chapter 3

  Saat ini Raya dan teman temanya masih berada di kantin karena waktu istirahat masih lama jadi ia memutuskan untuk di kantin hingga bel masuk, mereka hanya duduk dengan memainkan ponsel mereka hingga..

"Uhuk uhuk uhuk" Raya terbatuk akibat berita yang sedang ia baca di ponselnya.

Dengan sigap Leon langsung memberikan minumanya kepada Raya yang masih batuk batuk.

"Es trosss" ucap Aldo.

"Eh orang mah adek nya batuk di kasih minum kaya ka Leon, lah ini adeknya batuk di marahin" ucap Raya yang langsung fokus kembali ke ponselnya.

"Haii gabung boleh?" ucap seseorang yang tiba tiba datang.

"Kagak" ucap Raya yang terfokus pada ponselnya.

"Marah ya ama gua?" ucap orang itu.

"Siapa lo tiba tiba datang sambil bilang marah ya ama gua, emang gua kenal lo apa?" ucap Dela yang masih terfokus pada Ponselnya.

"Brain dek" ucap Aldo lewat alat komunikasi yang ada di telinganya dan sukses membuat Raya diam.

"Bang, gua ama temen temen gua kelas dulu yak, dah mau bell" ucap Raya

"Ayo Del" ucap Lina.

"Ehh iya ayo" ucap Dela bingung.

"Ray, gua minta maaf" ucap orang itu yang menarik tangan Raya saat Raya melewatinya.

"Lu pikir, saat keadaan lo terpuruk terus, orang yang udah lu anggap sebagai sahabat sendiri tiba tiba ninggalin lo tanpa kabar setelah 3 taun kemudian datang kembali dengan tampang yang tak berdosanya, dan dengan gampang nya lo minta maaf?" ucap Raya yang membuat Brian kaka kakanya terdiam.

"Bener dugaan gua Raya kecewa sama gua" ucap Radit dalam hati.

“Jadi dia marah ama gua?" ucap Rahmat dalam hati.

"Gua kembaran yang gak berguna" ucap Leon dalam hati.

"Gua kira dia gak bakal kecewa" ucap Radit dalam hati.

"pantes dia gak sebut gua abang lagi" Ucap Rizal dalam hati.

"Iya gua tau gua salah, makanya gua minta maaf" ucap Brian.

"Lu minta maaf dengan gampangnya setelah lu bikin gua sakit hati, oke gua maafin tapi gua mohon ama lu buat gak pernah deket, atau jangan anggap pernah kenal gua" ucap Raya yang langsung pergi dari kantin di ikuti kedua temanya.

"Raya tunggu" ucap Lina yang berlari mengejar Raya.

"Brian gua harap lu lakuin apa yang adek gua katakan barusan, jangan bikin dia kecewa lagi, asal lu tau kalo lu bikin adek gua nangis, gua gak segan segan buat bawa Raya pergi dari sini" ucap Aldo yang langsung pergi menuju kelasnya hingga menyisakan kaka kandung Raya yang masih berada di kantin.

Sisi lain.. 

Saat ini Raya sedang berada di taman belakang sekolah, ia di temani kedua teman barunya yang saat ini mereka ikut ikutan bolos.

"Ray, lu kenapa si, kalo lu dah siap lu cerita aja ama kita, jangan di pendam sendiri" ucap Lina.

"iya kita gak mau lu kenapa kenapa, biar kita baru kenal tapi gua udah anggap diri gua itu deket sama lu" ucap Dela.

"Gua gak papa, kalo gua siap nanti gua ceritain ko ke kalian, yang penting sekarang kita bolos aja kuy, ke luar sekolah, kita ke mall" ucap Raya.

"Boleh" ucap Lina.

"ayo aja gua mah" ucap Dela.

Raya, Dela dan Lina pun berjalan mengendap endap menuju parkiran untuk mengambil mobil mereka, mereka bolos dan kabur melewati gerbang utama sekolah dengan alasan salah satu saudara mereka sedang sakit dan di bukakan gerbangnya oleh satpam.

Mereka menghabiskan waktunya di mall hingga sore hari, setelah puas berbelanja dan makan akhirnya mereka pun pulang menuju rumah masing masing.

Raya sudah sampai di rumahnya dan langsung memarkirkan mobilnya kemudian masuk kerumahnya, saat Raya masuk ia sudah di suguhi tatapan maut dari kakak kakanya namun ia hanya mengacuhkanya dan melewati kaka kakanya tanpa dosa.

