Pulang ke Padepokan Padas Putih

Mentari mulai bangkit dari peraduannya, menggugah seisi bumi dalam kehangatan selepas malam dingin nan tenang.

Burung burung mulai menggeliat dari sarang, bersiap bertarung mencari makan menyambung hidup.

Hari ini, tepat 1 purnama sudah murid murid Mpu Sakri berlatih dan meningkatkan ilmu kanuragan mereka.

Whussss blarrr!

Panji Watugunung menurunkan tangannya, sambil menatap batu tebing yang hancur berantakan setelah terbabat jurus Pedang Tanpa Bentuk ke 14 ___ Jiwa Dewa Pedang.

Nampak peluh mengalir ke pipinya

Dari arah pondok kayu, Dewi Anggarawati tersenyum memandang kearah Panji Watugunung dengan pandangan kagum

'Lelaki hebat. Sudah tampan, ilmu kanuragan nya juga hebat. Tak salah jika aku jatuh cinta padanya' batin Dewi Anggarawati

"Kenapa kau senyum senyum begitu yayi?"

Deggg...

Suara lelaki itu bagai angin kencang yang menghantam jantung Dewi Anggarawati..

Saat melamun, Anggarawati tidak sadar kalau Panji Watugunung berjalan mendekati nya..

"A-aku ah tidak-tidak kog" jawab Anggarawati tergagap..

'Ah bodoh bodoh bodoh, kenapa aku malah melamun sih'

"Kog kaget gitu? Ada apa yayi?" tanya Watugunung penasaran

"Anu ada itu burung ya burung kakang" Anggarawati gugup mencari alasan

"Mana? Perasaan tidak ada burung lewat dari tadi .."

"Sudah pergi kakang, iya sudah pergi kesana" Anggarawati tersenyum sambil menunjuk arah timur..

'Duhh bisa bisanya aku berbohong' rutuk Anggarawati jengah

"Ya sudahlah lah, hari ini kau mau makan apa? Ayam hutan, ikan bakar atau buah buahan?

tanya Watugunung ke arah Anggarawati

"Terserah kakang saja"

"Baiklah, aku akan ke hutan dulu, kau baik baik disini,

Kalau ada yang menggangu, kau bisa membela diri mu dengan jurus yang aku ajarkan"

"Iya Kakang" jawab Anggarawati mengangguk pelan

Panji Watugunung lalu mengambil busur panah nya, seraya golok pendek terselip di pinggang kiri.

Belum sempat masuk hutan, tiba tiba...

Srringgg..sringgg...

Dua pisau pendek melayang cepat mengincar dada Watugunung

Merasa angin dingin berhembus, Watugunung melompat ke kiri menghindari pisau dengan tatapan waspada.

"Haii, keluar !!

Jangan berani cuma main petak umpet!"

Tunjukkan wujud mu kalau kau manusia"

Dari rimbun pepohonan, melesat bayangan manusia yang langsung menyerang dengan tongkat kayu menusuk lurus ke dada

Whutttt..

Watugunung segera mencabut golok pendek nya, menangkis gesit

Trakkk..

Lalu melompat mundur sambil bersalto di udara, mendarat 2 tombak di belakang

"Tunggu Kisanak, ada apa kau menyerang ku?"

Bukannya menjawab, sosok bertopeng itu kembali melesat menghantamkan tongkat kayu nya ke pinggang Watugunung,

Mendapatkan serangan itu, Watugunung memutar tubuhnya di udara sambil membabatkan golok pendek nya.

Sosok bertopeng menundukkan kepala, kaki kirinya memutar dan mengincar dada Watugunung

Wush whuuusshhh...

Watugunung melompat ke samping dan bersiap dengan kuda kuda jurus Pedang Tanpa Bentuk

" Kau yang memaksa ku kisanak

Hiattttt...

Tebasan Pedang Langit..."

Angin dingin berbentuk gelombang tenaga dalam menerabas kearah sosok bertopeng itu dengan cepat

Menyadari ada gelombang angin tenaga dalam kearah nya, sosok bertopeng itu mundur dua langkah, memutar tongkat kayu nya dialiri tenaga dalam

"Dharrr....

Terjadi benturan disertai ledakan keras mengguncang hutan kecil pagi itu

Sosok bertopeng melompat mundur dua tombak dan mendarat dengan sempurna di tanah, seperti nya ilmu meringankan tubuh nya sangat sempurna.

Melihat itu Watugunung terkejut

Setelah mengukur ilmu Kanuragan lawan nya tinggi, Watugunung mundur selangkah.

Kali ini dia ingin menggunakan jurus ke 7 Pedang Tanpa Bentuk yaitu Langkah Dewa Pedang yang bertumpu pada kecepatan tinggi

'Tak ada pilihan lain'

"Langkah Dewa Pedang"

Seketika Panji Watugunung melesat kearah sosok bertopeng, sangat cepat.. Golok pendek nya menerabas leher sosok bertopeng misterius itu yang terkejut lalu menangkis dengan tongkat kayu nya..

