Ilham sampai di rumah. Tubuhnya terasa lemas. Dia memilih meringkuk di kamar. Mama Mila yang melihat kondisi putranya, langsung sigap memberikan pertolongan. Dengan telaten mama Mila mengompres kening Ilham yang ternyata panas sekali.
"Ham? Kamu kenapa, nak? badanmu panas sekali."ucap Mama Mila sambil mengompres putra semata wayangnya.
"Ilham nggak papa, ma. Ilham cuma mau istirahat saja,ma." ucap Ilham menarik selimutnya.
Mama Mila tetap merawat putranya. Tiba-tiba dia teringat Siti. Mama berusaha menghubungi kekasih anaknya tapi nomor yang di hubungi tidak aktif.
"Kamu ingat, nak. Saat pertama kali kamu membawa Siti kerumah ini." ucap mama Mila mencoba bernostalgia.
"Iya, Ilham ingat, ma." Ilham tersenyum simpul saat Mama Mila mengingatkan soal Siti. Pasalnya, mama Mila sedang sayang sayangnya pada Siti, tapi gadis itu malah menghilang.
Flashback on
"Jadi ini perempuan yang mau kamu kenalkan pada kami, ham. Siapa namamu? Apa pekerjaanmu? Siapa orang tuamu?" tanya Mama Mila.
Siti merasa ciut saat mendengar pertanyaan dari mama Mila. Seketika terbayang di benaknya kalau keluarga Ilham tahu identitasnya sebagai anak orang miskin. Sebenarnya dia tidak terlalu miskin, ayah tirinya punya banyak sawah dan kebun. Tapi untuk sekelas keluarga Pramono, dirinya masih jauh.
Tangan Ilham menggenggam erat. Dia tahu Siti merasa minder dengan sikap Mamanya. Dia berusaha menguatkan wanita yang sudah di pacarinya selama 2 bulan ini. Memang tak mudah membawa Siti ke hadapan keluarganya. Beda saat dirinya dulu membawa Gita, karena Papa Pramono berteman dengan Papa Dul, jadi Gita langsung mendapat sambutan baik dari keluarganya.
"Nama saya Siti, Tante. Saya bekerja sebagai OB di kantor tuan Spencer. Orangtua saya seorang petani, sekarang saya punya seorang ibu dan seorang kakak." jawab Siti dengan hati-hati.
Mata mama Mila membulat, seolah tidak percaya pilihan putranya.
OB? nggak salah pilihan Ilham? masih mending Gita kemana-mana. Sayangnya Gita sudah menikah. Tapi seharusnya Ilham memilih gadis yang setara dengan kami. Hmmm... apakah gadis ini bisa mengimbangi Ilham? Untuk sementara ini saya lihat dulu perkembangan hubungan mereka.
"ehmm... sudah berapa lama kamu mengenal Ilham." tanya mama Mila.
"Sekitar 3 Tahun, Tante. Saat Ilham masih pacaran dengan Gita. Saya temannya Gita. Dulu saya tinggal tempat Gita, di beri pekerjaan oleh mereka. Mereka adalah keluarga yang baik." jawab Siti.
Lah kenapa aku malah menceritakan keluarga Gita, ya. Aduh! batin Siti menepuk jidatnya.
Ilham tersenyum melihat cerita Siti. Dia yakin Siti salting karena di berondongin banyak pertanyaan dari Mama Mila.
"Kok malah ceritain Gita, ti. Jadi yang mau di kenalin ini kamu apa Gita. Ya, kalau gitu aku dekatin Gita lagi aja." Bisik ilham.
Siti mencubit perut Ilham "Awwww!!!" teriak Ilham.
Mama Mila terkejut " Kenapa, ham?"
"Ini, ma. Ada nyamuk genit sama aku." jawab Ilham sekenanya. Siti membalas dengan wajah melotot
"Dasar duda genit." omel Siti.
"Tapi kamu suka kan." Goda Ilham melirik genit.
Mama Mila yang tadinya sempat kesal, jadi tertawa melihat tingkah mereka berdua.
Paling tidak, Ilham tidak mikirin Gita lagi. batin Mama Mila.
Mama Mila masuk ke dapur. Dia mengecek beberapa bahan yang ada dapur.
"Biar aku saja yang masak, Tante." tawar Siti saat melihat Mama Mila masuk dapur.
Mama Mila meninggalkan Siti yang masih berkutat dengan dapur. Ilham datang menggoda Siti "Mau aku bantu, sayang?" Ilham memeluk Siti dari belakang.
Jujur Siti merinding saat Ilham memeluk dirinya dari belakang. Ini pertama kalinya, ada lelaki yang memperlakukannya seperti ini. Jantung Siti berdegup kencang. Pelan-pelan dia lepaskan tangan Ilham.
"Aku bukan Gita, ya. yang gampang di peluk lelaki." Omelnya.
"Gita lagi! Gita lagi! Katanya mau bantu aku move on. Tapi kamu ungkit soal Gita terus." sahut Ilham duduk dengan perasaan kesal.
"Kamu yang mancing duluan. Kamu memperlakukan aku seperti yang kamu lakukan dengan Gita. Aku cuma tegaskan aku beda dengan Gita. Itu saja." Ilham kembali mendekati Siti.
