Bu Ana menatap putrinya dengan berurai air mata. Siapa pria bejad yang tega memperkosa anaknya? Tapi sunguh ia tak bisa percaya begitu saja. Jika memang diperkosa, kenapa black card itu ada di dalam tasnya?
"Tunggu, Yah." Jawab Ibu, saat Ayah Berli memanggil Linda.
"Mandi kamu, mandi! Bersihkan tubuh kotor kamu!" dengan kasar, Ibu manarik dan nenyeret Linda ke kamar mandi.
"I-Ibu, a-aku sudah mandi ...," lirihnya.
"Diam kamu! Kamu mengecewakan Ibu, Linda!"
BRUK, Ibu menutup pintu kamar mandi, meninggalkan Linda seorang diri, dan menguncinya dari luar.
"Ibuuu, Ibuuu, tunggu Bu ... dengarkan dulu penjelasan Ia, Bu .... Ibuuu ...." Linda berteriak histeris memukul-mukul pintu kamar mandi. Berteriak sekuat tenaga, hingga suaranya serak dan hampir hilang.
"Huuu ... Ibu ..., ini gara-gara kamu bajingan. Aku benci kamu Agam Ben Buana. Aku tarik ucapanku saat itu, aku tidak mau belajar mencintai kamu, aku membencimu, huuks ....."
Linda terisak-isak di sudut kamar mandi sederhana miliknya. Ia kembali memeluk tubuhnya. Menggigit bibirnya kuat-kuat berteriak dalam diamnya. Perlahan ia merangkak mendekati keran, menyalakannya sebesar mungkin, dan menyambut hantaman air itu dengan kepalanya.
Ya Allah ... maafkan aku, jika boleh aku meminta, aku tidak mau hamil. Biarkan benih itu luluh dan hancur di tubuhku. Tapi ... aku juga tidak mungkin meminum obat peluluh. Aku tidak menginginkannya, tapi ... aku juga tidak mungkin membunuhnya.
Ya ... Rabb ....
Linda kembali membersihkan tubuhnya untuk yang keduakalinya. Saat ia menatap pantulan tubuhnya di cermin, hatinya semakin sakit dan patah. Pria keji itu benar-benar gila. Agam hampir tidak menyisakan ruang kosong pada tubuhnya.
"Angga ... aku sudah kotor. Hubungan kita sepertinya memang harus berakhir," lirihnya.
Angga adalah nama kekasih tak jelasnya. Pria itu kuliah di luar negeri, tapi tak pernah memberi kabar atau berusaha menghubungi Linda. Namun Linda tipe wanita setia, sebelum ada pembicaraan jelas dengan Angga, ia masih berpikir jika Angga mungkin saja adalah kekasihnya.
Sejak hilang kontak, Linda memang merasa jika hubungan mereka berada di ambang batas yang tak jelas alias menggantung.
.
.
"Ada siapa, Yah?" Bu Ana menatap Ayah.
"A-ada polisi, Bu. Mau bertemu dengan Linda," Ayah menunduk lesu.
Setelah dulu pernah dipermalukan oleh anggota parlemen akibat menolak lamarannya, kini apalagi yang diperbuat putrinya? Sebagai ayah yang baik, Ayah Berli tidak berani menerima pinangan laki-laki manapun selama putrinya tidak menginginkannya.
Saat itu, Linda memohon padanya untuk menolak lamaran politisi itu karena ia memang tidak mencintainya dan tidak mau dijadikan istri kedua.
"Ya ampun, ada masalah apa ya, Yah?" Ibu gugup.
"Ayah juga tidak tahu, Bu. Ayo lebih baik kita ke sana saja. Mana Lindanya? Ibu panggil dia, cepaat!"
"Ia lagi mandi Pak, kita bilang saja yang sejujurnya sama polisi kalau anak kita lagi mandi." Ibu berusaha menyembunyikan kenyataan yang baru saja ia ketahui.
Jika suaminya tahu, ia tak bisa membayangkan akan dihukum seperti apa putrinya nanti. Ayah Linda memang baik, tapi ia sangat tegas dan sedikit keras saat mendidik Linda.
Saat Linda berhasil lulus seleksi di TV KITA, Ayah Berli adalah orang yang turut andil dalam keberhasilan Linda. Selama seminggu proses seleksi, Ayah rela menutup kedai buah lokal miliknya untuk menenami Linda.
"Ma-maaf Pak, Lindanya sedang mandi," kata Ibu dengan gugupnya saat ia dan Ayah Berli telah berada di ruang tamu di mana Joey dua orang temannya sudah duduk manis di kursi kayu sederhana miliknya.
"Apa ada kesalahan yang dilakukan anak saya, Pak?" tanya Ayah Berli sambil menghidangkan satu keranjang kecil buah jeruk yang terlihat masih segar dengan warna orangenya yang terang.
"Kami tidak bisa menjelaskannya sekarang, kami hanya ingin membawa LB maksud saya bu Linda ke kantor untuk dimintai keterangan," jelas Joey sambil megendarkan pandangan menatap bingkai foto masa kecil LB yang ternyata sudah cantik sejak masih orok.
"Keterangan untuk masalah apa, Pak? Tolong jangan membuat kami khawatir, jika anak kami bersalah, kami tidak akan membelanya, tapi saya sebagai ibunya ingin tahu duduk perkaranya," kata Ibu.
Bu Ana mengusap dadanya, ia merasa putri sulungnya akhir-akhir ini sering membuat msalah. Anaknya memang bisa memberinya uang yang bisa dikatakan lebih dari cukup, tapi saat Linda semakin terkenal, Ibu merasa hidupnya justru tidak nyaman.