Tranggg..

Kembali benturan kecil golok pendek dan tongkat kayu terjadi

Gerakan Watugunung 3 kali lebih cepat dari biasanya, sulit di ikuti mata biasa

Dari kejauhan, Dewi Anggarawati melihat pertarungan itu dengan harap harap cemas..

Sosok bertopeng misterius itu tersenyum

Dengan tenang dia menangkis sabetan golok pendek sambil sesekali mencoba mencari celah serangan Watugunung

Kali ini, sosok bertopeng misterius melihat ada sisi pinggang kanan Watugunung yang longgar pertahanan nya

Tongkat kayu di hantam kesana

Mendapat serangan itu, Watugunung menangkis cepat dengan goloknya

Seraya melompat mundur dua tombak ke belakang..

'Orang itu hebat, dia bisa mengimbangi jurus jurus ku dengan tenang' batin Watugunung sambil menyarungkan golok pendek nya

'Baiklah akan ku kerahkan tenaga dalamku"

Seketika sebentuk tenaga dalam tingkat tinggi berwarna biru terang mengalir di tangan kanan Watugunung, membentuk pedang energi yang besar.

Sosok bertopeng misterius itu terkejut lalu tersenyum tipis sambil memutar tongkat kayu nya dengan cepat. Tongkat kayu seketika berwarna biru terang

"Jurus ke 13_ Pedang Dewa Langit..."

Chiaaatttttt

Watugunung melompat seraya menyabetkan tangan kanannya kearah sosok bertopeng misterius

Bersamaan dengan itu, sosok bertopeng misterius menghantamkan tongkat kayu nya menghadang sinar biru dari Panji Watugunung

Whussss

*Dhuarrrr.....!!!

Ledakan besar tercipta akibat benturan tenaga dalam tingkat tinggi

Panji Watugunung terlempar 2 langkah ke belakang namun tidak apa-apa

Sedangkan sosok bertopeng misterius itu melompat ke udara menghindari guncangan ledakan dahsyat dan mendarat 2 tombak ke belakang.

Melihat sosok bertopeng misterius itu masih bisa bertahan, Panji Watugunung bersiap mengeluarkan jurus pamungkas Pedang Tanpa Bentuk nya..

"Cukup!!

Aku sudah puas melihat kemampuan mu Watugunung" ucap sosok bertopeng misterius itu sambil membuka topeng nya

"Gu-guru??"

"Hahahaha kau memang hebat murid ku"

Mpu Sakri tertawa puas

"Aku puas melihat kau mampu menguasai ilmu itu dengan sempurna"

Panji Watugunung segera bergegas mendekat dan membungkuk hormat kepada gurunya

"Maaf guru, murid tidak sopan terhadap guru"

"Aku justru senang, kemampuan mu bisa diandalkan untuk saat saat kritis,

Tak sia sia aku mendidik mu" jawab Mpu Sakri

"Bagaimana dengan kakang Warigalit guru? bukan kah dia lebih berbakat dari aku?"

"Kau itu selalu rendah hati Watugunung"

Melihat dua orang yang bertarung lantas bercakap-cakap, Dewi Anggarawati tersenyum seraya mendekati mereka

"Siapa ini Kakang?"

Suara merdu gadis bangsawan cantik itu langsung menghentikan percakapan guru murid itu

Mpu Sakri segera mengernyitkan dahinya

Hemmmm

Melihat itu, buru buru Watugunung berkata

"Guru, ini Dewi Anggarawati

Anggarawati ini guruku, Mpu Sakri dari Padepokan Padas Putih"

Mendengar lelaki tua berjenggot putih itu guru Watugunung, Anggarawati segera membungkuk hormat ..

"Salam hormat Resi,

Saya Dewi Anggarawati"

Mpu Sakri masih mengernyitkan keningnya seraya mencoba mengingat sesuatu

' wajah nya seperti seseorang yang tidak asing,

ah iyaaa

mirip dengan Tejo Sumirat'

Melihat gurunya masih belum menjawab, Watugunung kembali bertanya

"Ada apa guru? sepertinya ada sesuatu yang menggangu pikiran guru"

"Wajahmu seperti orang yang aku kenal"

"Siapa Resi? barangkali ada hubungannya dengan ku" jawab Anggarawati

"Si gemblung Tejo Sumirat yang sekarang menjadi Adipati Seloageng"

Hahhh...

"Bagaimana Resi bisa kenal ayahku?"

Dewi Anggarawati bingung

"Jadi benar kau anak si gemblung Tejo Sumirat itu??"

"Iya, Resi"

"Hahahaha sungguh suatu keajaiban,

Bagaimana bisa kau bisa sampai disini hem?

bukankah seharusnya kau di istana Seloageng?" tanya sang Mpu Sakri

"Maaf guru, lebih baik kita beristirahat dulu di pondok sambil mendengar cerita dari Anggarawati" potong Watugunung

"Mari Resi..."

