?"

Agam tak habis pikir, bisa-bisanya ia menyukai wanita cuek dan jorok itu. Sambil membereskan pakaian, mata Agam masih bisa menangkap bagaimana tissue wajah berserakan di bawah ranjang, padahal jelas-jelas di sudut kamar itu ada tempat sampah.

"Anda jorok sekali, seluruh penduduk di negara ini tertipu," gumamnya.

"Jorok? Siapa yang jorok?" wanita berhenna itu benar-benar tak peka. Beruntung sebuah derap langkap kaki berhasil menghentikan kegiatan leyeh-leyehnya.

"Gaaam," panggil Ibu.

Sosoknya itu belum muncul tapi ampuh membuat Linda terlonjak. Ia mendekat ke arah Agam, maraih baju, melipatnya dan menunduk.

"Ck ck ck," Agam berdecak tak percaya.

Bisa-biasanya dia tiba-tiba berubah seperti itu dan memasang wajah pilu seakan-akan aku menindasnya. Agam merutuki Linda dalam batinnya.

"Bagus, Ibu pikir kamu tidak membantunya."

Ibu langsung masuk, karena pintu kamar itu memang sengaja dibiarkan terbuka oleh Agam untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

Linda tiba-tiba menghela napas panjang, sambil melakukan gerakan tangan mengusap keringat dari pelipisnya.

"Huhh," lirihnya.

Akting yang sangat sempurna, padahal jelas-jelas Agamlah yang dari tadi membereskan baju-baju itu.

"Ka-kamu," tangan Agam mengepal kuat, perasaanya terjebak dalam kebingungan yang hakiki. Bingung, karena sikap LB yang demikian itu justru membuatnya terhibur.

"Linda, kamu tidak usah khawatir sama bu Ira dan pak Yudha, mereka sudah diberi penjelasan sama Ibu kalau keberadaan kamu di sini karena dikontrak ekslusif oleh Agam."

"Apa?!" Agam dan Linda terkejut.

"Kenapa alasannya seperti itu, Bu?" Agam protes.

"Memangnya kamu punya alasan lain?"

"Awalnya aku berpikir mau mengakui dia sebagai kerabat kita. Dia bersembunyi di sini agar tidak ditemukan wartawan."

"Sudahlah Gam, yang penting Linda aman di sini. Ibu bilang juga sama bu Ira dan pak Yudha kalau kontrak ini sebenarnya telah diatur oleh manajer LB untuk menaikan popularitas LB, Ibu hebat, kan? Hahaha." Ibu sepertinya puas dengan idenya.

"Jadi Ibu membuat sensasi setingan?" tanya Linda.

"Nah itu dia. Tepat sekali." Ibu mengangkat jempolnya.

"Tadinya Ibu mau buat setingan agar kamu dan Agam terlibat skandal .... Tapi Ibu khawatir saham HGC jadi turun, kamu sih enak bisa makin terkenal, tapi putra Ibu bisa dipecat. Hahaha." Ibu kembali tertawa.

"Hmm, bicara tentang HGC, aku jadi rindu ingin segera bekerja." Agam menghentikan sejenak aktivitasnya.

"Dasar gila kerja," Ibu menuding perlahan kepala Agam.

"Satu orang lagi di rumah ini yang belum ditaklukan," kata Ibu.

"Masalah Gama, biar aku saja yang bicara," kata Agam.

Gama? Berarti adiknya laki-laki, batin Linda.

"Gama sih paling gampang, Nak Linda kamu yang menghadapi Gama ya."

"Sa-saya?" ia terlihat bingung.

"Gama itu titik lemahnya wanita cantik, saat lihat kamu, dia pasti meleleh. Nak Linda kamu jangan takut ya, Gama itu baik kok, dia juga menarik dan tampan, usianya masih 19 tahun," jelas Ibu.

"Aku pergi," Agam tiba-tiba beranjak.

"Bu Linda, rapikan tissue-tissue itu," ia menujuk ke kolong ranjang.

"Dua puluh menit lagi kita berangkat ke optik, barang-barang ini biar bu Ira yang membereskan," tegasnya.

"Hahaha," Ibu terkikik, ia faham kalau Agam cemburu.

