Pernikahan part 2

Wijaya Group

Hari ini kantor libur, karna pimpinan perusahaan tersebut

Hanafi Abqari Agam melepas masa lajangnya dengan mempersunting seorang wanita

cantik bernama Insha Humairah. Tapi hari ini para karyawan kantor berkumpul di halaman

perusahaan Wijaya group, mereka akan datang di pernikahan tuan mudanya di

daerah pinggiran kota.

Mereka berangkat bersama menuju pernikahan Hanafi memakai

mobil dan bus sewaan yang sudah disewa tuan mudanya untuk memfasilitasi

karyawan pergi ke pesta pernikahannya. Semua staff perusahaan di undang tanpa

terkecuali. Hanafi berharap mereka semua bisa memeriahkan pernikahannya, tak

terhitung jumlahnya. Yang Hanafi pikirkan setidaknya dengan kehadiran seluruh

karyawannya pestanya akan cukup ramai mengingat ia tak mempunyai keluarga lagi.

Mereka semua sudah seperti keluarga Hanafi, tanpa mereka juga ia tak akan

menjadi orang yang cukup berpengaruh sekarang.

Di perjalanan menuju pernikahan,di mobil berwarna putih yang

cukup besar di isi dengan karyawan-karyawan perempuan. Seseorang mencoba memecah keheningan.

‘’Seperti apa ya istri tuan Hanafi, apa dia sangat cantik,

sampai-sampai lelaki dingin sepertinya bisa jatuh hati padanya’’ celetuk salah

satu karyawan wanita ia sekretaris Hanafi bernama Lina, dia cukup cantik dengan

rambut hitam lurus yang indah

‘’Tentu saja pasti ia wanita idaman tuan muda’’jawab rosa

yang tampak acuh.

‘’Apa aku ini kurang cantik ya, Tuan Hanafi saja tak pernah

memandangku lama, ia selalu memalingkan wajahnya saat aku didepannya..’’gerutu

Lina kesal

‘’Hei, apa kau ini memang wanita paling bodoh di dunia ini,

semua orang tau tuan Hanafi itu sangat menjaga harga diri wanita. Tentu saja

dia tak akan melihatmu jika pakaian yang kau kenakan setiap hari dihadapannya

seperti ini‘’ Rosa menghembuskan nafas panjang sebelum melanjutkan perkataannya.

‘’Tuan Hanafi adalah orang yang tak pernah lalai menunaikan

ibadahnya, tentu saja dia tak mau mengotori pandangannya dengan melihat tubuhmu

seperti itu’’

Lina memandang temannya itu dengan gemas, apa benar yang di katakan rosa? Ahh tapi tentu saja aku sudah

terlambat karna tuan Hanafi pun sudah punya istri sekarang..

‘’aah entah lah..lagi pula Tuan Hanafi sudah menikah

sekarang, hilang sudah harapanku’’

‘’Tuan Hanafi tak kan mau dengan wanita sepertimu’’

‘’Kau ini bukannya menghiburku karna patah hati malah

menghinaku seperti itu’’

''Hahahaha''

Rosa tertawa bahagia melihat wajah cemberut Lina. Lina

memandang temannya yang sedari tadi menggodanya dengan perkataan menusuk itu

tampak puas dengan jawabannya. Lina dengan wajah cemberutnya mencubit temannya

itu yang membuat Rosa tanpak kesakitan dengan mimik wajah yang lucu,tentu saja

itu membuatnya puas dan tertawa lepas. Mereka pun tertawa lepas, mobil yang di

penuhi karyawan wanita itu saling bergurau sampai tak terasa mereka telah tiba

di tempat pernikahan, disusul dengan rombongan lainnya.

Jejeran mobil dan bus yang datang dari perusahaan Wijaya

Group memenuhi jalanan kampung, tak ada tempat parkir khusus,  disamping kanan kiri jalan banyak terdapat

rumah dan persawahan. Satu persatu karyawan turun dari kendaraan mereka,

berjalan bersama menuju tempat pernikahan tuan Hanafi. Terlihat sebuah tulisan

ukiran indah yang sudah di pesan khusus ‘’ Selamat datang’’ berwarna biru

terang dibawahnya juga terdapat nama ‘’Hanafi dan Insha’’ dengan warna merah

muda yang di beri aksen bunga-bunga dan gambar hati berwarna merah.