"Dari mana aja kamu?" ucap Rizal saat Raya hendak naik tangga.

"Maen" ucap Raya cuek.

"Maen sampe jam segini, mau jadi appan lu dah gede nanti hah" ucap Radit.

"Mau jadi buruh kek, mau jadi presiden kek, gimana ntar aja" ucap Raya dingin.

"RAYA OKTAVIA AURORA" teriak Leon yang kesal akan tingkah Raya.

"apa? Gak pentingkan, mending gua ke kamar" ucap Raya dengan senyum manisnya dan langsung meninggalkan kaka kakanya.

"Gua yakin banget kalo dia itu kecewa ama kita" ucap Aldi.

"Gua juga" ucap Rahmat.

  "Gua kamar" ucap Leon yang langsung meninggalkan semua kakanya.

Setelah di introgasi Raya langsung masuk kamarnya untuk, membereskan pakaianya dan bersiap siap untuk pindah.

Flashback...

Raya sampai di sekolahnya ia langsung berkeliling untuk mencari kelasnya sekalian memantau keadaan sekitar, saat Raya sampai di salah satu gudang ia mendengar seseorang tengah mengobrolkan sesuatu, karena aneh ia pun mendekat ke arah gudang itu dan mendengar obrolan seseorang di sana.

"gua bilang apa, jangan culik mereka, gimana kalau ketahuan, dan lagi pula kasian ini sudah 2 bulan mereka kita tahan" ucap seseorang.

Dengan sigap Raya merekam percakapan mereka dan langsung melaporkanya kepada omnya.

(OmRay) 

"Om, Raya udah dapet satu petunjuk, nanti malem Raya kirim ke om"

"Om tunggu, sekalian kamu siapin barang barang kamu"

"Mau kemana om?"

"kamu boleh tinggal di Apart kamu,nanti om yang jemput sekalian bilang ke keluarga kamu kalo kamu om bawa"

"Oke om, aku tutup"

Tut tut

Setelah mematikan telponya Raya langsung melanjutkan kegiatanya namun..

"Raya lagi apa?" ucap Leon.

Flashback off.....

Ting tongg..

Suara bel rumah yang berbunyi, dengan cepat Raya langsung menyeret kopernya dan turun menuju pintu depan, karena ia yakin kalau omnya yang datang.

"Mau kemana?" ucap Aldi.

"Mau buka pintu" ucap Raya.

"Kenapa bawa koper?" ucap Leon yang tidak di hiraukan Raya.

"Ommmm" ucap Raya saat melihat omnya dari balik pintu.

"apa kabarnya sayang?" ucap Om.

"baik om ayo" ucap Raya.

"Mau kemana?" ucap Rizal.

"Gini, om mau bawa adik kalian buat tinggal sama om, kan om yang udah besarin dia, jadi om mau dia tinggal sama om, karena Aldo juga sendiri disana, makanya sekalian aja biar Aldo ada temenya, om juga udah bilang ko sama orang tua kalian, dan mereka bolehin" ucap Glend.

"Kenapa mereka bolehin om?" ucap Radit.

"Aduh om juga kurang tau, yaudah yang penting sekarang, om bawa adik kalian ya" ucap Glend.

"Jangan om, masa om tega misahin aku sama kembaran aku" ucap Leon.

"Lohh bukanya kamu juga tega tinggalin kembaran kamu sendirian pas dia lagi tidur?" ucap Glend.

"Udah gak usah kek bocah, gua pamit yaa, gua pindah dulu dahh" ucap Raya dengan wajah bahagianya.

"Ayoo Ray, abang kamu pasti udah nunggu" ucap Glend.

"Tunggu om Surat surat penting aku" ucap Raya yang hendak menuju kamarnya lagi.

"Gak usah udah om siapin semua bahkan surat adopsi juga udah beres" ucap Glend.

 "Om jadi om adposi Raya?" ucap Rahmat.

"Ya sekalian aja, kan kasian Rayanya kalo tinggal di rumah om tapi kayak orang asing makanya om adopsi dia, biar orang tua kalian gak keberatan sama biaya pengeluaran buat Raya" ucap Glend.

"Ayoo om Raya dah ngantuk ini" ucap Raya.

"Ayoo kita pamit dulu yaa, dah" ucap Glend.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!