Aku bahagia Agam bisa membuka diri pada wanita. Walaupun caranya seperti ini, setidaknya Ibu yakin kalau kamu pria normal. Dalam hatinya Ibu bersyukur.

"Nak Linda, maafkan sikap Agam ya," lagi-lagi Ibu memegang tangan Linda.

"Kadang dia memang keras dan tegas, tapi ... aslinya dia itu penyayang."

Linda diam saja.

"Oiya apa kamu sudah punya pacar?"

"Sudah Bu."

"Oh, tadinya ... Ibu berharap kamu bisa membuka diri untuk Agam. Ibu lihat Agam suka sama kamu, Nak."

"Tidak Bu, dia tidak suka sama saya. Pak Agam peduli sama saya karena khawatir saya hamil. Dia hanya peduli sama kehamilan saya, bukan sama saya."

Ibu hanya bisa menghembuskan napanya.

.

.

Saat Linda bersiap untuk pergi ke optik, tiba-tiba ada panggilan dari Bagas.

Sementara di kamarnya Agam langsung mengernyit. Ya, melalui bantuan seseorang yang identitasnya sangat rahasia, Agam ternyata telah menyadap nomor Linda yang sedang ia gunakan saat ini. Agam memasang ear phone khusus dan menekan tombolnya.

"Bagaaas, huuu ..." terdengar suara tangisan Linda.

"LB kamu di mana? Gila kamu ya, mau bikin sensasi? Kamu sudah terkenal karena prestasi, kenapa harus kucing-kucingan begini sih?"

"Bagas, aku tidak bisa mengatakan apapun sama kamu. Ini sangat rumit, aku tidak bisa menjelaskan."

"LB please, jangan membuat aku bingung. TV KITA sudah kirim surat somasi untuk kamu. Kalau dalam seminggu lagi kamu gak ada kabar, kamu bisa diblack list dari dunia penyiaran, terus bagaimana iklan kecap itu? Kamu kan sudah tanda tangan, syuting iklannya lima hari lagi lho."

"Huuu ... Bagas, aku juga bingung, aku diculik, Gas."

"Diculik?" Agam tersenyum sinis.

"Apa?! Diculik? Serius, Bi? Siapa yang menculik kamu?!"

"Aku tidak bisa bilang, dia berbahaya. Dia mengerikan, menyebalkan, binatang buas, dan gila."

Mata Agam membulat, tangannya mengepal.

"Ihh, serem sekali. Ya sudah sekarang kamu bilang saja siapa yang menculik kamu? Ciri-cirinya, terus lokasi kamu disekap di mana? Nanti aku lapor polisi."

"Jangan Bagas, jangan lapor polisi, jika waktunya tepat, aku akan kabur sendiri."

"Haha, berani sekali dia." Agam semakin geram.

"Hei, si-siapa kaliaan?!" kata Bagas.

Terdengar suara mencurigakan seperti pintu yang dibuka paksa.

"Bagas?? Hallo."

Linda terdengar panik.

"Di mana LB?"

Sayup-sayup.

"Bagas?!" teriak Linda.

"Lepaskaaan! Kalian siapa?! Aku aaa ..."

Panggilan terputus.

"Bagas? Hallo, huuu ... apa yang terjadi sama kamu?" Di kamarnya Linda berusaha menghubungi Bagas lagi, namun langsung tidak aktif.

Belum lagi kepanikannya hilang, pintu kamar itu diketuk beberapa kali dari luar.

"Bu Linda, cepat ke luar! Ayo kita pergi, saya hitung sampai tujuh. Satu, dua, tiga, empat ...."

"Ya, saya ...."

Pintu terbuka, Linda ke luar kamar dengan air mata berurai. Ia menunduk, Agam pura-pura tidak tahu.

"Kenapa?" tanya Agam, saat ia mulai berjalan menuju lift.

"Kelilipan," jawab Linda.

Saat mereka berada di depan lift.

"Kamu tidak apa-apa kan satu lift dengan binatang buas?" tanya Agam.

"Maksudnya?" Linda memberanikan diri menatap Agam.

"Maksud saya binatang buas yang berbahaya, mengerikan, menyebalkan, dan gila," ucap Agam.