Lalu mereka bergegas menuju ke pondok kayu

"Silahkan duduk Resi, akan aku ambilkan minum untuk Resi dan Kakang Watugunung"

Dewi Anggarawati tersenyum serta melangkah keluar mengambil kendi air minum di luar pondok..

"Hehh Watugunung, bagaimana bisa putri kadipaten Seloageng sampai kemari? kau menculik nya? " bisik sang Mpu kepada murid kesayangannya itu

"Guru sembarangan saja kalau ngomong, masak tampang ku ini mirip tampang penculik?"

"Ya siapa tau saja kau terpesona dengan kecantikan nya lalu kau culik anak gadis orang hehehehe"

Watugunung tak menjawab namun mencebikan bibirnya

Tak berapa lama kemudian, Dewi Anggarawati masuk seraya membawa kendi air minum dan sesisir pisang raja yang sudah matang

"Ahh segarnyaa..."

ucap sang Mpu sambil meletakkan kendi air

"Nah sekarang ceritakan tentang mu pada ku anak manis"

Lalu Dewi Anggarawati menceritakan kejadian di kota Kadipaten Seloageng sampai akhirnya nya di tolong Panji Watugunung

"Hemmmm, bisa disimpulkan ada sesuatu di balik rencana penculikan mu anak manis tapi itu nanti saja setelah kita kembali ke Padepokan Padas Putih"

"Jadi hari ini kita pulang guru??" tanya Watugunung

"Iya memangnya kau masih pengen terus disini?"

"Ya tidak guru, disini sepi.. Untung ada Anggarawati yang menemani. Kalau tidak bisa mati bosan aku disini"

Lagipula aku sudah kangen dengan semua orang di Padepokan terutama Kakang Warigalit, Dinda Pitaloka dan Sekar Mayang" jawab Watugunung

"Warigalit, Ratna Pitaloka, dan Sekar Mayang sudah ku jemput lebih dulu, kau yang terakhir"

Bereskan pakaian mu, hari ini kita juga kita pulang ke Padepokan Padas Putih"

Mendengar itu, Dewi Anggarawati memandang Panji Watugunung dengan tatapan memelas

"Kakang, ajak aku bersama mu"

Watugunung lalu bertanya

"Anggarawati bagaimana guru?"

"Dasar bodoh,

"Tentu saja juga aku bawa kesana.."

Mendengar itu Dewi Anggarawati tersenyum senang sambil menyiapkan buntalan kain berisi pakaian.. lalu mereka dirangkul pinggang nya oleh Mpu Sakri, melesat meninggalkan tempat itu menuju Padepokan Padas Putih..

