Di desa Sukasari
Satu Minggu menjelang pernikahan
Sebuah aula mushola sedang bersiap-siap, untuk melakukan akad nikah salah satu warganya. Semua yang di sana tidak ada yang santai, setiap orang di sana punya aktivitas sendiri. Ada yang bersih-bersih, ada yang buat dekorasi, ada yang menyiapkan makanan untuk para pekerja.
Kenapa mushola begitu rame? Karena ada seorang gadis cantik yang akan melepas masa lajangnya. Seorang gadis yang sebenarnya idaman para lelaki di desa itu. Dengan siapa dia akan menikah? Dengan seorang laki-laki yang sebenarnya tidak terlalu dia cintai.
Lelaki itu pria yang baik. Tapi separuh hatinya sudah terbawa oleh seorang lelaki yang jauh disana. Gadis itu, duduk menunduk saat tubuhnya di berikan perawatan tradisional agar aura kecantikannya terpancar. itu yang dia tahu dari para tetua disana.
Ham, aku mohon kamu datang. Cegah pernikahan ini.
"Ti." suara seorang wanita yang masuk ke kamarnya.
"Gita" sapa Siti.
Siti menatap sahabatnya yang sedang hamil besar. Ada rasa iri yang selalu membuncah di dada. Dari dulu apa yang di dapat Gita selalu bikin dia iri. Di kelilingi pria pria tampan, calon suami yang sekarang pernah menyukai sahabatnya, Ilham mantan kekasihnya pun pernah hampir menikah dengan sahabatnya. Walaupun pada akhirnya sahabatnya kembali melabuhkan hatinya pada kakak sepupunya.
"Hey! calon pengantin jangan melamun." sapa Gita saat Siti terlalu lama memandangnya.
Siti cuma bisa nyengir. Gita sepertinya tahu pikiran Siti kemana. Tiba-tiba dia berbisik
"Mau aku telpon Ilham?"
Siti ingin sekali menelpon Ilham, tapi apa daya, ilham pasti tidak akan mau angkat. Sejak pertengkaran waktu itu mereka seakan saling menjauh, mungkin lebih tepatnya Ilham yang mulai menjauh. Ya, Siti sadar kalau hubungan mereka masih berdasarkan belajar mencintai.
"Mau nggak! Mumpung belum ijab kabul." bujuk Gita.
"Nelpon siapa?" mereka di kejutkan suara Alam yang tiba-tiba nimbrung ke kamar mereka.
"Ini apaan sih! laki-laki masuk kamar cewek." Gita menjewer suaminya.
"Aduh, bunda sakit. panjang telinga ayah nanti." rengek Alam saat Gita menjewer telinga.
"Keluar nggak!" usir Gita pada suaminya.
"Ayah, kangen sama baby nya masa nggak boleh. Mana kalian sekamar berdua pula. Masa aku sekamar sama Jonathan. Mana Jonathan ngoroknya kuat." curhat Alam.
"Kayak situ bener aja. Padahal lebih parah! Ngorok iya, ileran iya, ngigau iya juga." omel Gita.
"Bun, nggak boleh Lo. buka aib suami."
"Tapi barusan kakak buka aib calon suamiku." sahut siti tidak mau kalah.
"Keluar nggak!" omel Gita sudah mengeluarkan semua otot matanya.
"Ti, aku pinjam bumil dulu ya. Dari kemarin nggak bisa dekat sama anakku. Habis dia nempel sama kamu terus." tawarnya menarik istrinya keluar dari kamar Siti.
Siti tertawa kecil saat melihat tingkah suami istri tersebut. Sejak seminggu mereka pulang ke Sukasari ada saja keributan kecil yang membuat mereka makin mesra.
Paling tidak ada hiburan untuk dirinya yang patah hati.
Sebenarnya dia belum bisa menerima Jonathan. Tapi sepertinya keluarganya lebih menyukai Jonathan daripada Ilham. Apalagi ilham adalah seorang duda. Ibunya punya hutang budi pada Jonathan. Rentetan masalah selalu menghampiri mereka, menguatkan dirinya pada pendirian cintanya. Tapi tidak dengan Ilham. Siti merasa Ilham belum sepenuhnya mencintainya.
POV Siti
Nama ku Siti Marlina. Sekarang usiaku menginjak 28 tahun. Bukan usia muda lagi sih, dimana semua teman-temanku sudah pada menikah, sedangkan aku masih diambang keraguan.
Saat ini aku memang menjalin hubungan dengan seorang pria. Pria yang sudah pernah melalang buana dengan beberapa wanita termasuk sahabatku, Gita. Itu juga yang menjadi alasan keluargaku tidak setuju dengan pria ini.
"Kamu jangan sama Ilham,ti. Kamu lupa apa yang dia lakukan pada adikku Raisa, sampai dia meninggal."
Aku kurang suka cara Jo mengatakan hal itu tentang Ilham di depan keluargaku. Yang kutakutkan kalau mereka percaya apa yang di katakan Jo. Termasuk ibuku yang sangat menyukai Jonathan.
Benar saja, ibuku langsung menyimpulkan kalau Ilham bukan laki-laki yang baik. Bagiku, apa yang terjadi dengan Raisa bukan sepenuhnya kesalahan Ilham. Bagiku apa yang terjadi dengan Raisa adalah karma. Kenapa dibilang karma? karena Raisa itu jahat, dia menghancurkan kisah cinta Ilham dan Gita.
