RINDU TAK BERTUAN
Kisah bermula dari enam tahun silam...
Kirania Ambarwati ( 21 tahun )
Seorang Mahasiswi Fakultas Ekonomi & Bisnis di salah satu Universitas di kota Jakarta, Dia sebenarnya memiliki sifat introvert, irit bicara dan tak pandai bergaul terkecuali dengan kedua sahabat di kampusnya, Hasna dan Sabilla.
Dirgantara Poetra Laksmana ( 22 tahun )
Kakak tingkat dari Kirania, seorang cowok Flamboyan, sangat diidolakan hampir sebagian besar mahasiswi di kampusnya. Tentu saja bukan karena tampangnya yang rupawan, tapi juga karena dia anak salah seorang pengusaha kaya raya. Sudah pasti banyak menjadi rebutan cewek-cewek yang berlomba berebut untuk menjadi kekasih pria itu.
_________________________________
" Taraaaaaaaa ... Mie yamien pesenan kamu, Has. Baso kuah tanpa saos dan kecap pesanan Kirania. Dan baso campur punya aku ..." Sabilla membawa nampan berisi tiga mangkuk makanan pesanan mereka dengan dua gelas es teh manis dan satu botol air mineral.
Kirania langsung mengambil mangkuk yang disodorkan Sabilla. " Thank's, Bil." Tangannya lantas menambahkan tiga sendok sambal ke dalam mangkuk baso-nya.
" Istighfar dong, Ran." Hasna mengomentari saat dengan santainya Kirana mencampurkan sambal ke makanannya.
" Kalap dia kalau lihat sambal," sindir Sabilla dengan senyum mengejek.
Kirania tersenyum. " Makan kalau nggak pedas, terasa hambar di lidah," sambungnya.
" Hati-hati lambung kamu, Ran." Hasna mengutarakan kekhawatirannya.
" Iya, nggak ingat tahun kemarin sampai menginap di rumah sakit gara-gara maag kamu kambuh." Sabilla menggerutu.
" Ssssttt ... sudah jangan pada berisik! Cepat pada makan." Kirania mulai memasukkan baso ke dalam mulutnya, diikuti kedua temannya.
" Sayang kita duduk di sana saja, ya?" Suara seorang wanita dengan nada manja tiba-tiba terdengar. Tidak hanya oleh Kirania dan kedua temannya, tapi juga beberapa orang yang ada di kantin baso itu.
" Kita di sini saja." Terdengar suara seorang cowok yang berhenti di meja seberang meja Kirania dan teman-temannya. Tentu saja kedatangan cowok itu di kantin baso ini menyita perhatian mahasiswi lain. Karena cowok itu adalah sang idola kampus mereka, Dirgantara Poetra Laksmana. Sedangkan cewek cantik yang bersamanya itu adalah Naura, yang diketahui sebagai kekasih dari Dirga.
" Oke deh, kita di sini." Naura mau tak mau mengalah. " Sayang kamu mau pesan apa? Aku pesankan dulu ya, makanannya."
" Pesan seperti biasa saja."
" Baso nggak pakai saos dan kecap, kan? Minumnya air mineral atau mau pesan yang lain?" tanya Naura lagi.
" Air mineral saja."
" Oke, aku pesankan dulu, ya." Naura pun dengan langkah bangga melewati beberapa mahasiswi yang melihat dengan tatapan iri kepadanya.
" Idih ... jadi jongos saja dia bangga." ketus Sabilla melirik sinis ke arah Naura.
" Dia pacar Kak Dirga. Gila saja kau bilang jongos." Hasna memutar bola matanya. " Kalau sampai ucapan kamu tadi terdengar oleh Kak Dirga, habis kau nanti, Bil."
" Pacar? Aku malah melihat dia itu seperti pelayanannya Kak Dirga," sahut Sabilla sambil meneguk es teh manisnya.
" Coba saja kamu yang jadi pacar Kak Dirga. Pasti kamu juga akan melakukan hal yang sama seperti Naura itu," ejek Hasna.
" Aku sama Aldi saja nggak begitu banget, deh." Sabilla mengedikkan bahunya.
Hasna terkekeh. " Lagian kamu membandingkan pacar kamu sama Kak Dirga. Jauh banget, kaya bumi dan langit."
" Sialan kamu, Has." Sabilla ikut terkekeh. " Gitu-gitu juga cowok aku itu cowok sholeh. Nggak seperti Kak Dirga, yang suka ganti cewek, sering keluar masuk lubang," bisik Sabilla kemudian.
" Iya, aku juga dengar begitu. Awalnya aku nggak percaya. Aku pikir masa iya Kak Dirga seperti itu. Tapi waktu Kak Deni bilang pernah melihat Kak Dirga sekamar sama cewek, aku jadi mulai percaya," ungkap Hasna. Menceritakan apa yang pernah dilihat kakaknya yang bekerja sebagai Bellboy di salah satu hotel di Jakarta.
