Karyawan Baru

Tiga hari kemudian, dua orang gadis berbeda bentuk sedang berdiri di hadapan Raja dan Dino.

Mereka adalah calon karyawan baru yang melamar pekerjaan di cafe ini.

"Bagaimana, Din? Kita terima?" Tanya Raja kepada sahabat gesrek nya itu, tapi Dino yang sedang melamun tak menggubrisnya.

"Din ...!!!" Bentak Raja sembari menggebrak meja, membuat Dino dan kedua gadis di hadapannya terkejut.

"Apaan sih, Ja? Buat kaget saja! Untung jantung ku tidak copot!" Dino yang kaget mengomel sambil mengelus dadanya.

"Habis aku tanya kau diam saja! Bagaimana? Kita terima?"

"Yang cantik ini terima dong, kalau yang gendut itu, jangan! Buat semak saja!" Bisik Dino dengan pelan di telinga Raja, sehingga kedua gadis di hadapan mereka itu tidak mendengarkannya.

"Baiklah! Rania Putri, kamu diterima bekerja disini." Ucap Raja sembari memandang gadis manis berpostur tinggi semampai.

Keputusannya itu disambut senyum girang Dino.

"Terima kasih, Pak." Jawab gadis bernama Tania itu.

"Jangan panggil kami Pak! Kami masih muda kok, walaupun tampangnya agak boros sih. Panggil Kakak saja!" Sahut Dino lemah lembut.

"Jangan panggil aku Kakak! Panggil Abang saja! Aku Raja dan yang ini Dino." Pinta Raja sambil memperkenalkan dirinya dan Dino.

"Iya, Bang." Balas Rania.

"Kalau saya gimana, Bang? Di terima atau tidak" Tanya gadis berbadan gendut di samping Rania dengan tidak sabar.

"Kamu tidak diterima!" Dino menolak dengan tegas. Wajah gadis itu berubah sedih.

"Tidak, dia hanya bercanda. Kamu juga di terima kok."  Raja menyela, sontak membuat Dino menoleh kearahnya.

"Ja, kok diterima?" Dino protes.

"Sudah, diam lah!"

"Jadi aku diterima, Bang?" Gadis gendut itu seperti tak percaya.

"Hmmm. Nama kamu Susanti ya?" Jawab Raja seraya melihat biodata gadis itu.

"Iya, Bang. Namaku Susanti Ratu Melati Indah mewangi sepanjang hari. Tapi cukup panggil Susan saja!" Sahut gadis gendut yang bernama Susan itu dan disambut gelak tawa semua orang.

"Panjang sekali namamu? Tapi kamu lebih cocok dipanggil Tina toon." Ejek Raja.

"Abang bolo-bolo." Susan bernyanyi dan menirukan gaya Tina toon memutar kepalanya.

"Coba putar kepalanya ke belakang sampai tiga ratus enam puluh derajat!" Tantang Dino.

"Tidak bisa dong, Kak! Memangnya aku burung hantu apa?" Susan protes. Raja, Dino dan Rania tertawa melihat tingkah lucu gadis gendut itu.

"Baiklah, kalau begitu kalian berdua sudah bisa mulai bekerja hari ini. Aku minta kalian bekerja yang rajin dan jujur ya!" Pinta Raja tegas.

"Kerja yang benar!" Dino menimpali.

"Siap, Bang ... Kak!" Jawab Rania dan Susan bersamaan.

"Kalian boleh pergi!" Ujar Raja.

"Permisi, Bang. Permisi, Kak." Kedua karyawan baru itu beranjak keluar dari ruangan duo gesrek.

"Bye, Rania." Dino melambaikan tangannya dengan senyum yang manis.

"Dasar genit! Pantang lihat cewek cantik sikit, langsung menjadi." Raja menepuk pundak Dino.

"Apaan sih, Ja? Tidak bisa lihat teman senang." Dino melengos.

"Jangan murahan dong jadi cowok! Buat malu kaum Adam saja kau!"

"Yeee ... kau itu yang buat malu kaum Adam, betah jadi jomblo dengan alasan pilihan hidup, padahal tidak laku." Dino membalas ucapan Raja.

"Eh ... jaga mulutmu ya, Dinosaurus! Jangan sembarangan! Kalau aku mau, semua cewek akan bertekuk lutut kepadaku." Ujar Raja sombong.

"Ciiihh ... mimpi!!! Belajar pacaran dulu! Tuh Ayumi nganggur."

"Kenapa bawa-bawa Ayumi?" Raja protes.

"Suka-suka aku dong mau bawa siapa?"

Dan terjadilah perdebatan tak berguna diantara Raja dan Dino, keduanya saling meledek dan mengejek satu sama lain. Untung saja mereka hanya berdua, kalau tidak orang yang mendengar perdebatan mereka pasti akan ke dokter THT, karena telinga mereka dikotori dengan ucapan-ucapan tak lazim duo gesrek.

***

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***