Di balik pohon, Shou Yan yang awalnya diam dan tidak ingin terlibat dengan sesuatu yang merepotkan dan memilih untuk pergi dari tempat pertempuran. Namun saat ingin berbalik dan hendak melangkah, kaki Shou Yan serasa mati rasa.
Mendengar teriakan dari orang yang kesulitan, membuat darah Shou Yan mendidih "Jika aku kabur saat melihat orang dalam kesulitan ? bagaimana aku bisa melindungi kakek" Shou Yan berbalik untuk mengambil batu kecil dan melemparnya.
"Lelaki sejati tidak akan melukai seorang gadis kecil,, dasar pengecut" Shou Yan mucul dari balik pohon sambil memainkan batu di sebelah tangannya.
Tangan pria bertopeng terluka dan melepaskan gadis kecil yang di sandranya, gadis kecil itu mengambil kesempatan untuk meloloskan diri.
"Cepat kemari,," Shou Yan mengulurkan tangan untuk membawanya lari, saat gadis kecil itu ingin menggapai tangannya, pria topeng besi yang terluka akibat lemparan batu dari Shou Yan, tidak membiarkannya lolos begitu saja.
"Mau kemana kau bocah,,!"
Saat pedang topeng besi hampir mengenai punggung gadis kecil itu, Shou Yan datang dan mengarahkan
tapak ke dada pria tersebut " Tapak Besi" Teknik tapak Shou Yan membuat topeng besi mundur beberapa langkah.
Sontak kejadian ini membuat semua orang terkejut, temasuk Guan Ju yang hampir tersedak ludah sendiri karena tidak percaya dengan apa yang terjadi.
"Hei,, kau melonggarkan ikatanmu" Guan Ju menggunakan kesempatan ini untuk lepas dari ikatan." Tombak langit" Guan Ju mengarahkan tekniknya ke tanah untuk mengalihkan padangan musuh.
Debu tanah membuat pandangantopeng merah terhalang, meski hanya bersifat sementara Guan Ju tidak melewatkannya, sedetik waktu pun akan berharga untuk melawan musuh yang lebih banyak. Guan Ju berfikir untuk mengalahkan mereka semua namun melihat kondisi saat ini, melindungi Tuan Putri Mei Hwa adalah hal yang utama.
"Maaf bocah, bisakah aku meminta pertolonganmu sedikit lagi? " Guan Ju menghapiri Shou Yan
“Tentu Paman” jawab Shou Yan
"Bisakah kamu bawa Tuan putri untuk menjauh dari sini"
"Tuan Putri ?" Shou Yan melihat gadis kecil itu dengan heran.
Shou Yan tau jika anak seusianya hanya akan menyusahkan dalam situasi seperti ini "Baiklah Paman" Shou Yan memutuskan untuk membawa Gadis kecil itu pergi dari pertempuran dan menurutnya rumah adalah tempat yang paling aman.
"Tidak akan ku biarkan kalian semua lolos, kejar mereka,,!" Pria bertopeng merah memerintahkan pasukannya untuk mengejar Shou Yan dan Mei Hwa, akan tetapi Guan Ju tidak membiarkan mereka lewat begitu saja.
"Penghancur Gunung " Semua pembunuh topeng besi berhasil terpukul mundur tak terkecuali topeng merah
"Lawan kalian adalah aku!" Tegas suara Guan Ju dengan nada dingin di lengkapi tatapan tajam.
“Cih,, ada yang ingin mengantarkan nyawa rupanya” Pria topeng besi menebak rencana Guan Ju hanyalah untuk mengulur waktu sampai bantuan mereka datang “Kita harus cepat” bisik kepada topeng besi di sampingnya.
Melihat bocah yang hampir 5 tahun ada di dalam hutan sungguh sangat aneh, namun yang membuatnya aneh adalah bocah lelaki itu mampu memukul mundur orang dewasa yang sudah berada di ranah Bumi tahap dua.
Kepala Guan Ju di penuhi banyak pikiran namun Guan Ju sadar, ini bukanlah waktu yang tepat untuk bertanya "Ku percayakan Tuan Putri padamu bocah" batinnya. Guan Ju tersenyum kecut dan menghentakkan tongkatnya ke tanah "Baiklah,, ayo kita bermain" imbuhnya.
"Bisakah kamu lepaskan tanganmu dariku, aku bisa lari sendiri!" Merasa risih dengan tangan kotor Shou Yan. Selain ayah Mei Hwa, Shou Yan adalah pria pertama yang berani memegangnya.
"Maaf Tuan Putri,, tetapi ini amanah dari paman" Shou Yan tetap memegang tangannya dan terus berlari menjauh dari pertempuran.
"Tuan Putri,Tuan Putri,, panggil aku Tuan Putri Mei Hwa” tidak habis pikir ada orang yang tidak sopan terhadap anggota kerajaan. "Aku bilang lepaskan!"