*bersambung*

Terpopuler

Comments

Drra Andini

Drra Andini

😆, mereka berdua sepertinya sahabat dekat

2024-04-03

0

Drra Andini

Drra Andini

Ah? Ternyata benar adanya. 😄

2024-04-03

0

Drra Andini

Drra Andini

Ini pasti gurunya. 🤔

2024-04-03

0

lihat semua
Episodes
1 Kekacauan di Kahuripan
2 Mentari di Puncak Gunung
3 Telik Sandi Mapanji Garasakan
4 Belajar Jurus Baru
5 Hadangan Dari Perampok
6 Sepasang Setan Hitam
7 Akuwu Bandar
8 Mpu Barada dari Gunung Penanggungan
9 Sebuah Janji
10 Putri Adipati
11 Petunjuk Dewata
12 Pulang ke Padepokan Padas Putih
13 Cemburu
14 Pemindahan Ibukota Kahuripan
15 Telur Ayam Hutan
16 Rahasia Padepokan Bukit Jerangkong
17 Kejutan untuk Anggarawati
18 Pedang Naga Api dan Tombak Angin
19 Turun Gunung
20 Pernyataan Cinta Sang Putri
21 Gerombolan Bajing Ireng
22 Keputusan Besar
23 Janji di Hutan Serigala
24 Tiga Kembang Desa
25 Wilayah Kadipaten Seloageng
26 Surat untuk Bupati Gelang-gelang
27 Berita Mengejutkan
28 Petuah Calon Mertua
29 Pengungsi dari Kahuripan
30 Sepasang Pendekar Muda
31 Perampok Perbatasan
32 Rahasia
33 Ulah Anggarawati
34 Pangling
35 Pertemuan Yang Diimpikan
36 Selir
37 Mengatasi Penyusup
38 Belajar Berbagi
39 Empat Setan Gunung Kematian
40 Mendapat Gelar
41 Rencana Penyelamatan Dewi Tunjung Biru
42 Perguruan Kalajengking Biru
43 Terkepung
44 Pertempuran Melawan Kalajengking Biru
45 Sudah Ada Tiga
46 Keturunan Darah Biru
47 Pengelana dari Kalingga
48 Melawan Dua Macan
49 Kampung Hantu
50 Kamu Milik Ku Malam Ini
51 Guru Baru
52 Ajian Tameng Waja
53 Berebut Perhatian Panji Watugunung
54 Keributan Pagi Hari
55 Kelompok Setan Darah
56 Akhir Hidup Setan Darah
57 Padepokan Anggrek Bulan
58 Setan Air dan Setan Geni
59 Kekalahan Iblis Abu-abu
60 Pertemuan Tak Terduga
61 Kelabang Koro
62 Gadis Bercadar Hitam
63 Pelayan Panji Watugunung
64 Tugas dari Ayahanda
65 Kelompok Macan Wulung
66 Musnahnya Kelompok Macan Wulung
67 Rencana Pernikahan
68 Pasukan Garuda Panjalu
69 Pemburu Dari Neraka
70 Menangkap Pengkhianat
71 Rajah Kala Cakra Buana
72 Penyergapan
73 Ki Sampar Angin dan Balasambu
74 Putri Akuwu Yang Mengganggu
75 Pernikahan Panji Watugunung dan Dewi Anggarawati
76 Melanjutkan Tugas yang Tertunda
77 Pertarungan Di Bawah Hujan
78 Membasmi Pengacau Pakuwon Randu
79 Teluh Nyi Kolot
80 Utusan Istana Daha
81 Ikatan Kesetiaan
82 Ayu Galuh
83 Tiga Singa Betina
84 Persiapan Penyerbuan Gunung Kematian
85 Bantuan
86 Gunung Kematian
87 Kematian Kelabang Koro
88 Akhir Gunung Kematian
89 Warigalit dan Ratri
90 Malam untuk Dewi Srimpi
91 Ajian Sirep Megananda
92 Situasi Watugaluh
93 Pesanggrahan Siwa Keramat
94 Mengikat Hati Para Selir
95 Kehamilan Dewi Anggarawati
96 Warigalit Bergabung
97 Mata Mata Racun Kembang
98 Hidung Peka Seorang Wanita
99 Membantu Musuhnya Lawan
100 Pembalasan Dendam Dewi Kembang Wengi
101 Kembali ke Gelang-gelang
102 Aku Menunggu Kedatangan mu Kembali
103 Menjadi Pangeran Daha
104 Lurah Perampok
105 Dua Putri Adipati Anjuk Ladang
106 Petaka Bukit Penampihan