Mereka sudah sampai tepat di depan rumah, halamannya yang

cukup luas dengan rumput hijau yang terawat di depannya juga beberapa pohon

kecil yang membatasi rumah dengan persawahan di sampingnya. Rumah itu tampak

sederhana khas rumah pedesaan, catnya berwarna putih dan hijau tua pada

beberapa pintu dan jendelanya. Didepan rumah ada 2 unit tenda, dibawah tendanya

terdapat banyak makanan dan beberapa pramusaji  juga banyak kursi-kursi tanpa meja yang cukup menutupi

halaman rumahnya

Tak ada dekorasi indah khas gedung mewah di sana ataupun lampu-

lampu gemerlap yang menyilaukan mata, semua nampak sederhana dengan udara yang

cukup sejuk karna banyak terdapat persawahan di sana.

‘’Apa ini benar-benar perta pernikahan tuan muda?’’tanya

salah seorang karyawan pada Rosa, apa kita tidak salah tempat?’’

‘’Apa kau tak bisa membaca tulisan disana’’ menunjuk ukiran

nama Hanafi dan Insha dengan jarinya ’’jelas-jelas itu nama tuan muda’’

‘’Iya itu nama tuan muda, tapi apa sesederhana ini

pernikahannya dia kan orang kaya’’

‘’Apa kau masih belum mengerti, meski tuan muda memiliki banyak uang ia tak

akan menghabiskannya dengan hal-hal seperti ini, dia pasti lebih memilih

memberikan uangnya kepada orang-orang yang membutuhkan dari pada harus menyewa

gedung mewah yang selangit harganya untuk pesta pernikahannya..’’

‘’ya..ya mungkin itu yang membuatnya semakin kaya.. karna

sering membantu orang-orang yang tidak mampu’’

‘’ ya memang dirimu, yang pelitnya minta ampun, jangankan buat

membantu orang lain mentraktirku saja tidak pernah’’

‘’hehe ros.. kamu juga harus mengerti dong, kebutuhan

adik-adikku kan banyak, terlebih lagi kebutuhanku sendiri, aku kan juga harus

nabung buat masa depan biar gak kayak gini trus ros hidupku..,’’jawabnya sambil

memeluk pundak rosa yang memandang kesal

‘’pantas saja kamu gak kaya-kaya..pelit sihh..’’sambil

terkikik pelan

‘’iya..iya kapan-kapan aku traktir deh’’

‘’yapp.. aku tunggu loh traktirannya’’

‘’ya tapi bayar sendiri’’tertawa lepas sambil berjalan cepat

meninggalkan rosa di belakang.

‘’Dasar pelitt...’’ Rosa yang kesal dengan jawaban itu

berusaha mengejar temannya dengan berlari kecil dan menarik bajunya. Mereka pun

saling bergurau sampai berada tepat di depan rumah Insha, tiba- tiba keadaan

hening tak ada yang berbicara.

Didepan rumah teryata sudah ada Hanafi yang berdiri dan

tampak sangat tampan dengan setelan jas hitam dan bunga melati di lehernya.

Wajah Hanafi cukup menghipnotis para karyawan yang berada disana khususnya

karyawan perempuan. Memang hanafi biasanya juga memakai setelan jas rapi saat

berada di kantor, tapi sekarang ia tampak berbeda di hari pernikahannya, tampak

semakin tampan dan rupawan.

‘’Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh..selamat pagi

semuanya..saya sangat berterima kasih kepada kalian atas waktunya untuk datang

di pernikahan saya. Kedatangan kalian disini merupakan kebahagiaan tersendiri

untuk saya hari ini. Saya tak mengharap hadiah apapun dari kalian, saya hanya

meminta doa semoga kehidupan saya kedepannya lebih baik lagi, untuk perusahaan Wijaya group kita maupun kehidupan pribadi saya.’’Hanafi menoleh ke belakang mengulurkan tangannya menggapai

tangan Insha yang sedari tadi berdiri di belakang tak jauh darinya.

‘’Insha kemarilah’’ gumam Hanafi pelan,

Insha yang sedari tadi diam melihat betapa banyaknya

undangan yang datang, gugup sekaligus malu bercampur dari satu. Banyak sekali karyawan mas Han, semua wanita dan laki-lakinya juga tampak rupawan dengan gaya masing-masing. Lalu kenapa mas

Han malah memilihku sebagai istrinya? Bukankah mereka lebih cantik dariku, aku

bukan siapa-siapa dibandingkan mereka...

Hatinya menciut saat melihat wanita-wanita cantik dengan

pakaian modis gaya perkotaan di depannya. Apa yang akan mereka katakan saat tau istri mas Han sepertiku, aku hanya akan membuatmu malu mas..

