Empat

Menemui rekan bisnis ternyata memakan waktu lama. Niatnya hanya sekedar bertegur sapa karena tak enak hati malah berlanjut sampai bahasan rencana bisnis di masa mendatang, hingga mereka kembali ke kantor sekitar pukul empat sore. Sudah hampir waktunya pulang bagi para karyawan. Ardi mempercepat langkahnya meninggalkan Arum yang terlihat sedikit berlari untuk mengimbanginya.

“Cepet banget jalannya, Di.” Ucap Arum dengan nafas sedikit tersengal begitu keduanya berada di dalam lift.

“Kasihan Retha, aku tinggal lama banget. Tadi kan bilangnya cuma sebentar.”

“Udah kayak bapak beneran aja kamu Di.”

“Dia emang udah kayak anakku sendiri.”

“Tapi kan dia anaknya Kak Arka.”

“Tapi kan pas Freya hamil aku yang repot, kamu tau sendiri kan. Makanya si Retha tuh udah kayak anak aku. Orang bapaknya yang ngidam parah, aku yang kesana kemari nyari sampe setengah mampus sama…” ucapan Ardi terputus, ia enggan untuk melanjutkannya.

“Iya aku tau. Sama dia kan? Dia dimana yah sekarang Di?” tanya Arum dengan nada rendah.

Sejauh ini Arum tak tau apa yang terjadi dengan Ardi dan seseorang yang namanya tak boleh disebut, meski orang itu satu kelas dengannya saat kuliah dulu. Wanita yang merupakan sahabat Mamanya Retha itu menghilang begitu saja. Ardi juga sampai sekarang tak pernah membahas soal wanita itu, bahkan menyebut namanya pun seolah diharamkan.

Yang Arum tau hanya sebatas Ardi, Freya dan wanita itu adalah sahabat sejak SMK. Ardi menyukai Freya namun gadis itu malah dijodohkan dengan kakaknya. Entah berawal dari mana tapi Ardi dan orang yang menyebut dirinya mommy dari Retha membangun hubungan spesial. Mahasiswa di kampus menyebut mereka ‘pasangan uwuw’ karena keduanya selalu bersama meski tak di jurusan yang sama.

“Entahlah.” Jawab Ardi datar, kemudian melangkah keluar dari lift terlebih dahulu. Dia langsung mencari Retha, ternyata keponakannya itu sedang bercerita dengan Manda. Gadis kecil itu terus berceloteh menanggapi setiap ucapan Manda meski tangannya sedang sibuk dengan pensil dan buku gambar hingga tak sadar daddy nya sudah berdiri di depan meja Manda sambil melihat gambar yang sedang ia buat.

“Eh… Bapak sudah kembali?” sapa Manda.

“Daddy…” ucap Retha girang daddy nya sudah kembali, gadis itu segera turun dari kursi dan memutari meja Manda untuk segara menghampiri Ardi sambil mengepangkan tangannya minta digendong.

“katanya sebentar tapi kok lama.” Protes gadis berkuncir dua itu setelah di gendong Ardi.

“Iya maaf yah, Daddy lama. Nanti Retha boleh minta jajan apapun deh.” bujuk Ardi.

“No Daddy, Retha udah punya banyak jajan.” Gadis yang masih digendongan itu menunjuk meja Manda, benar saja ada banyak makanan ringan di sana.

“Kamu minta jajan sama Onty Manda?”

“Tidak Pak. Retha tidak minta. Itu dari karyawan-karyawan katanya seneng bisa nemenin anaknya bapak meskipun sebentar.” Ujar Manda sambil memasukan aneka jajan Retha ke dalam kantong kresek kemudian memberikannya pada Retha.

“Maaf jadi ngerepotin kamu, Manda.”

“Tidak repot sama sekali Pak. Retha anak yang menyenangkan, dia tidak rewel.” Jawab Manda.

“Terima kasih sudah menjaga Retha. kamu boleh pulang sekarang Manda.” Ucap Ardi kemudian berlalu masuk ke dalam ruangannya.

Ardi duduk di samping Retha yang sedang memasukan aneka jajanannya ke dalam tas.

“Udah selesai?”

“Udah Daddy.” Jawab Retha sambil menggendong tasnya.

Keduanya keluar dari ruangan untuk pulang.

“Onty Manda mau pulang juga?” tanya Retha pada Manda yang juga sedang menunggu lift terbuka. Sedangkan Ardi hanya diam.

“Iya sayang.”

Ketiganya masuk ke dalam lift, Si cerewet Retha masih terus berbicara dengan Manda sementara Ardi hanya jadi pendengar yang baik. Ketiganya berpisah di pintu keluar.

