Saat raka dan kara masuk ke ruangan yang sudah disiapkan ada seorang gadis yang sedang duduk dengan memainkan ponselnya, raka dan kara mendekat ke arah gadis itu, seketika kara dan gadis itu sama sama terkejut.
"kamu" ucap mereka berbarengan, raka melihat kedua gadis itu bergantian
"kalian udah saling kenal?" tanya raka selanjutnya
"kak aku kan udah pernah bilang, saat aku di ganggu sama preman aku di tolongin sama kakak cantik, ya kakak cantik itu kak kara" ucap sasa antusias, ya gadis yang duduk diruangan itu adalah sasa adik dari raka
"what kakak? jadi raka itu kakaknya sasa" batin kara menebak
"kak kara aku kangen banget sama kakak" ucap sasa sambil memeluk kara
"iya aku juga kangen sama kamu udah lama gak ketemu, aku kira kamu udah gak ingat" sahut kara dan membalas pelukan sasa
"jadi yang nolongin kamu itu kara?" tanya raka pada adiknya itu dan diangguki oleh sasa, raka nampak berfikir dan mengikat saat itu dia menghukum kara karna tidak percaya apa yang dia katakan
"nah sekarang nyesel kan lo udah ngehukum gue waktu itu, makanya orang ngomong itu dipercaya" ucap kara sedikit meledek raka
"ya saat itu lo gak bisa dipercaya makanya gue hukum lo" sahut raka tak mau kalah
"udah udah kalian jangan ribut, oh iya kak kara kakak ngapain ke sini?" tanya sasa "dan kak raka mana pacar kakak?" tanya kara lagi, raka dan kara saling diam dan saling tatap
"oh iya kak kara, gimana kabar ketua osis kakak? dia masih sok galak, sok tegas, sok dingin?" tanya sasa, dan raka langsung melihat ke arah kara dengan tatapan tajam, kara hanya melihatkan cengiranya
"enggak" sekarang raka yang menjawab ketus, sasa lqngsung melihat kearah sang kakak
"kak raka kenapa? kan aku nanya kak kara, atau jangan jangan,,," sasa menggantung kalimatnya, raka dan kara mengernyitkan alisnya penasaran
"bentar pacar kakak mana, dan kenapa kalian bisa dateng barengan, bukanya kak raka mau kenalin pacar kakak kesini, tapi kenapa kak raka bawa kak kara, dan kenapa kak raka yang jawab saat aku singgung ketua osis kak kara," cerocos sasa "ahhhh aku tau kak raka sama kak kara pacaran?" tanya sasa akhirnya sambil menatap kedua orang yang kelihatan sedang bingung
"iya" jawab raka akhirnya, dan sasa langsung memeluk kara karena merasa senang doanya dikabulkan oleh tuhan
"AAAAA, aku seneng banget kak kara jadi pacar kak raka" ucap sasa dan melepaskan pelukanya, "jadi ketua osia itu kak raka? dan apa, kak kara bilang kak raka itu juga ganteng, dewasa dan cool" sambung sasa lagi, kara memelototkan matanya dan beralih menatap raka yang sedikit tersenyum
"lo jangan kepedean, gue cuma asal bilang kayak gitu" bisik kara pada raka dan raka acuh akan hal itu, tiba tiba orang tua raka datang dan duduk disofa, kara menetralkan rasa gugupnya dengan tersenyum
"mi pi kenalin kara pacar raka" ucap raka pada kedua orang tuanya
"cantik sekali, kamu bener pacar raka?" tanya mami ida dan mendekat ke arah kara, kara terkejut dengan sikap ibunya raka yang langsung menyambutnya tidak seperti orangtuanya yang isi introgasi dulu. Sama seperti kara, raka juga heran dengan sang mami yang langsung menyambut kara baik
"iya tante" jawab kara sedikit gugup
"jangan tante dong pangil aja mami dan ini panggil aja papi oke kara" ujar mami ida sambil menunjuk sang suami
"iya kara kamu panggil saja saya dengan sebutan papi" sambung papi beni, kara dan raka sama sama terkejut dengan sikap orang tuanya yang langsung percaya bahwa kara adalah pacar raka
"iya pi sasa juga senang kalau kak kara jadi pacar kak raka" ujar sasa juga senang
"pi mi kalian gak isi tanya gitu, kalian percaya raka sama kara pacaran?" tanya raka meyakinkan lagi
"ohh kalian pura pura pacaran?" tanya sang mami
"enggak kok mi kami beneran pacaran" jawab raka cepat dan diangguki oleh kara
"terus kenapa kamu nyuruh kami bertanya?" papi beni bertanya sedikit menyelidik
"ya aku kira papi sama mami gak percaya" sambung raka lagi
"kalau gitu supaya mami sama papi lebih percaya lagi mami mau kalian langsung tunangan sekarang" kata mami serius, kara dan raka langsung terkejut dan menatap mami ida dengan tidak percaya
"apa tunangan?" suara itu tidak berasal dari kara dan raka melainkan orangtua kara yang baru tiba
"doni, nana" ucap ida dan beni
"beni, ida" doni dan nana barengan
"kalian kenapa disini?" tanya ida pada sahabatnya itu
"aku ingin ketemu sama calon mertua dari anak ku" jawab nana, "kalian ngapain?" sambung nana
"kita mau ketemu calon menantuku" jawab ida, "kalian orangtua kara?" tanya ida, dan diangguki oleh doni dan nana
