Bapak Fakhri seperti sedang bermimpi. dia yang sadar dari lamunannya membuat dia kecewa pada dirinya sendiri.
Tidak pernah terpikir sedikit pun untuk ingin bertemu dengan mantan istrinya. Tapi Bapak Fakhri tidak pernah lupa untuk menafkahi putrinya yang kini sudah dewasa.
Bapak Fakhri tidak pernah di Kenalkan dengan putrinya. Bahkan Fia sangat membenci Bapak Fakhri, dan menjauhkan Bapak Fakhri dari Putrinya. Hingga akhirnya Bapak Fakhri hanya mengutus seseorang untuk mengantarkan uang bulanan putrinya.
Tok tok tok.. suara ketukan pintu, membuat Bapak Fakhri terkejut. Segera di ambil remot untul membuka pintu.
Bapak Aris datang menghampiri Bapak Fakhri. seperti ada masalah besar, saat melihat wajah Bapak Aris yang menegangkan.
"Bapak, sepertinya Anda harus pergi ke Bali hari ini juga. Hotel milik Bapak, ada masalah. Bagian keuangan sudah membawa kabur uang Hotel. Dan pelakunya..." Bapak Aris diam, seakan tidak bisa mengatakan siapa pelakunya.
''Siapa??" suasana menjadi hening.
"Siapa Bapak Aris??" Tanya Bapak Fakhri lagi.
"Ibu Fia!"
"Apaaaa? kenapa bisa? bukankah dia ada di bandung? dan kenapa dia tiba-tiba bisa bekerja di Hotel kita?"
Bapak Fakhri sangat marah. Fia mantan istrinya telah berani menyentuh bisnis Bapak Fakhri. yang jelas sudah sangat di benci.
"Pelakunya Bapak Wayan Suhardi, tapi dia disuruh oleh Ibu Fia. Untung sekali segera terekam CCTV sewaktu menyelinap masuk keruang Bapak Wayan. dan pembicaraannya terekam sangat jelas. Uang 1 M telah di transfer ke nomer rekening Putri anda."
"Aaapaaaaa, bajingan itu sudah pintar bermain-main denganku. Kali ini biarkan dia lolos, saya akan ke Bali untuk memecat Bapak Wayan karena dia sudah berani melawan saya." Ujar nya marah bahkan sangat marah.
"Apakah, tidak sebaiknya di laporkan polisi Bapak,"
"Belum waktunya."
"Baiklah saya permisi."
"Terimakasih Bapak Aris,"
"Sama-sama."
lalu Bapak Aris pergi. Bapak Fakhri masih merenungkan apa yang terjadi. dia pun mulai menelpon seseorang.
Saat sambungan telpon tersambung.
"Cari tahu untuk apa Fia mengambil uang di Hotel. segera laporkan masalahnya." ujarnya serius. entah siapa yang di hubungi. Setelah itu mengakhiri panggilannya.
Wajahnya tampak di kuasa amarah. Membuat Bapak Fakhri tidak bisa konsentrasi dalam mengerjakan pekerjaan kantornya.
●~●~●~●~●●~●~●~●~●~●~●
Semiggu berlalu, kematian Naina sudah lebih dari tujuh hari. Dan acara ketujuh harinya sudah di laksanakan sesuai adat dari keluarga Shofia.
Meski demikian Shofia masih sering diam, dan sering mengurung diri di kamar. beruntung sekali Karin selalu bermalam di rumah Shofia untuk menemani hari-hari Shofia yang masih dalam keadaan sedih. Ibu naflah sangat senang melihat keberadaan Karin, dengan begitu kesedihan Shofia akan sedikit berkurang karena Karin selalu menghibur Shofia.
Pagi itu, karena hari minggu dia libur, Karin mengajak Shofia untuk berjalan-jalan di taman. Dia ingin membawa Shofia untuk menghirup udara segar, sehingga beban dalam dirinya menjadi berkurang dan sedikit lebih tenang, karena Karin terus memaksa, Shofia pun menyetujuinya dan mengikuti Karin, untuk jalan-jalan di taman dekat perumahannya.
Suasana Taman begitu ramai membuat suasana berbeda Sofia dan Karin duduk di bangku panjang di tengah taman itu, sambil minum kopi hangat dia berbincang-bincang membicarakan masa depan Shofia.
"Jika kamu sudah siap bekerja, Bekerjalah supaya kamu tidak larut dalam kesedihan. Naina sudah tenang di sana,Allah sudah menempatkan dia di tempat yang layak, tinggal kamu bagaimana melanjutkan hidupmu dan buktikan bahwa kamu mampu tanpa laki-laki itu."
