Bantu Aku Ibu

Saat ini Vanessa sedang duduk di kursi kerja nya dengan kedua siku bertumpu pada meja dan tangan yang sedang memijat pelipis kanan dan kirinya.

"Galang Bagaskara" ucap Vanessa mencoba mengingat nama pria yang ia anggap sangat arogan itu "Siapa sebenarnya dia, apa yang dia inginkan"

Otak wanita cantik itu tak henti hentinya berfikir. Hingga ia tak menyadari sosok laki-laki tampan telah duduk dihadapannya sejak sepuluh menit yang lalu.

"Lu mikirin apa" tanya laki-laki tampan yang saat ini juga meletakkan sikunya bertumpu pada meja dan kedua tangannya ia jadikan tumpuan kedua pipinya.

"Lu.." Vanessa nampak terkejut dengan kehadiran sahabatnya yang sering ia panggil dengan sebutan Nana itu. "Sejak kapan lu disitu?" tanya Vanessa sambil merubah posisi duduknya dengan menjadikan kursi sebagai sandaran punggung nya.

"Sejak tadi" Jawab Nana sambil menirukan posisi duduk Vanessa.

"Ngapain kesini"

"Harusnya gua yang tanya, lu ngapain sebut sebut nama Galang? Galang siape jujur ga lu"

"Pasien sableng yang kemarin operasi mayor pe.." belum selesai Vanessa menjawab pertanyaan nya sahabatnya itu sudah memotong dan kembali bertanya.

"Astaga Sa... lu demen ya"

"Sembarangan" kali ini Vanessa menunjukkan raut wajah tak setuju dengan pendapat sahabatnya itu.

"La terus kalo nggak demen ngapain lu sebut sebut nama dia" selidik Nana, sebenarnya ada maksud tersembunyi dibalik pertanyaan yang ia tujukan pada gadis cantik didepannya itu. Ia tak ingin cintanya kandas sepihak saat ia masih mengumpulkan keberanian untuk mengutarakan nya.

"Tanya mulu perasaan dah kayak guru BP lu"

"Otak lu ye, mana ada guru BP setampan gua" Protes Nana.

Ucapan Nana tadi mampu membuat Vanessa tertawa dan sedikit melupakan amarahnya mengingat pertemuan nya dengan Galang Bagaskara tadi.

"Nah gitu napa senyum, marah Mulu dah ah kalo senyum kan jadi cantik diliat"

"Emang dah cantik Bambang, dah ah sana jam kerja juga ngerumpi mulu lu"

mendengar perkataan Vanessa barusan membuat ia segera berdiri dan kembali melanjutkan pekerjaannya.

"Baek baek lu awas kesambet" Ucap Nana seraya membuka pintu untuk keluar.

Mendengar hal itu Vanessa lantas melemparkan bolpoin ke arah sahabatnya.

"Mayan lah lagi nggak ada bolpoin, makasih ya nessa" ucap Galang beberapa saat setelah mendapat lemparan bolpoin dari wanita yang sebenarnya ia puja puja itu.

"Dasar ga modal"

Alexus bitana merupakan laki laki yang selalu ada kapan pun dan dimana pun Vanessa membutuhkan nya. Perasaan cinta yang sejak lama ia pendam dengan berbagai pertimbangan itu belum sanggup ia utarkan. Perhatian yang selalu ia berikan tak juga membuat hati milik wanita cantik itu mengerti tentang perasaan yang ia pendam.

......................................................

......................

Mobil Mercedes-Benz Maybach Exelero yang ditumpangi Galang Bagaskara dan Rafi Dirgantara kini telah melaju dengan kecepatan tinggi. Mobil keluaran terbatas dengan harga 113 miliar rupiah itu kini sedang berpaju dengan waktu.

"Cari informasi tentang dokter wanita itu sekarang" Perintah Galang pada Rafi disela sela perjalanan nya menuju pertemuan penting.

"Maksud anda dokter yang memeriksa anda tadi" tanya Rafi untuk memastikan perintah dari atasannya tersebut.

"Ya cari tau semua tentang dia. Jika sampai aku terlambat hari ini, dia yang harus bertanggung jawab atas waktu ku yang terbuang" perintah Galang dengan suara khas nya itu.

"Baik tuan sesuai permintaan anda"

Beberapa menit kemudian Galang dan Rafi tiba di tempat pertemuannya. Benar saja dia terlambat 5 menit, namun karena kekuasaannya tidak ada satu pun peserta dari pertemuan hari ini yang berani meninggalkan tempat itu.

Galang datang dengan karismanya nampak gagah dan penuh wibawa. Aura kepemimpinan menyeruak dari tubuh CEO muda itu hingga mampu membuat semua orang menunduk tak berani menatap.

