...Jika kau mencintaiku beritahu aku. Jika tidak, tolong biarkan aku pergi....
...Cinta bertepuk sebelah tangan laksana memeluk kaktus. Semakin erat kamu bertahan, maka akan semakin sakit....
...-----...
...Tidak dicintai memang menyedihkan, tapi jauh lebih menyedihkan jika tidak bisa mencintai....
...Cinta meninggalkan ingatan yang tidak dapat dicuri oleh siapapun, dan meninggalkan sakit hati yang tidak dapat disembuhkan oleh siapapun....
..._____...
***
Clara Mahcota, ya nama model cantik berusia 30 tahun itu adalah Clara Mahcota, dia menikah dengan Rufino Pederik, atau biasa dipanggil Erik pada usia 24 tahun. Selama enam tahun pernikahannya dengan Erik, ia tidak bisa hamil. Olah raga yang keras dan diet ketat yang dijalaninya selama menjadi model, ternyata mempengaruhi kondisi rahimnya.
Dia divonis sulit untuk bisa hamil karena mengalami malposisi letak rahim. Ia menikah dengan Erik tentu saja atas dasar harta, rupa dan cinta. Satu hal lagi, ia dan Erik terlibat skandal pada masa lalu.
Selain tampan, Erik adalah seorang pengusaha sekaligus politisi. Erik adalah putra sulung tuan Gunatara, seorang pengusaha sukses dan mantan politisi senior yang cukup terkenal di negara tersebut.
Awalnya mereka berniat untuk mengadopsi seorang anak, namun setelah tuan Erik melihat LB secara langsung, ia jatuh hati dan ingin mempersuntingnya. Clara sakit hati, dia berpikir jika LB adalah perebut dan penggoda suaminya. LB sengaja menggoda suaminya dengan kecantikannya demi harta dan popularitas.
Namun Clara tak bisa mengelak saat tuan Erik meminta izin untuk poligami. Ia terpaksa memberi izin karena tak ingin diceraikan dan kehilangan fasilitas dan kekayaan dari Erik.
Kebencian Clara pada LB tidak main-main, saat ini ia sudah menyiapkan pembunuh bayaran untuk menghabisi nyawa LB. Namun LB tiba-tiba saja hilang dari peredaran dan Clara curiga jika LB sengaja disembunyikan oleh suaminya.
Iya yakin jika LB ada di suatu tempat yang menyenangkan dan sedang bermain api dengan suaminya. Sebagai seorang model, ia tahu bagaimana kelamnya sisi lain dari dunia hiburan. Bahkan Clara sendiri rela menjual kesuciannya demi mendapatkan Erik. Beruntung Erik mau menikahinya setelah tahu jika Clara masih suci.
"Aku tidak mau tahu, pokoknya temukan LB dan habisi dia, jangan sampai meninggalkan jejak dan melibatkan namaku. Jika sampai kalian ketahuan, aku tidak akan membayar sisanya." Itulah bunyi percakapan Clara dengan seseorang.
***
"Bu Ira, kenapa ibu lama sekali di pasarnya?"
"Saya tidak tahu, Pak." Bu Ira sibuk memasak.
"Eh, Bapak mau apa?"
"Saya mau membuat minuman jeruk hangat."
"Untuk Pak Agam? Biar saja yang buat."
"Emm, untuk .... Tidak apa-apa saya saja."
Selesai membuat minuman jeruk hangat, Agam menyiapkan dua lembar roti sobek berisi selai kacang.
"Tumben pakai selai kacang, Pak. Biasanya pakai selai nanas, kan?"
Agam membisu, pikirnya lebih baik diam daripada berbohong.
Agam berlalu begitu saja saat batin Bu Ira masih dipenuhi tanda tanya. Ada yang aneh pada Agam hari ini, ia murung, biasanya ia selalu mengumbar senyum pada Bu Ira dan pekerja lain yang ada di rumah tersebut.
Ternyata Agam hanya tegas dan dingin pada kolega HGC. Di rumahnya Agam adalah sosok yang ramah dan periang.
.
.
"Ini minuman dan sarapan untuk Anda."
Agam meletakkan apa yang ia bawa tepat di depan Linda yang masih memandangi aquarium.
"Terima kasih." Ia malah menunduk.
"Saya sudah memakai baju," jelas Agam.
"Saya tidak bertanya tentang itu," kata Linda.
"Ya, kamu menang." Agam mengulum senyumnya.
"Kenapa hanya untuk saya? Anda tidak minum dan sarapan juga?" tanya Linda.
Ia hanya berani memandang Agam dari pantulan aquarium dan benar saja pria itu memang sudah memakai baju lengkap dengan dasinya tapi tidak memakai jas.
