Vanessa yang merasakan rasa hangat di lehernya yang berasal dari hembusan nafas milik Galang, laki-laki yang ia nilai sangat arogan itu pun berusaha untuk menghindar dan melepaskan diri dari nya.
"Apa yang kau lakukan, lepaskan aku" Pinta Vanessa dengan terus bergerak berusaha mendorong tubuh kekar milik manusia yang sebenarnya sangat tampan itu.
"Tidak semudah itu baby. Apa kau tahu, kau dan tubuh mu ini sangat-sangat menggoda diriku"
Ucap Galang dengan terus mengunci pinggang Vanessa.
"Sia*an apa yang lu mau" Kali ini Vanessa mulai meninggikan nada bicaranya dan terus bergerak berharap ia dapat melepaskan diri.
"Esst.. jangan terus bergerak baby liat kau membangunkan masa depan kita" Kata Galang yang sudah mulai terangsang akibat pergerakan yang terus Vanessa lakukan.
Vanessa yang merasakan sesuatu mengeras dibawah sana mulai mengendalikan dirinya dan tidak lagi bergerak.
"Lu mau apa dari gue" tanya Vanessa dengan suara sedikit ia tahan.
"Mau kamu"
"Cih sebaiknya jangan mimpi terlalu tinggi tuan Bagaskara"
"Apa kau tau nona, amarah mu itu semakin membuat saya mengila"
"Lepasin gua"
"Kenapa" kali ini Galang memper erat rengkuhan pada pinggang Vanessa.
Hembusan nafas Vanessa sekarang dapat Galang rasakan, membuat Galang memejamkan mata menikmati nafas dari wanita yang ada didepannya sekarang.
Galang dengan otak dipenuhi nafsu itu mengecup leher jenjang milik Vanessa hingga meninggal samar-samar kiss mark pada kulit putih mulus itu.
Vanessa yang mendapatkan perlakuan itu hanya bisa menahan tangis, kecewa dan amarahnya pasalnya seberapa besar kekuatan yang ia keluarkan untuk terbebas dari rengkuhan laki laki tanpa adap ini akan percuma dan terbuang sia sia.
"Lepaskan saya" pinta Vanessa dengan suara lemah.
"Apa yang bisa kau beri jika aku melepaskan mu" tanya Galang
"Apapun, kau mau apa. Uang, sebutkan saja nominal nya akan berikan sekarang juga" tutur Vanessa dengan nada sangat bersemangat.
Mendengar hal itu Galang justru tertawa "Aku tidak butuh uang mu dokter, Aku butuh dirimu. tenangkan dia" lirik Galang kebawah menuju sesuatu yang sedari tadi mulai mengeras.
Vanessa memang sedari tadi merasakan sesuatu mengeras di balik sana dan ia memilih diam tak bergerak. Ia beranggapan bahwa jika ia berhenti bergerak akan menetralkan hasrat laki laki tampan didepan nya.
Tapi itu salah, Galang justru tidak berfikir seperti itu. dengan melihat wanita didepannya itu sudah tak lagi banyak gerak membuat Galang berfikir bahwa Vanessa telah menerima nya.
"Bagus" ucap Galang dengan senyuman yang kemudian langsung melu*at bibir tipis milik Vanessa. Merasakan wanita cantik didepannya itu sudah mulai kehabisan nafas Galang lantas melepaskan mulutnya dari bibir indah Vanessa.
"Bangs*t, kau apa yang kau lakukan" teriak Vanessa setelah Galang melepaskan ciumannya.
"Suttttt..." suara Galang yang terdengar lebih lembut berhasil membuat Vanessa terhipnotis sejenak.
Tatapan mata yang saling bertemu membuat Vanessa menyadari ketampanan yang melekat pada diri laki-laki arogan didepan nya itu.
Melihat wanita didepannya itu sekarang diam tak lagi bersuara membuat Galang kembali meye**p dalam-dalam bibir milik Vanessa whisnutama.
Suara kecapan yang ditimbulkan Galang membuat Vanessa kembali tersadar dan kembali bergerak kesana-kemari berusaha melepaskan diri lagi dan lagi. Namun bukannya terlepas Galang justru semakin merapat kan tubuh nya pada Vanessa. Hingga ia sekarang benar benar merasakan sesuatu yang sudah menegang dibalik celana Galang.
