Keesokan harinya, Shofia tampak lebih tenang. jam menunjukkan pukul 06.30, sebelum berangkat kekantor, Karin mengantar Shofia ke makam Naina.
Karin bersyukur, keadaan shofia lebih tenang. Meski terlihat lelah, tapi masih bisa tersenyum jika di sapa para tetangga.
Saat sudah di makam, terlihat Hanif bersama Sherly berada di makam. Shofia memegang tangan Karin, genggaman yang kuat. mungkin Shofia terlaku dan marah. dia sangat terpukul melihat Hanif datang dengan Sherly.
Tak seharusnya Hanif membawa Sherly, karena kedatangan Hanif dan Sherly, bukan obat saat Shofia terpukul atas kepergian Naina.
Shofia melangkah dengan cepat, dia menunduk, mengambil segenggam tanah. Tanpa aba-aba, Tanpa sepengetahuan Karin, tanah yang Shofia ambil, langsung di lemparkan ke Hanif. Karin tidak menyangka, saat melempar tanah itu. Hanif pun terkejut dengan tanah yang sudah memenuhi kepalanya.
"Laki-laki bajingan kamu, untuk apa kamu datang kesini. Gara-gara kamu Naina pergi, puas kamu."
"Wanita gila, kamu sudah sinting? Naina mati karena kamu tidak becus merawatnya. " Teriak Hanif marah.
"Hanif, Shofia, sudah cukup, ini makam tidak pantas kalian seperti ini." Ujar Karin setengah berteriak.
Hanif langsung pergi. Shofia duduk bersimpuh di tanah, menangis terisak. Bukan datang sendiri untuk menghormati kematian Naina. Tapi datang dengan wanita yang sudah merusak pernikahannya.
"Maafkan Mama Nak. Sudah membuatmu menderita, belum sempat Mama membahagiakanmu, Tapi kamu sudah pergi."
Tangis Shofia kembali pecah. Kedatangan Hanif justru membuat Shofia tertekan, setelah benar-benar pergi dan Shofia sudah mengaji di makam Naina, Karin membawa Shofia pulang kembali. Setelah itu Karin pergi bekerja.
Sebenarnya Karin tidak tega meninggalkan Shofia, karena keadaan Shofia yang masih belum memungkinkan, masih benar-benar terpukul dan merasa hancur. Apalagi setelah bertemu dengan Hanif di makam. kedatangan Hanif bukan menjadi obat atau menenangkan hati Shofia, tetapi kedatangan Hanif dan Sherly membuat Shofia semakin hancur. Karin sebenarnya sangat marah kepada Hanif, tapi dia tidak ada hak untuk memakai-maki Hanif.
Setelah sampai di kantor, Karin di minta Bapak Aris untuk menemui Bapak Fakhri. karena tugas Karin sudah di pindah di Jakarta, maka Karin akan serin bertemu dengan Shofia, karena letak kantor pusat dan cabang sangat dekat.
Karin di angkat menjadi Manager di perusahaan yang bergerak di bidang pariwisata. Ada kebahagiaan tersendiri bagi Karin bisa di pindah ke Jakarta, karena bisa bersama Shofia.
Saat sudah sampai, Karin langsung di suruh duduk oleh Bapak Fakhri. Tersenyum ramah, berbeda jika bertemu shofia. Mungkin karena Karin adalah putri Bapak Aris.
"Ada yang bisa saya bantu, Bapak?"
"Ini masalah Shofia,"
Karin terkejut, Bapak Fakhri adalah orang yang disiplin, sekali saja membuat kesalahan pasti akan langsung di pecat. Karin takut Shofia di pecat, bagaimana perasaan Shofia nantinya, jika di pecat.
"Eeee, Apa Shofia mau di pecat?" Tanya Karin gugup.
"Loh, siapa yang bilang, maksud saya, kamu tolong urus semua pekerjaan Shofia terlebih dahulu. Karena tidak mungkin Shofia bekerja secepatnya, melihat keadaannya belum bisa menerima kenyataan bahwa Naina telah pergi."
"Baik, Bapak. Untuk sementara saya akan menggantikan Shofia,"
"Dimana Suami Shofia? kenapa saat putrinya meninggal tidak ada." Tanya Bapak Fakhri dengan nada serius.
"Dalam proses perceraian Bapak,"
"Tapi kenapa sampai tidak hadir? Padahal putrinya tidak bersalah. saya tidak kenal Naina, tapi saya kasihan sama anak itu."
"Suami Shofia selingkuh, dia lebih memilih wanita selingkuhannya dari pada harus hadir saat pemakaman Naina." Jelas Karin.
"Selingkuh?" Bapak Fakhri terlihat terlejut.
"Iya, Bapak."
"Pantas dia sering terlihat banyak diam jika sudah selesai Rapat atau selesai mengerjakan tugas kantor."
"Maka dari itu, Shofia berusaha keras dalam bekerja, karena selama ini Shofia kekurangan dalam hal nafkah bahkan jatah Naina pun di batasi. karena selama tiga tahun ini, suami Shofia sudah memberikan hak yang seharusnya milik Shofia, tapi di berikan kepada wanita lain." Jelas Karin dengan mata berkaca-kaca.