"Kebetulan saya sedang tidak makan dan minum," jawabnya.
Agam mengambil salah satu buku lalu duduk di kursi baca yang bersebrangan dengan Linda.
"Ayo minum selagi hangat," katanya saat ia mulai membuka lembaran pertama dari buku yang akan ia baca.
"Saya tamu di sini, saya tidak nyaman kalau hanya saya yang sarapan." Jemari tangan lentik yang berhenna merah itu menggeserkan baki ke arah Agam.
"Hari ini saya dilarang makan dan minum, ini untuk Anda." Tangan yang berbulu halus itu kembali menggeser baki ke arah Linda.
"Ke-kenapa?" dengan gerakan cepat mata cantik LB melirik Agam lalu berpaling.
"Ini hari Kamis, saya terbiasa berpuasa Senin dan Kamis," jawabnya.
Deg, tiba-tiba saja ada desiran aneh di dalam batin Linda.
"Saya selemah-lemahnya manusia, pada hari dimana saya menodai kamu, saya sebenarnya sedang berpuasa. Saya baru sadar saat semuanya sudah terlambat. Anda bisa bayangkan seberapa busuk, bejad dan hinanya saya." Agam tertunduk, ia meletakkan buku, lalu memijat kuat-kuat batang hidungnya.
"Sedang berpuasa saja saya tidak bisa menahan *****, saya lupa dan lalai. Saya berdosa pada Tuhan dan juga pada Anda. Maaf ... maaf ... maafkan saya."
Entah itu benar atau hanya salah lihat, Linda merasa jika di balik kacamatanya, mata Agam berkaca-kaca. Tapi saat Linda mengerjap dan mencuri pandangan, pemandangan itu tak tampak lagi.
Ya, Linda sadar ia belum memakai kaca mata, apa yang baru saja ia lihat, PASTI salah. Seorang Agam Ben Buana menangis? It's impossible.
"Saya akan menikmatinya nanti." Ia berpikir untuk menghormati Agam yang sedang berpuasa.
"Oiya, ini konsep surat perjanjian yang saya buat. Bacalah, kalau Anda tidak setuju mari kita ubah. Ia menyerahkan selembar kertas dari balik sakunya. Lalu bergeser posisi agar tidak terhalang aquarium.
..._____...
...Surat Perjian ABB dan LB...
"LB dalam pengawsan ABB sampai siklus bulanan LB tiba."
"Tempat pengawasan adalah rumah ABB."
"Jika LB tidak hamil, maka LB akan segera operasi."
"Biaya operasi seratus persen ditanggung ABB."
"ABB bertanggung jawab untuk membantu LB bekerja kembali, mengganti rugi semua denda selama LB tidak bekerja, dan menanggung seluruh biaya hidup keluarga LB."
"Jika LB hamil, maka akan dibicarakan lagi nanti."
"Selama ada di rumah ABB, LB tidak boleh berkomunikasi dengan siapapun dan bertemu siapapun kecuali sepengetahuan dan seizin ABB, jika LB melanggar, maka ABB berhak mengambil sikap."
..._____...
"Anda tidak perlu mengasihi keluarga saya, saya tidak setuju. Dan kenapa saya tidak boleh berkomunikasi dan bertemu dengan siapapun?!" LB protes, ia berdiri dan bertolak pinggang.
"Tenang, tolong duduk lagi. Jika Anda melanggar, saya bisa mengambil sikap sesuka hati saya."
"Ini tidak adil!" protes lagi. Wajahnya cemberut.
"Apa yang kamu mau? Katakan saja." Agam tetap tenang, tangannya kembali meraih buku.
"Saya ingin berkomunikasi dan bertemu dengan siapapun sesuka hati saya," tegasnya.
"Boleh, berarti operasi itu gagal dan karier Anda hancur." Masih tetap tenang, lalu mengintip Linda di balik buku yang dipegangnya.
"Dasar jahat! Saya akan lapor polisi." Ia menarik paksa buku di tangan Agam dan membantingnya ke lantai.
BUK, buku itu terjatuh.
"Hei, itu buku kesukaan saya." Dengan santainya ia bangun dan memungut kembali buku tersebut.
"Anda tidak takut saya lapor polisi?! Karier Anda juga bisa hancur, saya pastikan Anda akan dipecat dari HGC!" teriaknya.
"Dan saya juga akan memastikan jika Anda yang akan dipermalukan di pengadilan. Saya akan bersaksi pada polisi jika Anda menggoda saya, lalu kita melakukannya atas dasar suka sama suka, dan Anda menikam saya demi mendapatkan black card, bagaimana? tanya Agam sambil tersenyum.