Shou Yan berhenti berlari dan melepaskan tangan Mei Hwa " Baik,, baik,," Shou Yan tidak menyangka kalau ada orang yang keras kepala. Shou Yan bergumam pelan.
"Apa kau bilang?!" Tangan kecil Mei Hwa mengarah ke perut Shou Yan, meski Shou Yan bergumam pelan tetapi telinga kecil Mei Hwa dapat mendengarnya.
"Aduh,," Shou Yan memegang perutnya karena terkena pukulan keras dari Mei Hwa.
Ini pertama kalinya Shou Yan merasakan sakit dan karena kejadian ini, Shou Yan memutuskan untuk tidak menyinggung perasaan Mei Hwa "Apa semua wanita memang kasar sepertimu?"
Mei Hwa selalu di perlakukan baik di istana, terutama dayang istana yang selalu mengikuti kemanapun dia berada dan menyiapkan segala sesuatunya. Jadi, bisa di katakan wajar untuk gadis kecil yang baru berumur kurang dari 6 tahun bersikap kasar pada Shou Yan.
" Hemf,, kau saja yang kasar,, dan tinggalkan aku sendiri " Mei Hwa menyilangkan tangan dan memalingkan muka.
" Baik, selamat tinggal dan jaga dirimu, semoga tidak ada hewan buas yang memakanmu"
Sikap egois Mei Hwa membuat darah Shou Yan naik, dan memutuskan untuk meninggalkannya di hutan.
Saat hendak melangkah Shou Yan merasa ada yang menariknya mundur, saat menoleh ternyata Mei Hwa sedang memegang lengan bajunya.
"Bi-bisakah kau tidak meninggalkanku sendirian disini ?" Mei Hwa menunduk malu sambil menatap Shou Yan dengan penuh harap. Bukan takut karena di bunuh organisasi Bayangan Hitam namun saat melihat laba-laba berada di atas kepalanya membuat ia ingin pergi dari hutan sesegera mungkin.
Shou Yan menggaruk pipinya sambil tersenyum canggung " Baiklah kalau begitu " Untuk pertama kalinya jantung Shou Yan seperti akan copot saat melihat wajah Mei Hwa yang sedikit malu. Shou Yan berfikir ini adalah penyakit jantung dan bisa membunuhnya kapan saja, Shou Yan memalingkan muka untuk menghindari penyakit aneh ini.
“U-untuk kali ini saja, ku ijinkan pria lusuh sepertimu menyentuh tanganku” sambil memegang tangan Shou Yan.
“Iya,, iya,,” Shou Yan menjawab dengan nada malas, tadi menyuruh untuk meninggalkannya, sekarang meminta untuk tidak meninggalkannya. “Hari ini memang hari tersial dalam hidupku” batin Shou Yan.
Situasi yang tepat saat ini adalah menjauh secepat mungkin dari pertempuran, namun jika Shou Yan memutuskan berlari sambil memegang tangan Mei Hwa, ia takut akan terkena pukulan lagi.
“Bagaimana kalau kita jalan sedikit lebih cepat ?” Tanya Shou Yan sambil melihat Mei Hwa yang sedang memainkan pakaiannya.
“Apa kau tidak melihat kalau pakaianku kotor?” Mei Hwa memperlihatkan noda di bajunya.
“Kau bilang itu kotor?” Sou Yan menunjuk noda di baju Mei Hwa. “ Itu hanya noda kecil,, nanti kalau sudah di cuci juga bersih kembali”
“Ini adalah pakaian kesukaanku, dengar ya,,” Mei Hwa menceritakan mulai dari pakaian yang ia pakai sampai koleksi pakaiannya yang terbuat dari sutera.
“Apa,,? Pakaianmu sampai ada seratus pasang?” Mata Shou Yan melebar, dia tidak percaya ada orang yang mempunyai koleksi sampai begitu banyaknya. Apalagi jumlah pakaian yang dimiliki Shou Yan tidak lebih dari lima pasang.
Waktu yang di habiskan untuk cerita hal yang tidak penting membuat mereka lupa akan sesuatu, sampai Shou Yan mendengar suara aneh di belakang mereka “ Keluarlah dan jangan bersembunyi..!”
Pria bertopeng merah muncul dari semak-semak “oh,, rupanya kau dapat merasakanku rupanya” Senyuman pria itu tertutupi oleh topeng, ia mengira sudah menyembunyikan hawa pembunuh dari tubuhya. “Api yang besar akan cepat padam” topeng merah mengeluarkan pedang pendek yang biasa di pakai oleh organisai bayangan hitam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Takut sama penykit jantung yg berdetak
2023-09-02
0
baca doang
anak balita udah tau perasaan 😂😂😂
2022-04-14
0
Gemblong78
deg-deg ser
2022-01-09
0