Gugatan cerai sudah di ajukan kepengadilan. Shofia sudah benar-benar serius untuk bercerai. Tidak ada lagi keraguan, meskipun ada sakit di dalam hatinya. Dia tidak ingin sakit terus menerus. Cukup lama berusaha sabar dengan sikap Hanif. Yang ternyata perubahan Hanif karena sudah beristri lagi, dengan seorang wanita muda yang dengan bangganya, merebut suami orang.
Shofia tidak ingin mengingat semua masalah yang membuatnya terpukul. Jalan satu-satunya, Shofia harus pergi dari rumahnya. Dan mengajak Ibu Naflah tinggal bersama dengan Shofia di rumah yang di fasilitasi kantor.
Siang itu, setelah selesai meeting, Shofia menemui Bapak Fakhri di ruangannya. Dengan memberanikan diri, Shofia pun mengetuk pintu. Lalu membuka pintu itu.
“Selamat siang Bapak.”
“Iya, ada apa?” Suara Bapak Fakhri dingin.
“Bapak, mohon maaf. Mengenai fasilitas yang pernah Bapak tawarkan, boleh Shofia tempati rumahnya?” Tanya Shofia gugup.
“Boleh, kamu temui Bapak Aris, kunci ada sama Bapak Aris.”
“Baik, Bapak. Terimakasih kebaikan Bapak.”
“Sama-sama, kalau sudah paham silahkan tinggalkan saya.”
“Baik, Bapak.”
Shofia segera pergi meninggalkan ruangan Bapak Fakhri. Setelah masuk keruangannya sendiri, Shofia langsung menelpon Bapak Aris.
Tut tut tut,tak menunggu lama panggilan tersambung.
“Iya, Shofia. Ada apa?”
“Bapak, mohon maaf sudah menganggu. Barusan saya bertemu dengan Bapak Fakhri, membicarakan mengenai fasilitas rumah yang dari kantor, mungkin saya mau menerimanya. Karena saya ingin pergi dari rumah suami saya bapak.”
“Iya, kamu ambil saja kerumah nanti malam. Jangan panggil Bapak kalau tidak ada orang kantor. Kamu panggil Om saja, Shofia.”
“Ba-baik Om,” Shofia gugup.
“Ya sudah Om tunggu dirumah, ajak anak kamu juga Ibu kamu, biar mereka tidak dirumah terus menerus. Ibu kamu juga butuh banyak refresing, biar tidak stres.”
“Om benar, insyaallah nanti malam saya kesana Om. Sekali lagi terimakasih, Om.”
“Sama-sama.”
Panggilan langsung terputus. Shofia mengelus dada, bersyukur karena masih banyak yang perduli dengan keadaannya. Meski tidak punya saudara, tapi ada sahabat yang masih perduli kepada Shofia.
Begitu juga kebaikan Bapak Fakhri, karena sudah memberikan fasilitas rumah dan mobil dari kantor. Tidak perduli seperti apa sulitnya Shofia dengan tugas kantor. Bagi Shofia, bisa mendapatkan gaji yang besar sesuai pekerjaannya sudah membuat Shofia bahagia. Hanya itu harapan Shofia untuk bisa membahagiakan Naina, dan Ibu Naflah.
Tanpa terasa jam menunjukkan pukul 16.30, Shofia segera bersiap-siap untuk pulang. Saat sudah menutup pintu ruanganny. Shofia di kejutkan dengan kedatangan Bapak Fakhri.
“Jangan pulang dulu. Ada satu proposal yang belum kamu cek. Dan belum kamu diskusikan untuk meeting besok.” Shofia terkejut. Dia baru ingat, jika besok meeting yang sangat penting dengan klien dari jepang.
“Maaf, Bapak.”
“Saya tidak butuh maaf kamu, tapi tanggung jawab kamu.”
“Baik, Bapak.”
Shofia pun mengikuti Bapak Fakhri keruangannya. Kesalahan terbesar jika sampai gagal meeting besok. Karena klien yang akan datang adalah pengusaha sukses di jepang. Yang ingin diajak kerja sama oleh Bapak Fakhri.
