"Putri Ibu, sudah tiada.” Ujar Dokter pelan.
Bruk, tubuh Shofia terjatuh, begitu juga Ibu Naflah. Dadanya terasa sakit, sehingga tidak mampu untuk berdiri. Kabar yang Dokter sampaikan membuat Shofia dan Ibu Naflah tidak percaya. Mereka masih diam, mungkin sok atau masih berpikir itu sebuah mimpi.
“Tidaaaaaaaaaaaak,” Teriak Shofia seketika.
Ibu Naflah juga masih menyandarkan tubuhnya kedingding. Menangis tanpa suara. Dokter merasa sangat iba, tapi tugas Dokter masih belum selesai, dia pun meninggalkan Shofia dan Ibu Naflah.
“Pasti ini mimpi Ibu, ayo kita temui Naina. Atau Dokter itu bercanda.” Ujar Shofia masih tetap tidak mempercayai semua yang terjadi.
Ibu Naflah masih diam, Shofia segera masuk. Dua orang perawat sedang membuka infus dan selang oksigen dari tubuh Naina.
“Suster tolong jangan buka peralatan putri saya, saya yakin dia pasti sadar sebentar lagi.” Shofia memohon kepada Suster, seperti orang yang sudah kehilangan kesadaran saja.
Kedua Suster terus mengerjakan tugasnya, karena mereka tahu jika Shofia dalam keadaan berduka. Shofia yang melihat Suster terus membuka peralatan dari tubuh Naina membuat Shofia menangis memohon untuk tidak membuka infus Nya.
“Tolong, jangan siksa putriku, kasihan dia suster. Biarkan dia hidup.” Ujar Shofia sedih, memelas memohon kepada Dokter.
“Nak, Sadar, dia sudah di ambil oleh sang pemiliknya. Kamu harus kuat,” Ujar Ibu Naflah yang tiba-tiba merangkul Putrinya.
Tidak ada yang bisa meminta kematian untuk di hidupkan kembali, semua sudah digariskan pada taqdir masing-masing manusia. Shofia terus menangis, Ibu Naflah berusaha tegar, walau sebenarnya Ibu Naflah sangat kehilangan cucunya.
“Ibu, jangan bercanda. Aku yakin Naina pura-pura tidur. Tolong bu katakan pada Naina, Shofia tidak akan menggugat cerai Mas Hanif, Shofia ikhlas di duakan? Shofia ikhlas di sakiti. Asal Naina tetap ada di samping Shofia bu. Ayo bu, tolong Shofia.” Ujar Shofia terisak.
“Nak, kamu harus kuat, Ibu juga kehilangan Naina, bukan hanya kamu. Sekarang kamu ambil wuduk, berdoa untuk putrimu.” Ibu Naflah berusaha kuat, tapi sebenarnya dia ingin menjerit melihat wajah pucat Naina. Gadis kecil yang kurang kasih sayang Papanya.
“Ibu, Shofia janji akan membahagiakan Naina. Selama ini Naina sering meminta mainan tapi tidak pernah terwujud. Shofia sudah bekerja Bu. Maka Shofia akan turuti apa yang akan Naina Minta. Tolong bu bilang sama Naina jangan diam, Shofia janji akan membawa Naina jalan-jalan. Seperti yang pernah dia minta. Aku akan kabulkan semua uang dIa mau bu.” Shofia terus berbicara. Membuat ibu Naflah tidak kuasa melihat Shofia tidak sadar jika Naina sudah tiada.
Di ambil handphone Shofia, segera Ibu Naflah menelfon Karin. Setelah menyampaikan kabar duka itu, Ibu Naflah langsung mengembalikan Handphone Shofia ke dalam tasnya.
Tanpa menunggu lama, Karin dan kedua orang tuanya datang. Mereka ikut terpukul dengan kepergian Naina. Karin langsung menghampiri Shofia.
“Kamu harus bangkit dari kesedihan ini, kasihan Naina. Dia pasti tidak tenang melihat kamu seperti ini.”
Shofia tidak lagi menjawab, dia terus menangis dan duduk di lantai. Karin tahu Shofia sangat kehilangan Naina. Putri yang di perjuangkan masa depannya. Bapak Aris langsung bertindak menangani jenazah agar cepat di urus. Kebaikan Bapak Aris dan Ibu Mely sudah seperti menganggap Shofia anak sendiri.