107 Tiga Iblis Goa Siluman
108 Sayembara
109 Rencana Busuk Seorang Patih
110 Kau Masih Belum Pantas
111 Warok Suropati
112 Ajian Waringin Sungsang
113 Menuju Tanggulangin
114 Gangguan di Pakuwon Sendang
115 Sepasang Setan Sesat dari Laut Selatan
116 Sepasang Setan Sesat dari Laut Selatan 2
117 Siluman Buaya Gadungan
118 Pelet Nyi Lampet
119 Macan Alas Lodaya
120 Teman Lama Ayah
121 Kerinduan Seorang Istri
122 Perintah
123 Ketegangan Perbatasan
124 Siasat Perang
125 Gejolak Pakuwon Watugaluh
126 Gejolak Pakuwon Watugaluh 2
127 Gejolak Pakuwon Watugaluh 3
128 Watugaluh Jatuh
129 Kemenangan Satu Hari
130 Melawan Paman Guru
131 Selamat Jalan Paman Guru
132 Hadiah
133 Balada Cinta Warigalit
134 Markas Pasukan
135 Gangguan Kecil
136 Kesempatan Dalam Kesempitan
137 Wyuha Karkathakasrenggi
138 Pertempuran Kali Aksa
139 Pertempuran Kali Aksa 2
140 Pertempuran Kali Aksa 3
141 Pertempuran Kali Aksa 4
142 Pilihan
143 Aku Pulang Untukmu
144 Gondho dan Waseso
145 Mundur
146 Tugas Negara Memanggil
147 Memimpin Pasukan Panjalu
148 Membersihkan Pengkhianat Negara
149 Bantuan Yang Tak Pernah Sampai
150 Rasa Malu Sang Perwira
151 Diatas Langit Masih Ada Langit
152 Bara Cinta Rara Sunti
153 Ayu Galuh Hamil
154 Gumbreg dan Juminten
155 Pemimpin Para Istri
156 Ramalan Mpu Soma dari Ranja
157 Kelahiran Putra Pertama
158 Candani, Harsa dan Gentala
159 Wanua Randuombo
160 Guna Guna Palaguna
161 Wahyu Hasta Brata
162 Rencana Besar
163 Tantangan Dari Pendekar Negeri Kulon
164 Menuju Ke Kawali
165 Malam Berdarah di Pelabuhan Halong
166 Sekar Kedaton Kawali
167 Kegelisahan Sang Adipati Paguhan
168 Ketegasan Maharaja Galuh Pakuan
169 Di Bawah Sinar Bulan
170 Sepasang Iblis Gading dari Alas Kemukus
171 Sepasang Iblis Gading dari Alas Kemukus 2
172 Kabur
173 Duta ke Paguhan
174 Ambisi Sang Pangeran Yang Tersingkir
175 Adu Siasat Perang di Padang Setubanda
176 Kejar Adipati Gandakusuma
177 Malam Terakhir Pemberontak Paguhan
178 Adipati Tanpa Mahkota
179 Salah Pilih Lawan
180 Pangeran Jayengrana
181 Yuwaraja
182 Kelompok Serigala Hitam
183 Kelicikan Ranggawangsa
184 Istana Katang-katang
185 Menyamar
186 Penginapan Bunga
187 Para Penyerbu
188 Akhir Riwayat Ranggawangsa
189 Dharma Seorang Ksatria
190 Teman Seperjalanan
191 Enam Malaikat Maut
192 Enam Malaikat Maut 2
193 Ajian Brajamusti
194 Pertarungan Beda Kepentingan
195 Melawan Maharesi Mpu Lingga
196 Si Pembuat Onar
197 Musuh Lama
198 Untuk Rara Sunti
199 Mapanji Jayawarsa
200 Murid Murid Padepokan Padas Putih
201 Berebut Tempat
202 Pralaya Padepokan Padas Putih
203 Pralaya Padepokan Padas Putih 2
204 Pralaya Padepokan Padas Putih 3
205 Membangun Kembali Padepokan Padas Putih
206 Perempuan Bertudung Merah Darah
207 Dendam Sang Istri Muda
208 Ilmu Pangiwa
209 Tenanglah Nyi Polok
210 Upacara Sedekah Dawuhan
211 Tiga Biksu dari Negeri Tiongkok
212 Perburuan
213 Ketegasan Sikap Prabu Samarawijaya
214 Perempuan Berambut Api
215 Pertarungan Di Dermaga Penyeberangan
216 Pengacau
