Persiapan menuju kencan perdana

Pagi itu rasanya manis sekali dengan perlakuan Galang padanya. Vanessa yang beberapa hari lalu terlihat sangat tertekan kini sekarang sudah kembali seperti semula.

"Halo pagi" Sapa nya dengan penuh semangat pada suster yang berpapasan dengan nya di rumah sakit citra mandiri tempat ia bekerja.

Sepanjang perjalanan nya menuju ruangan kerja, Vanessa terus saja menampilkan sebuah senyum kebahagiaan. hingga tak menyadari? dari tadi dua pasang mata sedang mengamati seluruh tingkahnya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Sungguh tidak bisa ditebak"

Ucap Alexus dengan sedikit menurunkan kacamata baca yang semula ia kenakan.

"Miris banget yang ngerubah kesedihan nya menjadi tawa bukan lu"

Sepasang laki-laki dan perempuan yang sudah seperti kucing dan tikus itu sedang mengamati perubahan sikap Vanessa dari kejauhan. Dan sekarang Alexus yang mendengar sindiran dari Angel itu pun menantap Angel lekat lekat.

Angel yang ditatap Alexus dengan tatapan yang sangat tajam seolah ingin menerkam itu, hanya bisa menelan saliva dan langsung reflek menutup mulutnya karena ia menyadari perkataan nya barusan sangat menyinggung perasaan laki-laki disampingnya.

"emmm..." elak angel yang sedang bingung mencari sebuah alasan.

"Apa hem" Ucap Alexus sembari menaik turunkan kedua alisnya menunggu sebuah penjelasan dari wanita yang sekarang ia tatap dengan sangat tajam.

"Gua ada jadwal operasi dadah" Angel lari begitu saja dan melupakan bahwa operasi yang akan segera ia lakukan itu juga diikuti oleh Alexus"

"Angel"

......................................................

......................................

......................

"Mulai jam 12.00 tolong kosongkan jadwal ku hari ini"

"Tapi saat itu anda memiliki jadwal pertemuan dengan perusahaan Whisnutama Group"

"bukankah lebih penting anak nya dari pada bapak nya"

"Itu berarti anda ingin bertemu dengan Dokter Vanessa"

"Seratus"

"Apa anda tidak bisa menunda pertemuan itu, hingga urusan kita dengan perusahaan whisnutama Group selesai?"

"Jika itu bisa kenapa saya meminta mu untuk mengosongkan jadwal ku hari ini?"

"Baik tuan sesuai perintah anda"

Rafi yang barusan saja mendapatkan perintah dari boss nya itu segera melaksanakan konfirmasi kepada pihak terkait mengenai pembatalan janji temu.

"Satu lagi, siapkan restoran untuk ku malam ini hanya ada aku dan dia saja jangan sampai ada orang lain disitu kecuali pelayan, hias tempat itu agar menjadi seromantis mungkin."

"Baik tuan"

Galang yang dari awal ia mulai membuka pembicaraan dengan Rafi namun tetap tak meninggalkan dan menatap dokumen dokumen penting nya, Sekarang mengalihkan fokus nya benar benar pada Rafi untuk sebuah permasalahan penting.

"Berandalan yang seperti apa yang kau kirimkan kemarin" Tanya Galang serius.

"Saya mengirim berandalan sesuai perintah anda tuan, apakah ada permasalahan yang terjadi?"

"Berandalan Kep*rat sialan itu benar benar cari masalah dengan ku, sekarang bawa mereka menemui ku.

"Baik akan kuatur jadwal anda menemui mereka."

"Pastikan semua dari mereka datang"

"Baik tuan"

Rafi yang sudah mengira terjadi permasalahan kemarin malam oleh para berandalan yang juga denimnya.

Kemudian beberapa menit kemudian Rafi datang dengan segerombolan berjumlah lima berandalan yang ia kirim kemari malam sesuai perintah boss nya itu.

"Galang yang masih mengingat dengan jelas wajah pria yang mencium dan merobek baju Vanessa langsung menarik senjata api yang terletak di samping nya dan mengarahkan menuju laki-laki yang ia maksud."

Respon yang Galang tunjukkan saat pertama kali melihat kedatangan mereka sudah berhasil membuat kelima berandalan suruhannya itu diam tak bersuara.