"A-apa?! Saya tidak mengerti maksud Anda."

"Hmm, ya sudahlah." Agam diam sejenak.

"Siapa Bagas? Terus agensi mana yang mengontrakmu untuk iklan kecap?" tanya Agam ketika mereka berdua sudah berada di dalam mobil.

Seketika itu juga, Linda menatap Agam dengan mata yang membelalak.

❤❤ Bersambung ....

Terpopuler

Comments

Atiiqah Ramadhani

Atiiqah Ramadhani

Linda jangan cuek gitu bah sama Agam ntar bucin lho..

2021-05-25

0

Secret 😲

Secret 😲

agam tuh cinta sama LB tp cara nya salah... terlalu gengsi 😁😁😁😁

2021-05-18

0

azzahra

azzahra

ohhh agammm kasian nyaa

2021-04-09

0

lihat semua
Episodes
1 The Beginnings of the Story [Visual]
2 Press Conference
3 The Trouble Started
4 The First Kiss [Warning!]
5 Blood and The Flower Crown
6 Boomerang
7 Back to Home
8 A Sign of Painful Love (Tanda Cinta yang Menyakitkan)
9 The Girl Whose Nails's Red Henna (Gadis yang Kukunya Berhenna Merah)
10 The News Anchor Polices's Idol
11 Falling In Love Feels The Great (Jatuh Cinta Itu Rasanya Luar Biasa)
12 Wahai Mahkota yang Telah Terkoyak, Bisakah Kamu Kuncup Kembali?
13 The Broken Hearts by The Love (Hati yang Terluka oleh Cinta)
14 Sesuatu yang Manis belum Tentu Menghasilkan yang Manis Jua
15 Yes Right She's LB
16 LB, Where Are You?
17 Mencuri Pandang
18 The Agreement and Approval (Perjanjian dan Persetujuan)
19 Pria yang Bercelemek Jingga
20 Kejadian di Kedai dan Penyadapan
21 Aku Akan Menjagamu dengan Nyawaku [Visual]
22 Why do I Want to See Him? (Kenapa Aku Ingin Melihat Dia?)
23 Jika Ini Mimpi, Tolong Jangan Bangunkan Aku
24 I Wrote She's A Future Wife (Aku Menulisnya Calon Istri) [Visual]
25 Senyuman Indah Nan Hangat Itu Mungkin Akan Lenyap
26 Memanggil Namanya dan Mengkhawatirkannya
27 The Attack That Heats Up (Serangan yang Memanaskan)
28 The Weak Point (Titik Lemah) [Visual]
29 Serangan Malam di Taman yang Sepi
30 Kesulitan Untuk Menolak Keindahan dan Kehangatan
31 Merasakan Kehadiranmu Membuatku Menangis
32 Cemburu Versus Cinta
33 Satu Piring Satu Sendok Satu Suapan
34 Kekasihmu Tampan, dan Sekretarismu Cantik [Visual]
35 Jeraus
36 Feel Crazy [Visual]
37 Nila Setitik Rusak Susu Sebelanga
38 Women Is The Poison of The World (Wanita Racun Dunia) [Visual]
39 Prahara dan Asumsi Negatif
40 LB is Back and She is So Stunning
41 Ada yang "Mati Kutu"
42 Rasa yang Bersemi Tanpa Disadari
43 Cinta dan Kekaguman yang Disesali
44 Help Me, Please ....
45 Gelebah [Warning!!!]
46 The Stressful Events
47 The Remaining Breath For You
48 Return Your Breath
49 With Him, With Her
