Memperjelas Semuanya

Sepanjang perjalanan kembali ke pesantren, Maher hanya diam membisu. Sangat berbeda ketika mereka berangkat tadi. Hal itu membuat Arkana merasa curiga. Tak biasanya kakaknya itu diam seribu bahasa. Arkana yakin jika telah terjadi sesuatu pada Maher. Apalagi Arkana menyadari diamnya Maher terjadi sesaat setelah Jihan pergi. Bahkan tak lama kemudian, Maher pun mengajak Arkna untuk kembali.

Maher tengah berkelut dengan fikirannya. Dia seolah tak percaya jika dia akan kembali melihat tasbih itu secepat ini. Namun masih ada sedikit keraguan didalam hatinya. Pada awalnya Maher berharap jika Alifa adalah Farah. Tetapi apa yang dilihat hari ini, jika tasbih itu adalah milik Jihan. Yang artinya kemungkinan besar Jihanlah sosok

Alifa yang mereka cari.

“Seharusnya aku merasa senang karena jalan menemukan Alifa sudah ada didepan mata. Bahkan bukti terkuat pun sudah terlihat. Tapi kenapa? Kenapa hatiku masih enggan mempercayainya? Maafkan hamba-Mu ini ya Rabb jika masih meragukan petunjuk yang telah Kau berikan.” Batin Maher dalam lamunannya.

“Kak…. Kak Maher ada sesuatu yang mengganggu fikiranmu?” Arkana memastikan dengan menepuk pundak Maher. Sontak hal itu membawa Maher kembali ke dunia nyata.

“Kenapa?” tanya Maher balik karena tidak menyimak pertanyaan Arkana dengan seksama.

“Ada yang sedang kakak fikirkan?” Arkana kembali bertanya setelah mendengus kesal.

“Tidak ada.” Jawab singkat Maher.

“Kalau tidak ada kenapa sejak tadi hanya diam dan melamun?” lanjut Arkana memojokkan.

“Eh…. Memang kalau diam pasti melamun? Sok tahu saja kamu ini.” Maher masih enggan mengakuinya. Dia berlalu meninggalkan Arkana yang menatapnya dengan bingung.

“Aku tahu jika kau sedang menyembunyikan sesuatu dariku Kak.” Gumam Arkana penuh keyakinan menatap punggung Maher.

“Maaf Arka aku masih belum bisa menceritakannya padamu. Beri aku sedikit waktu untuk memikirkan semuanya. Setidaknya setelah aku bisa yakin sepenuhnya apa yang terjadi hari ini.” Batin Maher sembari berlalu pergi.

Sesampainya di pesantren, dengan hati gelisahnya. Maher mengajak Arkana untuk memurojaah hafalannya. Agar bisa mendapatkan ketenangan hati. Arkana pun dengan senang hati menerima ajakan Maher. Murojaah pun dimulai dari Maher.

Mereka secara bergantian membaca dan melantunkan ayat Al Qur’an. Sementara yang lainnya menyimak. Namun tidak seperti biasanya, hari ini Maher terlihat tidak fokus. Beberapa kali bacaannya meleset. Padahal diantara mereka berdua, Maher selalu bisa menyelesaikan murajaahnya dengan mulus. Oleh karena itu, Arkana sengaja menghentikan murajaah mereka.

“Ada apa sih Kak?” Arkana fokus menatap Maher meminta jawaban. Maher kembali diam sembari menundukkan kepala. Dia juga kesal pada dirinya sendiri, mengapa masalah tadi terus mengganggu fikirannya.

“Kak!!” seru Arkana karena tak mendapatkan jawaban.

"Sebenarnya tadi aku melihat petunjuk yang mungkin bisa membawa kita pada Alifa.” Maher akhirnya mengungkapkan semuanya pada Arkana.

“Sungguh? Lalu kenapa kakak baru memberi tahuku?” sahut Arkana mencekran kedua pundak Maher. Dia sedikit kecewa pada sikap Maher yang menyembunyikan hal itu darinya.

“Kau lihat tasbih yang diberikan Farah pada Jihan tadi?” tanya Maher menatap Arkana.

“Apa hubungan tasbih itu dengan Alifa?” Arkana mencoba mencari tahu hubungan keduanya.

