"raka kamu mau kemana sayang?" tanya mami ida yang melihat putranya pergi ke arah pintu
"raka mau keluar sebentar mi" jawab raka malas dan membuka pintu rumah, setelah itu mengambil motornya dan melaju entah kemana
"raka kenapa dengan anak itu seperti murung" batin mami ida heran melihat putranya
Raka melajukan motornya dengan kecepatan sedang sambil menikmati malam yang indah tapi tidak untuk hatinya dan fikiranya yang kacau tentang perjodohan itu, raka berhenti di suatu tempat dan berjalan tanpa arah menatap kosong kedepan, tiba tiba raka mendengar kata kata yang membuatnya untuk berhenti dan melihat dari siapa kata kata itu, dan saat itulah raka terkejut melihat seorang gadis yang juga terkejut melihatnya
"gak! ini gak mungkin" ucap gadis itu menatap kearah raka, gadia itu mengucek ngucek matanya berharap yang ada di depanya ini cuma kehaluan.
"lo kenapa?" tanya raka pada kara, ya gadis itu adalah kara putri cewek pembuat onar yang selalu membuat moodnya menjadi buruk
"hah jadi ini bener lo? ketos galak itukan?" tanya kara sambil mengusap usap pipi raka, raka bingung apa yang dilakukan oleh kara, tapi raka tidak menepis tangan kara yang mengusap pipinya.
"hah iya, lo bener asli ketos galak itu!!, lo ngapain disini lo ngikutin gue ya?" tanya kara yang turun dari kursi yang tadi dia naiki
"kepedean lo mana mungkin gue ngi,,," ucap raka terputus oleh tawa kara
"bwahhhahahaha lo dikutuk sama siapa sih, emang lo buat salah apa hahhha" ucap kara sambil tertawa
"hah! maksud lo apa sih?" raka heran dengan kara yang aneh "lo gila ya" sambung raka lagi, dan itu membuat kara mendelik ke arah raka
"eh eh eh mulut anda gak ada saringanya, sampai lolos gitu?" tanya kara menatap raka
"abisan lo ketawa gak jelas gitu kan aneh kayak orang gila" ucap raka enteng
"alah itu gak penting, yang penting sekarang lo bilang ke gue kenapa lo bisa di kutuk?" tanya kara sambil duduk di kursi yang tadi, dan raka juga ikut duduk disana bersebelahan dengan kara
"maksud lo apa cobak? dikutuk apa? gue gak ngerti sama maksud lo" ujar raka yang bingung maksud kara
"lah lu tadi kodok yang gue usir itukan?" tanya kara pada raka dan menatapnya
"kodok apa coba gue baru sampai sini lo bilang i love you ke gue, ya makanya gue berhenti" jawab sejujurnya pada kara, kara memikirkan apa yang dikatakan oleh raka
"wait! berarti gue tadi nembak dia dong" batin kara yang baru sadar, "kalau dilihat lihat ni ketos lumayan juga, gak apa apa kali ya" batinya lagi
"kenapa udah inget sekarang?" raka menatap lurus lagi kedepan, ucapan kara membuat kara tersadar dari lamunanya
"oke karna tadi gue udah nembak lo berarti sekarang lo pacar gue" ucap kara sambil terseyum ke arah raka
"HAHHHH!!! gak mau gue" ucap cepat raka, gak mungkin dia harus pacaran dengan cewek pembuat onar ini
"gak usah kepedean lo, lo kira gue suka sama lo" ucap kara acuh
"terus ngapain lo minta gue jadi pacar lo?" tanya raka pada kara
"gini gina ya ketos galak, gue itu, eeeee gimana ya gue jelasinya, aduh gue bingung jelasinya" ucap kara bingung untuk kata katanya
"langsung aja!" kata raka datar pada kara
"hehehe jadi gini, gue mau dijodohin sama ortu gue hiks hiks" ucap kara sambil isi sok nangis gak jelas
"hah kok sama kayak gue ya" batin raka dan mulai serius mendengarkan kara
"dan katanya kalau gue punya pacar baru deh perjodohan itu dibatalin" kata kara dramatis
"lah itukan sama lagi" batin raka, "terus" ucap raka menaikan satu alisnya
"lo bantuin gue ya, mau ya jadi pacar gue gue mohon ya, kalau lo mau gue bakal nuruti semua keinginan lo, lo suruh gue jadi babu, atau buatin lo pr, nah atau gue bakal gak terlambat lagi deh kesekolah" jawab raka semangat, "mau ya gue mohon ya ya" sambung kara sambil menunjuk kan wajah imutnya
"kok dia imut gitu sih, baru gue liat ternyata ni cewek punya muka se imut ini" batin raka menatap kara lekat
"gimana mau ya" tanya kara lagi, dan membuyarkan lamunan raka yang terpukau akan wajah imut kara
"kenapa lo minta bantuan ke gue lo kan bisa minta ke temen lo" ujar raka kembali menatap ke depan
"ish udah gak sempet, ortu gue mengharuskan bawa sekarang, kalau besok gue gak akan minta tolong ke lo" ucap kara kesal
"untung gue dikasik waktu sama mami papi, ternyata ada bedanya" batin raka,
"oke kalau lo gak mau" ketus kara dan berdiri dari duduknya
"eitsss bentar dulu, kalau gue mau bantuin lo, lo bilang bakal nuruti kemauan guekan" tanya raka dan menarik tangan kara untuk duduk kembali
"iya gue turuti semua, gimana mau ya" ucap kara dengan senyumnya menatap raka dengan mata berbinar
Raka tersenyum memikirkan apa yang bakal dia minta pada kara.