"Baik silakan dimulai" Ucap Rafi mewakili atasannya yang sangat irit bicara itu.

Galang duduk di kursi kepemimpinannya seolah mendengar dan menyimak setiap presentasi dengan sangat teliti, namun yang sebenarnya ia sedang memikirkan tubuh seksi milik Vanessa, seberapa lembut dan manis bibir tipis itu.

Pertemuan itu berlangsung dua jam, dari awal hingga akhir Galang hanya diam tak berkomentar.

"Bagaimana pak apa ada koreksi mengenai materi dari kami" tanya seorang peserta pertemuan itu satu menit setelah ia selesai menyampaikan presentasi nya.

Rafi mengetahui hanya fisik tuannya yang berada disini namun pikirannya entah pergi kemana. Melihat respon yang tak kunjung Galang berikan Rafi pun berinisiatif untuk menutup pertemuan itu.

"Seperti nya tuan Galang dalam kondisi yang kurang sehat, maka dari itu saya mewakili tuan Galang menutup pertemuan kita kali ini. Jika kedepan ada suatu hal yang tidak sesuai dengan keinginan nya saya mengharap kalian bersedia untuk merevisi terimakasih.

Seluruh peserta pertemuan yang berjumlah sekitar 12 orang itupun meninggalkan ruangan. Lagi lagi hanya menyisakan Rafi dan Galang saja.

"kau sudah mendapatkan informasi mengenai wanita itu". Tanya Galang dengan tatapan lurus kedepan.

"Belum tuan saat ini agensi kita sedang berusaha sesuai permintaan anda" Jawab Rafi

"Aku ingin wanita itu bagaimana pun caranya" Tegas Galang.

"Sepertinya dia tidak seperti wanita yang sudah sering kali kita jumpai tuan"

"Karena itu aku sangat berhasrat hanya dengan melihatnya saja"

......................................................

......................................

......................

Hari sudah menunjukkan pukul 20.00 Vanessa sudah pulang dari rumah sakit selepas membersihkan dirinya ia memutuskan untuk bersantai dan menikmati cahaya bulan yang tampak sempurna malam ini.

Vanessa berdiri didepan jendela kamarnya dengan membawa segelas air putih dan memikirkan suatu hal yang masih saja mengisi pikirnya hari ini.

"Galang Galang Galang siapa sebenarnya dia, apa yang dia inginkan" Vanessa terus saja memikirkan niat laki laki itu.

Kepala Vanessa menjadi berdenyut pusing hanya dengan memikirkan satu pasien nya yang sangat keras kepala itu.

"Ibu bantu putri mu ini" Pasrah Vanessa.

ditempat lain laki-laki yang sudah membuat wanita cantik ini dipusingkan dengan segala tingkah dan ucapan nya justru sedang menunggu informasi siapa sebenarnya dokter yang sangat ia inginkan itu. Dan bagaimana cara membuat ia mau menuruti ku.

tok...tok...tok

"masuk" perintah Galang masih dengan suara dinginnya.

"Kami sudah mendapatkan informasi sesuai dengan perintah anda tuan" ucap Rafi dengan nada formal nya

"katakan" Galang sudah tidak sabar untuk mendengarkan informasi yang akan ia terima.

"Dokter itu bernama Vanessa whisnutama putri dari Anggoro Whisnutama salah satu pesaing terkuat perusahaan kita, Dokter itu merupakan pewaris tunggal perusahaan Whisnutama group dia memilih hidup mandiri dan meninggalkan seluruh fasilitas dari kuluarga nya untuk mengerjar cita citanya menjadi seorang dokter" Jelas Rafi dengan pasti.

"Whisnutama" Galang mencerna perkataan dari Rafi mencoba menghubungkan satu persatu kebetulan yang tak terduga. "Aku mau dia" senyum licik Galang tergambar jelas diwajahnya.

......................

......................

......................

......................

......................

...Like dan komen nya dung...

...Sayang sayang kuh...

...Bikin Author makin semangat up lagi dan lagi...

...😚😚😚😚...

Terpopuler

Comments

Susnaida Tangahu Mokodompit

Susnaida Tangahu Mokodompit

pasti mmbuat bangkrut perusahaan ppnya vanesa😒agar vanesa mengemis pdnya

2022-10-19

0

Kas Gpl

Kas Gpl

mang makanan yg bisa langsung dibeli bahkkan langsung dsantap

2021-05-07

0

Flowers Anggel

Flowers Anggel

"aku mau dia"perintah nya udah kyk minta permen aja

2021-05-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!