Paras yang rupawan memang selalu bisa membuat orang kagum. Namun paras rupawan saja tidak akan cukup untuk menjamin sebuah kebahagiaan. Dia juga harus memiliki hati yang baik dan tulus. Apalagi dilengkapi dengan perangai baik dan keimanan didalam hatinya. Dengan begitu tak akan ada yang bisa menolak untuk mengaguminya. Jadi jangan sampai tertipu oleh keindahan paras. Lihatlah lebih dalam ke dalam hatinya. Maka kau akan menemukan kebenaran sejati tentang dirinya. Bukan hanya kebohongan yang tersembunyi dibalik paras rupawannya._ MAHER
*****
Kadatangan Maher dan Arkana di pesantren Al Amin mampu menjadi sorotan. Terutama para santriwati dan beberapa ustadzah muda. Siapa yang tidak akan mengagumi kerupawanan paras mereka. Apalagi dengan perangai baik dan super lembut yang mereka miliki. Bahkan bukan hanya para wanita yang memuji mereka. Para pria pun turut memuji mereka, mereka nampak seperti laki-laki yang sempurna. Hal ini lah yang kerap kali mengganggu Maher dan Arkana. Mereka sangat tidak suka menjadi pusat perhatian. Mereka merasa tidak nyaman dengan semua itu.
Menjelang magrib Maher dan Arkana menuju masjid hendak mengikuti setiap kegiatan santri disana. Seperti perjanjian sebelumnya, mereka akan tinggal layaknya santri. Maka mereka juga akan mengikuti setiap kegiatan yang ada disana. Meski tak semua kegiatan bisa mereka ikuti. Namun mereka tetap bersikap layaknya santri. Dari pada status mereka tersebar dan akhirnya membuat mereka disegani. Mereka memilih menyetujui persyaratan yang diberikan Kiyai Hamid. Tentang kegiatan apa saja yang boleh diikuti.
“Coba lihat santri baru itu, masyaallah tampannya. Sudah tampan sholeh, duh… paket lengkap banget sih. Aku mau deh satu untuk jadi suamiku.” Ucap salah satu santriwati dari kejauhan.
“Huss… hati-hati kalau ngomong. Kalau sampai kedengaran oleh pengurus atau seksi keputrian dan keamanan bisa habis kamu kena hukum. Lagi pula aku dengar mereka itu sudah kuliah.” Jawab temannya mengingatkkan sembari berbisik.
“Sepertinya mereka juga bukan orang biasa seperti kita. Soalnya tadi aku lihat Kang Adam dan Kang Farid yang jemput mereka. Bahkan mereka disambut langsung oleh Pak Kiyai dan Bu Nyai.” Sahut teman satunya.
“Bisa jadi juga, hal itu diperkuat dengan mereka yang diberikan kamar dalem. Kalian tahu kan kamar dalem itu khusus untuk para pengurus dan beberapa pengajar. Sedangkan mereka baru saja datang hari ini dan langsung menempati kamar dalem. Apa mungkin mereka masih kerabat dekat Pak Kiyai?” tanya santriwati pertama semakin penasaran.
“Sudah cukup gosipnya, sudah adzan tuh kalau sampai telat yang ada kita akan kena catat seksi agama. Memang kalian mau dihukum dan didenda.” Celetuk teman lainnya mempercepat langkah menuju masjid. Mereka semua kompak menggeleng, lalu lekas mengikuti langkah cepat sang teman yang pergi lebih dulu.
Disudut lain terlihat beberapa santriwan juga ikut membahas tentang Maher dan Arkana. Sama seperti para santriwati, mereka membahas tentang jati diri keduanya. Kecurigaan dan alasan yang sama menjadi penguat keyakinan mereka, jika Maher dan Arkana adalah orang spesial. Namun mereka tak berani membahas lebih jauh. Bagaimana pun juga hal itu berkaitan erat dengan dalem dan keluarga Pak Kiyai. Sehingga mereka memilih meredam kecurigaan dan kasak kusuk yang ada diantara para santri.
“Kenapa sih Kak sedari tadi semua orang menatap aneh kita?” tanya Arkana yang mulai merasa tak nyaman.
“Namanya juga kita orang baru disini. Pasti mereka penasaran pada kita. Sudah abaikan saja mereka.” jawab Maher dengan santainya.
“Apalagi para santriwati, mereka terus menatap kita. Bahkan ada beberapa yang sampai tak bisa menutup mulutnya.” Lanjut Arkana sesekali memperhatikan sekitarnya.
“Kau ini masih sempat-sempatnya memperhatikan santriwati.” Sahut Maher merangkul bahu Arkana dan menariknya dengan sedikit keras.
“Aduuh, sakit tahu Kak. Bukan begitu, tapi memang pandangan mereka itu sangat aneh. Aku tahu pasti mereka terpesona dengan ketampanan kakakku ini. Lihatlah mereka masih melihat kemari. Banyak yang cantik-cantik lo Kak.” Jawab Arkana justru menggoda Maher sembari menatapnya dan menaik turunkan kedua alisnya.
“Bersihkan isi kepalamu, ingat kita disini untuk tujuan penting. Jangan meleng dan berbelok arah.” Ucap Maher mengetuk pelan kepala Arkana. Mencoba menyadarkan adik sepupunya yang sering kali berfikiran tak karuan.
