Mentari pagi telah naik, sinarnya masuk melalui celah-celah jendela. Queen mulai tersadar dari tidur lelapnya, dia merasakan badannya begitu lelah.
Dengan perlahan wanita itu mulai membuka mata, memandang langit-langit kamar yang terlihat asing.
"Aku dimana?" Queen mengedarkan pandangannya.
Dia menoleh ke samping dan tercengang saat menyadari ada seseorang yang tidur di sebelahnya. Dia sontak bangun dari pembaringan.
"Siapa dia?" Queen memandang lekat wajah Prince yang terlelap. Kemudian dia melihat ke dalam selimut yang menutupinya.
"Ya, Tuhan! Apa yang aku lakukan?" Queen nyaris pingsan saat mengetahui tubuhnya polos tanpa sehelai benangpun.
Queen segera turun dari atas ranjang dan memungut semua pakaiannya yang berserakan di lantai, dia buru-buru memakainya. Dia mengabaikan rasa sakit di daerah pribadinya.
Tapi sial, Prince terlanjur bangun sebelum Queen sempat pergi dari kamar itu.
"Kau mau kemana?" Suara berat Prince mengagetkan Queen. Lelaki itu sudah duduk di atas ranjang.
"Siapa kau? Apa yang kau lakukan kepadaku?" Queen menatap Prince penuh kebencian. Air matanya jatuh menetes.
"Aku minta ..."
"Dasar bajingan!!! Kau iblis!" Sela Queen sebelum Prince sempat bicara dan berlalu dari kamar itu.
"Hey ... tunggu!" Prince melompat dari atas ranjang dan ingin mengejar Queen, tapi dia sadar sedang tidak memakai apapun.
"Shit!"
Prince bergegas memakai pakaiannya dan segera berlari menyusul Queen, tapi dia tak menemukan wanita itu dimana pun.
Dengan langkah pasrah, dia kembali ke kamarnya.
Hati Prince kembali merasa bersalah saat melihat bercak darah di seprei putih yang melapisi ranjang.
"Maafkan aku!" Ucapnya pelan.
***
Queen berlari masuk ke dalam kamarnya, Sandra yang bingung melihat tingkah sang putri, segera menyusulnya.
"Queen, ada apa, Nak? Kenapa kau tidak pulang semalam?" Tanya Sandra dari balik pintu.
"Aku tidak apa-apa, Ma. Semalam aku menginap di apartemen Mitha." Jawab Queen bohong. "Aku mau mandi dulu, Ma." Lanjut Queen.
"Oh. Ya sudah, mandilah. Mama ke bawah dulu." Sahut Sandra.
Queen segera masuk ke kamar mandi tanpa menjawab sang Mama, dia sudah tak sanggup berkata-kata lagi. Queen menyalakan shower dan membiarkan air membasahi tubuhnya yang masih terbalut pakaian.
"Aku kotor! Aku wanita kotor!" Ucap Queen sambil terisak-isak. Dia menggosok tangan, kaki dan seluruh tubuhnya dengan kuat. Seolah ada kotoran yang menempel.
"Aaaaarrgghh ...! Aku benci kau! Aku jijik!" Queen berteriak histeris sambil terus menggosok kuat tubuhnya. Air matanya dan air shower seakan berlomba turun.
Di tempat berbeda, Prince sedang duduk termenung. Dia benar-benar merasa bersalah.
"Aku sangat menginginkan tubuhmu, tapi disaat aku mendapatkannya, hatiku justru merasa tidak senang. Andai aku tahu kau masih perawan, aku tidak akan melakukan itu. Maafkan aku." Prince mengoceh sendiri. Dia merasa jahat, apalagi saat melihat Queen menangis dan menatapnya dengan penuh kebencian.
"Kenapa harus seperti ini? Aku merusak masa depan wanita yang bahkan aku tak tahu siapa namanya. Apa yang harus aku lakukan sekarang? Kemana aku harus mencarinya?" Prince meremas rambutnya, dia benar-benar menyesali perbuatannya.
***
Tiga hari kemudian, Prince benar-benar tidak bisa fokus bekerja. Pikirannya masih tertuju kepada Queen. Gadis itu benar-benar telah membuat seorang Casanova seperti Prince uring-uringan.
"Kemana aku harus mencarinya?" Ucap Prince pelan.
Bayangan Queen dan pergulatan panas malam itu terus menghantui Prince, entah mengapa dia merasa kehilangan dan merindukan sosok wanita cantik itu.
Braaaakk ...
"Prince!!! Apa yang terjadi? Kenapa banyak kesalahan di laporan pemasaran ini?" Bentak seorang lelaki paruh baya yang bernama Steven setelah melemparkan map ke meja kerja Prince.
"Maaf, Pak! Tapi saya sudah memeriksanya." Prince membela diri.
"Kau sudah periksa, tapi tidak teliti! Apa yang sedang terjadi? Kenapa kau jadi lalai begini, Prince?" Tanya Steven yang tak lain adalah pemilik Emperor Corporation, tempat Prince bekerja.
"Saya sedang ada sedikit masalah. Jadi saya kurang fokus. Saya minta maaf, Pak."
"Masalah apa yang membuat kau sampai seperti ini? Beberapa hari ini kau terlihat tak bersemangat dan sekarang kau melakukan kesalahan. Ini bukan Prince yang aku kenal! Kau sudah ku anggap seperti anakku sendiri, cerita lah kepadaku, siapa tahu aku bisa bantu." Ucap Steven. Dia menyayangi Prince seperti anak sendiri dan selalu membanggakan lelaki ini karena kerjanya yang bagus. Prince selalu berhasil memenangkan tender dan membuat Emperor maju pesat.
"Hanya masalah pribadi, Pak. Maaf, saya tidak bisa cerita." Sahut Prince. Dia terlalu malu untuk mengatakan yang sebenarnya.
"Urusan percintaan rupanya. Baiklah, kalau kau tidak mau cerita, aku hanya berharap kau profesional dalam bekerja, jangan membuat kesalahan lagi. Dan segera perbaiki kesalahan yang ada." Ujar Steven.
"Baik, Pak." Balas Prince.
"Kalau begitu aku permisi dulu." Steven beranjak dari duduknya dan keluar dari ruangan Prince.
Prince menghela nafas berat, dia menyandarkan tubuhnya ke kursi kebesarannya. "Kau benar-benar mengacaukan aku."
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Sery
nyessll
2021-06-11
3
Susilawati Dewi
ya pastinya menyesal
2021-04-03
5