50 The More Love, The More It Hurts
51 The Thief of Hearts (Pencuri Hati)
52 Kenapa Terus Mencitai Jika Pada Akhirnya Akan Membuatmu Terluka
53 Prejudice that Opens the Veil (Prasangka yang Membuka Tabir)
54 The Complicated Love
55 Hati yang Terluka dan Secerca Harapan
56 Aku Ingin Segera Bertemu Denganmu Sekarang Juga
57 Save Her and Them (Menyelamatkan Dia dan Mereka)
58 Still in Tension
59 Akhirnya ....
60 Unexpected
61 Regret A Meeting and Don't Regret A Meeting
62 Kesepakatan
63 Tanda Lahir Berbentuk Hati
64 Adu Strategi dan Acting
65 Selfless Love (Cinta Tanpa Pamrih)
66 A Ray of Hope of Happiness (Seberkas Harapan Kebahagiaan)
67 Senandung
68 Signal dari Kepulauan Pulau Jauh
69 The Love Dilemma
70 Mau Kemana Kita?
71 Mengundang Bola Api
72 Walau Tidak Bisa Menyentuhnya, Setidaknya ... Aku Bisa Melihatnya
73 The Freedom
74 Menemui Sahabat
75 Bukan Wanita yang Baik
76 Hasil Autopsi
77 Kehadirannya Begitu Terasa [Bagian 1]
78 Kehadirannya Begitu Terasa [Bagian 2]
79 Kehadirannya Begitu Terasa [Bagian 3]
80 Kamu Benar-benar Ada
81 Tidak Ada Kontak Fisik
82 Bersama Memperjuangkan Cinta
83 Berkunjung ke Pearl Ocean Village [Bagian 1]
84 Berkunjung ke Pearl Ocean Village [Bagian 2]
85 The Secret Member [Visual]
86 To Be Responsible
87 Tidak Sanggup Untuk Tidak Peduli Padamu
88 Menemui Para Pendemo [Visual]
89 Jujur pada Publik
90 The Jealousy [Visual]
91 Sebuah Kabar
92 Menantikan Kembalinya Mahkota dan Menunggu Kedatangan Ayah
93 Dijaga Bak Buronan
94 Back to Virgin
95 She is Special Woman, She is My Mine
96 Terpesona VS Pembajakan
97 Akan Menyelamatkan Seseorang yang Spesial [Warning!!!]
98 Mayday! Mayday!
99 Who is Maga? [Warning!!!]
100 Tentang Maga dan BRN
101 Efek yang Membiuskan
102 Fakta Tentang Maga dan Kejadian di Luar Dugaan
103 Praduga, Harapan, dan Issue
104 Pertanda Baik
105 Kesepakatan dan Pertemuan
106 Pria yang Serba Bisa
107 The First Cry
108 Sebuah Jawaban
109 Memberikan Restu
110 Sebuah Keistimewaan dari Seorang Wanita
111 'Mujbir'
112 Maaf, Tidak di Sisimu
113 You are Mine, Forever and Only
114 Hari Pertama Menjadi Suami [Visual dan Gif]
115 Nette
116 Saling Merahasiakan
117 Filosofi Cinta; Tidak Terucap, Namun Terungkap
118 Kembali Memendam Rindu
119 Gamayasa Val Buana
120 Maga [Visual, Gif]
121 Maga, Gama, dan Freissya
122 The Toxic of Love
123 Want to Meet You
124 Satu Kamar? [Visual dan Gif]
125 Calls You ... Maga
126 Variety of Love [Bagian 1]
127 Variety of Love [Bagian 2]
128 Variety of Love [Bagian 3]
129 The Incident
130 Kandidat Pengganti
131 Snake and Briliant