217 Depan Pintu Gerbang Istana Katang-katang
218 Kelemahan dan Kelebihan
219 Masalah Keluarga Warigalit
220 Gerombolan Gagak Merah
221 Gerombolan Gagak Merah 2
222 Centeng
223 Jodoh untuk Dewi Landhep
224 Gadis Pendekar dari Gunung Wilis
225 Adu Pendapat
226 Dewi Ambarwati melawan Rara Sunti
227 Resep Ibu Mertua
228 Di Bawah Sinar Rembulan
229 Ilmu Selaksa Obat Mujarab
230 Macan Kumbang dan Sima Lodra
231 Kisruh Istana Lodaya
232 Kisruh Istana Lodaya 2
233 Kisruh Istana Lodaya 3
234 Menunggu Waktu
235 Laporan Para Bawahan
236 Jebakan
237 Raja Pendekar Dunia Persilatan
238 Ajian Triwikrama
239 Penyulut Awal Perang Besar
240 Rencana Selanjutnya
241 Pasukan Lowo Bengi
242 Pengalaman Perang
243 Kerjasama
244 Serang Mereka!!
245 Sisi Lain Pertempuran
246 Perkemahan Yang Kosong
247 Rencana Penyerbuan ke Kadipaten Matahun
248 Mimpi Yang Sama
249 Pintu Gerbang Timur Kota
250 Butha Agni
251 Kadipaten Matahun Jatuh
252 Titisan Dewa Wisnu
253 Menuju ke Kahuripan
254 Pisau Dewa Terbang
255 Wong Agung Welirang
256 Pedang Naga Api Melawan Tombak Kahyangan
257 Di Barat Hutan Marsma
258 Perang Besar
259 Perang Besar 2
260 Perang Besar 3
261 Pedang Naga Api Melawan Gada Wesi Kuning
262 Akhir Hayat Sang Maharaja Jenggala
263 Titah Sang Putra Mahkota
264 Kembali ke Panjalu
265 Rencana Balas Dendam
266 Perempuan Paruh Baya Berkonde Emas
267 Malaikat Maut
268 Rajapati
269 Kejar Sang Pembunuh
270 Mendung di Istana Daha
271 Adu Domba
272 Murka
273 Empat Orang Penyusup
274 Pelarian Pangeran Suryanata
275 Dalih
276 Keputusan Dewan Mahkota
277 Singgasana Maharaja Jayengrana
278 Calon Putra Ketiga
279 Laporan Telik Sandi
280 Pakaian Penyamaran
281 Persiapan Menuju Kembang Kuning
282 Dewi Kilisuci
283 Buronan
284 Sepasang Pendekar Kapak Emas dari Gunung Mandrageni
285 Perjanjian Sesat
286 Sihir Nyi Suhita
287 Petualangan Terakhir Nyi Suhita
288 Serangan Diam-diam
289 Benteng Pertahanan Prajurit Kembang Kuning
290 Benteng Pertahanan Prajurit Kembang Kuning 2
291 Pengepungan
292 Menagih Janji Nyi Tepasan
293 Serangan Di Kala Fajar
294 Istana Kadipaten Kembang Kuning
295 Titisan Dewa Wisnu
296 Pengkhianat
297 Memburu Pangeran Suryanata
298 Malam Mencekam di Wanua Cenggini
299 Resi Tunggak dan Resi Tunggul
300 Akhir Pelarian Sang Pangeran Durjana
301 Dendam Keturunan Lwaram
302 Reka Daya Mpu Rikmajenar
303 Penyergapan
304 Tepi Hutan Soka
305 Jati Diri Dewi Srimpi
306 Rencana Keji
307 Kebakaran Istana Daha
308 Grepaksenthe dan Perkumpulan Burung Hantu
309 Pemindahan Pusat Pemerintahan Kerajaan Panjalu
310 Perang Tanpa Pertumpahan Darah
311 Sekumpulan Orang Bodoh
312 Tuduhan
313 Pria Bercaping Bambu
314 Perguruan Gunung Semilir
315 Putra Ketiga
316 Ambisi Keturunan Mataram Lama
317 Tanah Sima
318 Kemelut Kadipaten Wengker
319 Bopo, Aku Pulang!
320 Pakuwon Sunggingan
321 Keluarga Adalah Segalanya
322 Menuju Lwaram
323 Senjakala Pakuwon Lwaram
324 Prabu Jitendrakara Parakrama Bhakta
325 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 325 Episodes