“Daddy, Onty Manda baik yah.” ucap Retha yang sudah duduk di samping kursi kemudi lengkap dengan sabuk pengaman yang melingkar di tubuhnya.

“Iya. Apa Retha seneng main sama Onty Manda?”

“Iya seneng Daddy. Temen-temen Onty Manda juga baik-baik. Kapan-kapan aku boleh yah main sama Onty Manda?”

“Boleh sayang.”

“Daddy gimana kalo Onty Manda jadi Mommy nya Retha?”

Hening, Ardi tak bisa menjawab celotehan ponakannya.

“Dad…” panggil Retha.

“Daddy Ardi?” ulang Retha lagi.

“Eh iya sayang kenapa?”

“Aku mau Mommy.”

“Iya nanti daddy cari mommy buat Retha.” jawab Ardi.

“Onty Manda aja Dad. Onty Manda baik, cantik juga.” Gadis kecil itu memberi usul.

Ardi tak menanggapi ucapan Retha, dia membuka sabuk pengaman dan pintu mobilnya begitu tiba di rumah Bunda Mira dan gadis kecil itu langsung keluar kemudian berlari menuju pintu utama yang terbuka.

“Mama, Retha pulang.” Teriaknya sambil menghampiri Freya yang sedang menemani Shaka bermain. Gadis kecil itu menyalami Mamanya kemudian mencium adik kecilnya yang seperti biasa sedang sibuk dengan mobil-mobilan mini.

Di belakang Retha ada Ardi yang ikut bergabung bersama mereka. Pria itu duduk di samping anak bungsu Freya dan menggendongnya ke pangkuan.

Retha membuka tasnya dan mengeluarkan aneka jajanan yang ia bawa dari kantor, “liat Shaka, kakak punya banyak jajan. Ini kita bagi dua yah, kata Papa kan adik kakak harus saling berbagi.”

“Anak pintar.” Freya mengelus kepala putrinya. Kemudian beranjak dari duduknya, mengambil minuman untuk Ardi.

“Sorry yah udah bikin kamu repot, Di.” Ucap Freya sambil menyodorkan gelas berisi jus jeruk.

“Tenang aja Fre, udah biasa di repotin. Lagian Retha sama Shaka kan juga anak aku.” Jawab Ardi setelah meminum jus jeruk dan meletakan gelasnya di meja.

“Enak aja ngaku-ngaku kamu. Bikin sendiri sana.” Ucap Arka yang baru saja kembali dari kantor. Dari dulu Arka memang kurang setuju kedua anaknya memanggil Ardi dengan sebutan Daddy, tapi tidak dengan istri gesreknya yang malah setuju dan membiarkan sahabat satu server dengan adik iparnya itu main Mommy Daddy dengan Retha, membuat anak gadis kecilnya itu keterusan memanggil Daddy sampe sekarang. Sedangkan si bungsu Sakha juga mengikuti kakaknya memanggil Ardi dengan sebutan Daddy.

“Papa…” Retha menghambur ke pangkuan Arka, begitu sang papa duduk di sofa. Sementara Shaka masih tertahan di pangkuan Ardi karena si daddy menahan batita itu.

“Pinter anak Papa.” Arka mengecup Retha.

“Pinter anak Daddy.” Tak mau kalah Ardi melakukan hal yang sama pada Shaka.

“Anak gue Ardi!” ujar Arka.

“Hush.. gue.. gue.. aku gitu Bang.” Sela Freya sambil memberikan jus jeruk pada Arka.

“Tuh dengerin bini lu ngomong Kak.”

“Kamu juga Di, sama aja. Dilarang pake bahasa ‘gue elu’ ntar anak gue jadi ngikutin.” Kesal Freya.

“Lah si gebleg itu lu pake ‘gue elu’ gimana sih Mama Freya.” Ejek Ardi.

“Keceplosan Di.” Elak Freya.

.

.

.

Dukung aku lewat like, komen dan favoritkan!

