Pernikahan part 3

''Perkenalkan ini istri saya Insha Humairah'' perkataan Hanafi yang memecah keheningan

membuat sorak-sorak nakal dari karyawannya. Hanafi pun sambil menggenggam

tangan Insha wajahnya tersipu malu melihat reaksi para karyawannya dia tertawa

kecil sambil mengusap keningnya.

''Mulai hari ini nona Insha juga atasan kalian, saya harap kalian juga menghormatinya

sebagai keluarga baru Wijaya Group. Sekarang saya persilahkan kalian untuk

menikmati hidangan yang sudah tersedia, semoga kalian nyaman berada disini.

Cukup sekian untuk perhatian dan kehadiran kalian saya ucapkan terimakasih''

Hanafi mengakhiri kalimatnya dan memandang Insha lekat.

''Kenapa Insha, kau nampak gugup''

''Tidak mas Han, saya baik-baik saja'' Insha nampak menarik nafas dalam.

''Tidak perlu gugup mulai sekarang mereka karyawanmu juga, keluargamu juga'' Hanafi

tersenyum manis kepada Insha dan di sambut dengan senyum cerah Insha.

''Lama-lama kamu akan terbiasa'' Hanafi melepas genggaman tangannya dan mengelus pipi Insha

lembut

''Aku akan menemui beberapa karyawanku, apa kau mau ikut? ''

''Maaf mas Han, aku akan menemani keluarga bapak yang ada didalam saja''

''Baiklah,nanti aku kesana'' Hanafi berjalan menjauhi Insha dan membaur dengan karyawannya dalam

sekejab Hanafi hilang dari pandangan karna banyaknya Tamu yang datang.

Insha membalikkan tubuh dan berjalan ke dalam, bagaimana aku akan menjalani

kehidupan dengan mas Han nanti, bertemu orang sebanyak itu saja aku tak pernah,

apa yang akan aku katakan pada mereka aku hanya wanita yang tak berpendidikan

seperti mereka.

'' Karyawan suamimu banyak ya nduk, pasti perusahaannya juga besar. Alhamdulilah nduk kamu

beruntung punya suami seperni nak Hanafi, sudah tampan, baik, tegas dan

insya'allah dia bisa mencukupi kehidupanmu nanti nduk'' senyum ayah Insha

nampak mengembang dan puas penuh syukur. Begitu pula Salma yang berada di

samping Ayahnya juga tersenyum bahagia melihat adiknya mendapat laki-laki yang

tepat.

''Alhamdulilaah pak Hanafi memang sudah di takdirkan untuk Insha'' jawab Salma sambil merangkul

ayahnya dengan satu tangan.

''Alhamdulilah, semoga Insha bisa menjadi yang terbaik juga buat mas Han'' senyum Insha tampak

cerah.

Acara siang itu berjalan dengan lancar, para karyawan Wijaya group sudah beranjak pulang.

Tamu dari keluarga Insha mulai berdatangan begitu juga dengan tetangga dekatnya

mereka memenuhi rumah Insha sekedar memberikan kata selamat kepadanya. Para

pemimpin pondok pesantren, juga murid-murid yang kenal dekat dengan Insha juga

datang. Mereka bersalaman juga berbincang dengan tamu-tamu yang ada. Sampai tak

terasa waktu pun sudah beranjak sore, semua tamu sudah hilang dari pandangan

menyisakan keluarga inti Insha yaitu ayah dan Salma juga Hanafi dan 5 orang

penjaga rumahnya masih berada disana.

Pesta sudah selasai nampaknya, Hanafi sudah menugaskan orang-orang khusus untuk

membersihkan rumah Insha setelah pesta usai. Ia sudah merencanakan semua dengan

sangat matang, ia tak ingin sedikit pun merepotkan keluarga Insha nanti. Tanpa

di minta pun semua telah mengerjakan tugasnya masing-masing dengan cepat,

Hanafi ingin sebelum malam tiba rumah mertuanya itu sudah tampak bersih seperti

tak ada pesta apapun yang di gelar.