Lamunan insha seketika buyar saat tangan Hanafi mengulur

padanya, dia tak segera meraihnya dengan ragu dia malah selangkah mundur

menjauhinya. Hanafi pun yang seakan mengetahui kecemasan yang ada di wajah

istrinya ia mendekatinya dan meraih tangannya dengan lembut.’’ Ayolah mereka

keluargamu juga’’ sambil menarik dan berjalan ke tempat Hanafi tadi.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

leeshuho

leeshuho

nort pole couple mampir ♥️

2022-04-06

1

lihat semua
Episodes
1 pengenalan karakter
2 pernikahan part 1
3 Pernikahan part 2
4 Pernikahan part 3
5 Rumah Insha
6 Tidur bersama
7 Rumah sakit
8 Rumah sakit ( part 2 )
9 Rumah sakit ( part 3)
10 Baju baru
11 Restoran
12 Makanan kesukaan
13 Renovasi rumah
14 Rumah Utama
15 Makan siang
16 Masa lalu 3 pembantu
17 Malam pertama
18 Malam pertama ( part 2 )
19 Kerja yang tertunda
20 Apapun di beli
21 Sarapan untuk Hanafi
22 Hari pertama kerja
23 Hari yang membosankan
24 Pulang larut Malam
25 Pingsan
26 Pingsan ( part 2 )
27 Pingsan ( part 3 )
28 Cemburu
29 Di dalam kamar
30 Ponsel baru
31 Kriss
32 Pengawal pribadi
33 Masa lalu Kriss
34 Kamar mewah
35 Aktivitas yang tertunda
36 Villa tepi pantai
37 Tujuan ke negara X
38 Resepsi pernikahan
39 Alat test kehamilan
40 Garis satu
41 Kepulangan yang tiba-tiba
42 Alasan
43 Rumah sakit
44 Pulang
45 Makam ibu mertua
46 Kebenaran tentang Salma
47 Kebenaran tentang Salma ( Part 2 )
48 Kebenaran tentang Salma ( Part 3 )
49 Jadwal check up
50 ICU dadakan
51 Keinginan Ayah
52 Kekasih Salma
53 Perdebatan
54 Pernikahan kedua
55 Kedai ice cream
56 Pertengkaran
57 Makanan Andalan
58 Sholat bersama
59 Kepergian ayah
60 Kedatangan Pak Sun
61 Kue coklat lumer
62 Hujan Badai
63 Belajar mengemudi
64 Pulang lebih awal
65 Kejutan untuk Insha
66 Mobil baru
67 Nafkah untuk Salma
68 Belajar mengemudi
69 Sehari bersama Salma
70 Kemarahan Insha
71 Kemarahan Insha ( Part 2 )
72 Kemarahan Insha ( part 3 )
73 Mengurung diri
74 Tamu tak terduga
75 Pertengkaran
76 Kepergian Insha
77 Resto 99
78 Pelarian Insha
79 Informasi sang manager
80 Rekaman cctv
81 Kesibukan Kriss
82 Pak Sun
83 Villa puncak kota A
84 Tempat pelarian
85 Syarat dari Insha
86 Nomor tak di kenal
87 Prass
88 Bangkit kembali
89 Perkelahian
90 Kedatangan Prass
91 Keributan
92 Hilang tanpa kabar
93 Kabar mengejutkan
94 pengumuman
95 Malam terakhir Salma
96 Kebenaran tentang Insha
97 Kebenaran tentang Insha ( Part 2 )
98 Kondisi Salma
99 Flashback ( Part 1 )
100 Flashback ( Part 2 )
101 Flashback ( Part 3 )
102 Flashback ( part 4 )
103 Kemunculan Prass
104 Pemakaman Salma
105 Cinta yang hilang
106 Khanza
107 Gugatan cerai
108 Ending : Perceraian
109 Musim 2 Awal baru kehidupan Insha
110 Kedatangan Prass
111 Kedatangan Hanafi
112 Orangtua Prass
113 Rencana Orang Tua Prass
114 Insha dan pesantren
115 Masalah pada Khanza
116 Masalah yang tiada habisnya
117 Kabar tak terduga
118 Terpuruk
119 Teringat kembali
120 Penuturan Prass
121 Penuturan Prass ( part 2 )
122 Gedung Graha
123 Akan pergi
124 Bandara
125 Diary Salma
126 Rujuk
127 Wanita karir
128 Lelah
129 sakit
130 Rawat inap
131 1%
132 Suasana hati
133 USG
134 sup daging
135 Tingkah aneh
136 Pengakuan Hanafi
137 Pengakuan Hanafi ( part 2 )
138 kejahilan Insha
139 negara X
140 Air ketuban
141 Hafsah
142 Lagi dan lagi
143 Pengumuman
144 pengumuman
145 novel season 2 telah hadir
146 novel baru
147 "Kisah rumit Tamara sang wanita malam"
Episodes