Merasakan keadaan yang sudah tidak dapat ia kendalikan. Vanessa yang sempat mengikuti kelas taekwondo itu berhasil membuat tendangan yang cukup keras tepat di tempat yang Galang sebut sebagai masa depan mereka nanti.
"Auuuu.. " Teriak Galang yang merasa kesakitan dan tanpa sadar melepaskan pinggang Vanessa.
"Anda ingin menunjukkan siapa sebenarnya anda pada saya?" tanya Vanessa pada laki-laki yang terus meringis kesakitan dan memegangi tempat yang Vanessa tendang tadi. "Kenapa diam" Tanya Vanessa sekali lagi dengan wajah menantang nya. "Cari tahu siapa saya sebelum bertindak bodoh seperti tadi" Vanessa lantas meninggalkan Galang yang masih merasakan sakit itu, namun baru beberapa langkah Vanessa kembali dan mengatakan "Satu lagi, belajar lah untuk menghormati wanita"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Vanessa saat ini sedang berada di toilet rumah sakit tempat ia bekerja. Vanessa yang tidak pernah diperlakukan secara kasar seperti tadi menciptakan sebuah lelehan air mata di pipi gadis dengan paras cantik tersebut.
"Ayahhh.." rengekan Vanessa yang hanya dapat ia dengar sendiri.
"Ayahhhhhhhh..." satu kali lagi Vanessa memanggil laki-laki yang sudah ia anggap sebagai pelindung itu baginya, namun kali ini lebih keras dari yang pertama kali.
Beberapa menit Vanessa masih berada di dalam toilet dengan tangisan yang tak terkendali kan. Sempat terfikir olehnya untuk mengadukan perbuatan Galang pada ayahnya, namun ia mengurungkan niatnya itu.
Dengan memberitahu ayah apa bisa membalikkan keadaan, lu bisa Vanessa, lu mandiri lu bisa ngadepin laki laki bang*at itu sendiri. Tunjukin kedia lu ga takut. Jangan ngasih dia kesempatan buat nindas lu.
Wanita cantik itu berusaha menguatkan dirinya sendiri. Ia menghapus air matanya tadi lalu menyapukan sedikit riasan yang membuat wajahnya kembali segar dan siap menghadapi dunia diluar sana.
"Galang Bagaskara, lu mau gua tau siapa lu kan. Oke sekarang giliran lu tau siapa gua" Vanessa menanamkan itu dalam dirinya. Meyakinkan diri atas semua yang telah terjadi.
......................................................
......................................
......................
30 menit sudah berlalu tapi Galang masih berada ditempat yang sama dan tetap merasakan sakit di bagian jagoan nya.
"Bag*at, auuuhh jagoan ku"
Lima menit sebelumnya Galang telah memutuskan untuk menghubungi Rafi dirgantara. Ia merasa tidak sanggup untuk berjalan sendiri. Aneh memang laki-laki yang sama yang terkena tembakan namun masih bisa tertawa, sekarang merasa tak berdaya karena tendangan pada benda dibalik celana nya.
"Tuan anda tidak papa" tanya Rafi yang baru saja datang pada Galang.
"Tuntunlah dia, bawa dia kedokter periksakan benda yang ia sebut masa depannya itu" Ketus wanita cantik bernama Vanessa yang tak sengaja melewati koridor tempat ia meninggalkan Galang tadi.
"Diam" bentak Galang pada Vanessa.
"Kenapa sayang sakit" Ledek Vanessa dengan sedikit mensejajarkan tubuhnya pada Galang yang sedikit tertunduk memegangi jagoannya. "Oh satu lagi periksakan otak nya juga, kenapa dia mencari masalah tanpa melihat siapa lawan nya"
"Kau mau apa tetap disini cepat bawa aku pergi" perintah Galang pada Rafi yang saat ini dalam posisi menuntun bos nya itu.
mendengar perintah dari bos nya itu membuat Rafi segera menuntut Galang meninggalkan tempat yang hanya menyisakan Vanessa saja.
"Jangan lupa periksakan dia" teriak Vanessa saat mereka mulai pergi meninggalkan nya.
......................................................
......................................
......................
...DOUBEL UP NI SAYANG...
...JANGAN LUPA DUKUNGAN NYA YUPS CINTAH CINTAH KUH ...
...😍😍...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Hernawati Wati
👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏
2021-11-21
0
Bzaa
Bravo vanes,,, kasih pelajaran biar nyaho😆
2021-10-29
0
Umisah Asther
mampus lu Galang pantes dapet tendangan..good vanesa
2021-05-01
0