Terjebak Dalam Cinta Seorang Mafia

Terjebak Dalam Cinta Seorang Mafia

Episode 1

Cahaya matahari yang masuk ke dalam jendela kamar membuat seseorang bangun dari tidurnya. Orang itu tak lain adalah Clarisa, Setiap hari dia berusaha untuk selalu bangun tepat waku.

"Huh, Sungguh lelahnya badanku sampai tidur ku nyenyak sekali" Ucap Risa kepada dirinya sendiri.

Ia segera beranjak dari tempat tidurnya untuk membersihkan badannya.

Didalam kamar mandi ia terus merenungkan nasibnya.

"Jika saja tidak terjadi kecelakaan waktu itu pasti hidupku tidak begini" batin Risa yang sedang membersihkan dirinya.

Setelah dirasa cukup bersih ia segera keluar dari kamar mandi untuk segera mengganti bajunya.

Tok Tok Tok

"Risa cepat nak sudah siang kamu berangkat kuliah atau tidak" Ucap seorang wanita paruh baya yang sudah merawatnya sejak Risa kehilangan kedua orang tuanya.

"Iya Nek, Sebentar Risa baru bersiap-siap" Teriak Risa didalam kamarnya, Sambil merapikan rambutnya.

Bughhh!

"Hati-hati nak kalau berjalan" ucap neneknya. Ia sangat menyayangi Risa sampai apapun akan ia lakukan jika menyangkut kepentingan Risa.

"iya Nek, Maafkan Risa sering membuat nenek khawatir" ucap Risa lirih. Dia tau betapa besar rasa sayang neneknya kepadanya karna hanya Risa yang ia miliki saat ini.

"Wah nenek masak apa hari ini, Kelihatannya sangat menggiurkan" Ucap Risa sambil memandangi makanan yang sudah siap diatas meja makan.

"Sudah, cepatlah makan nanti kamu terlambat kuliahnya" ucap neneknya.

"Baiklah nenekku tersayang" Risa pun segera melahap makanannya, Setelah dirasa perutnya sudah penuh Risa bergegas pergi untuk berangkat kuliah.

"Risa berangkat dulu Nek, Nanti tidak usah menunggu Risa pulang Nek" ucap Risa sembari mencium tangan neneknya.

"Iya berangklah, Hati-hati dijalan" ujar neneknya.

Setelah mengantar Risa kedepan rumah neneknya segera masuk kembali kedalam karna masih ada pekerjaan rumah yang belum ia selesaikan.

*****

Ditempat lain, ferdo yang baru saja bangun dari tidurnya segera bergegas untuk membersihkan badannya.

Setelah dirasa sudah bersih ferdo segera mengambil pakaian yang sudah disiapkan oleh pelayan pribadinya, Yah kebutuhan ferdo setiap harinya diurus oleh pelayan pribadinya.

"Pagi mom, Dad" ucap ferdo sambil menuruni anak tangga menuju meja makannya.

"Hmm" ucap Dady ferdo, Dady ferdo lah yang memiliki sifat dingin hingga menurun ke ferdo.

"Anak bayi momy sudah siap ternyata" ucap momy ferdo yang berada di meja makan.

"Mom, Aku sudah besar berhentilah memanggilku dengan sebutan itu" ujar ferdo dengan nada kesalnya sambil berjalan mendekati meja makan.

"Cepatlah menikah kalau tak ingin momy panggil dengan sebutan itu" ucap momy ferdo sambil terkekeh melihat ekspresi anaknya.

"Dad bantuan aku untuk meminta momy agar tak meminta ku untuk menikah terus" ucap ferdo yang meminta bantuan kepada Dady nya.

"Sudahlah boy turuti saja permintaan momymu" ucap Dady ferdo.

"Sudahlah dad kau sama saja membuat mood ku hilang,Aku berangkat bekerja dulu " ucap ferdo sambil berdiri meninggalkan momy dan Dady nya yang sedang dimeja makan.

Ferdo yang ditunggu oleh asisten pribadinya didepan rumah segera masuk kedalam mobilnya dengan muka ditekuk. Hans yang melihat muka bosnya hanya tersenyum karena ia sudah tahu apa masalahnya hingga bosnya begitu.

"Hans apa aku sudah terlihat tua hingga momyku selalu menyuruhku untuk segera menikah?" Tanya ferdo kepada asisten pribadinya.

"Belum master kau selalu terlihat muda walaupun umurmu sudah beranjak kepala tiga" jawab Hans sambil melihat bosnya dari kaca spion mobilnya.

"Hah, sepertinya aku harus segera mencari wanita yang cocok denganku" batin ferdo sambil memainkan handphonenya.....

Disis lain Risa yang baru saja sampai didepan kampus dan bertemu dengan sahabat nya yaitu Helen. Risa yang hobi bernyanyi ia pun menyanyikan lagu dengan penuh penghayatan.

