Menemui rekan bisnis ternyata memakan waktu lama. Niatnya hanya sekedar bertegur sapa karena tak enak hati malah berlanjut sampai bahasan rencana bisnis di masa mendatang, hingga mereka kembali ke kantor sekitar pukul empat sore. Sudah hampir waktunya pulang bagi para karyawan. Ardi mempercepat langkahnya meninggalkan Arum yang terlihat sedikit berlari untuk mengimbanginya.
“Cepet banget jalannya, Di.” Ucap Arum dengan nafas sedikit tersengal begitu keduanya berada di dalam lift.
“Kasihan Retha, aku tinggal lama banget. Tadi kan bilangnya cuma sebentar.”
“Udah kayak bapak beneran aja kamu Di.”
“Dia emang udah kayak anakku sendiri.”
“Tapi kan dia anaknya Kak Arka.”
“Tapi kan pas Freya hamil aku yang repot, kamu tau sendiri kan. Makanya si Retha tuh udah kayak anak aku. Orang bapaknya yang ngidam parah, aku yang kesana kemari nyari sampe setengah mampus sama…” ucapan Ardi terputus, ia enggan untuk melanjutkannya.
“Iya aku tau. Sama dia kan? Dia dimana yah sekarang Di?” tanya Arum dengan nada rendah.
Sejauh ini Arum tak tau apa yang terjadi dengan Ardi dan seseorang yang namanya tak boleh disebut, meski orang itu satu kelas dengannya saat kuliah dulu. Wanita yang merupakan sahabat Mamanya Retha itu menghilang begitu saja. Ardi juga sampai sekarang tak pernah membahas soal wanita itu, bahkan menyebut namanya pun seolah diharamkan.
Yang Arum tau hanya sebatas Ardi, Freya dan wanita itu adalah sahabat sejak SMK. Ardi menyukai Freya namun gadis itu malah dijodohkan dengan kakaknya. Entah berawal dari mana tapi Ardi dan orang yang menyebut dirinya mommy dari Retha membangun hubungan spesial. Mahasiswa di kampus menyebut mereka ‘pasangan uwuw’ karena keduanya selalu bersama meski tak di jurusan yang sama.
“Entahlah.” Jawab Ardi datar, kemudian melangkah keluar dari lift terlebih dahulu. Dia langsung mencari Retha, ternyata keponakannya itu sedang bercerita dengan Manda. Gadis kecil itu terus berceloteh menanggapi setiap ucapan Manda meski tangannya sedang sibuk dengan pensil dan buku gambar hingga tak sadar daddy nya sudah berdiri di depan meja Manda sambil melihat gambar yang sedang ia buat.
“Eh… Bapak sudah kembali?” sapa Manda.
“Daddy…” ucap Retha girang daddy nya sudah kembali, gadis itu segera turun dari kursi dan memutari meja Manda untuk segara menghampiri Ardi sambil mengepangkan tangannya minta digendong.
“katanya sebentar tapi kok lama.” Protes gadis berkuncir dua itu setelah di gendong Ardi.
“Iya maaf yah, Daddy lama. Nanti Retha boleh minta jajan apapun deh.” bujuk Ardi.
“No Daddy, Retha udah punya banyak jajan.” Gadis yang masih digendongan itu menunjuk meja Manda, benar saja ada banyak makanan ringan di sana.
“Kamu minta jajan sama Onty Manda?”
“Tidak Pak. Retha tidak minta. Itu dari karyawan-karyawan katanya seneng bisa nemenin anaknya bapak meskipun sebentar.” Ujar Manda sambil memasukan aneka jajan Retha ke dalam kantong kresek kemudian memberikannya pada Retha.
“Maaf jadi ngerepotin kamu, Manda.”
“Tidak repot sama sekali Pak. Retha anak yang menyenangkan, dia tidak rewel.” Jawab Manda.
“Terima kasih sudah menjaga Retha. kamu boleh pulang sekarang Manda.” Ucap Ardi kemudian berlalu masuk ke dalam ruangannya.