"idih jangan jangan ni anak gila ya seyum seyum sendiri" batin kara melihat raka,
"oke gue mau" ujar raka dengan senyum,
"terus balesanya lo mau apa?" tanya kara
"nanti gue kasik tau" jawab raka, kara senang mendengar itu dan langsung menarik raka
"eh mau kemana?" tanya raka terkejut karena tiba tiba di tarik oleh kara
"ke rumah gue" jawab kara enteng
"ngapain?" tanya raka yang masih bingung
"guekan udah bilang gue harus bawa pacar gue sekarang pada ortu gue supaya perjodohan itu dibatalkan" jawab kara
"ouh iya iya gue baru ingat" ucap raka, kara memasukan raka ke mobilnya dan melaju meninggalkan taman itu
"eh lo gila motor gue masih disana" kata raka pada kara
"aduh ambil entar, nanti gue anterin lagi kesini" jawab kara enteng
"emang gak ilang ditaruh disana?" tanya raka polos
"siapa juga yang ambil motor jelek lo itu" ucap kara malas
"eh enak aja lo bilang motor gue jelek, gue pastiin lo bakal naik motor gue yang jelek itu" sambung raka kesal
"udah tenang aja gak bakal ilang" ucap kara, dan kembali fokos pada setirnya. Sampailah mereka di rumah kara, mereka turun berbarengan
"lo harus jadi pacar yang romantis ya di depan ortu gue" suruh kara pada raka, dan raka hanya menganguk "lo ngertikan jadi pacar romantis?" tanya kara memastikan, dan raka menggelengkan kepalanya.
Kara menarik nafas panjang dan menatap raka kesal "oke gak apa apa kar lo pasti bisa" batin kara
"oke lo ikuti saja gue, nanti lo pasti bisa ngimbangin permainan gue" suruh kara dan raka hanya mengangguk lagi, "nanti kalau di tanya udah berapa lama kita pacaran lo bilang 1 tahun oke" dan lagi lagi raka hanya mengangguk gak ada yang tau apa yang sedang ada di fikiran raka.
Kara mengajak raka masuk ke rumahnya, raka memulai peranya sebagai pacar kara dengan selalu terseyum, kara pun sama dia terseyum saat masuk ke rumah
"MAMA PAPA KARA BACK!!" teriak kara keras keras samai raka menutupi telinganya
"berisik lo" ketus raka
"biarin ini rumah gue, suara gue masalah buat lo?" tanya kara juga ketus
"enggak! ini kenapa juga lo gandeng gandeng tangen gue lo kira kita mau nyebrang hah" ucap raka sambil menunjuk tangannya yang di gandeng kara
TUKK
kara mengetuk dahi raka "ini peranya emang gini biar keliahatan romantis, lo diem aja deh jangan banyak omong, kalau ditanya baru ngomong oke" raka hanya mengangguk malas
"iya kenapa sayang, kenapa kamu teriak teriak gak jelas?" tanya mama nana yang turun dari arah tangga bersama papa doni, kara melihat ke arah mama dan papanya dengan tersenyum
"pa ma kenalin ini raka pacar kara" ucap kara memperkenalkan raka kepada orangtuanya setelah duduk di ruang tamu, mama dan papa kara terkejut melihat putrinya membawa pacar kerumah
"kamu bener pacar anak saya?" tanya mama nana menatap raka
"iya tante" jawab raka dengan gaya coolnya atau mendalami peran
"hah! ni anak tadi aja agak gugup gue lihat sekarang aktingnya bagus banget" heran kara menatap raka
Papa doni melihat lekat ke arah raka "kamu gak bohongkan?"
