Malam itu setelah acara makan malam nya dengan Galang selesai. Vanessa langsung merebahkan dirinya ditempat yang menurutnya sangat nyaman. Kamar, ya kamar hanya kamarnya lah yang mampu menghilangkan lelahnya saat ini. Hingga tak butuh waktu lama untuk Vanessa terlelap.
Kringggggg.......
Suara alarm mengganggu waktu istirahat wanita cantik yang sedang terlelap dengan nyenyak nya. Dengan separuh kesadarannya ia berjalan menuju kamar mandi guna menyegarkan diri.
"Make up" Ucap Vanessa yang sedang menggosok giginya didepan kaca kamar mandi sambil memegangi wajahnya.
"Kok gua pakek make up" Tanya Vanessa yang belum mengingat acara makan malam nya bersama Galang semalam.
Ia mencuci wajahnya sambil bertanya tanya dan kemudian mengingat suatu hal yang langsung membuat nya tergulai lemas ke lantai kamar mandi.
"Galang" Kata Vanessa sambil memegang bibirnya, Karena mengingat ciuman panas nya dengan Galang yang jika tidak ia sudahi saat itu juga, akan ada suatu benda yang meminta lebih dari itu kapada nya.
"Ya Tuhan apa yang udah gue lakuin" Sekarang ia memukul mukul kepala nya. "Bodoh bodoh bodoh" Gerutu nya pada dirinya sendiri.
"Bisa bisanya lu... Ya Tuhan Vanessa mau ditaruh mana muka lu"
Entah apa yang dipikirkan gadis ini sekarang, semalam ia sangat sangat bergairah hingga melupakan rasa malunya dan sekarang ia sungguh sangat sangat menyesalinya.
Dengan pikiran yang entah akan ia fokuskan kemana, yang pasti sekarang Vanessa sedang mempersiapkan diri untuk berangkat bekerja.
"Bodo amat lah dia mau nilai gua kayak gimana" Ucap Vanessa sebelum ia keluar dari pintu Apartemen nya dengan menarik nafas dalam dalam. "Aaaaaa.. Ibuuuu.." Rengek Vanessa yang kemudian menghentak hentakan kakinya, persis seperti anak kecil yang merengek meminta permen.
Tak mau berpikir lebih panjang lagi akhirnya Vanessa memilih melajukan mobil nya menuju tempat ia bekerja, mungkin dengan bekerja dapat sedikit membuat ia melupakan rasa malunya karena ulahnya sendiri.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Pengiriman barang kita menuju negara Eropa mengalami kendala" Ucap Rafi yang begitu terlihat sangat khawatir.
"Lalu kenapa kamu khawatir?" Tanya Galang yang masih duduk santai dengan memutar mutar kan kursi kerja nya. "Selesaikan sekarang juga" Kini Galang bangkit dari kursinya dengan nada yang meninggi sambil menggebrak meja didepannya.
"Baik tuan" Kata Rafi dengan tegas.
"Cari dulu informasi mengenai permasalahan nya, saya tak mau mendengar ada permasalahan lagi"
"Baik tuan" Ucap Rafi yang kemudian pergi dari ruangan Galang.
Tak perlu membutuhkan waktu lama bagi seorang Asisten Galang Bagaskara untuk sekedar mendapatkan informasi mengenai apa yang ia butuhkan. Terbukti dalam hitungan menit Rafi sudah kembali menghadap Galang untuk melaporkan hasil yang ia dapatkan.
"Katakan" Tanya Galang setelah melihat Rafi datang lagi untuk menemui nya.
"Barang kita dikirim melalui jalur laut tuan, Seharusnya tidak ada hambatan mengingat kita sudah memperhitungkan pengawasan dan banyak sekali informan yang kita kerahkan."
"Lalu"
"Saya mendapat informasi bahwa barang kita disapotase oleh mafia yang berkuasa di sana."
"Siapa yang berani ikut campur urusan ku." Tanya Galang dengan nada meninggi dan penuh penekanan.
"Dugaan saya sementara adalah dimas."
"Bukankah dia sudah kita selesaikan."
"Memang benar saat itu anda sudah menembak nya tepat dijantung, tapi.."
"Tapi apa" Tanya Galang yang penasaran dengan intonasi Rafi yang lebih lambat.
"Saya mendapat laporan transaksi atas namanya disekitar pelabuhan barang kita tuan"
"Bang*at" Kata Galang yang langsung berdiri dari posisi duduknya semula. "_Selesaikan permasalahan ini, apapun yang terjadi barang itu harus sampai tepat waktu." Perintah Galang dengan penuh penekanan.