“Aduh!! Kejam sekali sih kau padaku Kak.” Jawab Arkana memasang wajah memelas. Maher tak menghiraukannya, dia membawa Arkana segera masuk ke dalam masjid.
Ketika Maher dan Arkana menjadi pusat perhatian ditempat barunya, Afshin berhasil mengharumkan nama pesantren Darul Iman milik Kiyai Iqbal. Sekali lagi dia merhasil menyabet medali emas dalam kejuaraan panahan tingkat Provinsi. Hal itu langsung menjadikannya viral dan disanjung banyak orang. Bukan hanya karena kepiawaiannya melesatkan anak panah bak Srikandi. Tapi paras ayunya juga menjadi sorotan. Bahkan dia juga mendapatkan julukan ‘Bidadari Tangguh dari Pesantren’ dari para penggemarnya.
Kabar baik itu sampai dengan cepat ketelinga orang tua Afshin. Betapa bangganya mereka memiliki sosok putri yang sangat luar biasa. Bahkan wajah putrinya banyak bermunculan diakun media sosial. Banyak yang menyanjung dan mengelu-elukannya. Bahkan tak sedikit para emak-emak yang menuliskan komentar ingin menjadikannya menantu. Annisa tak pernah menyangka jika Afshin akan menjadi sosok yang besar seperti sekarang dan dikenal banyak orang. Pasalnya sejak kecil, Afshin terkesan anak yang cukup pendiam. Dia hanya mau berinteraksi dengan keluarga dan kerabat dekat saja. Sikapnya itu masih terbawa dan melekat padanya sampai sekarang. Namun setelah dia sering mengikuti kejuaraan dan perlombaan. Afshin sudah mulai pandai berbaur. Meski masih terkesan pendiam.
“Dad…. Mom…. Lihat kak Afshin terkenal sekarang.” Seru Malik berlari dari kamarnya. Dia menunjukkan artikel tentang kemenangan kakaknya dalam gawainya. Malik terlihat begitu senang dan bangga pada kakaknya.
"Benar sayang kakak sekarang sudah dikenal banyak orang.” Jawab Annisa.
“Wah…. Kakaku memang hebat. Aku harus segera memberi tahu Fiya dan Nada. Besok kita ke pesantern ya Dad. Malik ingin memberikan selamat pada kakak.” Pinta Malik dengan senyum banganya. Rendy tersenyum lalu mengangguk.
“Iya besok kita semua kesana. Kita beri kejutan untuk kakak saat dia kembali ke pesantren besok.” Jawab Rendy menyetujui. Malik sangat senang, meski dia sudah bisa dibilang dewasa. Namun terkadang dia akan bersikap sangat manja pada keluarganya. Terutama pada Afshin sang kakak. Begitu pun dengan Afshin, dia sejak kecil memang sering sekali memanjakan Malik. Meski demikian Malik bisa berubah menjadi remaja yang penuh tanggung jawab dan melidungi sang kakak saat Afshin dalam bahaya.
“Eh… yang dibicarakan muncul nih. Kak Afshin melakukan panggilan vidio.” Ucap Annisa saat ponselnya berdering.
“Mana Mom, biar Malik yang angkat.” Sahut Malik bersemangat. Lalu dengan cepat dia menggapai ponsel Annisa. Dengan riang dan seruannya, suara Malik membuat Afshin terperanjat kaget. Malik yang pertama kali mengucapkan selamat dan rasa bangganya pada Afshin. Kali ini Afshin ingin mengucapkan rasa terimakasihnya pada kedua orang tua dan seluruh keluarga. Berkat do’a dan dukungan merekalah Afshin bisa menjadi seperti saat ini.
Demi menunjukkan kehebatan Afshin, Adnan sengaja mengirimkan beberapa foto dan vidio saat Afshin memenangkan medali pada grub Wa. Yang beranggotakan Maher Dkk. Adnan memang ikut serta mendampingi Afshin dalam kejuaraan itu. Sehingga dia bisa mendapatkan semua dokumentasi perjuangan Afshin dari awal sampai pengalungan medali.
Setelah menerima notifikasi tersebut, grub itu menjadi sangat ramai. Bahkan Maher dan Arkana turut nimbrung disana. Mereka mengucapkan selamat dan memberikan banyak pujian pada Afshin. Sedangkan Afshin sang primadona sedang sibuk vidio call dengan keluarganya. Jadi dia belum sempat melihat dan membaca semua pesan yang masuk dalam ponselnya.
Dalam vidio yang dikirimkan Adnan, telihat jelas betapa tangguhnya Afshin. Afshin terlihat sangat keren ketika tengah membidik. Bahkan dia memiliki akurasi yang hampir sempurna disetian putarannya. Anak panahnya selalu melesat tepat pada titik sasaran atau hanya meleset satu sampai dua garis saja. Afshin memang pantas disebut sebagai ‘BIDADARI TANGGUH DARI PESANTREN’.
.
.
Bersambung.......
.
.
.
Jangan lupa like, vote, hadiah dan komennya. Dukungan kalian akan menjadi penyemangatku. Terimakasih, see you next episode.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Diyah Fitriyani
AzzBzzzzzBaaaaaaaazNaàaHHzvHàHzzàaàaàBaHDDDHZźzzzzZa
2021-05-12
0
Ruby Talabiu
lanjut thor up nya
2021-03-30
1
Az zahra
lanjut thor
2021-03-30
1