Waktu sudah larut adzan magrib segera berkumandang, semua pekerjaan sudah di selesaikan

dengan tepat waktu. Semua sudah kembali seperti semula. Didalam rumah pun mbak

Risna, mbak Fatimah dan bu Ririn telah selesai dengan pekerjaannya. Mereka

membantu membersihkan didalam rumah dan juga menghidangkan makanan untuk makan

malam Hanafi dan juga keluarga barunya.

''Mas Hanafi semua untuk makan  nanti malam sudah siap,'' mbak Risna menjelaskan kepada

Hanafi didapur rumah Insha sambil menunjuk menu makannya.

''Iya mbak terimakasih ya...hari ini mbak sudah cukup berkerja keras disini, setelah ini

mbak, mbak Fatimah, bude, pak Tono, dan pak Sardi boleh pulang''

''loh.. lah memang mas Hanafi dan nona enggak ikut pulang?''tanya mbak Fatimah yang

terlihat kaget dengan jawaban Hanafi

''iya mas Hanafi enggak ikut pulang?'' timpal mbak Risna

''Ya kalau aden gak pulang kita juga ikut disini saja den, biar besok bisa masak buat

sarapan sekalian buat keluarga nona Insha '' jawab Bu Ririn santai.

''Saya tidur disini malam ini mbak, bude, besok pagi saya pulang. Besok pagi pak Tono yang akan menjemput saya dan Insha''

'' Tapi beneran nih mas gapapa di tinggal disini sendirian'' jawab mbak Fatimah sambil

merapikan piring yang sudah di cuci ketempat piring.

''Ahh..mbak Fat kan sudah ada nona Insha yang menemani mas Hanafi, hehe...'' mbak Risna

menggoda dengan senyuman nakalnya.

''Iya, mungkin mas Hanafi ingin mencoba masakan mbak Insha'' mbak Fatimah tertawa

kecil menggoda Hanafi.

''Sudah..sudah..kalau maunya aden tidur sini gapapa kan ini rumah aden juga sekarang''

Bu Ririn memang selalu santai, dia seperti sosok orangtua untuk Hanafi, dia selalu

menasehati Hanafi dalam segala hal, bahkan terkadang Hanafi bercerita tentang

masalah pribadinya pada bu Ririn. Ia pun tak pernah pulang kekampung

halamannya. Semenjak ia bercerai dengan suaminya ia tak pernah lagi pulang.

Rumah satu-satunya yang ia miliki pun sudah di jual oleh mantan suaminya.

Disana sudah tak ada lagi sanak saudara untuknya, ia juga tak memiliki anak,

sehingga tak ada lagi alasan untuknya pulang ke kampung halamannya. Baginya

Hanafi sudah seperti anaknya sendiri, dia sudah hafal semua sifat dan sikapnya,

juga semua makanan dan minuman yang ia sukai, karna sejak kecil bu Ririn lah

yang mengasuh Hanafi.

Suara langkah kaki terdengar mendekat, nampak Insha berjalan

mendekat ke arah dapur tempat  4 orang

yang sedari tadi mengobrol dengan asyiknya.

‘’Eehh... nona Insha’’ sambut mbak Risna yang melihat Insha mendekat

‘’Insha, kemarilah..’’ Hanafi menoleh pada Insha yang sudah

ada tepat di belakangnya ‘’maafkan mereka ya sudah membuat gaduh di dapurmu

ini, pasti kamu terganggu, ‘’

‘’Tidak mas Han, sama sekali tidak, justru saya berterimakasih telah repot-repot di masakin sebanyak ini,eemm..sungguh,  baunya membuat saya tambah lapar saja’’ Insha

memandangi makanan yang sudah di siap kan di meja dapurnya yang nampak penuh

dengan berbagai menu makanan.

‘’Nona ini bicara apa, kan sudah tugas kita non’’ jawab mbak Fatimah dengan tersenyum puas melihat Insha yang memandangi masakan di dapur

Hanafi beranjak mendekati Insha, ia sudah mengganti pakaiannya dengan pakaian yang biasa ia pakai di rumah, memakai rok panjang, baju lengan panjang dan juga kerudung persegi 4 kesukaannya.Hanafi menepuk

lembut bahu Insha.

