tidur dilantai!

Dirumah yang sangat besar, mobil sedan berwarna hitam itu berhenti dan begitu mobilnya berhenti, Mika dan Raga turun dari mobil.

Mika menatap tidak percaya rumah besar yang diketahui adalah rumah milik Raga, suaminya. Mulutnya menganga lebar dan matanya berbinar-binar. Dia membayangkan dirinya tertidur disalah satu kamar didalam rumah itu pasti dia akan merasa seperti tuan putri. Dia akan tertidur setiap hari dan setiap waktu di dalam kamarnya nantinya.

Melihat Mika menganga seperti itu, Raga menutup mulut Mika dengan tangannya membuat Mika menatapnya kesal. "Dasar norak!" cibir Raga.

Mika melepaskan tangan Raga dari mulutnya. "Tuan, apa saya bisa langsung kekamar saya?" tanya Mika, menggebu-gebu.

"Cih, siapa kamu emangnya? Siapa yang akan menempatkan kamu disalah satu kamar di sini?"

Mika berdecak. "Rumah ini sangat besar tuan, kenapa saya tidak boleh tidur disalah satu kamar disana? ternyata tuan sangat pelit ya saya tidak boleh tidur di kamar lalu saya tidur dimana tuan?"

Raga menatap datar Mika. "Ini bukan rumah, ini Mension, mengerti? Dan siapa yang kamu sebut pelit, hmm?" ujar Raga, dingin.

Mika menggaruk-garuk kepalanya. "Hehe, saya bilang anda yang pelit tuan." Mika cengengesan.

Raga melotot. "Dion, bawa Gadis bodoh ini ke kamar ku, kunci dia di kamar mandi!" ucap Raga pada Dion yang berdiri di belakangnya.

"Baik, tuan."

"Eh, eh tapi kan saya mau lihat-lihat rumah ini dulu,"

"Kekamar!" tekan Raga.

"Tidak mau, saya mau jalan-jalan dulu." tolak Mika.

"Kekamar sekarang!" teriak Raga.

"Ihh, saya kan mau jalan-jalan dulu, tuan."

"Dion gendong dia kekamar." ucap Raga pada Dion dan diangguki Dion. Baru ingin menggendong Mika, Mika malah menghindar. Dia menggeleng pelan pada Dion.

"Tidak perlu menggendong saya, Om. Saya bukan anak kecil." kata Mika lalu beranjak melangkah kedalam Mension bersama Dion.

"Wah, Anda penurut sekali, ya Om," ucap Mika pada Dion sambil menepuk bahu Dion berkali-kali.

Dion hanya tersenyum tipis. "Mari nona, saya antar ke kamar tuan muda."  Mika mengangguk.

 

Mika keluar dari kamar mandi  memakai baju tidur yang ia ambil dari lemari Raga. Ketika keluar dari kamar mandi, Mika langsung mendapati Raga yang sedang terduduk menyender di king size, matanya menatap tajam Mika yang baru saja keluar dari kamar mandi.

"Ada apa, tuan?" tanya Mika dengan kedua alis terangkat.

Raga memutar bola matanya. "Kenapa kamu pakai baju tidurku?!" bentak Raga.

Mika menyerngitkan dahinya. Di lihatnya baju tidur yang melekat pada tubuhnya. Jika dilihat-lihat memang itu baju tidur seorang Pria namun baju tidur ini terlihat cocok di tubuhnya. "Tuan, saya tidak tahu ini baju tuan. Tapi boleh baju ini buat saya? Saya sangat suka baju ini, tuan." ujar Mika.

"Buka itu!" titah Raga membuat Mika melotot, segera ia tutupi tubuh depannya dengan kedua tangannya sambil terus menggeleng.

Raga menatap tajam Mika. "Buka!" titannya lagi.

"Tidak mau!" teriak Mika masih menutupi tubuhnya dengan kedua tangannya.

Melihat Mika membantah, Raga turun dari king size miliknya, dia mendekati Mika yang masih berdiri didepan pintu kamar mandi dengan posisi yang sama. Menutupi tubuhnya dengan kedua tangan.

Mika memundurkan langkahnya saat Raga berjalan mendekat. "Tuan, saya pinjam sehari aja bajunya." ucap Mika, ketakutan melihat wajah Raga yang benar-benar datar.

Raga tidak menggubris ucapan Mika, dia terus melangkah mendekati Mika.

Mika terus memundurkan langkahnya sampai punggungnya menempel pada pintu kamar mandi. Dia bingung harus melakukan apa sekarang.