132 Keputusan Seorang Ayah [Visual]
133 Perubahan Sikap
134 Saling Melindungi
135 Bersitegang
136 Rencana Membuka File
137 Keputusan yang Sulit dan Berujung Rindu
138 Kabar dari Pulau Jauh
139 Detik-detik yang Menentukan
140 Terjebak
141 Gelar Baru [Visual]
142 Kemelut
143 Matched Pair
144 I'm Sorry, Ice ....
145 Hit The Waves and Anger
146 Siasat
147 Kalender Rahasia
148 Live Streaming [Gif]
149 Cemburu Buta
150 Hikmah dan Berkah di Balik Musibah
151 Lepas Landas
152 Baby Blues Syndrome
153 Hhmm ....
154 Special Scene [Warning!!!]
155 Gurindam Tak Bersyarat
156 Prahara
157 Kabar yang Janggal
158 Sebuah Keputusan
159 Ternyata ....
160 Namanya ....
161 Sultan Yasa dan Bayi Besar [Warning!!!]
162 Kembali ke HGC [Visual]
163 Pewaris Keempat
164 Gagal [Visual]
165 Kejutan dari Briliant
166 Ada yang Cemburu, Ada yang Bersukacita
167 Aku Datang, Sayang ....
168 Pertemuan [Warning !!!]
169 Sebuah Rencana
170 Ada Ada Saja
171 Menanti Sang Malam [Gif]
172 Kacau Meracau
173 Kacau Meracau [Bagian 2] [Warning!!!]
174 Kacau Meracau [Bagian 3] [Warning!!!]
175 Briliant, Ice, dan Senja [Visual]
176 The Law Case
177 Kerja Sama
178 Ketulusan dan Kepercayaan [Warning!!!]
179 Pulang
180 The Stories [Warning!!!]
181 Aqiqah Keivel [Visual]
182 Pulang Lebih Cepat
183 Keajaiban Itu Ada, Manusia Tidak Boleh Berputus Asa [Warning!!!] [Visual]
184 Di Rumah Sakit
185 The Hope Before Sleep
186 Dejavu yang Memilukan
187 The Promblems
188 Spekulasi [Visual]
189 Mister X Effect
190 The Kidnapping and Pursuit
191 Chasing The Time For His Love [Warning!!!]
192 Magamegacode
193 Safe From Accident
194 The Tactics
195 Historia De Amor
196 Malpractice?
197 Sea dan Maga
198 Clever Tactic
199 ALGF MSYS
200 The Situation
201 Loss Contact
202 Spesial; Val & Ice
203 The Hassle
204 Terungkap
205 Try Your Best
206 Getting Closer To You
207 Fighter
208 Fighter [Bagian 2]
209 Cooling
210 Bayi Kesayangan Ibunda
211 Badai Belum Berlalu
212 Persiapan Rujuk
213 Melepasmu
214 Lelucon
215 Pergi dan Kabar Kabur
216 The Journey
217 Tentang Mereka
218 Pengumuman
219 Senja yang Spesial
220 Suprise
221 Bersua Lagi
222 Terciduk, Tersipu, Tersenyum
223 Serba-serbi AGAPE
224 Di Penghujung Kisah
225 Cinta, Kerinduan, dan Kepergian
226 Kejutan
227 Masih Tentang Mereka
228 Ada-ada Saja
229 Episode H-5
230 Episode H-4
231 Episode H-3
232 Episode H-2
233 Episode H-1
234 Episode Spesial; Pengantin Baru
235 Episode Spesial; Sepenggal Kisah di Penghujung Pena [Bagian 1]
236 Episode Spesial; Sepenggal Kisah di Penghujung Pena [Bagian 2]
Episodes