1
Kekacauan di Kahuripan
2
Mentari di Puncak Gunung
3
Telik Sandi Mapanji Garasakan
4
Belajar Jurus Baru
5
Hadangan Dari Perampok
6
Sepasang Setan Hitam
7
Akuwu Bandar
8
Mpu Barada dari Gunung Penanggungan
9
Sebuah Janji
10
Putri Adipati
11
Petunjuk Dewata
12
Pulang ke Padepokan Padas Putih
13
Cemburu
14
Pemindahan Ibukota Kahuripan
15
Telur Ayam Hutan
16
Rahasia Padepokan Bukit Jerangkong
17
Kejutan untuk Anggarawati
18
Pedang Naga Api dan Tombak Angin
19
Turun Gunung
20
Pernyataan Cinta Sang Putri
21
Gerombolan Bajing Ireng
22
Keputusan Besar
23
Janji di Hutan Serigala
24
Tiga Kembang Desa
25
Wilayah Kadipaten Seloageng
26
Surat untuk Bupati Gelang-gelang
27
Berita Mengejutkan
28
Petuah Calon Mertua
29
Pengungsi dari Kahuripan
30
Sepasang Pendekar Muda
31
Perampok Perbatasan
32
Rahasia
33
Ulah Anggarawati
34
Pangling
35
Pertemuan Yang Diimpikan
36
Selir
37
Mengatasi Penyusup
38
Belajar Berbagi
39
Empat Setan Gunung Kematian
40
Mendapat Gelar
41
Rencana Penyelamatan Dewi Tunjung Biru
42
Perguruan Kalajengking Biru
43
Terkepung
44
Pertempuran Melawan Kalajengking Biru
45
Sudah Ada Tiga
46
Keturunan Darah Biru
47
Pengelana dari Kalingga
48
Melawan Dua Macan
49
Kampung Hantu
50
Kamu Milik Ku Malam Ini
51
Guru Baru
52
Ajian Tameng Waja
53
Berebut Perhatian Panji Watugunung
54
Keributan Pagi Hari
55
Kelompok Setan Darah
56
Akhir Hidup Setan Darah
57
Padepokan Anggrek Bulan
58
Setan Air dan Setan Geni
59
Kekalahan Iblis Abu-abu
60
Pertemuan Tak Terduga
61
Kelabang Koro
62
Gadis Bercadar Hitam
63
Pelayan Panji Watugunung
64
Tugas dari Ayahanda
65
Kelompok Macan Wulung
66
Musnahnya Kelompok Macan Wulung
67
Rencana Pernikahan
68
Pasukan Garuda Panjalu
69
Pemburu Dari Neraka
70
Menangkap Pengkhianat
71
Rajah Kala Cakra Buana
72
Penyergapan
73
Ki Sampar Angin dan Balasambu
74
Putri Akuwu Yang Mengganggu
75
Pernikahan Panji Watugunung dan Dewi Anggarawati
76
Melanjutkan Tugas yang Tertunda
77
Pertarungan Di Bawah Hujan
78
Membasmi Pengacau Pakuwon Randu
79
Teluh Nyi Kolot
80
Utusan Istana Daha
81
Ikatan Kesetiaan
82
Ayu Galuh
83
Tiga Singa Betina
84
Persiapan Penyerbuan Gunung Kematian
85
Bantuan
86
Gunung Kematian
87
Kematian Kelabang Koro
88
Akhir Gunung Kematian
89
Warigalit dan Ratri
90
Malam untuk Dewi Srimpi
91
Ajian Sirep Megananda
92
Situasi Watugaluh
93
Pesanggrahan Siwa Keramat
94
Mengikat Hati Para Selir
95
Kehamilan Dewi Anggarawati
96
Warigalit Bergabung
97
Mata Mata Racun Kembang
98
Hidung Peka Seorang Wanita
99
Membantu Musuhnya Lawan
100
Pembalasan Dendam Dewi Kembang Wengi
101
Kembali ke Gelang-gelang
102
Aku Menunggu Kedatangan mu Kembali
103
Menjadi Pangeran Daha
104
Lurah Perampok
105
Dua Putri Adipati Anjuk Ladang
106
Petaka Bukit Penampihan
107
Tiga Iblis Goa Siluman
108
Sayembara
109
Rencana Busuk Seorang Patih
110
Kau Masih Belum Pantas
111
Warok Suropati
112
Ajian Waringin Sungsang
113
Menuju Tanggulangin
114
Gangguan di Pakuwon Sendang
115
Sepasang Setan Sesat dari Laut Selatan
116
Sepasang Setan Sesat dari Laut Selatan 2
117
Siluman Buaya Gadungan
118
Pelet Nyi Lampet
119
Macan Alas Lodaya
120
Teman Lama Ayah
121
Kerinduan Seorang Istri
122
Perintah
123
Ketegangan Perbatasan
124
Siasat Perang
125
Gejolak Pakuwon Watugaluh
126
Gejolak Pakuwon Watugaluh 2
127
Gejolak Pakuwon Watugaluh 3
128
Watugaluh Jatuh
129
Kemenangan Satu Hari
130
Melawan Paman Guru
131
Selamat Jalan Paman Guru
132
Hadiah
133
Balada Cinta Warigalit
134
Markas Pasukan
135
Gangguan Kecil
136
Kesempatan Dalam Kesempitan
137
Wyuha Karkathakasrenggi
138
Pertempuran Kali Aksa
139
Pertempuran Kali Aksa 2
140
Pertempuran Kali Aksa 3
141
Pertempuran Kali Aksa 4
142
Pilihan
143
Aku Pulang Untukmu
144
Gondho dan Waseso
145
Mundur
146
Tugas Negara Memanggil
147
Memimpin Pasukan Panjalu
148
Membersihkan Pengkhianat Negara
149
Bantuan Yang Tak Pernah Sampai
150
Rasa Malu Sang Perwira
151
Diatas Langit Masih Ada Langit
152
Bara Cinta Rara Sunti
153
Ayu Galuh Hamil
154
Gumbreg dan Juminten
155
Pemimpin Para Istri
156
Ramalan Mpu Soma dari Ranja
157
Kelahiran Putra Pertama
158
Candani, Harsa dan Gentala
159
Wanua Randuombo
160
Guna Guna Palaguna
161
Wahyu Hasta Brata
162
Rencana Besar
163
Tantangan Dari Pendekar Negeri Kulon
164
Menuju Ke Kawali
165
Malam Berdarah di Pelabuhan Halong
166
Sekar Kedaton Kawali
167
Kegelisahan Sang Adipati Paguhan
168