Saat semua sudah di ungkap oleh Karin, saat itu juga, Bapak Fakhri sangat iba kepada shofia. "Benar-benar wanita yang luar biasa yang mampu menghadapi suami yang sudah menyakiti begitu lama." Batin Bapak Fakhri.
"Oke, kalau begitu kamu boleh pergi."
"Baik,"
Karin langsung pergi, Bapak Fakhri masih duduk diam melamun. Ada yang tiba-tiba datang dalam pikiran Bapak Fakhri, kenangan masa lalu Bapak Fakhri dan mantan istrinya.
flashback 22 tahun silam
"Pergiiiiii." Teriak seorang Ibu yang sudah tua.
"Mama, maafkan Fakhri." Fakhri memohon ampun kepada Ibunya, atas apa yang di lakuakn.
"Maaf kamu bilang, setelah kamu menghamili anak yang masih SMA. Dimana otak kamu Fakhri, Kamu adalah anak Mama satu-satunya, pewaris dari keluarga Alfakhri. Sekarang dengan kebodohan kamu, dalam sekejab kamu hancurkan." Terika Ibu Santi, ibu dari Fakhri.
"Ampuni Fakhri Mama. Fakhri hanya korban Ma, Fakhri di jebak oleh teman-teman Fakhri. Tolong jangan usir Fakhri, karena Fakhri tidak mau meninggalkan Mama. Apapun hukuman yang akan Mama berikan, Fakhri terima, asal jangan usir Fakhri." Masih berlutut duduk di lantai.
Fakhri yang sudah melakukan hubungan terlarang dengan seorang gadis SMA yang masih kelas 2. Di jebak saat ada pesta ulang tahun temannya. Fia Alfiani, yang biasa di panggil Fia.
"Nikahi dia!."
Seketika masa depan Fakhri seperti sudah hancur. Dia tidak akan lagi punya kebebasan seperti teman-teman yang lain. Bahkan tanpa sadar masa depan Fakhri sudah sangat hancur.
Ibu Santi masih tetap berdiri dengan kemarahan. Fakhri yang sudah di latih bekerja sejak Umur 19 tahun, di harus untuk menjadi laki-laki pekerja keras. Dan saat itu juga dia akan menjadi seorang suami. Kepala rumah tangga yang belum cukup umur, menurut Fakhri.
"Baaaiiik, Ma."
Jawaban yang harus di paksakan, hanya demi orang tua Fakhri. Dia benar-benar tidak sanggup jika harus berpisah dari ibunya.
●●●~●●~●●~~~●●●
Seminggu berlalu, pernikahan Fakhri dan Fia pun di selenggarakan. Acara yang cukup sederhana, hanya di hadiri oleh kedua orang tua Fia saja dan pembantu di rumah Fakhri sebagai saksi dari pernikahan itu.
Fakhri yang masih kuliah, dan masih duduk di semester empat, sudah memimpin perusahaan besarnya. Lengkap sudah perjalanan hidupnya yang harus menjadi kepala keluarga sebelum waktunya.
Dia menjauh sejauh-jauhnya dari teman-temannya, dan benar-benar fokus pada pekerjaannya. Tidak heran jika sudah Tua sikap Bapak Fakhri dingin dan disiplin dengan semua aturannya.
Bekerja dalam sebuah tekanan, semua karyawan akan bekerja dibawah sebuah tekanan. Dan harus mengikuti aturan Bapak Fakhri. jika tidak, harus bersiap berhenti bekerja.
Setelah pernikahan tanpa cinta itu berjalan 1 tahun, seorang bayi perempuan lahir kedunia. Meski tidak pernah mencintai Istrinya, tapi Fakhri tetap mencintai putri kecilnya. Hingga pada suatu hari Fia, istri Fakhri ketahuan selingkuh dengan sopir pribadinya. Fakhri sangat marah, begitu juga dengan Ibu Santi. Karena sok dengan kejadian perselingkuhan itu, Ibu Santi sakit parah dan meninggal dunia.
Fakhri sangat marah, gara-gara kebodohan Fia, dia harus kehilangan Ibu dan keluarga satu-satunya. Sampai pada batas marah yang tidak dapat Fakhri kontrol.
"Pergi kamu dari rumah ini. sudah cukup kamu membuat aku kecewa. Karena kelakuan kamu, aku harus kehilangan ibuku. Mulai saat ini, detik ini, aku talak tiga kamu...."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
Mawar Berduri
Fahri mungkin jodoh yg di kirim tuhan buat sofhia
2021-06-06
1
lestari🍒
mungkin Sherly anaknya BPK Fakhri, cuman MUNGKIN loh yaa
2021-04-04
4
🍭ͪ ͩɪʀᴀᵏᵉˢᵃʸᵃⁿᵍᵃⁿᴡᴀʟɪᴅ☪️𝐙⃝🦜
Hhhmmm...dua hati yg terluka, semoga bisa saling menyembuhkan hingga saling membutuhkan akhirnya🙂 Shofia sama pa Fakhri aja🥰
2021-04-04
4