Tapi aku berterimakasih pada Raisa. Seandainya tidak ada Raisa mungkin aku tidak sedekat ini dengan Ilham. Jahat mungkin kedengarannya, Tapi inilah yang kurasakan. Aku tidak tahu sejak kapan cinta itu kembali bersemi, mungkin sejak Gita koma saat kak Alam masuk penjara.
Tapi mungkin juga cinta yang dulu belum hilang. Cinta yang bersemi saat tahu Gita putus dari Ilham, cinta yang bersemi saat tahu Gita masih ada rasa cinta pada kak Alam.
Ya, cinta yang bersemi di waktu yang salah. Salah karena aku tahu Ilham sangat cinta pada Gita. Salah karena aku tahu saat dia menyatakan perasaannya kepadaku tapi dia masih memikirkan Gita. Aku mencoba menyusup ke hatinya, tapi kenapa semakin susah ku gapai.
"Ti." Lamunanku buyar saat sosok pria di depanku datang.
Jonathan. Lelaki yang usianya 12 tahun diatas ku. Lelaki yang sekarang berkepala empat, tapi tidak tampak seperti usia 40-an. Rambutnya yang gondrong sebahu, dikuncirnya tapi tidak melunturkan ketampanannya.
Lelaki yang sekarang melamarku, mungkin seminggu lagi akan menjadi suamiku. Lelaki yang saat awal kehadirannya diterima keluargaku. Tapi kenapa aku belum bisa menerimanya sepenuh hatiku.
"Kamu sudah makan belum?" sapanya duduk di teras rumahku.
"Eh ... iya om Jo. ngagetin aku aja, nih."
"Kaget? kamu melamun ya. Nggak baik melamun, ntar kesambet jin ganteng. Mau!" Godanya.
"Kalau jin nya ganteng aku mau, om." jawabku.
"ini aku bawa bubur sumsum, kata ibu kamu belum makan dari pagi. Ku suapin ya?"
"Nggak usah, om. Aku bisa makan sendiri. Emang aku bayi di suapin segala." aku mengambil bubur dari tangan Jonathan.
"Mulai sekarang jangan panggil aku, om lagi ya. Panggil aku mas!"
Uhuuuuuk uhuuuuuk
Rasanya kerongkongan ini seperti ada yang tersangkut saat dia minta dipanggil mas. Astaga, kenapa dia jadi manis begini ya? Tapi tidak, aku tetap menunggu Ilham datang. Berharap sekali dia datang menemuiku membatalkan pernikahan ini.
Pelan-pelan sendok itu masuk ke mulutku. Bukan ku makan sendiri melainkan dia yang menyuapkan ke mulutku. Om, kamu orang baik, tapi kenapa aku belum bisa mencintaimu.
Flashback on
Disebuah acara pasar malam di alun-alun Jakarta. Tempat biasa diadakan PRJ, sebuah keramaian. Tangan itu menggandengku, layaknya anak ABG yang baru pacaran. Ini pertama kali aku pacaran, pertama kali jatuh cinta dengan dia.
Kami berkeliling di sekitar bazar, beberapa kali dia mengajakku bermain di arena permainan. Tangannya tak pernah lepas, katanya takut aku hilang.
"Kenapa nggak sekalian kamu bawa borgol saja,ham. Biar aku nggak hilang."
"Soalnya walaupun jauh hatiku sudah di borgol sama kamu." rayunya.
"Gombal!" elakku.
"Ti..."
"Iya."
"Kamu mau kan jadi pacarku!"
"Enggak.."
"Kenapa?"
"Enggak nolak .... weeeek" aku berlari menjulurkan lidah disambut dia mengejar tubuhku.
"Jadi kita pacaran?"
"Menurut kamu?"
"Menurut aku. Kita sekarang sudah jadian."
"Ya, udah." jawabku.
Jujur aku tidak menyangka kalau Ilham menembakku secepat itu. Tangannya langsung mencium jemariku dengan tatapan yang bikin aku meleleh.
Kami berhenti di sebuah warung makanan fast food. Aku kesulitan memakan makanan tersebut di samping belum cocok dengan lidahku, aku juga tidak terbiasa dengan sumpit.
"Aku suapin ya."
"Nggak usah. Emang aku bayi pake suap segala."
Tapi ilham langsung menarik makananku, Lalu menyuapi aku dengan makanan yang katanya nugget itu.
"Enak." katanya menanyakan rasa makanan itu.
"Enak." jawabku.
"Kalau aku suap begini mau nggak?" Ilham menggigit nugget dan menyodorkan melalui mulutnya.
"jorok!"
"Romantis kok dulu aja Gita mau ku suapin seperti ini."
Gita! kenapa hari pertama jadian harus menyeret nama itu sih.
Kuletakkan makanan itu ke piring. Moodku Hilang saat dia masih membawa nama Gita ke dalam hubungan kami.
Flashback off
Sekian dulu cerita hari ini
Terimakasih buat kakak semua yang mau mampir ke tulisan ini. Maaf masih banyak typo nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 176 Episodes
Comments
Jong Nyuk Tjen
pny pacar macam ky ilham sih males jg ya , blm bs move on dr mantan pacar , bikin sakit hati terus .
2024-12-02
0
Tanz>.<
pengen liat pesona Siti 😍
2024-05-20
0
Tanz>.<
bener, harus happy dong pengantin 🤭
2024-05-20
1