Setelah acara kelulusan berakhir, para tetua berkumpul dan bercengkrama bersama. Mereka saling berbagi kisah. Terkadang membahas masa lalu yang menjadi sejarah untuk mereka. Membicarakan sejarah memang akan selalu mengasikkan. Kita bisa kembali merasakan menjadi sosok beberapa tahu yang lalu. Meski pada kenyataanya sekarang sudah menjadi sesepuh.
Semua hadir dan berkumpul tanpa terkecuali. Abah dan Ummi, papa Ilham dan mama Ningsih, papa Rusdi dan istri, papa dan mama Rendy dan tak ketinggalan Kiyai Hasyim dan Bu Nyai. Mereka terlhat asik bertukar cerita. Bahkan kesempatan ini mereka gunakan untuk membahas tentang masa depan cucu-cucu mereka. Padahal mereka saja masih sangat muda. Tetapi para sesepuh sudah sangat tidak sabar melihat mereka tumbuh menjadi sosok dewasa.
Tak ingin kalah dengan para sesepuh. Generasi ketiga pun turut berkumpul membuat kelompok tersendiri. Disana ada Afshin putri tertua Rendy dan Annisa, Adnan putra sulung Dito dan Saffana, dan tak ketinggalan Arkana serta Maher. Bukan hanya mereka, bahkan para adik-adik mereka pun ikut nimbrung. Ya mereka bukan satu-satunya generasi ketiga dari masing-masing keluarga. Afshin memiliki seorang adik lelaki. Tak berbeda dengan Afshin, Adnan dan Arkana pun memiliki seorang adik yang berjenis kelamin perempuan. Berbeda dengan mereka, Maher memiliki sepasang adik laki-laki dan perempuan. Jadi keseluruhan dari mereka berjumlah 9 orang. Sungguh keluarga yang sangat besar jika mereka sedang berkumpul seperti saat ini.
Meski umur mereka berbeda-beda tetapi mereka sangatlah kompak. Terbukti kali ini mereka tengah membahas rencana mereka. Rencana yang mungkin sudah disusun sejak mereka kecil. Sebuah misi untuk mengembalikan senyum bunda Assyfa yang telah meredup. Senyum yang hilang bersama dengan perginya sang putri. Ya…. sebenarnya Rayhan dan Assyfa memiliki seorang putri lainnya. Lebih tepatnya saudari sepersusuan Arkana.
Dulu mereka semua sangat menyayangi baby cantik yang mereka beri nama Alifa. Bahkan Arkana kecil pun tak berhenti menangis saat adik kecilnya itu harus dibawa pergi darinya. Arkana sudah memiliki ikatan batin dengan Alifa. Begitupun dengan Rayhan dan Assyfa. Alifa hadir diantara mereka sebelum kelahiran Zafiya adik Arkana. Alifa hadir dengan membawa begitu banyak kebahagiaan untuk mereka. Saat pergi pun dia juga membawa kesedihan untuk semua orang. Terutama Assyfa yang merasa sangat kehilangan sosok Alifa.
Tetapi takdir pertemuan mereka sangatlah singkat. Setelah Assyfa dan Rayhan merawat Alifa selama satu tahun. Ayah kandung Alifa datang menjemputnya. Dia ingin mengambil kembali Alifa. Awalnya Assyfa menolak dan tidak mengizinkan. Tetapi setelah berdiskusi dengan Rayhan akhirnya mereka mengalah. Bagaimana pun juga dia berhak atas Alifa, karena dia adalah ayah biologis Alifa. Dengan berat hati Assyfa dan Rayhan menyerahkan kembali Alifa pada keluarga kandungnya. Dengan syarat jika mereka harus merawat Alifa dan menjaganya dengan baik. Menyayangi dan memberikan kehidupan yang layak. Mereka juga tidak boleh memutus kontak dengan Rayhan dan Assyfa. Kapan pun mereka ingin bertemu Alifa mereka harus mengizinkan.
Ayah kandung Alifa membawanya dan menyetujui segala persyaratannya. Satu tahun pertama semua berjalan sesuai kesepakatan. Mereka masih bisa bertemu dan berkumpul bersama meski hanya seminggu sekali. Tetapi tahun kedua dan tahun-tahun selanjutnya Rayhan dan Assyfa tak bisa lagi bertemu dengan Alifa. Entah kenapa keluarga kandung Alifa membawanya pindah keluar kota. Bahkan mereka juga tak meninggalkan alamat pada Rayhan dan Assyfa. Mulai sejak saat itu Assyfa selalu saja murung dan sedih. Senyumnya tak sehangat dan sebersinar dulu.
“Apa kalian sungguh yakin Alifa ada di kota L?” Afshin masih sedikit ragu akan informasi yang didapatkan mereka.
“Insyaallah kami yakin Kak. Lagi pula menurut tetangga dikediam lama mereka. Sebelum pergi mereka sempat menyebutkan kota itu.” Arkana meyakinkan Afshin.
“Tapi kota L itu sangat luas Kak. Dari mana kalian akan mulai pencarian.” Adnan menimpali sembari membayangkan luasnya kota itu.
“Seluas apa pun kita sudah sepakat dan yakin. Jadi kami akan berusaha mencari Alifa semampu kami. Sementara kami berusaha disana, tugas kalian disini memastikan agar rencana kita tidak bocor. Jangan biarkan ada yang tahu, terlebih bunda Syfa. Selain itu kalian juga harus menjaga para orang tua.” Maher kembali mengingatkan tugas mereka masing-masing.
“Kak Maher dan kak Arkana tenang saja, biar kami para lelaki yang menjaga orang tua.” Sahut Alif adik terkecil Maher seraya menatap Adnan dan Malik adik Afshin.