"Apa?! Dasar jahat!!"
Linda tak sabar, ia manarik dasi Agam, berniat menampar wajah menyebalkan itu sesuka hatinya.
Agam pasrah, ia memejamkan mata, lalu memajukan tubuh dan wajahnya untuk bersiap merasakan sensasi dipukul LB. Lima detik berlalu, namun Agam tak merasakan apapun, Agam membuka matanya satu persatu. Dimulai dari mata kanan.
Ting, ia melihat Lihat sedang menatapnya.
Ting, mata kirinya terbuka, bersamaan dengan Linda yang memalingkan wajah dan melepaskan tangannya.
"Kenapa tidak jadi menamparku?" Ia berdiri dan mendekati Linda.
"Tidak apa-apa." Linda menunduk.
"Hmm, apa Anda benar-benar ingin melaporkan saya ke polisi?" sambil menatapnya.
Linda diam saja.
"Jika Anda berniat melaporkan saya, harusnya pada saat itu juga. Jika Anda melaporkannya sekarang, saya rasa Anda sudah terlambat, tidak ada bukti apapun ditubuh Anda, kan? Kecuali di sana tentunya. Anda akan divisum, lalu polisi akan memastikan apakah Anda benar-benar mengalami kekerasan atau tidak. Dan seingat saya ...." Pria itu menghela napas sejenak.
"Seingat saya, saya tidak melakukan kekerasan, dan ... dan ... A-Anda juga menikmatinya bukan?" tanyanya.
Sebuah pertanyaan yang membuat mata Linda membulat sempurna, jantungnya berdebar hebat, pipinya merona, dan kakinya mundur beberapa langkah. Saat ini juga, Linda berharap bisa menghilang dari hadapan Agam dan tak pernah kembali lagi. Lidahnya kelu seketika.
Ia menunduk bingung. Merasa sangat kotor dan menjijikkan. Bahkan pria brengsek inipun tahu jika pada akhirnya iapun sangat menikmati dosa besar itu.
Dan dengan munafiknya dirinya berkata, "Saya tak peduli dengan apapun tuduhan Anda, saya sama sekali tidak menikmatinya, jikapun Anda merasakannya seperti itu, itu bukan saya, bukan, bukaaan, huuu ...." Linda menangis, memeluk kembali tubuhnya dan bersimpuh di lantai. Ia tersisak tersedu-sedu.
Agam terhenyak, ia tidak menyangka reaksi Linda akan seperti itu. Jujur, ia hanya bergurau. Tuduhan jika Lindapun menikmatinya hanya sebuah lelucon. Agam tidak sadar jika tuduhannya tepat sasaran dan merupakan fakta.
"Sa-saya setuju dengan surat perjanjian itu. Tapi ... ada hal lain yang ingin saya sampaikan, to-tolong jangan sakiti keluarga saya, dan sewaktu-waktu, izinkan saya melihat mereka."
"Anda boleh bertemu dengan siapapun dan menghubungi siapapun, tapi itu tergantung mood saya dan atas izin saya. Oiya, maaf untuk yang tadi," sela Agam.
"Ka-kalau saya hamil?"
Linda bahkan terkejut dengan pertanyaannya sendiri.
"Untuk masalah itu, nanti kita bahas lagi. Pastikan dulu tanggal berapa Anda biasa datang bulan. Jika Anda hamil, kita tidak bisa memutuskan masalah ini berdua saja, kita harus melibatkan konstitusi dan agama kita. Tenang saja, setelah Anda melahirkan, operasi itu Anda akan tetap saya lakukan."
"Anda hanya harus bersabar sampai anak kita, emm ... maksud saya sampai anak saya lahir. Percayakan semuanya sama saya, Anda dan keluarga Anda akan baik-baik saja. Saya juga berjanji jika TV KITA akan menerima Anda kembali. Tolong jangan menangis, please ...." Tegas Agam panjang lebar.
"Uhuk, uhum," Bu Nadi berdeham, entah sejak kapan ia berdiri di situ
Linda dan Agam terkejut.
❤❤ Bersambung ....
_____
Teruntuk Kak @Farrel Adelian salah satu reader nyai tetap semangat ya. Katanya sedang kenalan sama Covid. Semoga lekas sembuh. Aamiin.
Dan untuk teman yang membaca karya nyai, mohon doanya juga untuk kesembuhan Kak @Farrel Adelian ya ....
Semoga kita semua selalu ada dalam lindungan-Nya. Aamiin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 236 Episodes
Comments
Rina Sundari
amin
2021-05-17
0
tanti
Trimakasih nyai ambu love u
2021-04-08
0
Kezia Zou
Keren🥰🥰
2021-04-07
1