Raga memberhentikan langkahnya dihadapan Mika. Dia menundukkan sedikit tubuhnya agar sejajar dengan Mika. Ditatap tajam Mika yang manatapnya dengan ketakutan.

Mika menutup matanya kala Raga mengangkat tangan. Tangannya mengepal.

Tangan Raga membuka handuk miliknya yang terlilit di kepala Gadis itu membuat rambut pendek Mika acak-acakan. Dia menatap Mika sejenak yang masih menutup matanya. Dia tersenyum smirk. "Emangnya apa yang kamu harapkan dariku, hmm?" suara bariton Raga membuat Mika membuka matanya dan tatapannya langsung beradu dengan Raga.

Raga menyentil dahi Mika kencang membuat Mika terpekik terkejut. "Jangan harap kamu akan aku tiduri! Sadar diri!" cibir Raga, melempar handuk itu tepat diwajah Mika. Kemudian dia menjauh, berjalan ke arah king size miliknya lagi, merebahkan tubuhnya disana.

Mika mengusap dahinya yang terasa pusing karna sentilan kencang dari Raga barusan. Sakit sialan! teriak Mika dalam hati.

Raga mengangkat kepalanya, menatap Mika yang tetap berdiri disana. Dia mengambil bantal disebelahnya, meleparkan bantal itu ke wajah Mika. "Tidur dilantai! Jangan harap bisa tidur denganku!" ucap Raga.

Mika meremas bantal itu, kesal lalu dia berjalan ke kasur tipis yang berada di sebelah king size Raga, menidurkan tubuhnya disana. Lagi pun siapa yang ingin tidur dengan dia!

Mika menatap langit-langit kamar, dia sudah terbiasa tertidur di kasur tipis seperti ini. Dia mengubah posisi tidurnya memiring.

"Hei! Matikan lampu!" teriak Raga.

Mau tidak mau Mika bangun lagi, dia berjalan ke skrin lampu, mematikan lampu sesuai perintah yang mulia.

Dengan malas dia kembali ke kasur tipisnya. baru ingin merebahkan tubuhnya lagi Raga memintanya manyalahkan lampu lagi.

Mika menyalahkan skrin lampu sambil menatap Raga tajam dan saat Raga menyadari di tatap tajam oleh Mika, Raga menatap Mika juga tetapi Mika terlebih dahulu membuang pandangannya.

"Ambilkan air putih!" perintah Raga.

Mika berkumat-kamit. Dia berjalan ke nangkas, mengambil air putih. Padahal Raga bisa mengambilnya sendiri mengapa harus dirinya yang harus mengambilnya?.

Mika memberikan air putih itu pada Raga namun Raga tidak menerimanya, dia malah menatap air putih dan Mika bergantian.

"Ada apa lagi, tuan?" geram Mika.

"Wah, berani sekali kamu geram padaku." Raga menyeringai. "Punya nyali juga kamu ya."

Mika mengangkat sebelah sudut bibirnya keatas. "Saya bukan jagoan neon, tuan." kata Mika.

"Aku tidak peduli!" ketus Raga.

"Siapa juga yang menyuruh Anda peduli!" Upss! Mika memukul mulutnya yang tidak bisa mengerem. Dia menggerutuki diri sendiri karna mengatakan ucapan itu.

"Wah, sepertinya kamu baru sehari jadi Istriku sudah berani melawan ya." ujar Raga, dingin.

"Hmm, tidak tuan. Tuan apa yang Anda inginkan lagi sekarang, hmm?" ucap Mika, mengendip-ngedipkan matanya.

"Cih," decih Raga.

Ayolah, aku ingin tertidur sekarang! Rengek Mika dalam hati.

"Minum!"

Mika menyodorkan air putih itu dibibir Raga. Lihatlah sekarang dia seperti Orang yang mempunyai penyakit. Minum saja dia tidak bisa sendiri.

Mika menaruh lagi air putih itu di nangkas. "Tuan, saya harap tugas saya di hari ini sampai sini aja, saya lelah tuan." rengek Mika.

"Ya ya! Matikan lampu!" titah Raga untuk terakhir kalinya di hari ini.

Mika menghebus nafasnya. Dia berjalan ke skrin lampu untuk ketiga kalinya, mematikan lampu lalu berlari ke kasur tipis, membanting  tubuhnya.

"Awww!" ringis Mika merasakan sakit pada punggungnya karna membanting tubuhnya di kasur tipis itu. Dia menggerutuki kasur tipisnya sambil memukul kasur tipis itu pelan.

Raga mengubah posisi tidurnya memiring, membelakangi Mika yang tertidur di bawah kasur tipis. Dia tersenyum tipis, menahan tawanya.

 

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!