Aku masih ada di sini

Masih dengan perasaanku yang dahulu

Tak berubah dan tak pernah berbeda

Aku masih yakin nanti milikmu

Aku masih di tempat ini

Masih dengan setia menunggu kabarmu

Masih ingin mendengar suaramu

Cinta membuatku kuat begini

Aku merindu, ku yakin kau tau

Tanpa batas waktu, ku terpaku

Aku meminta walau tanpa kata

Cinta berupaya

Engkau jauh di mata tapi dekat di doa

Aku merindukanmu

Aku masih di dunia ini

Melihatmu dari jauh bersama dia

Walau pasti ku terbakar cemburu

Tapi janganlah kau ke mana-mana

Aku merindu, ku yakin kau tahu

Tanpa batas waktu, ku terpaku

Aku meminta walau tanpa kata

Cinta berupaya, ohh

Aku merindu, ku yakin kau tau

Tanpa batas waktu, aku terpaku

Aku meminta walau tanpa kata

Cinta berupaya

Engkau jauh di mata tapi dekat di doa

Aku merindukanmu

Aku merindukanmu

Aku merindukanmu

Risa pun menyelesaikan lagunya dengan rasa bangga karna suara merdunya dapat membuat semua orang melihat kearah dengan tatapan heran ada juga yang tersenyum kepadanya.

Tapi disisi lain Helen temannya merasa kesal akan sikap sahabatnya yang entah kerasukan setan mana hingga bernyanyi sekeras itu dan membuat semua orang menatap nya dengan tatapan aneh.

"Astaga Risa kebiasaan lihat tu orang-orang pada liatin kamu gara-gara nyanyi terus" Ucap Helen teman satu kampus Risa.

"Hehehe maaf, Kamu kan tahu aku hobi sekali bernyanyi" Ucap Risa sambil menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal.

"Iya nyanyi sih nyanyi tapi lihat situasi dan kondisi dong" Ucap Helen dengan nada kesalnya sambil meninggalkan Risa yang ada di belakangnya.

"Dasar kebiasaan suka ninggalin temen gitu aja" Ujar Risa yang melihat kepergian Helen.

Helen adalah sahabat Risa sejak menginjak bangku sekolah menengah atas, Helen merupakan anak seorang pengusaha yang cukup terkenal di negaranya.

Helen menjadikan Risa sahabat karna sikap Helen yang tidak memandang rendah orang lain, Walaupun ia tahu Risa hanya orang biasa sedangkan ia anak pengusaha tapi itu tak menjadi penghalang untuk menjadikan Risa seorang sahabat.

Setelah tiba di dalam kelas Risa segera menghampiri Helen yang duduk di bangku, kebetulan bangku Risa dan Helen bersebelahan.

"Len maaf kamu kan tau kebiasaan ku itu seperti apa" Ucap Risa yang memohon kepada sahabatnya yang sedang merajuk.

"Hah, Sudahlah tidakpapa aku tidak marah padamu" Ucap Helen sambil menatap sahabatnya.

"Baiklah kamu memang sahabatku yang paling mengerti aku" Ucap Risa sambil memeluk Helen.

"Dasar kamu itu main peluk-peluk aja" Ketus Helen yang tidak suka dengan sikap Risa yang main nyosor.

"Hehehe abis kamu itu lucu kalau marah-marah" Ucap Risa sambil terkekeh melihat ekspresi wajah sahabatnya.

Beberapa menit kemudian terlihat dosen yang mengajar mereka masuk kedalam kelasnya.

*****

Ferdo yang tiba didepan kantornya segera turun setelah asistennya membukakan pintu mobilnya.

Ferdo berjalan dengan memasukkan kedua tangannya kedalam saku celananya dengan wajah datanya disambut oleh beberapa karyawan yang melihatnya melaluinya.

"Selamat pagi tuan Ferdo, Asisten Hans " Ujar salah satu karyawannya. Namun hanya dibalas dengan tatapan datar oleh ferdo.

"Pagi" Jawab asisten Hans dengan ramah dan tersenyum terhadap semua karyawan.

Ferdo dan Hans segera memasuki lift pribadi untuk menuju ke ruangan. Didalam lift Hans yang melihat bosnya melamun segera menyadarkan dari lamunannya.

"Master apa ada yang menggangu pikiran mu?" Ucap asisten Hans dengan menatap Ferdo.

"Hah, Tidak hanya saja ku sedang berfikir bagaimana kalau aku menikah saja" Ucap ferdo dengan nada dinginnya.

"Master mau menikah? Dengan siapa? Master kan selama ini belum pernah menjalani hubungan dengan wanita" Ucap asisten Hans dengan asal tanpa berfikir terhadap apa yang sudah diucapkannya.

Mendengar ucapan asistennya ferdo hanya membalas dengan tatapan datarnya dan melotot kan matanya terhadap asistennya.