“Dulu saat Alifa dijemput oleh keluarganya, aku secara diam-diam mengambil tasbih Abi dan meletakkannya ditas kecil milik Alifa. Aku tak pernah tahu kenapa dulu aku melakukan itu.  Tapi sekarang aku mengerti, jika Allah telah merencanakan semua itu karena Allah sang Maha Tau. Hari ini aku kembali melihat tasbih itu, dan itu adalah milik Jihan.” Maher menjelaskan Arkana melepaskan tangannya dari pundak Maher. Tubuhnya melemas, otaknya mulai berfikir. Apakah Jihan adalah Alifa?

“Jadi Jihan adalah Alifa?” tanya Arkana memastikan.

“Aku juga belum sepenuhnya yakin. Tapi aku sangat yakin jika tasbih itu adalah tasbih yang sama dengan yang aku berikan pada Alifa. Makanya aku tak langsung menceritakannya padamu. Aku berniat mencari tahu kebenarannya dulu. Tapi malah hatiku yang gelisah.” Maher menghempaskan nafas pelan. Keduanya kembali terdiam mencoba mencerna setiap kejadian.

“Kalau begitu besok kita datangi rumah Jihan dan Farah. Kita harus segera memastikan keduanya Kak.” Ucap Arkana memecahkan kesunyian.

“Tapi besok kita memiliki jadwal full di pesantren.” Maher mengingatkan Arkana.

“Untuk kali iniii…. Saja Kak. Arka mohon gunakan gelar Gus kakak untuk meminta izin pada Kiyai Hamid. Kita harus segera memperjelas semuanya Kak dan lekas membawa pulang Alifa.” Pinta Arkana. Maher bingung, haruskah dia mengikuti permintaan dan saran dari Arkana. Selama ini dia tidak pernah memanfaatkan gelarnya untuk mendapatkan atau mencapai sesuatu. Tapi masalah ini juga sangat penting. Jadi Maher sangat bingung jalan mana yang harus dipilihnya.

“Please Kak…..” Arkana menatap Maher penuh permohonan.

“Baiklah besok kita sowan kerumah Kiyai Hamid.” Maher akhirnya menyetujui rencana Arkana.

“Terimakasih Kak, terimakasih.” Jawab Arkana senang sembari memeluk Maher.

Dirumah Rayhan, Assyfa kembali terlihat termenung. Rayhan yang melihatnya pun lantas menghampiri sang istri. Memeluknya dari belakang dan memberikan kecupan lembut pada pundaknya. Rayhan sangat tahu jika seperti ini hati dan perasaan Assyfa tidak sedang baik-baik saja.

“Sayang ada apa?” Rayhan bertanya dengan lembut.

"Syfa sedang memikirkan anak-anak Mas. Sekarang mereka sudah beranjak dewasa. Saat waktunya tiba nanti mereka pasti akan pergi meninggalkan kita. Membangun keluarga mereka sendiri. Pasti rasanya akan sangat sepi saat mereka tak lagi bersama kita.” Assyfa memeluk erat tangan Rayhan yang melingkar diperutnya.

“Kita masih punya banyak waktu bersama anak-anak. Zafiya saja masih MTS, kenapa kau sudah berfikir sejauh itu.” Rayhan memutar tubuh Assyfa. Meletakkan kedua tangannya diatas pundak Assyfa. Menatapnya penuh kasih sayang.

“Tapi anak-anak akan terus bertumbuh Mas.” jawab Assyfa.

“Kau tak akan pernah kesepian, mas akan berikan begitu banyak cinta dan kasih sayang. Mas tak akan pernah membiarkan bidadari mas ini bersedih.” Rayhan menangkup pipi Assyfa membawa tatapan mereka semakin intens.

“Kau tak pernah kurang memberikan perhatian, cinta dan kasih sayang untuk Syfa Mas. Mas dan anak-anak adalah sumber kebahagiaan Syfa.” Jawab Assyfa semakin menambah syahdu.

“Sampai kapan pun Mas tak akan pernah mengurangi kadar cinta dan kasih sayang Mas untukmu. Kau akan tetap jadi yang pertama dihati Mas.” Rayhan tersenyum hangat. Assyfa pun membalas senyum Rayhan.

Suasana romatis tercipta disela hembusan angin yang menerpa tubuh mereka. Rayhan pun mulai mendekatkan wajahnya. Mencoba menambah momen ini menjadi semakin sempurna. Assyfa pun tahu benar apa yang akan dilakukan sang suami. Hingga saat jarak keduanya tinggal satu cm menuju penyatuan. Zafiya datang menghancurkan momen yang sudah dinanti oleh Rayhan.