"enggak om saya bener pacar kara" jawab raka sambil melihat kara
"kalau gitu saya mau mastiin, kalian jawab barengan ya" suruh papa doni, kara tiba tiba gugup dan menatap raka
"ni anak gak ada gugup gugupnya, sumpah" batin kara
"oke kalian sudah berapa lama pacaran?" tanya papa doni
"1 tahun" ucap kara dan raka barengan, kara lega karena pertanyaanya itu sudah dia beritahu pada raka, papa doni hanya manggut manggut kepala
"makanan kesukaan?" tanya papa doni, seketika kara menjadi gelisah tapi raka biasa saja
"1 2 3"
"bakso" jawab mereka barengan kara langsung tersenyum
"untung sama, thanks tuhan udah bantu aku" batin kara
"ee minu,,," ucapan papa doni terpotong oleh mama nana
"udalah pa jangan banyak tanya, kalau kara emang udah punya pacar, biarin aja nanti biar mama yang ngomong perjodohanya dibatalkan" ujar mama nana, kara langsung tersenyum senang karena papa dan mamanya percaya bahwa raka pacarnya
"oke baiklah kamu menang kara" ucap papa doni
"makasi papa" jawab kara senang, memeluk papanya
"oh iya raka kamu kelas berapa?" tanya mama nana
"kelas 12 tante" jawab raka seadanya
Dan tidak butuh waktu lama raka sudah akrab dengan orang tua kara, raka merasakan orang tua kara sama seperti orang tuanya yang hangat dan asik. Sama seperti raka, papa doni dan mama nana juga merasa sangat senang bisa bertemu raka dia seperti melihat temanya, tak terasa malam semakin larut raka pamit untuk pulang
"ma pa raka pamit pulang dulu ya" ucap raka, dan raka sudah memanggil mama papa karena di suruh oleh doni dan nana
"iya, kamu sering sering kesini ya raka" ucap mama nana sambil tersenyum
"iya ma" ucap sopan raka
"kamu jaga anak papa di sekolahnya ya raka jangan biarkan dia buat ulah" kata papa doni
"siap pa tenang aja" jawab raka tegas, dan kara hanya cemberut melihat kedekatan raka dan ortunya
"udah ya ma pa kara mau anter raka dulu" pamit kara pada ortunya
"loh kamu gak bawa mobil atau motor gitu?" tanya mama nana
"bawa kok ma, tapi bannya bocor makanya kara jemput tadi sekarang di bengkel" jawab kara, dan mereka berdua pamit pergi, sekarang raka yang mengambil alih kemudinya
"lo kok bisa cepet akrab sama ortu gue sih?" tanya kara membuka suara
"gue juga gak tau, tapi tadi gue merasa nyaman aja ngobrol sama mereka" jawab raka, "kayaknya ortu lo beneran percaya gue pacar lo deh" sambung raka lagi
"ya baguslah kan emang itu tujuanya" jawab kara, dan akhirnya dia merasa bisa bebas dari perjodohan ini
###
"pa tadi mama pas ngobrol sama raka kayak inget seseorang deh" ujar mama nana
"iya papa juga ngerasa kayak gitu, seperti mengingatkan sama siapa giti" kata papa doni sambil mengingat ingat
"apakah raka itu,,," ucap mereka berdua, saling tatap
"mama juga mikirnya kesana?" tanya papa doni
"iya pa, mama juga ingat nama anaknya raka jugakan?" tanya mama nana dan diangguki oleh papa doni
"kalau gitu nanti kita suruh raka buat pertemukan kita pada orang tuanya gimana setuju gak?" tanya papa doni
"iya pa mama setuju, juga buat pastiin itu juga" jawab mama nana.
###
Dan sampailah kara dan raka di taman, tempat dimana pertemuan mereka berdua yang akan merubah nasib mereka, raka turun dari mobil kara dan di ikuti oleh kara.
"oh iya ka thanks ya lo udah bantu gue" ucap kara berterimakasih
"iya santai aja" ujar raka
"terus mau lo apa buat bales kebaikan lo ini?" tanya kara pada raka, dan raka tersenyum dengan pertanyaan kara
"gue mau lo bantuin gue" suruh raka pada kara
"hah bantuin apa, kalau bantuin nyuri gue gak mau, DOSA!" ucap kara dengan menekankan kata terakhirnya
"bukan itu ngapain juga gue nyuri" ucap raka sambil menyentil dahi kara
"awww! lo kira gak sakit apa lo sentil kayak gitu" ketus kara sambil mengusap usap dahinya
"iya iya sorry lo juga sih mikir kayak gitu tentang gue" ucap raka gantian mengelus dahi kara dan sesekali meniupnya, kara terkejut dengan perlakuan raka yang sedikit membuat jantungnya berlari lari, dan bisa sedekat ini dengan raka sampai sampai bisa mencium aroma mint yang menyegarkan dari tubuh raka
"ekhmmm jangan buat gue baper deh sama kelakuan lo" ucap kara pada raka, dan raka pun selesai dengan urusanya tadi
"makanya jangan bawa kehati" jawab enteng raka
"aduh lqngsung aja deh mau lo apa?" tanya kara pada raka
"gue mau lo,,," ucap raka tergantung
"jangan yang macem macem ya" sahut kara sambil menatap raka
"iya tenang aja gue gak kayak gitu kok orangnya" jawab raka
"oke apaan " tanya kara dan menyiapkan pendengaranya
"gue mau lo lakuin,,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Helen Apriyanti
gntung ... lkuin apkh.. yuk ach lnjut lg bca nya ..
2022-05-04
1