"Maaf master jika ucapan saya menyinggung perasaan anda" Ucap Hans memberikan bow untuk meminta maaf kepada bosnya.

Setelah pintu lift terbuka ferdo segera menuju ruangannya diikuti dengan asisten Hans yang ada dibelakangnya. Setelah sampai didepan ruangannya ferdo dan Hans segera masuk kedalam menuju meja kerja ferdo.

"Hari ini apa saja jadwalku" Ujar ferdo yang masih dengan tatapan datarnya.

"Dijam 11 siang ada jadwal meeting dengan perusahaan tuan Hendra di cafe xxx master" Ucap Hans yang sedang membaca data jadwal bosnya hari ini.

"Siapkan semuanya aku mau beristirahat sebentar memenangkan pikiranku" Ucap ferdo sambil melangkah pergi menuju kamar pribadinya yang berada di kantor.

"Baik master" Ucap Hans sambil memberikan bow lalu melangkah keluar untuk menyiapkan semua berkas yang harus dibawa saat meeting dengan klien.

Ferdo yang baru saja masuk didalam kamar pribadinya segera merebahkan badannya keranjangnya. Ia memejamkan matanya sambil merenungkan keinginan orang tuanya yang meminta nya untuk segera menikah.

Ferdo memijit kepala yang pusing akan beban pikirannya sendiri.

"Huh kenapa juga momy dan Dady harus memaksa ku untuk menikah, lagian aku juga belum terlalu tua" Ucap ferdo Kepada dirinya sendiri. Hingga ia tertidur karena memikirkan masalah yang tak tau bagaimana untuk menyelesaikan nya.

*****

Tak terasa jam kuliah pun berakhir Risa dan Helen segera beranjak untuk keluar kelas. Risa yang harus segera berangkat bekerja keluar dengan terburu-buru hingga lupa dengan sahabatnya yang tertinggal di belakang.

"Saa, kamu itu kenapa sih terburu-buru kaya dikejar maling saja" Ucap Helen yang merasa kesal akan sikap Risa.

"Aduh maaf Len, aku harus segera pergi ke cafe untuk bekerja" Ucap Risa dengan nada rendah.

"Ahh iya maaf aku lupa kalau kamu harus bekerja" Ucap Helen.

"Iya tidakpapa aku pergi dulu ya, daa" Ucap Risa smabil pergi meninggalkan sahabatnya menuju jalan raya untuk menunggu bus.

Didalam bus Risa hanya melihat jendela luar buas untuk menikmati pemandangan dari dalam bus. Hingga tak sengaja ia melihat seorang anak yang bersamaan kedua orang tuanya bergurau di pinggir jalan raya.

"Andai keluargaku masih sama seperti dulu pasti akan seperti itu, Mom dad Risa kangen kalian kenapa kalian pergi meninggalkan risa sendiri" Batin Risa hingga terasa air mata yang jatuh dari matanya ia pun segera mengusap air matanya agar tak dilihat orang disampingnya.

Risa pun melanjutkan perjalanannya menuju cafe tempat ia bekerja dengan perasaan sedihnya karena mengingat kedua orang tuanya.

Setelah sampai didepan cafe Risa segera masuk untuk mengganti bajunya agar bisa memulai bekerja. Ia menuju kedalam kamar mandi dengan tatapan kosong hingga tak sengaja membentur tembok pembatas kamar mandi.

"Aduh ini tembok kenap disini sih" Gerut Risa yang merasakan sakit di dahinya. Ia pun segera masuk kedalam kamar mandi dan segera berganti pakaian sebagai pelayan cafe.

Setelah berganti pakaian ia segera keluar untuk bergabung dengan teman-temannya yang juga sebagai pelayan cafe.

"Ehh ris udah sampai kamu ternyata" Ucap Siska teman dia bekerja di cafe.

"Iya udah baru saja aku sampai, kenapa muka kamu kelihatan begitu senang memang ada apa?" Tanya Risa yang aneh melihat tingkah temanya.

"Ahh itu nanti ada CEO perusahaan yang terkenal di negara ini katanya dia mau meeting disini" Ucap Siska.

"Ohh aku kira ada apa, yaudah aku mau lanjut kerja dulu" Ucap Risa yang berpamitan untuk memulai bekerja.

Ditempat lain ferdo dan asistennya mengendarakan mobil untuk menuju cafe yang dijadikan tempat untuk meeting dengan kliennya.

"Apa semua berkas sudah siap?" Tanya ferdo kepada asistennya.

"Sudah master, semuanya sudah disiapkan" Jawab Hans.

Terpopuler

Comments

Lilis gemoyy♡

Lilis gemoyy♡

Sukses yah thor😊❤

2021-08-18

0

Har Tini

Har Tini

baru mampir thor

2021-07-25

0

M.Ozawa

M.Ozawa

tolong dong kata master y ganti ..kurang enak aja

2021-06-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!