"Makanya aku suka sama kamu. Kamu itu beda." bisiknya. Siti terdiam sesaat.
Mama Mila muncul "Ehmm..." Mereka kaget langsung melepaskan diri.
"Mama baru ingat kalau mama ada undangan arisan di tempat teman mama. Mama pergi dulu, ya. Kalian jangan macam-macam. Ingat ada cctv disini." ancam Mama Mila.
"Ilham antar mama." tawarnya. Mama Mila menolak karena dia sudah janjian dengan temannya untuk di jemput.
"Tuh, kan, ti. Mamaku aja pengertian sama kita." goda Ilham.
Siti memegang pisau "Kalau kamu mulai aneh aneh .. " ancam Siti mengasah pisau di depan Ilham.
"Eh ... iya ... iya .." Ilham pergi menjauh. senyumnya mengembang. "Kamu emang beda."
Ilham masuk ke kamar meninggalkan Siti yang masih di dapur.
Satu jam kemudian
Siti selesai memasak, lalu membersihkan peralatan dapur hingga kinclong. Papa Pramono pulang melihat rumahnya bersih, lalu dia melihat hidangan yang menggugah selera.
Ayam goreng, ikan saus tiram, sayur lalapan dan jengkol.
Papa kaget melihat hidangan terakhir. Jengkol? jujur keluarganya kurang dengan yang namanya jengkol "Tumben mama rajin masak." batinnya.
Papa melihat seorang gadis sedang membersihkan dapur. Papa mengira kalau Siti pembantu baru.
"Kamu baru kerja disini, ya?" tanya papa Pram
Siti mengangguk pelan. Takutnya kalau dia jawab sebagai pacar Ilham, akan ada reaksi lebih heboh lagi dari sikap mama Mila.
"Nama kamu siapa?" tanya Papa Pram.
"Siti, pak." jawabnya dengan hati-hati.
"Kerja kamu bagus. Pertahankan, cuma satu pinta saya. Jangan sediakan jengkol, disini tidak ada yang suka jengkol."
"Iya, Pak." Jawab Siti dengan rasa takut.
"Papa sudah pulang. Oh, ya pa .... kenalin ini .."
"Papa sudah tahu. Tadi dia sudah mengenalkan diri. Papa mau ganti baju dulu, capek. tadi Papa semangat lihat hidangannya, tapi pas papa lihat jengkol, mood makan papa hilang." ucap Papa dengan sikap dinginnya.
"Sayang, maaf ya." ucap Ilham menepuk pundak Siti.
Siti cuma bisa tersenyum. Lagian ini juga salah dirinya, memasak jengkol tanpa tanya dahulu. Siti juga heran kalau tidak suka jengkol, kenapa disediakan.
Siti ingat saat dirumah Gita dulu, Papa Dul suka banget sama jengkol. Padahal sudah menjadi orang kaya. Tapi tidak melupakan seleranya.
"Yuk!" Ilham menarik Siti keluar.
"Mau kemana!"
"Ikut aja!" Ilham memaksa Siti masuk ke mobilnya.
Mereka berhenti di sebuah taman. Hari sudah mulai gelap. Siti takut-takut saat Ilham membawanya ke taman yang sepi.
Ilham awalnya berdiri tiba-tiba berlutut di hadapannya.
Siti Will you marry me
mau kau menikah denganku
menjadi istri dari anak-anakku
walaupun kamu bukan sosok yang pertama di hatiku.
aku akan menjadikanmu yang nomor satu
"Aku .... aku .." Siti tidak tahu harus menjawab apa.
"Jangan mau, Siti!" sebuah suara mengagetkan mereka.
Siti seperti mengenal suara itu dan menoleh. Seorang lelaki berambut gondrong muncul dihadapannya. Lelaki itu menarik tangannya dan membawanya pergi dari hadapan Ilham.
"Kamu lupa Ilham itu seperti apa?" ucap lelaki itu.
"Tidak, om. Aku tidak lupa kalau Ilham itu mantan ipar om Jo. Aku juga tidak lupa kalau Ilham pernah meninggalkan Raisa demi Gita. Tapi om jangan lupa kalau yang terjadi pada Raisa itu bukan sepenuhnya salah Ilham." ucap Siti membela Ilham.
Jonathan tahu pasti Siti akan membela Ilham. Bagi Jonathan Siti sudah dibutakan cinta. Padahal Siti juga tahu kalau Ilham masih mencari perhatian pada Gita.
"Kak Jo jangan ikut campur urusan kami!" Protes Ilham yang menarik tubuh Siti ke dalam dekapannya.
Siti menatap keduanya dengan perasaan kesal.
Sedari tadi dia tidak dikasih waktu bicara, hanya kedua pria ini yang sibuk berargumentasi. Siti melepaskan diri dari Ilham. Lalu menarik Jonathan untuk mengantarkannya pulang.
####
bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 176 Episodes
Comments
Peony
malang nasib siti🤭🤣hallo kak, aku sudah mampir ya🥰
2022-08-18
0
Nana
waduh tante Mila. interogasi nya bikin Siti panas dingin
2022-07-06
0
Alvin Kharizi
kakehan flashback 😇.Hubungan antar tokohe jg ruwet.Membagongkan
2022-04-04
0