‘’Tidak usah sungkan, mereka yang membantu pekerjaan dirumah

setiap hari. Oh iya, kamu belum tahu nama mereka kan, aku belum sempat

mengenalkan mereka padamu tadi. Ini mbak Risna, yang merapikan piring itu mbak

Fatimah dan juga ini bu Ririn atau bude biasa aku memanggilnya, dia yang

mengasuhku sejak kecil’’  ucap Hanafi sembari menunjuk jarinya pada orang-orang yang di sebut namanya tadi

‘’Dan juga 2 orang yang didepan tadi kau sudah mengenalnya bukan’’

‘’Iya mas Han, pak Sardi dan pak Tono saya sudah mengenal mereka. Mbak Risna, mbak Fatimah dan bude salam kenal ya, saya Insha. Saya harap saya bisa membantu kalian dirumah mas Han nanti’’

‘’Ya saya dong non yang membantu nona, bukan sebaliknya’’timpal Risna secepat kilat.

‘’Iya, kan sudah tugas kami mengurus rumah mas Hanafi dan

juga membantu nona’’ jawab mbak Fatimah dengan senyum manisnya sambil memandang

wajah Insha.

‘’Tidak usah sungkan dengan kami ya non’’

‘’hehe.. iya bude maaf’’ Insha tersenyum malu mendengar

jawaban ketiga perempuan di depannya, maklum ia sama sekali belum pernah

memiliki pembantu rumah tangga. Semua pekerjaan rumah ia kerjakan bersama

kakaknya. Jangankan untuk membayar gaji pembantu untuk makan sehari-hari saja

masih terbilang kurang meskipun ia tak pernah mengeluh.

Waktu berjalan cepat magrib pun telah berkumandang,mereka para pembantu  Hanafi pun pulang ke rumah

sesuai perintah . Menyisakan hanya 4 orang di rumah itu, Salma sedari tadi tak

terlihat ia biasa melakukan ibadah di musola yang tidak terlalu jauh dari rumah. Sedangkan ayahnya,  ia sangat jarang keluar rumah, paling banyak aktifitas ia lakukan didalam kamarnya, tentu saja

karna penyakitnya itulah yang membatasi setiap geraknya. Dulu sebelum ia sakit,

ia selalu aktif di setiap kegiatan masyarakat maupun keagamaan terutama di

pondok pesantren. Kini ia lebih memilih untuk berdiam diri di rumah untuk

menjaga kesehatannya. Mulai saat itu juga Insha dan Salma lah yang mengurus

semuanya termasuk mencari uang untuk makan sehari-hari juga merawat kebun milik

ayah sebagai satu-satunya harta yang ia miliki. Semua hartanya sudah habis

terjual untuk biaya ayahnya selama sakit tapi itu tak merubah apapun, sampai

sekarang pun penyakitnya tak kunjung sembuh, mungkin karna usianya yang sudah menua.

Terlihat Insha berada di samping pintu kamar ayahnya, tak

ada pintu disana hanya kelambu tipis yang menutupi kamarnya, Ia mengintip di

balik kelambu apakah ayahnya baik-baik saja dan juga telah menunaikan sholat.

Terlihat ayahya sedang melakukan sholat dengan terduduk di kursi kesayangannya,

di lihatnya juga makanan yang di hidangkan Insha tadi sore pun telah habis di

meja dekat tempat tidurnya. Insha pun merasa lega ia segera pergi ke kamar

mandi untuk mengambil wudlu dan melaksanakan sholat.

Bersambung...