"Baik tuan"
👣
👣
👣
👣
👣
"Nesa" Panggil Alexus dari kejauhan.
Vanessa yang mendengar seseorang memanggil nya memilih menghentikan langkahnya untuk melihat siapa pemilik suara itu.
"Elu na kebetulan banget, laper ni cari makan yuk" Ajak Vanessa tanpa menunggu persetujuan, langsung saja ia gandeng sahabat nya itu.
"Eh eh mau kemana ni" Tanya Alexus yang belum mengerti tujuan dari wanita cantik disampingnya saat ini.
"Makan, kan tadi gua dah bilang"
"Makan terus pikiran lu"
"Ya kalo nggak makan, siapa yang nemenin lu operasi operasi pasien ha..?" Kesal Vanessa
Seperti biasa Alexus yang tak pernah bisa menolak permintaan atau ajakan dari Vanessa memilih untuk menuruti keinginan dari wanita yang sangat banyak diidam idam kan pria.
"Markonah.." Panggil seorang wanita dari kejauhan saat Alexus dan Vanessa baru ingin beranjak dari tempat ia bertemu tadi.
Karena tidak merasa memiliki nama Markonah akhirnya mereka memilih tidak berhenti dan terus melanjutkan langkah kakinya.
"Mau makan dimana?" Tanya Alexus disela sela langkah kakinya.
"Emmm... Masakan Padang enak kali yah?" Jawab Vanessa sambil menggandeng lengan Alexus.
"Pedes sa.." Larang Alexus yang tak ingin wanita incarannya mengalami permasalahan dengan lambung nya.
"Hemm.. Naaa boleh ya kali ini aja" Makin menggelayut saja Vanessa pada lengan Sahabat nya yang biasa ia panggil Nana.
Astaga kuatkan iman hamba.
Batin Alexus merana melihat sikap Vanessa kepadanya.
Ikatan persahabatan yang dilakukan Alexus dan Vanessa memang sudah terjalin dari lama. Bergandengan tangan dan berpelukan sudah menjadi hal biasa yang mereka lakukan. Hingga orang yang melihat mereka sudah tak lagi heran dibuatnya.
Melihat wajah polos Vanessa yang sekarang sangat memohon padanya, membuat ia tak tega untuk menolak permintaan wanita yang hanya sekedar menyandang status sahabat dekat itu. Dengan menarik nafas panjang dan mengalihkan pandangannya ke kantong celana sebalah kanan untuk mengambil sebuah kunci mobil.
"Yuk" Ajak Alexus sambil menggoyang goyangkan kunci mobil nya didepan wajah Vanessa.
Mendapatkan respon sesuai keinginan nya sontak membuat Vanessa bersorak gembira dan memberikan pelukan pada Alexus.
"Markonah, Enak ya lu mentang mentang cantik body aduhai, main nemplok sana nemplok sini sesuka lu" Ucap seorang wanita sambil menarik telinga Vanessa yang saat itu sedang memeluk Alexus karena terlalu bahagia.
"Aduh duh duh siapa si ini" Rintih Vanessa yang belum melihat sosok dibalik rasa panas yang menerpa telinga akibat tarikan dari nya. "_Angel, Lepasin gua nggak" Ucap Vanessa dengan nada kesal setelah melihat angel yang ternyata menarik telinga nya.
"Nggak" Jawab ketus Angel. "_Lu nggak denger gua panggil panggil lu tadi? makannya gua tarik ini telinga biar lubangnya nambah gede."
"Kapan lu manggil gue" Tanya Vanessa dengan wajah pringisan dan memegangi tangan Angel berusaha untuk mengurangi kekuatan tarikan tangan angel pada telinga nya itu.
"Kan bener kan, emang nggak salah gua narik telinga lu, lebar lebar dah ni lubang telinga"
"Aduh duh duh" Keluh Vanessa yang merasakan kekuatan tarikan pada telinga nya semakin bertambah.
"Gua tadi panggil panggil lu markonah main nyelonong aja kagak berenti."
...----------------...
...----------------...
...----------------...
...----------------...
...----------------...
...Like nya dong...
...Komen nya dongg...
...❤️❤️❤️❤️❤️...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Kiki94030908
wah mafia
2021-05-02
0
@DetiE𝆯⃟🚀Hadiati
like like like....
2021-04-18
0
KHARDHA LOVE
Sesal kemudian tiada arti toh Vanessa juga menikmati.
Lanjut semangat terus ya salam dari Dokter Cinta Spesialis Hati.
2021-04-17
0