Updated 236 Episodes

1
The Beginnings of the Story [Visual]
2
Press Conference
3
The Trouble Started
4
The First Kiss [Warning!]
5
Blood and The Flower Crown
6
Boomerang
7
Back to Home
8
A Sign of Painful Love (Tanda Cinta yang Menyakitkan)
9
The Girl Whose Nails's Red Henna (Gadis yang Kukunya Berhenna Merah)
10
The News Anchor Polices's Idol
11
Falling In Love Feels The Great (Jatuh Cinta Itu Rasanya Luar Biasa)
12
Wahai Mahkota yang Telah Terkoyak, Bisakah Kamu Kuncup Kembali?
13
The Broken Hearts by The Love (Hati yang Terluka oleh Cinta)
14
Sesuatu yang Manis belum Tentu Menghasilkan yang Manis Jua
15
Yes Right She's LB
16
LB, Where Are You?
17
Mencuri Pandang
18
The Agreement and Approval (Perjanjian dan Persetujuan)
19
Pria yang Bercelemek Jingga
20
Kejadian di Kedai dan Penyadapan
21
Aku Akan Menjagamu dengan Nyawaku [Visual]
22
Why do I Want to See Him? (Kenapa Aku Ingin Melihat Dia?)
23
Jika Ini Mimpi, Tolong Jangan Bangunkan Aku
24
I Wrote She's A Future Wife (Aku Menulisnya Calon Istri) [Visual]
25
Senyuman Indah Nan Hangat Itu Mungkin Akan Lenyap
26
Memanggil Namanya dan Mengkhawatirkannya
27
The Attack That Heats Up (Serangan yang Memanaskan)
28
The Weak Point (Titik Lemah) [Visual]
29
Serangan Malam di Taman yang Sepi
30
Kesulitan Untuk Menolak Keindahan dan Kehangatan
31
Merasakan Kehadiranmu Membuatku Menangis
32
Cemburu Versus Cinta
33
Satu Piring Satu Sendok Satu Suapan
34
Kekasihmu Tampan, dan Sekretarismu Cantik [Visual]
35
Jeraus
36
Feel Crazy [Visual]
37
Nila Setitik Rusak Susu Sebelanga
38
Women Is The Poison of The World (Wanita Racun Dunia) [Visual]
39
Prahara dan Asumsi Negatif
40
LB is Back and She is So Stunning
41
Ada yang "Mati Kutu"
42
Rasa yang Bersemi Tanpa Disadari
43
Cinta dan Kekaguman yang Disesali
44
Help Me, Please ....
45
Gelebah [Warning!!!]
46
The Stressful Events
47
The Remaining Breath For You
48
Return Your Breath
49
With Him, With Her
50
The More Love, The More It Hurts
51
The Thief of Hearts (Pencuri Hati)
52
Kenapa Terus Mencitai Jika Pada Akhirnya Akan Membuatmu Terluka
53
Prejudice that Opens the Veil (Prasangka yang Membuka Tabir)
54
The Complicated Love
55
Hati yang Terluka dan Secerca Harapan
56
Aku Ingin Segera Bertemu Denganmu Sekarang Juga
57
Save Her and Them (Menyelamatkan Dia dan Mereka)
58
Still in Tension
59
Akhirnya ....
60
Unexpected
61
Regret A Meeting and Don't Regret A Meeting
62
Kesepakatan
63
Tanda Lahir Berbentuk Hati
64
Adu Strategi dan Acting
65
Selfless Love (Cinta Tanpa Pamrih)
66
A Ray of Hope of Happiness (Seberkas Harapan Kebahagiaan)
67
Senandung
68
Signal dari Kepulauan Pulau Jauh
69
The Love Dilemma
70
Mau Kemana Kita?
71
Mengundang Bola Api
72
Walau Tidak Bisa Menyentuhnya, Setidaknya ... Aku Bisa Melihatnya
73
The Freedom
74
Menemui Sahabat
75
Bukan Wanita yang Baik
76
Hasil Autopsi
77
Kehadirannya Begitu Terasa [Bagian 1]
78
Kehadirannya Begitu Terasa [Bagian 2]
79
Kehadirannya Begitu Terasa [Bagian 3]
80
Kamu Benar-benar Ada
81
Tidak Ada Kontak Fisik
82
Bersama Memperjuangkan Cinta
83
Berkunjung ke Pearl Ocean Village [Bagian 1]
84
Berkunjung ke Pearl Ocean Village [Bagian 2]
85
The Secret Member [Visual]
86
To Be Responsible
87
Tidak Sanggup Untuk Tidak Peduli Padamu
88
Menemui Para Pendemo [Visual]
89
Jujur pada Publik
90
The Jealousy [Visual]
91
Sebuah Kabar
92
Menantikan Kembalinya Mahkota dan Menunggu Kedatangan Ayah
93
Dijaga Bak Buronan
94
Back to Virgin
95
She is Special Woman, She is My Mine
96
Terpesona VS Pembajakan
97
Akan Menyelamatkan Seseorang yang Spesial [Warning!!!]