Beberapa saat kemudian setelah di urusi, Naina pun di bawa untuk di mandikan. Bapak Aris terus mengawasi proses pengurusan jenazah Naina.
Karin tetap menemani Shofia. Yang masih membisu, hanya air mata yang mampu membuktikan jika Shofia sangat terluka dan sangat kehilangan.
Karin keluar dari ruangan rawat inap Naina. Dia mencari nomor Hanif, setelah nomor Hanif terlihat di depan matanya, Karin segera menelfon. Tapi nomor yang di hubungi tetap tidak bisa di hubungi. Dan berada di luar area, yang artinya tidak aktif.
Ketikan Karin hendak masuk. Ibu Naflah keluar dan menghadang Karin.
“Nak,telepon mertua Shofia, dan Hanif. Seperti apapun Hanif menyakiti Shofia. Dia tetap ayahnya. “
“Saya sudah berulang-ulang menelpon Hanif bu, tapi tidak aktif. Sebaiknya saya telepon orang tua Hanif. Boleh mintak nomernya."
“ini.”
Ibu Naflah memberikan handphone Shofia. Dia langsung mencari nomor mertuanya, yaitu, Ibu Ani. Setelah menemukan nomor Ibu Ani, Karin segera menelpon.
Tut tut tut tut. Panggilan tersambung. Suara Ibu Ani terdengar serak, mungkin karena sudah malam waktunya sudah istirahat.
“Hallo?”
“Ibu Ani, Naina kritis di rumah sakit,”
Deg...
Ibu Ani terdiam, bukan tidak mau menjawab, tapi masih mengumpulkan kesadarannya. Apakah berita itu hanya mimpi atau bukan.
“Ibu, mohon segera kerumah sakit Cahaya.”
Karin langsung memutuskan sambungannya. Dan langsung menyimpan kembali handphonenya.
Karin masuk kembali, menemani Shofia. Setelah satu jam kemudian, Ibu Ani datang dengan Bapak Ahmad yang sudah sakit-sakitan.
“Dimana Naina, Nak?” Tanya Ibu Ani cemas.
Ibu Naflah berdiri dan menghampiri Ibu Ani dan Bapak Ahmad.
“Mbak, yang tabah ya, Naina sudah tiada.” Ibu Ani menatap Ibu Naflah tidak percaya. Karena mengatakan Naina telah tiada.
“Ya, Allah. Ada apa sebenarnya.” Tanya Bapak Ahmad masih merasa bingung dengan yang di sampaikan Ibu Naflah.
“Tante, Om. Saya sahabat Shofia, tadi saya sengaja menelpon Tante mengatakan kalau Naina kritis. Tapi sebenarnya Naina sudah meninggal. Sekarang Papa yang mengurus proses memandikannya.”
Seketika Ibu Ani terjatuh ke lantai. Badannya lemas, berita duka itu sungguh sangat menyakitkan. Apalagi Bapak Ahmad yang lama tidak bertemu Naina.
Shofia tidak sadar dengan kedatangan Ibu Ani. Karena Shofia sendiri sedang sok dan terpukul. Dia seperti kehilangan kesadaran. Meski terlihat baik-baik saja, tapi Shofia benar-benar sudah tidak mampu bicara lagi. Badannya sudah tidak mampu bergerak dan lemas sekali.
Lantas dimana Hanif, tidakkah dia memikirkan buah hatinya terluka, buah hatinya terpukul, tersakiti, dan kurang kasih sayang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
Siti Nur Dianti
sangat mengandung bawang merah🤧😭😭😭😭🥱
2022-09-14
0
Heni Heni
aku yg di tinggal anak ku meninggal dan suami yg sllu ada samping ku aja rasa nya dunia ini mau runtuh ,apalagi ini mbak sofia kuat ya😭😭😭 peluk jauh online ya mbak
buat outhor kamu sukses buat kenangan buruk ku kmbali karna putri kecil persis meninggal ny ny sperti naina😭😭😭
2022-08-27
0
NasyafaAurelia🐧
nyesekkknya 😭😭😭😭😭
2021-10-22
0