Ketegasan Maharaja Galuh Pakuan
169
Di Bawah Sinar Bulan
170
Sepasang Iblis Gading dari Alas Kemukus
171
Sepasang Iblis Gading dari Alas Kemukus 2
172
Kabur
173
Duta ke Paguhan
174
Ambisi Sang Pangeran Yang Tersingkir
175
Adu Siasat Perang di Padang Setubanda
176
Kejar Adipati Gandakusuma
177
Malam Terakhir Pemberontak Paguhan
178
Adipati Tanpa Mahkota
179
Salah Pilih Lawan
180
Pangeran Jayengrana
181
Yuwaraja
182
Kelompok Serigala Hitam
183
Kelicikan Ranggawangsa
184
Istana Katang-katang
185
Menyamar
186
Penginapan Bunga
187
Para Penyerbu
188
Akhir Riwayat Ranggawangsa
189
Dharma Seorang Ksatria
190
Teman Seperjalanan
191
Enam Malaikat Maut
192
Enam Malaikat Maut 2
193
Ajian Brajamusti
194
Pertarungan Beda Kepentingan
195
Melawan Maharesi Mpu Lingga
196
Si Pembuat Onar
197
Musuh Lama
198
Untuk Rara Sunti
199
Mapanji Jayawarsa
200
Murid Murid Padepokan Padas Putih
201
Berebut Tempat
202
Pralaya Padepokan Padas Putih
203
Pralaya Padepokan Padas Putih 2
204
Pralaya Padepokan Padas Putih 3
205
Membangun Kembali Padepokan Padas Putih
206
Perempuan Bertudung Merah Darah
207
Dendam Sang Istri Muda
208
Ilmu Pangiwa
209
Tenanglah Nyi Polok
210
Upacara Sedekah Dawuhan
211
Tiga Biksu dari Negeri Tiongkok
212
Perburuan
213
Ketegasan Sikap Prabu Samarawijaya
214
Perempuan Berambut Api
215
Pertarungan Di Dermaga Penyeberangan
216
Pengacau
217
Depan Pintu Gerbang Istana Katang-katang
218
Kelemahan dan Kelebihan
219
Masalah Keluarga Warigalit
220
Gerombolan Gagak Merah
221
Gerombolan Gagak Merah 2
222
Centeng
223
Jodoh untuk Dewi Landhep
224
Gadis Pendekar dari Gunung Wilis
225
Adu Pendapat
226
Dewi Ambarwati melawan Rara Sunti
227
Resep Ibu Mertua
228
Di Bawah Sinar Rembulan
229
Ilmu Selaksa Obat Mujarab
230
Macan Kumbang dan Sima Lodra
231
Kisruh Istana Lodaya
232
Kisruh Istana Lodaya 2
233
Kisruh Istana Lodaya 3
234
Menunggu Waktu
235
Laporan Para Bawahan
236
Jebakan
237
Raja Pendekar Dunia Persilatan
238
Ajian Triwikrama
239
Penyulut Awal Perang Besar
240
Rencana Selanjutnya
241
Pasukan Lowo Bengi
242
Pengalaman Perang
243
Kerjasama
244
Serang Mereka!!
245
Sisi Lain Pertempuran
246
Perkemahan Yang Kosong
247
Rencana Penyerbuan ke Kadipaten Matahun
248
Mimpi Yang Sama
249
Pintu Gerbang Timur Kota
250
Butha Agni
251
Kadipaten Matahun Jatuh
252
Titisan Dewa Wisnu
253
Menuju ke Kahuripan
254
Pisau Dewa Terbang
255
Wong Agung Welirang
256
Pedang Naga Api Melawan Tombak Kahyangan
257
Di Barat Hutan Marsma
258
Perang Besar
259
Perang Besar 2
260
Perang Besar 3
261
Pedang Naga Api Melawan Gada Wesi Kuning
262
Akhir Hayat Sang Maharaja Jenggala
263
Titah Sang Putra Mahkota
264
Kembali ke Panjalu
265
Rencana Balas Dendam
266
Perempuan Paruh Baya Berkonde Emas
267
Malaikat Maut
268
Rajapati
269
Kejar Sang Pembunuh
270
Mendung di Istana Daha
271
Adu Domba
272
Murka
273
Empat Orang Penyusup
274
Pelarian Pangeran Suryanata
275
Dalih
276
Keputusan Dewan Mahkota
277
Singgasana Maharaja Jayengrana
278
Calon Putra Ketiga
279
Laporan Telik Sandi
280
Pakaian Penyamaran
281
Persiapan Menuju Kembang Kuning
282
Dewi Kilisuci
283
Buronan
284
Sepasang Pendekar Kapak Emas dari Gunung Mandrageni
285
Perjanjian Sesat
286
Sihir Nyi Suhita
287
Petualangan Terakhir Nyi Suhita
288
Serangan Diam-diam
289
Benteng Pertahanan Prajurit Kembang Kuning
290
Benteng Pertahanan Prajurit Kembang Kuning 2
291
Pengepungan
292
Menagih Janji Nyi Tepasan
293
Serangan Di Kala Fajar
294
Istana Kadipaten Kembang Kuning
295
Titisan Dewa Wisnu
296
Pengkhianat
297
Memburu Pangeran Suryanata
298
Malam Mencekam di Wanua Cenggini
299
Resi Tunggak dan Resi Tunggul
300
Akhir Pelarian Sang Pangeran Durjana
301
Dendam Keturunan Lwaram
302
Reka Daya Mpu Rikmajenar
303
Penyergapan
304
Tepi Hutan Soka
305
Jati Diri Dewi Srimpi
306
Rencana Keji
307
Kebakaran Istana Daha
308
Grepaksenthe dan Perkumpulan Burung Hantu
309
Pemindahan Pusat Pemerintahan Kerajaan Panjalu
310
Perang Tanpa Pertumpahan Darah
311
Sekumpulan Orang Bodoh
312
Tuduhan
313
Pria Bercaping Bambu
314
Perguruan Gunung Semilir
315
Putra Ketiga
316
Ambisi Keturunan Mataram Lama
317
Tanah Sima
318
Kemelut Kadipaten Wengker
319
Bopo, Aku Pulang!
320
Pakuwon Sunggingan
321
Keluarga Adalah Segalanya
322
Menuju Lwaram
323
Senjakala Pakuwon Lwaram
324
Prabu Jitendrakara Parakrama Bhakta
325
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!