Episodes
1 pengenalan karakter
2 pernikahan part 1
3 Pernikahan part 2
4 Pernikahan part 3
5 Rumah Insha
6 Tidur bersama
7 Rumah sakit
8 Rumah sakit ( part 2 )
9 Rumah sakit ( part 3)
10 Baju baru
11 Restoran
12 Makanan kesukaan
13 Renovasi rumah
14 Rumah Utama
15 Makan siang
16 Masa lalu 3 pembantu
17 Malam pertama
18 Malam pertama ( part 2 )
19 Kerja yang tertunda
20 Apapun di beli
21 Sarapan untuk Hanafi
22 Hari pertama kerja
23 Hari yang membosankan
24 Pulang larut Malam
25 Pingsan
26 Pingsan ( part 2 )
27 Pingsan ( part 3 )
28 Cemburu
29 Di dalam kamar
30 Ponsel baru
31 Kriss
32 Pengawal pribadi
33 Masa lalu Kriss
34 Kamar mewah
35 Aktivitas yang tertunda
36 Villa tepi pantai
37 Tujuan ke negara X
38 Resepsi pernikahan
39 Alat test kehamilan
40 Garis satu
41 Kepulangan yang tiba-tiba
42 Alasan
43 Rumah sakit
44 Pulang
45 Makam ibu mertua
46 Kebenaran tentang Salma
47 Kebenaran tentang Salma ( Part 2 )
48 Kebenaran tentang Salma ( Part 3 )
49 Jadwal check up
50 ICU dadakan
51 Keinginan Ayah
52 Kekasih Salma
53 Perdebatan
54 Pernikahan kedua
55 Kedai ice cream
56 Pertengkaran
57 Makanan Andalan
58 Sholat bersama
59 Kepergian ayah
60 Kedatangan Pak Sun
61 Kue coklat lumer
62 Hujan Badai
63 Belajar mengemudi
64 Pulang lebih awal
65 Kejutan untuk Insha
66 Mobil baru
67 Nafkah untuk Salma
68 Belajar mengemudi
69 Sehari bersama Salma
70 Kemarahan Insha
71 Kemarahan Insha ( Part 2 )
72 Kemarahan Insha ( part 3 )
73 Mengurung diri
74 Tamu tak terduga
75 Pertengkaran
76 Kepergian Insha
77 Resto 99
78 Pelarian Insha
79 Informasi sang manager
80 Rekaman cctv
81 Kesibukan Kriss
82 Pak Sun
83 Villa puncak kota A
84 Tempat pelarian
85 Syarat dari Insha
86 Nomor tak di kenal
87 Prass
88 Bangkit kembali
89 Perkelahian
90 Kedatangan Prass
91 Keributan
92 Hilang tanpa kabar
93 Kabar mengejutkan
94 pengumuman
95 Malam terakhir Salma
96 Kebenaran tentang Insha
97 Kebenaran tentang Insha ( Part 2 )
98 Kondisi Salma
99 Flashback ( Part 1 )
100 Flashback ( Part 2 )
101 Flashback ( Part 3 )
102 Flashback ( part 4 )
103 Kemunculan Prass
104 Pemakaman Salma
105 Cinta yang hilang
106 Khanza
107 Gugatan cerai
108 Ending : Perceraian
109 Musim 2 Awal baru kehidupan Insha
110 Kedatangan Prass
111 Kedatangan Hanafi
112 Orangtua Prass
113 Rencana Orang Tua Prass
114 Insha dan pesantren
115 Masalah pada Khanza
116 Masalah yang tiada habisnya
117 Kabar tak terduga
118 Terpuruk
119 Teringat kembali
120 Penuturan Prass
121 Penuturan Prass ( part 2 )
122 Gedung Graha
123 Akan pergi
124 Bandara
125 Diary Salma
126 Rujuk
127 Wanita karir
128 Lelah
129 sakit
130 Rawat inap
131 1%
132 Suasana hati
133 USG
134 sup daging
135 Tingkah aneh
136 Pengakuan Hanafi
137 Pengakuan Hanafi ( part 2 )
138 kejahilan Insha
139 negara X
140 Air ketuban
141 Hafsah
142 Lagi dan lagi
143 Pengumuman
144 pengumuman
145 novel season 2 telah hadir
146 novel baru
147 "Kisah rumit Tamara sang wanita malam"
Episodes