“Ayah… Bunda….” Seru Zafiya memasuki kamar orang tuanya yang memang tidak pernah terkunci itu. Rayhan dan Assyfa lekas mengambil jarak, saling menjauh satu sama lain.

“Eh… Ayah dan Bunda lagi ngapain berdiri ditepi balkon?” tanya Zafiya mendekati mereka.

“Lagi ngitungin daun-daun yang gugur.” Jawab Rayhan dengan kesal.

“Mas ini…. Ayah dan Bunda sedang menikmati semilir angin nak.” Jawab Assyfa setelah memberikan pukulan manja pada bahu Rayhan. zafiya menatap keduanya penuh telisik. Seolah tak percaya pada apa yang dikatakan sang bunda.

“Adek mau ngapain ke sini?” tanya Rayhan mengalihkan perhatian Zafiya dari Assyfa.

“Emm…. Tadi Nada telfon, eh… bukan tante Saffa yang telfon.” Zafiya terlihat bingung mau bicara dari mana.

“Jadi yang telfon Nada atau tante Saffa?” tanya Rayhan memastikan.

“Awalnya Nada yang telfon, abis itu tante Saffa juga ikutan ngobrol.” Zafiya mencoba menjelaskan.

“Terus….??” Tanya Assyfa menatap Zafiya.

“Lusa mereka akan pergi ke Bandung. Fiya boleh ikut tidak?” Zafiya mulai mengatakan tujuannya. Dia menundukkan kepalanya takut mendapatkan larangan dari ayah dan bundanya.

“Lusa kan Fiya tidak libur sekolah, kalau Fiya ikut terus gimana sekolahnya?” lanjut Assyfa penuh kelembutan.

“Izin aja bun, selama ini kan Fiya belum pernah ambil izin. Sekali aja bun.” Pinta Zafiya memohon.

“Ya sudah nanti biar ayah yang izinkan.” Sahut Rayhan memberi izin karena tidak tega melihat Zafiya yang memohon.

“Kalau bunda tidak mengizinka Zafiya tidak akan pergi.” Zafiya berusaha tersenyum.

“Siapa bilang bunda tidak mengizinkan sayang.” jawab Assyfa mengusap kepala Zafiya.

“Jadi Ayah dan Bunda mengizinkan?” sahut Zafiya tersenyum senang.

“Tentu saja sayang.” jawab Rayhan dan Assyfa bersamaan. Zafiya spontan memeluk kedua orang tuanya. Dia sangat bahagia diizinkan ikut bersama Saffana dan keluarganya pergi ke Bandung. Setelah itu Zafiya lantas berlari keluar dari kamar mereka dengan sumringah.

Sesaat kemudian Rayhan menatap Assyfa, dia pun langsung membopong Assyfa. Assyfa pun terkejut mendapatkan gerakan tiba-tiba dari Rayhan. Dia langsung mengalungkan kedua lengannya dileher Rayhan. Berpegangan dengan erat agar tidak terjatuh.

“Mas mau ngapain? Turunin Syfa Mas.” kata Assyfa sedikit ketakutan.

“Kita lanjutkan yang sempat tertunda tadi sayang.” jawab Rayhan seraya membaringkan tubuh sang istri diatas ranjang kebesaran mereka.

“Tunggu sebentar.” Lanjut Rayhan mengacungkan telunjuknya. Lalu dia lekas berlari menuju pintu dan menguncinya. Sementara Assyfa hanya menuruti setiap perintah dari Rayhan.

“Mari kita mulai berkelana sayang.” ucap Rayhan menghampiri Assyfa sembari tersenyum nakal. Jadilah mereka melakukan aktifitas yang selalu mereka sukai. Berkelana berdua mengarungi lautan cinta yang tak pernah ada batasnya.

.

.

Bersambung......

.

.

.

Hayo Awas otaknya jangan pada ikut berkelana ya hehehe......

Gak kerasa udah sampai dipenghujung Ramadhan. Semoga kita selalu diberikan kesehatan dan kekuatan, dan dipertemukan kembali dengan Ramadhan tahun depan. Terimakasih untuk semua yang sudah mendukung RISALAH RINDU. See you next episode, salam hangat selalu.

Terpopuler

Comments

Az zahra

Az zahra

lanjut thor

2021-05-12

1

Ruby Talabiu

Ruby Talabiu

lanjuttt

2021-05-12

1

Juanita Lemah

Juanita Lemah

lanjut trs ttp semngat

2021-05-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!