“Jangan lupakan kami, meski kami perempuan tapi kemampuan kami tak kalah dari kalian. Benar kan Kak Afshin?” sahut Zafiya menatap Afsihn, Nada adik Adnan dan Humaira adik kedua Maher.
“Iya iya kami tahu jika kalian semua hebat. Yang penting kita fokus pada tugas masing-masing. Kak Afshin, Adnan, Alif dan Humaira akan berada dilingkungan pesantren. Mereka akan bertanggung jawab menjaga dan mengkondisikan Abi, Ummi , Mbah Kung dan Mbah Ti. Terutama Mbah Kung, biasanya beliau yang lebih sensitif dari yang lainnya. Sedangkan Zafiya, Nada, dan Malik harus memastikan jika orang tua masing-masing tak curiga.” Maher mulai membagi tugas sesuai porsi dan posisi mereka.
“Masalah Mbah Kung biar Adnan saja yang mengurusnya. Kak Afshin dalam beberapa tahun kedepan masih harus fokus pada pesantren.” Sahut Adnan penuh keyakinan. Maher dan Arkana mengangguk tanda setuju.
“Untuk yang lainnya kami bergantung pada kalian semua.” Lanjut Arkana menatap para adik satu persatu. Mereka semua pun mengangguk dengan serempak.
Memang Afshin yang telah lulus tahun lalu diberikan amanat oleh Abi Iqbal. Dia diminta membantu menjadi pengajar dipesantren dalam bidang panahan. Kemampuan memanah Afshin sudah terasah sejak kecil. Dia memang sudah tertarik dengan olah raga itu sejak pertama kali melihatnya dipesantren. Kegigihan dan ketekunannya membuat dirinya terbilang sudah mahir di usianya saat ini. Jadi untuk saat ini dan beberapa tahun kedepan, Afshin akan berfokus pada pekerjaannya tersebut. Selain bekerja dia juga masih harus kuliah. Sehingga waktunya tidak akan bisa secara penuh berada bersama mereka untuk menjalankan rencana yang sudah sejak lama direncanakan.
Di sudut lain ruangan itu, terlihat Rayhan, Dito, dan Rendy memperhatikan anak-anak mereka. Mereka terlihat sangat serius tengah membahas sesuatu. Bahkan Alif yang paling kecil diantara mereka memasang wajah sangat serius. Seolah mereka tengah membicarakan rahasia besar yang ada diantara mereka.
“Lihatlah entah apa yang dibicarakan mereka.” Rayhan mengomentari pertama kali.
“Benar sangat serisu sekali sepertinya.” Dito menambahkan.
“Mungkin sedang mengadakan konfrensi.” Sahut Rendy dengan gurauannya.
“Konfrensi meja kotak ya Kak. Hehehe……” Dito menimpali sembari terkekeh.
Rayhan menggelengkan kepalanya. “Ada-ada saja kalian ini. Aku jadi penasaran dengan topik pembicaraan mereka.” Rayhan menjadi semakin penasaran.
"Jangan ganggu pembicaraan anak muda Kak. Paling juga mereka sedang membahas masalah Hafalan, pelajaran dan nilai. Bukanya seperti itu pembahasan mereka ketika berkumpul setiap kalinya.” Dito mengurungkan niat Rayhan yang hendak menghampiri mereka.
“Benar itu Ray, memang apa lagi yang bisa mereka bahas. Tidak mungkin mereka membahas masalah pacar. Toh disana ada Zafiya, Malik dan Alif yang masih dibawah umur.” Rendy membenarkan kata-kata Dito.
“Benar juga ya.” sahut Rayhan ikut membenarkan.
“Ayah… mama dan papa sudah mengajak pulang. Ayo ajak Zafiya pulang.” Assyfa, Saffana, dan Annisa menghampiri mereka.
“Iya Dad kita juga harus pulang ini sudah sangat malam.” Sambung Annisa.
“Loh aku kira kita akan menginap disini malam ini?” Rayhan menatap Assyfa menunggu jawaban.
"Para mama dan papa tak ingin menginap. Katanya besok cucu-cucu mereka harus sekolah. Mungkin Maira, Kak Willy, Om dan Tante yang akan menginap dan kembali esok.” Kali ini Saffana yang menjawab.
“Ya sudah kalau maunya begitu. Kita bisa apa, perintah orang tua kan harus dilaksanakan.” Sahut Rendy pasrah.
“Ya sudah ayo siap-siap Pa, panggil anak-anak.” Saffana menatap Dito.
“Siap Ma.” Sahut Dito. Kemudian para lelaki menghampiri anak-anak.
Setelah berpamitan mereka pun pulang secara beriringan. Berhubung waktu sudah sangat malam, mereka melajukan mobilnya dengan kecepatan rendah. Meski jalanan sepi, tetapi mereka tetap harus mementingkan keamanan dan keselamatan.
.
.
Bersambung.....
.
.
.
Gimana perasaan kalian membaca episode ini? Sedikit bingung dan puyeng ya karena terlalu banyak nama yang muncul 😁😁😅...... Bahkan ada beberapa nama baru juga yang semakin meramaikan keluarga mereka. Dukung mereka terus ya, beri like, vote, komen dan hadiah seikhlas kalian. Jangan lupa Rate 🌟 5. Terimakasih...... 🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Faticha76
LANJUTKAN... SEMOGA TIDAK BERBELIT²... HIHIHIHIHI
2021-05-31
2
Ruby Talabiu
smoga alifa cepat si temukan lanjut ya thor
2021-03-19
1
Sulissya Aihunan
Smoga Alifa baik" sja. Tumbuh jdi gadis Sholehah, mandiri dan kuat ya thor
2021-03-19
1