"Kamu benar Karin aku harus bangkit demi Ibu satu-satunya yang aku miliki, satu-satunya wanita penyemangatku. Demi ibu aku harus benar-benar melupakan rasa sakitku. Besok aku akan bekerja seperti biasanya, dan akan pindah ke tempat yang baru, rumah yang disediakan kantor Untukku. Aku ingin memulai semuanya dengan hal yang baru, aku ingin melupakan semuanya, Karin. Aku lelah aku capek jika aku harus mengingat masa laluku." Ujar Shofia terlihat lebih tegar dan bersemangat.
"Aku suka pemikiran mu Shofia, ya kamu harus bangkit demi ibumu, kasihan dia. Dia sudah terlalu bersedih, dia sudah terlalu menderita melihatmu menderita, tidak ada alasan lagi, untuk kamu, terus terpuruk dan merasa kehilangan Naina. sSekarang bangkitlah demi Naina, untuk bahagiakan ibumu. jika kamu menjadi orang yang sukses nanti, kamu bisa memberikan banyak kebahagiaan kepada orang lain seperti anak-anak terlantar kamu bisa membahagiakan mereka, Anggap saja kamu membahagiakan Naina." Nasehat Karin
Shofia memeluk Karin, bersyukur memiliki sahabat yang selalu ada dalam segala hal. meski banyak luka yang selama ini shofia dapat, tapi kehadiran Karin sungguh sangat luar biasa menjadi penyemangat dalam kehidupan Shofia.
Karena sudah lama di taman, dan jam menunjukkan pukul 10.00, mereka akhirnya pergi ke Mall, Karin mengajak Shofia untuk membeli keperluan pribadi.
Shofia hanya mengantar Karin saja. Tapi, Shofia merasa terhibur meksi tidak ikut berbelanja, tapi Shofia lebih terlihat bahagia.
"Shofia kita ke salon yuk? bukankah kita sudah sangat lama tidak pernah pergi ke salon berdua, kita perawatan. aku lihat rambutmu, wajah kamu, sudah perlu di manjakan."
"Tunggu gajian ya. Untuk saat ini keuanganku masih belum stabi."
"Aku yang akan bayar. Sebagai rasa sayangku kepada sahabatku satu-satunya."
"Tapi,,"
"Tidak ada penolakan, aku akan marah."
"Baiklah,"
Akhirnya mereka masuk kedalam salon kecantikan, Karin dan shofia pun melakukan perawatan dari ujung kaki sampai kepala.
Tanpa terasa sehari full mereka di salon, setelah semua selesai di lakukan, mereka pulang. terliaht jam sudah menunjukkan pukul 03.00, dan mereka cepat-cepat kembali kerumah.
Saat sudah sampai rumah, Ibu Naflah yang duduk di teras menyambut Shofia dan karin. melihat wajah shofia sudah lebih tenang, Ibu Naflah sangat senang.
"Kalian kok sampai sore? jalan-jalan kemana?'
"Saya ajak Shofia ke Mall Tante, sekalian saya bawa shofia ke salon, biar cantik." Ujar Karin menjelaskan.
" Walah Tante pikir kemana, karena sampai sore kalian baru pulang. Ya sudah sekalian kalian mandi dulu, setelah itu kita makan. Tante sudah masak untuk kalian."
"Iya, Bu, ini Karin ngajak shofia buat perawatan."
"Selama kamu senang lakukan Nak." Ujar Ibu Naflah tersenyum.
Melihat Shofia sudah bisa tersenyum, ibu naflah sangat bahagia, dan senang sekali. Dia sangat bersyukur karena karin benar-benar sudah menghiburnya. Tidak mudah melupakan seorang anak yang pergi dari kehidupan kita, tidak mudah melupakan semuanya apalagi yang pergi adalah Putri satu-satunya.
kita terasa seperti kehilangan nyawa kita sendiri, saat kita kehilangan orang yang paling kita cintai. Ingin berteriak sekuat-kuatnya, mengatakan pada dunia bahwa kita sedang terluka, bahwa kita sedang Kehilangan. Tapi Shofia mampu melewati semua dengan didampingi seorang ibu yang sangat mencintainya dan seorang sahabat yang selalu ada untuknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
tiffani
jgn blg selingkuhannya hanif itu anaknya pak fakri lg😑
2021-08-02
0
arin
ayo bangkit Sofia smngt......
2021-06-14
0
Widya
ayo bangkit lagi sofia
2021-04-15
2