Pak Berli sebenarnya ingin putrinya bekerja kantoran saja, namun lagi-lagi sebagai Ayah yang baik, ia tidak ingin memaksakan kehendak.
"Kami hanya bisa menunggu LB 20 menit lagi," tegas Joey. Polisi yang berusia 30 tahun itu rupanya tidak bisa menunggu lama. Lebih tepatnya ia ingin segera bertemu dengan presenter idolanya.
"Bu, cepat panggil Linda," perintah Ayah.
Tiba-tiba dari kamar si kembar Yolla dan Yolli menangis, seperti biasa nangis satu, nangis dua-duanya.
"Ibu urus saja si kembar, Ayah yang akan memanggil Linda."
"Ibu saja --," namun Ayah Berli sudah berlalu.
Bu Ana semakin panik, pada akhirnya suaminya akan tahu jika ia mengurung Linda di kamar mandi. Ia hanya bisa menatap punggung suaminya dengan perasaan sedih.
"Iaaa, Iaaa," teriak Ayah. Karena tidak ada sahutan, Ayah Berli membuka pintu kamar, semakin bingung karena di kamarpun tidak mendapati putrinya. Terkejut saat melihat isi tas putrinya berantakan. Terhenyak bukan kepalang saat melihat kartu kredit tanpa batas dengan secarik kertas berisi nomor PIN yang ditulis tangan dengan sangat rapi.
Bruk, bruk, Ayah Berli memukul pintu kamar mandi dengan kekuatan penuh. Tak ada sahutan, namum di dalam terdengar suara keran air yang mengalir deras.
"Lindaa! Buka pintunya." Ia tak sadar pintu itu terkunci dari luar.
Terkejut mendengar suara ayahnya, Linda cepat-cepat memakai handuk dan kimono yang ada di kamar mandi.
"Aku dikunci dari luar, Yah." Sahutnya. Berusaha menutupi bekas kecupan Agam yang menghiasi lehernya dengan handuk.
Pintu kamar mandi terbuka, sang Ayah telah menatap tajam ke arahnya.
"Ke luar!" bentaknya.
Linda berjalan dengan lutut yang melemas. Rambut pendeknya meneteskan air. Tangannya memegang erat handuk yang terlilit di leher.
"Kartu siapa itu?!" bertanya tanpa menoleh.
"I-itu punya teman Linda, Yah." Sambil menunduk.
"Oh, cepat pakai baju, di depan ada polisi, mencari kamu."
"A-apa?! Polisi?" gugup, tak sadar menarik handuk di lehernya, bersamaan dengan Ayah Berli yang melirik padanya. Seketika mata pria itu melotot. Belum juga ia maju, Linda sudah menjatuhkan tubuh dan bersujud di kakinya.
"Ayah, maafkan aku Ayah, ini tidak seperti yang Ayah lihat dan pikirkan. A-aku diperkosa, Yah ... huks."
"APA?!" tangan Ayah mengepal, gigi putihnya gemeretak.
"Siapa dia?! Siap pelakunya?! Apa harus Ayah membunuh dia, hahh??" menjambak rambut sang putri, hingga kepala Linda menengadah dan meringis kesakitan.
"Di-dia, pria itu, se-sekretaris u-utama HGC, Yah ...." Suaranya menciut.
"APA katamu?!"
Plak, plak, dua tamparan keras mendarat di pipi mulusya.
"Awwhh ... awwhh A-Ayaah, ini sa-sakiiit, huuu ...." Linda tergeletak di lantai, memegang pipinya yang seketika memerah. Dunianya semakin hancur, kebenciannya pada Agam semakin menjadi.
"Kenapa tubuhmu bisa dinodai pria kelainan itu, hahh? Dia juga sudah menjadi bagian dari keluarga darah biru garis keras. Apa kamu sadar akan kesalahanmu?!" menunjuk-nunjuk putrinya sambil berkacak pinggang.
"Hikss ... kenapa Ayah menyalahkan aku? Aku korban Yah ...." Perlahan bangun, merapikan kimononya.
"Tentu saja kamu salah, karena jika benar dia yang memperkosamu, ayah mungkin tidak bisa membelamu dan melaporkan pria itu ke polisi, mereka itu berkuasa."
"Ayah tenang saja, mungkin saat ini dia sudah meninggal, dia berusaha bunuh diri. Mungkin polisi menyangka aku yang membunuhnya. Itulah alasan kenapa mereka datang mencariku," tegas Linda.
"Apa?!" Ayah lalu beristghfar berkali-kali. Ayah bersimpuh di pojok kamar karena kebingungan.
"Cepat pakai baju kamu, temui polisi-polisi itu, kita hanya bisa mentaati aturan hukum. Selebihnya kita serahkan saja pada Yang Maha Esa. Rasanya Ayah tidak mau melihat kamu lagi," tegas Ayah.
"Apa?! Ayah tidak serius kan? Apa maksud ucapan Ayah tadi?"
Ayah Berli tidak menjawab, ia ke luar dari kamar meninggalkan Linda yang saat ini benar-benar kehilangan arah dan kebingungan.
...~Tbc~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 236 Episodes
Comments
Nunuy
syedihhhh🥺🥺🥺🥺😭😭😭😭 ..... kenapa ortunya malah ky gitu sih??? kasihan LB harus berjuang sendiri ....
2021-08-02
0
martiana. tya
kasian ya.... disaat terpuruk tidak ada yang mendukung
2021-04-03
2
azzahra
😭😭😭😭😭
2021-03-26
4