" Memang Kak Deni kenal sama Kak Dirga?" tanya Sabilla dengan menautkan kedua alisnya.
" Kak Deni 'kan sering jemput aku kalau giliran dia tugas siang. Atau kalau sekalian pulang pas tugas malam."
" Oh, iya-ya ..." Sabilla menganggukkan kepala berulang-ulang. " Kalau ceweknya, Kak Deni tahu nggak siapa? Cewek kampus sini juga?" tanyanya penasaran.
" Kalau ceweknya, Kak Deni nggak terlalu paham bilangnya. Aku juga sempat penasaran, sih."
" Kalian berdua sadar nggak, Malaikat sudah mencatat dua keburukan yang baru kalian lakukan?" Kirania yang sedari tadi hanya menjadi pendengar akhirnya angkat bicara setelah dia selesai menghabiskan semangkuk baso.
Hasna dan Sabilla langsung menoleh ke arah Kirania.
" Memangnya Malaikat bisikin kamu apa?" tanya Sabilla disambut tawa Hasna yang meledek.
Kirania mendengus kesal melihat respon kedua sahabatnya. " Kalian itu punya dua kesalahan, pertama bicara saat makan, kedua berghibah."
" Kayaknya dia mesti ganti Fakultas, Has." Sabilla mengomentari.
" Iya, mestinya ke pondok pesantren." Sabilla terkikik.
" Astaghfirullah adzim ... kalian ini dikasih tahu yang benar malah meledek." Kirania mencebik.
" Bercanda, say ... bercanda." Sabilla langsung memeluk Kirania. " Jangan dibawa serius omongan kita."
" Sayang ini pesanan kamu. Nggak pakai micin, kan?!" suara Naura kembali terdengar. Dia menaruh mangkuk baso ke hadapan Dirga, dan juga membukakan seal air mineral kekasihnya itu.
" Wekkk ... ingin muntah rasanya. Lebay banget." Sabilla memutar kedua bola matanya.
" Namanya juga cinta ... hahaha ..." Hasna menimpali.
" Eh, kalau dilihat-lihat selera Kak Dirga sama kaya selera kamu, Ran. Baso tanpa saos, kecap dan micin," ucap Sabilla lagi.
" Iya, aku juga tadi dengar. Aku juga mikir ke situ, Bil. Jangan-jangan nanti kalian berjodoh, deh, " ledek Hasna memainkan kedua alisnya turun naik
" Aamiin ..." sahut Sabilla.
" Kalian ngomong apaan, sih?! Nggak jelas banget." Kirania bersungut- sungut.
" Nggak jelas, ya? Sini aku bisikin." Hasna mendekatkan mulutnya ke arah telinga Kirania, sehingga membuat Kirania merinding.
" Bisikinnya nggak usah dekat-dekat gitu, deh ! Geli tahu nggak, sih !" Kirania mengedikkan bahunya.
" Ya ampun, sama cewek saja kamu merinding gini, apalagi sama cowok," sindir Sabilla.
" Itu artinya masih perawan, Bil." Hasna menyahuti.
" Bukan perawan lagi dia, sih. Belum tersentuh laki-laki tepatnya. Pacaran saja nggak pernah," ledek Sabilla dibarengi tawa.
" Kalian senang banget ya, kalau urusan ngebully aku?!" Kirania memberengut.
" Kita nggak ngebully, say. Kita itu menyemangati kamu supaya lebih semangat buat punya pacar. Sayang 'kan, cantik gini terabaikan gitu saja. Benar nggak, Has?" Sabilla meminta pendapat Hasna.
" Cocok! Aku setuju sama Sabilla. Biar kita bisa kencan bareng bertiga. Selama ini 'kan kamu kalau kita ajak hangout bareng selalu nolak. Nggak asyik tahu, kita bertiga bersahabat tapi kamu jarang mau ikut kita happy-happy." Hasna menimpali.
" Lagian kalian kalau pergi pada bawa cowok, males banget. Aku disuruh jadi nyamuk gitu?!" Kirania memutar bola matanya.
Ucapan Kirania langsung disambut tawa keras kedua sahabatnya. Tanpa mereka sadari jika ternyata sedari tadi ada sepasang mata elang mengawasi interaksi mereka bertiga. Lebih tepatnya sorot mata tajam itu asyik memperhatikan sosok Kirania, yang terlihat lebih pendiam dari kedua temannya itu.
*
*
*
Bersambung...
Happy Reading😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 211 Episodes
Comments
gia nasgia
untuk yg ke dua kalinya Thor 😍😘
2025-02-05
0
Laksmi Amik
mmpir ..ceritanya seru kyknya cara penulisannya apik
2023-12-08
0
Fajar Ayu Kurniawati
.
2023-12-04
0