Updated 147 Episodes

1
pengenalan karakter
2
pernikahan part 1
3
Pernikahan part 2
4
Pernikahan part 3
5
Rumah Insha
6
Tidur bersama
7
Rumah sakit
8
Rumah sakit ( part 2 )
9
Rumah sakit ( part 3)
10
Baju baru
11
Restoran
12
Makanan kesukaan
13
Renovasi rumah
14
Rumah Utama
15
Makan siang
16
Masa lalu 3 pembantu
17
Malam pertama
18
Malam pertama ( part 2 )
19
Kerja yang tertunda
20
Apapun di beli
21
Sarapan untuk Hanafi
22
Hari pertama kerja
23
Hari yang membosankan
24
Pulang larut Malam
25
Pingsan
26
Pingsan ( part 2 )
27
Pingsan ( part 3 )
28
Cemburu
29
Di dalam kamar
30
Ponsel baru
31
Kriss
32
Pengawal pribadi
33
Masa lalu Kriss
34
Kamar mewah
35
Aktivitas yang tertunda
36
Villa tepi pantai
37
Tujuan ke negara X
38
Resepsi pernikahan
39
Alat test kehamilan
40
Garis satu
41
Kepulangan yang tiba-tiba
42
Alasan
43
Rumah sakit
44
Pulang
45
Makam ibu mertua
46
Kebenaran tentang Salma
47
Kebenaran tentang Salma ( Part 2 )
48
Kebenaran tentang Salma ( Part 3 )
49
Jadwal check up
50
ICU dadakan
51
Keinginan Ayah
52
Kekasih Salma
53
Perdebatan
54
Pernikahan kedua
55
Kedai ice cream
56
Pertengkaran
57
Makanan Andalan
58
Sholat bersama
59
Kepergian ayah
60
Kedatangan Pak Sun
61
Kue coklat lumer
62
Hujan Badai
63
Belajar mengemudi
64
Pulang lebih awal
65
Kejutan untuk Insha
66
Mobil baru
67
Nafkah untuk Salma
68
Belajar mengemudi
69
Sehari bersama Salma
70
Kemarahan Insha
71
Kemarahan Insha ( Part 2 )
72
Kemarahan Insha ( part 3 )
73
Mengurung diri
74
Tamu tak terduga
75
Pertengkaran
76
Kepergian Insha
77
Resto 99
78
Pelarian Insha
79
Informasi sang manager
80
Rekaman cctv
81
Kesibukan Kriss
82
Pak Sun
83
Villa puncak kota A
84
Tempat pelarian
85
Syarat dari Insha
86
Nomor tak di kenal
87
Prass
88
Bangkit kembali
89
Perkelahian
90
Kedatangan Prass
91
Keributan
92
Hilang tanpa kabar
93
Kabar mengejutkan
94
pengumuman
95
Malam terakhir Salma
96
Kebenaran tentang Insha
97
Kebenaran tentang Insha ( Part 2 )
98
Kondisi Salma
99
Flashback ( Part 1 )
100
Flashback ( Part 2 )
101
Flashback ( Part 3 )
102
Flashback ( part 4 )
103
Kemunculan Prass
104
Pemakaman Salma
105
Cinta yang hilang
106
Khanza
107
Gugatan cerai
108
Ending : Perceraian
109
Musim 2 Awal baru kehidupan Insha
110
Kedatangan Prass
111
Kedatangan Hanafi
112
Orangtua Prass
113
Rencana Orang Tua Prass
114
Insha dan pesantren
115
Masalah pada Khanza
116
Masalah yang tiada habisnya
117
Kabar tak terduga
118
Terpuruk
119
Teringat kembali
120
Penuturan Prass
121
Penuturan Prass ( part 2 )
122
Gedung Graha
123
Akan pergi
124
Bandara
125
Diary Salma
126
Rujuk
127
Wanita karir
128
Lelah
129
sakit
130
Rawat inap
131
1%
132
Suasana hati
133
USG
134
sup daging
135
Tingkah aneh
136
Pengakuan Hanafi
137
Pengakuan Hanafi ( part 2 )
138
kejahilan Insha
139
negara X
140
Air ketuban
141
Hafsah
142
Lagi dan lagi
143
Pengumuman
144
pengumuman
145
novel season 2 telah hadir
146
novel baru
147
"Kisah rumit Tamara sang wanita malam"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!