"anak kalian raka?" tanya nana dan diangguki oleh beni dan ida, seketika seyum di wajah 4 orang itu mengembang, tapi tidak untuk raka, kara dan juga sasa yang bingung melihat mereka
"kalau gitu kita langsung saja" kata beni dan diangguki oleh doni, nana, dan ida
"sayang kamu mencintai kara kan?" tanya ida pada raka dan di jawab anggukan oleh raka, kara pun sama dia hanya mengangguk karena mereka berdua tidak mengerti apa yang terjadi
"ayo langsung saja pertunanganya" sahut nana dan ida barengan
"APAA!!" ucap raka dan kara
"kok kalian kelihatan gak senang? seharuanya kalian senang, kan kalian saling cinta" sahut ida
"gak usah basa basi langsung saja mami udah bawa cincinya langsung saja oke" ida mengeluarkan cincinya
"lah mami kok bisa bawa cincin segala?" tanya sasa heran
"iya mami emang mau langsung mengikan kakak kamu sama pacarnya setelah mami tau pacar raka adalah kara anak temen mami yang kenapa harus ditunda" ucap ida
"coba aja kamu dengerin papa buat ikut perjodohan itu, mungkin sekarang kamu udah tunangan" ucap doni melihat pitrinya
"hah maksudnya gimana pi?" tanya kara yang bingung
"kamu tau yang mau dijodohin sama kamu itu raka anak teman mama" sahut nana senang dan seketika raka dan kara membelalakan matanya
"aduh salah strategi ini namanya" batin kara
"kenapa bisa kebetulan sih" batin raka
"ayo kita mulai" kata beni
"tapi" ucap raka dan kara barengan
"gak ada tapi tapian langsung sekarang" tegas ida
"kalian udah saling cinta kenapa harus ditunda?" tanya nana
"kita pacaran bohongan" ucap raka dan diangguki oleh kara cepat
"ouhhh kalian bohong?" tatapan tajam mengarah ke raka dan kara, "gak apa apa sih kalian tetap tunangan" ujar nana
"kenapa? kan kita gak pacaran" tanya kara heran
"kamu lupa papa pernah bilang kalau kamu punya pacar, papa akan batalin perjodohan ini, tapi sekarang apa kamu bohongin papa jadi hukumanya kamu tunangan sekarang" tegas doni
"tapi" ucap kara
"gak ada ayo dimulai acaranya" tegas beni, dan pertunangan itu berlangsung secara kekeluargaan saja, raka dan kara pasrah karena dari awal yang salah adalah mereka. Acara itu berakhir dengan makan malam setelah itu mereka pulang ke rumah masing masing tapi tidak untuk kara dan raka mereka memilih untuk pergi ke taman berdua. Sampai ditaman mereka berdua saling diam dalam fikiran masing masing.
"ini salah lo" kata raka memecah keheningan diantara mereka berdua
"kok lo nyalahin gue sih?" tanya kara heran
"iya lo yang ngajakin gue pacaran duluan" jawab raka ketus
"lah kok gue sih?" tanya kara kesal
"yang nembak gue siapakan lo" ketus raka lagi, kara berfikir dan mengingat kejadian malam itu, memang benar dia yang memulai duluan
"lo juga mau" ucap kara tak mau kalah, raka menarik nafas pelan untuk menenangkan sedikit fikiranya
"gimana ini kita udah tunangan sekarang" kata kara sedikit cemberut
"ya gimana lagi gue juga bingung" jawab raka yang berjalan kedepan mengambil sesuatu dan balik lagi di tempat ia dan kara duduk, kara melihat apa yang dibawa raka dan saat itu kara terkejut bukan main
"pogi jauhin itu dari gue" teriak kara dan mulai menjauh dari raka, raka mengenyitkan alisnya dan seketika senyum jahilnya muncul, raka mengejar kara sambil membawa belalang yang ia tangkap
"ihhhh pogi jangan dikejar dong gue takut tau" teriak kara, dan tiba tiba kara berjongkok dan menutup wajahnya, raka mendekati kara dan saat itu raka mendengar isakan tangis dari kara
"lo nangis?" tanya raka setelah membuang belalang itu dan mendekati kara
"gue hiks takut hiks hiks" ucap kara terbata bata, raka kasihan melihat kara yang menangis, raka memeluk kara dan mengusap kepalanya
"maaf gue gak tau" ucap raka
"hiks lo jahat hiks hiks"
"oke maafin gue ya, gue gak tau, sekarang gue anter lo pulang" ucap raka dan membantu kara berdiri, kara berdiri dengan masih meneteskan air matanya
"udah gak usah nangis lagi lo jelek tau" ucap raka mencoba menghibur kara, kara cemberut sambil menatap raka
"aduh lucu banget tunangan gue, gemes, pengen gue karungin langsung" batin raka menatap kara
"udah liatin gue? ati ati nanti lo cinta lagi sama gue" sahut kara dan membuat raka sadar
"gak apa apalah lo sekarangkan tunangan gue" ucap raka santai dan dapat pelototan oleh kara, "ayo pulang, tunangan ku" sambung raka dan menarik tangan kara, kara heran melihat raka yang aneh hari ini
"apa dia kesambet ya atau jangan jangan,,,"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
putrie
jangan dikarungin raka tapi bawa ke KUA 🤭🤭🤭
2022-09-28
0
putrie
🤣🤣🤣🤣 kejebak permainan sendiri maka'y org tua jangan dibohongin kualat tuch
2022-09-28
0
RpeeWirana
suer ceritanya bagus dech
2022-09-25
1