Terpopuler

Comments

Ersa

Ersa

😂😂🤣🤣

2023-01-13

0

Cut Ainun

Cut Ainun

geemeesss banget ma retha pengen cubit pipiny boleh ya thor 🤗🤗😏

2022-08-19

0

Nila

Nila

seru juga

2022-05-19

0

lihat semua
Episodes
1 Satu
2 Dua
3 Tiga
4 Empat
5 Lima
6 Enam
7 Tujuh
8 Delapan
9 Sembilan
10 Sepuluh
11 Sebelas
12 Dua Belas
13 Tiga Belas
14 Empat Belas
15 Lima Belas
16 visual
17 Enam Belas
18 Tujuh Belas
19 Delapan Belas
20 Sembilan belas
21 Dua Puluh
22 Dua Puluh Satu
23 Dua Puluh Dua
24 Dua Puluh Tiga
25 Dua Puluh Empat
26 Dua Puluh Lima
27 Dua Puluh Enam
28 Dua Puluh Tujuh
29 Dua Puluh Delapan
30 Dua Puluh Sembilan
31 Tiga Puluh
32 Tiga Puluh Satu
33 Tiga Puluh Dua
34 Tiga Puluh Tiga
35 Tiga Puluh Empat
36 Tiga Puluh Lima
37 Tiga Puluh Enam
38 Tiga Puluh Tujuh
39 Tiga Puluh Delapan
40 Tiga Puluh Sembilan
41 Empat Puluh
42 Empat Puluh Satu
43 Empat Puluh Dua
44 Empat Puluh Tiga
45 Empat Puluh Empat
46 Empat puluh lima
47 Empat Puluh Enam
48 Empat Puluh Tujuh
49 Empat Puluh Delapan
50 Empat Puluh Sembilan
51 Lima Puluh
52 Lima Puluh Satu
53 Lima Puluh Dua
54 Lima Puluh Tiga
55 Lima Puluh Empat
56 Lima Puluh Lima
57 Lima Puluh Enam
58 Lima Puluh Tujuh
59 Lima Puluh Delapan
60 Lima Puluh Sembilan
61 Enam Puluh
62 Enam Puluh Satu
63 Enam Puluh Dua
64 Enam Puluh Tiga
65 Enam Puluh Empat
66 Enam Puluh Lima
67 Enam Puluh Enam
68 Enam Puluh Tujuh
69 Enam Puluh Delapan
70 Enam Puluh Sembilan
71 Tujuh Puluh
72 Tujuh Puluh Satu
73 Tujuh Puluh Dua
74 Tujuh Puluh Tiga
75 Tujuh Puluh Empat
76 Tujuh Puluh Lima
77 Tujuh Puluh Enam
78 Tujuh Puluh Tujuh
79 Tujuh Puluh Delapan
80 Tujuh Puluh Sembilan
81 Delapan Puluh
82 Delapan Puluh Satu
83 Possessive Leader
84 ALWAYS LOVING U
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Satu
2
Dua
3
Tiga
4
Empat
5
Lima
6
Enam
7
Tujuh
8
Delapan
9
Sembilan
10
Sepuluh
11
Sebelas
12
Dua Belas
13
Tiga Belas
14
Empat Belas
15
Lima Belas
16
visual
17
Enam Belas
18
Tujuh Belas
19
Delapan Belas
20
Sembilan belas
21
Dua Puluh
22
Dua Puluh Satu
23
Dua Puluh Dua
24
Dua Puluh Tiga
25
Dua Puluh Empat
26
Dua Puluh Lima
27
Dua Puluh Enam
28
Dua Puluh Tujuh
29
Dua Puluh Delapan
30
Dua Puluh Sembilan
31
Tiga Puluh
32
Tiga Puluh Satu
33
Tiga Puluh Dua
34
Tiga Puluh Tiga
35
Tiga Puluh Empat
36
Tiga Puluh Lima
37
Tiga Puluh Enam
38
Tiga Puluh Tujuh
39
Tiga Puluh Delapan
40
Tiga Puluh Sembilan
41
Empat Puluh
42
Empat Puluh Satu
43
Empat Puluh Dua
44
Empat Puluh Tiga
45
Empat Puluh Empat
46
Empat puluh lima
47
Empat Puluh Enam
48
Empat Puluh Tujuh
49
Empat Puluh Delapan
50
Empat Puluh Sembilan
51
Lima Puluh
52
Lima Puluh Satu
53
Lima Puluh Dua
54
Lima Puluh Tiga
55
Lima Puluh Empat
56
Lima Puluh Lima
57
Lima Puluh Enam
58
Lima Puluh Tujuh
59
Lima Puluh Delapan
60
Lima Puluh Sembilan
61
Enam Puluh
62
Enam Puluh Satu
63
Enam Puluh Dua
64
Enam Puluh Tiga
65
Enam Puluh Empat
66
Enam Puluh Lima
67
Enam Puluh Enam
68
Enam Puluh Tujuh
69
Enam Puluh Delapan
70
Enam Puluh Sembilan
71
Tujuh Puluh
72
Tujuh Puluh Satu
73
Tujuh Puluh Dua
74
Tujuh Puluh Tiga
75
Tujuh Puluh Empat
76
Tujuh Puluh Lima
77
Tujuh Puluh Enam
78
Tujuh Puluh Tujuh
79
Tujuh Puluh Delapan
80
Tujuh Puluh Sembilan
81
Delapan Puluh
82
Delapan Puluh Satu
83
Possessive Leader
84
ALWAYS LOVING U

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!