98
Mayday! Mayday!
99
Who is Maga? [Warning!!!]
100
Tentang Maga dan BRN
101
Efek yang Membiuskan
102
Fakta Tentang Maga dan Kejadian di Luar Dugaan
103
Praduga, Harapan, dan Issue
104
Pertanda Baik
105
Kesepakatan dan Pertemuan
106
Pria yang Serba Bisa
107
The First Cry
108
Sebuah Jawaban
109
Memberikan Restu
110
Sebuah Keistimewaan dari Seorang Wanita
111
'Mujbir'
112
Maaf, Tidak di Sisimu
113
You are Mine, Forever and Only
114
Hari Pertama Menjadi Suami [Visual dan Gif]
115
Nette
116
Saling Merahasiakan
117
Filosofi Cinta; Tidak Terucap, Namun Terungkap
118
Kembali Memendam Rindu
119
Gamayasa Val Buana
120
Maga [Visual, Gif]
121
Maga, Gama, dan Freissya
122
The Toxic of Love
123
Want to Meet You
124
Satu Kamar? [Visual dan Gif]
125
Calls You ... Maga
126
Variety of Love [Bagian 1]
127
Variety of Love [Bagian 2]
128
Variety of Love [Bagian 3]
129
The Incident
130
Kandidat Pengganti
131
Snake and Briliant
132
Keputusan Seorang Ayah [Visual]
133
Perubahan Sikap
134
Saling Melindungi
135
Bersitegang
136
Rencana Membuka File
137
Keputusan yang Sulit dan Berujung Rindu
138
Kabar dari Pulau Jauh
139
Detik-detik yang Menentukan
140
Terjebak
141
Gelar Baru [Visual]
142
Kemelut
143
Matched Pair
144
I'm Sorry, Ice ....
145
Hit The Waves and Anger
146
Siasat
147
Kalender Rahasia
148
Live Streaming [Gif]
149
Cemburu Buta
150
Hikmah dan Berkah di Balik Musibah
151
Lepas Landas
152
Baby Blues Syndrome
153
Hhmm ....
154
Special Scene [Warning!!!]
155
Gurindam Tak Bersyarat
156
Prahara
157
Kabar yang Janggal
158
Sebuah Keputusan
159
Ternyata ....
160
Namanya ....
161
Sultan Yasa dan Bayi Besar [Warning!!!]
162
Kembali ke HGC [Visual]
163
Pewaris Keempat
164
Gagal [Visual]
165
Kejutan dari Briliant
166
Ada yang Cemburu, Ada yang Bersukacita
167
Aku Datang, Sayang ....
168
Pertemuan [Warning !!!]
169
Sebuah Rencana
170
Ada Ada Saja
171
Menanti Sang Malam [Gif]
172
Kacau Meracau
173
Kacau Meracau [Bagian 2] [Warning!!!]
174
Kacau Meracau [Bagian 3] [Warning!!!]
175
Briliant, Ice, dan Senja [Visual]
176
The Law Case
177
Kerja Sama
178
Ketulusan dan Kepercayaan [Warning!!!]
179
Pulang
180
The Stories [Warning!!!]
181
Aqiqah Keivel [Visual]
182
Pulang Lebih Cepat
183
Keajaiban Itu Ada, Manusia Tidak Boleh Berputus Asa [Warning!!!] [Visual]
184
Di Rumah Sakit
185
The Hope Before Sleep
186
Dejavu yang Memilukan
187
The Promblems
188
Spekulasi [Visual]
189
Mister X Effect
190
The Kidnapping and Pursuit
191
Chasing The Time For His Love [Warning!!!]
192
Magamegacode
193
Safe From Accident
194
The Tactics
195
Historia De Amor
196
Malpractice?
197
Sea dan Maga
198
Clever Tactic
199
ALGF MSYS
200
The Situation
201
Loss Contact
202
Spesial; Val & Ice
203
The Hassle
204
Terungkap
205
Try Your Best
206
Getting Closer To You
207
Fighter
208
Fighter [Bagian 2]
209
Cooling
210
Bayi Kesayangan Ibunda
211
Badai Belum Berlalu
212
Persiapan Rujuk
213
Melepasmu
214
Lelucon
215
Pergi dan Kabar Kabur
216
The Journey
217
Tentang Mereka
218
Pengumuman
219
Senja yang Spesial
220
Suprise
221
Bersua Lagi
222
Terciduk, Tersipu, Tersenyum
223
Serba-serbi AGAPE
224
Di Penghujung Kisah
225
Cinta, Kerinduan, dan Kepergian
226
Kejutan
227
Masih Tentang Mereka
228
Ada-ada Saja
229
Episode H-5
230
Episode H-4
231
Episode H-3
232
Episode H-2
233
Episode H-1
234
Episode Spesial; Pengantin Baru
235
Episode Spesial; Sepenggal Kisah di Penghujung Pena [Bagian 1]
236
Episode Spesial; Sepenggal Kisah di Penghujung Pena [Bagian 2]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!