"Kau tau apa salah mu?" Tanya Galang pada salah satu laki-laki yang memegang peranan penting pada kasus pelecehan yang ia inginkan pada Vanessa.

"Ampun ... ampun... gue nggak tau, yang gue tau saat itu gue lagi bekerja untuk melecehkan seorang wanita"

"Kau" Galang benar benar kehabisan kesabaran yang ia miliki. Mendengar jawaban yang tidak memuaskan dari lawan bicaranya membuat ia dengan sigap menarik senjata api miliknya dan lagi lagi mengarahkan kepada pria yang berani mencari permasalahan denagn nya.

"Ampun tuan" Berandalan itu tampak ketakutan akan sikap Galang padanya.

"Siapa yang meminta mu mencium dia? siapa yang meminta mu menarik bajunya?" tanya Galang dengan serius dan dengan nada berteriak.

"Bagaimana bisa gue nggak tergoda jika wanita didepan gue semalem sangat sangat menggoda. Anda memberikan kami perintah agar melecehkan seorang wanita yang sedang berjalan kaki. lalu salah gue dimana jika gue ngelakuin itu" Bela salah satu berandal an yang ia suruh melalui Rafi itu.

"Berani raninya anda, anda tidak mengerti sedang berurusan dengan siapa." bentak Galang setelah mendengar pembelaan dari salah satu gerombolan berandalan itu.

Galang yang saat ini sedang mengarah kan senjata api yang ia pegang ke arah lawan bicaranya itu. Seketika langsung menurunkan senjata setelah mengingat Vanessa.

"Beruntung sekali anda, saya telah berjanji pada Wanita yang anda lecehkan kemarin untuk membawa mu padanya, Berterima kasih lah padanya jika tidak karena dia mungkin kau sudah mati sekarang"

...----------------...

...----------------...

...----------------...

Berbeda tempat dan keadaan jika sekarang Galang sedang bersitegang dengan para gerombolan berandalan yang ia kirim, Vanessa justru sedang mencari gaun yang akan ia kenakan saat makan malam nya bersama Galang yang tinggal beberapa jam saja."

"Gua pakek yang mana ya, ini atau ini" Gumam Vanessa yang sangat kebingungan akan pakaian yang ia kenakan sambil menimang nimang dua buah gaun yang menjadi kandidat pakaian yang akan ia kenakan.

"Angel, Angel paling bisa diandalkan kalo soal beginian mah" Tiba tiba Vanesa mengingat sahabat nya itu untuk meminta sebuah saran darinya dan ia pun tak mau berpikir panjang lagi dan langsung memutuskan untuk menelepon wanita yang ia pikirkan saat ini.

"Hallo" Ucap Angel dari sebrang telepon Vanessa.

"Angel bisa ke apartemen gua kagak, butuh saran nih" Ucap Vanessa yang langsung to the points ke inti permasalahannya.

"Saran apa an"

"Buruan gih kesini nanti gua ceritain sendiri"

"Oke oke siap ibu ratu, hamba akan langsung meluncur ke tempat yang Vanessa minta."

Tingtung..

Mendengar ada yang menekan bel apartemen miliknya Vanessa langsung membuka kan pintu untuk melihat siapa tamunya.

"Hay..." Sapa Angel pada Vanessa saat pintu baru saja terbuka.

"Angel..." Vanessa pun tak kalah semangat nya melihat seseorang yang sangat sedang ia tunggu sekarang dan langsung memeluk angel seperti tidak pernah bertemu saja. Padahal mereka berdua setiap hari bertemu di rumah sakit.

"Gua nggak dipersilahkan masuk nih" Ucap Angel pada Vanessa.

"Astaga sampe lupa yuk masuk" Vanessa pun langsung menggandeng Angel menuju mini bar yang ada di apartemen nya. "Mau minum apa?"

"Es jeruk aja" Jawab Angel.

"Hokey zhayang kuh segera" Ucap Vanessa.

......................

......................

......................

......................

......................

...DUKUNGAN NYA YA ...

...JANGAN LUPA PENCET JEMPOL NYA...

Terpopuler

Comments

Ira Wati

Ira Wati

nanti gimana kalo vanesa.tau itu kejadian setingan kan pasti marah banget

2022-06-23

0

@DetiE𝆯⃟🚀Hadiati

@DetiE𝆯⃟🚀Hadiati

lanjut.....

2021-04-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!