Mereka fokus dengan tugasnya. Semua di persiapkan, Shofia berhati-hati dalam mengerjakannya. Karena tidak ingin bapak Fakhri kecewa. Tanpa terasa sudah empat jam berlalu. Mereka yang lupa waktu selesai juga. Shofia langsung membereskan semua map yang bersertakan di meja.
Tiba-tiba Handphone Shofia berbunyi. Shofia pun berpamitan untuk menerima telfon terlebih dahulu. Bapak Fakhri langsung mengangguk.
Terlihat jelas, Ibu Naflah yang menelpon. Dengan cepat Shofia menerimanya, Shofia terkejut mendengar kabar dari Ibunya. Bahwa Naina sakit panas, dan dibawa kerumah sakit.
“Ibu tenang ya. Shofia segera menuju kerumah sakit. “ Shofia panik.
Bapak Fakhri juga mendengar pembicaraan Shofia dengan Ibu Naflah. Ada rasa iba yang membuat Bapak Fakhri kepikiran. Setelah menerima panggilan dari Ibu Naflah, segera Shofia kembali kemeja untuk membereskan map yang masih berantakan.
“Pergilah, keluarga lebih penting. Biar ini saya yang akan menyelesaikan.” Ujar Bapak Fakhri.
“Terimakasih, Bapak. Saya pamit dulu.”
Shofia langsung pergi dalam keadaan terburu-buru, dia sudah sangat memikirkan Naina. Menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Tidak lagi memikirkan nasibnya, yang ada di benaknya hanya Naina.
Mobil masuk kepikiran rumah sakit. Setelah mobil diparkirkan Shofia segera berlari menuju UGD. Terlihat Ibu Naflah sedang panik mondar mandir didepan UGD.
“Ibu, bagaimana Naina.” Shofia terlihat panik.
“Masih di dalam. Dokter belum keluar.”
“Ada apa dengan Naina, Bu?”
“Tiba-tiba saja, badan Naina panas. Tapi anaknya mengigil, Ibu sangat khawatir, terpaksa Ibu pesan Taxi onlien.”
“Semoga tidak terjadi apa-apa.” Shofia berusaha tegar. Dia tidak ingin membuat Ibu Naflah semakin cemas.
Tak lama Kemudian, dokter keluar dari UGD, Shofia dan Ibu Naflah segera menghampiri Dokter.
“Keluarga Naina?”
“Iya, Dokter, saya.”
“Putri ibu terkena DB, tapi kita masih melakukan pemeriksaan lebih lanjut, karena takut ada gejala lain, sebentar lagi Pasien akan di pindahkan ke ruang Rawat inap. Untuk administrasinya mohon di selesaikan terlebih dahulu.”
“Baik, Dokter.”
Setelah Dokter pergi, Shofia segera ke bagian administrasi, mengambil nomor antrian. Saat sudah di panggil, Shofia masuk dan duduk, petugas pun menanyakan nama pasien, setelah Shofia menyebut nama Naina, petugas langsung fokus kembali pada komputernya.
“Maaf Ibu, atas nama Naina sudah ada yang membiayai, bahkan yang membiayai membayar lebih untuk pengobatan putri ibu selanjutnya.” Jelas petugas itu.
Shofia terkejut, dia masih bingung, siapa yang membayarnya, sedangkan Hanif belum tahu jika Naina opname.
“Kalau boleh tahu, siapa yang membayar semua biaya putri saya Mbak.?” Tanya Shofia penasaran.
“Saya!”
Shofia menoleh, terkejut melihat sosok laki-laki yang baru di kenal. Dia yang tidak pernah di duga-duga akan hadir saat Shofia tidak punya sandaran untuk membantu Shofia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
Siti Nur Dianti
seru lanjut
2022-09-14
0
gek novi irayanthi
Online...
2022-09-01
0
Lasmini Cetar21
awal mula jatuh cinta nih ceritanya,CEO sama sekretaris
2021-08-02
0