Updated 147 Episodes

1
pengenalan karakter
2
pernikahan part 1
3
Pernikahan part 2
4
Pernikahan part 3
5
Rumah Insha
6
Tidur bersama
7
Rumah sakit
8
Rumah sakit ( part 2 )
9
Rumah sakit ( part 3)
10
Baju baru
11
Restoran
12
Makanan kesukaan
13
Renovasi rumah
14
Rumah Utama
15
Makan siang
16
Masa lalu 3 pembantu
17
Malam pertama
18
Malam pertama ( part 2 )
19
Kerja yang tertunda
20
Apapun di beli
21
Sarapan untuk Hanafi
22
Hari pertama kerja
23
Hari yang membosankan
24
Pulang larut Malam
25
Pingsan
26
Pingsan ( part 2 )
27
Pingsan ( part 3 )
28
Cemburu
29
Di dalam kamar
30
Ponsel baru
31
Kriss
32
Pengawal pribadi
33
Masa lalu Kriss
34
Kamar mewah
35
Aktivitas yang tertunda
36
Villa tepi pantai
37
Tujuan ke negara X
38
Resepsi pernikahan
39
Alat test kehamilan
40
Garis satu
41
Kepulangan yang tiba-tiba
42
Alasan
43
Rumah sakit
44
Pulang
45
Makam ibu mertua
46
Kebenaran tentang Salma
47
Kebenaran tentang Salma ( Part 2 )
48
Kebenaran tentang Salma ( Part 3 )
49
Jadwal check up
50
ICU dadakan
51
Keinginan Ayah
52
Kekasih Salma
53
Perdebatan
54
Pernikahan kedua
55
Kedai ice cream
56
Pertengkaran
57
Makanan Andalan
58
Sholat bersama
59
Kepergian ayah
60
Kedatangan Pak Sun
61
Kue coklat lumer
62
Hujan Badai
63
Belajar mengemudi
64
Pulang lebih awal
65
Kejutan untuk Insha
66
Mobil baru
67
Nafkah untuk Salma
68
Belajar mengemudi
69
Sehari bersama Salma
70
Kemarahan Insha
71
Kemarahan Insha ( Part 2 )
72
Kemarahan Insha ( part 3 )
73
Mengurung diri
74
Tamu tak terduga
75
Pertengkaran
76
Kepergian Insha
77
Resto 99
78
Pelarian Insha
79
Informasi sang manager
80
Rekaman cctv
81
Kesibukan Kriss
82
Pak Sun
83
Villa puncak kota A
84
Tempat pelarian
85
Syarat dari Insha
86
Nomor tak di kenal
87
Prass
88
Bangkit kembali
89
Perkelahian
90
Kedatangan Prass
91
Keributan
92
Hilang tanpa kabar
93
Kabar mengejutkan
94
pengumuman
95
Malam terakhir Salma
96
Kebenaran tentang Insha
97
Kebenaran tentang Insha ( Part 2 )
98
Kondisi Salma
99
Flashback ( Part 1 )
100
Flashback ( Part 2 )
101
Flashback ( Part 3 )
102
Flashback ( part 4 )
103
Kemunculan Prass
104
Pemakaman Salma
105
Cinta yang hilang
106
Khanza
107
Gugatan cerai
108
Ending : Perceraian
109
Musim 2 Awal baru kehidupan Insha
110
Kedatangan Prass
111
Kedatangan Hanafi
112
Orangtua Prass
113
Rencana Orang Tua Prass
114
Insha dan pesantren
115
Masalah pada Khanza
116
Masalah yang tiada habisnya
117
Kabar tak terduga
118
Terpuruk
119
Teringat kembali
120
Penuturan Prass
121
Penuturan Prass ( part 2 )
122
Gedung Graha
123
Akan pergi
124
Bandara
125
Diary Salma
126
Rujuk
127
Wanita karir
128
Lelah
129
sakit
130
Rawat inap
131
1%
132
Suasana hati
133
USG
134
sup daging
135
Tingkah aneh
136
Pengakuan Hanafi
137
Pengakuan Hanafi ( part 2 )
138
kejahilan Insha
139
negara X
140
Air ketuban
141
Hafsah
142
Lagi dan lagi
143
Pengumuman
144
pengumuman
145
novel season 2 telah hadir
146
novel baru
147
"Kisah rumit Tamara sang wanita malam"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!