Ardi duduk di samping Retha yang sedang memasukan aneka jajanannya ke dalam tas.
“Udah selesai?”
“Udah Daddy.” Jawab Retha sambil menggendong tasnya.
Keduanya keluar dari ruangan untuk pulang.
“Onty Manda mau pulang juga?” tanya Retha pada Manda yang juga sedang menunggu lift terbuka. Sedangkan Ardi hanya diam.
“Iya sayang.”
Ketiganya masuk ke dalam lift, Si cerewet Retha masih terus berbicara dengan Manda sementara Ardi hanya jadi pendengar yang baik. Ketiganya berpisah di pintu keluar.
“Daddy, Onty Manda baik yah.” ucap Retha yang sudah duduk di samping kursi kemudi lengkap dengan sabuk pengaman yang melingkar di tubuhnya.
“Iya. Apa Retha seneng main sama Onty Manda?”
“Iya seneng Daddy. Temen-temen Onty Manda juga baik-baik. Kapan-kapan aku boleh yah main sama Onty Manda?”
“Boleh sayang.”
“Daddy gimana kalo Onty Manda jadi Mommy nya Retha?”
Hening, Ardi tak bisa menjawab celotehan ponakannya.
“Dad…” panggil Retha.
“Daddy Ardi?” ulang Retha lagi.
“Eh iya sayang kenapa?”
“Aku mau Mommy.”
“Iya nanti daddy cari mommy buat Retha.” jawab Ardi.
“Onty Manda aja Dad. Onty Manda baik, cantik juga.” Gadis kecil itu memberi usul.
Ardi tak menanggapi ucapan Retha, dia membuka sabuk pengaman dan pintu mobilnya begitu tiba di rumah Bunda Mira dan gadis kecil itu langsung keluar kemudian berlari menuju pintu utama yang terbuka.
“Mama, Retha pulang.” Teriaknya sambil menghampiri Freya yang sedang menemani Shaka bermain. Gadis kecil itu menyalami Mamanya kemudian mencium adik kecilnya yang seperti biasa sedang sibuk dengan mobil-mobilan mini.
Di belakang Retha ada Ardi yang ikut bergabung bersama mereka. Pria itu duduk di samping anak bungsu Freya dan menggendongnya ke pangkuan.
Retha membuka tasnya dan mengeluarkan aneka jajanan yang ia bawa dari kantor, “liat Shaka, kakak punya banyak jajan. Ini kita bagi dua yah, kata Papa kan adik kakak harus saling berbagi.”
“Anak pintar.” Freya mengelus kepala putrinya. Kemudian beranjak dari duduknya, mengambil minuman untuk Ardi.
“Sorry yah udah bikin kamu repot, Di.” Ucap Freya sambil menyodorkan gelas berisi jus jeruk.
“Tenang aja Fre, udah biasa di repotin. Lagian Retha sama Shaka kan juga anak aku.” Jawab Ardi setelah meminum jus jeruk dan meletakan gelasnya di meja.
“Enak aja ngaku-ngaku kamu. Bikin sendiri sana.” Ucap Arka yang baru saja kembali dari kantor. Dari dulu Arka memang kurang setuju kedua anaknya memanggil Ardi dengan sebutan Daddy, tapi tidak dengan istri gesreknya yang malah setuju dan membiarkan sahabat satu server dengan adik iparnya itu main Mommy Daddy dengan Retha, membuat anak gadis kecilnya itu keterusan memanggil Daddy sampe sekarang. Sedangkan si bungsu Sakha juga mengikuti kakaknya memanggil Ardi dengan sebutan Daddy.
“Papa…” Retha menghambur ke pangkuan Arka, begitu sang papa duduk di sofa. Sementara Shaka masih tertahan di pangkuan Ardi karena si daddy menahan batita itu.
“Pinter anak Papa.” Arka mengecup Retha.
“Pinter anak Daddy.” Tak mau kalah Ardi melakukan hal yang sama pada Shaka.
“Anak gue Ardi!” ujar Arka.
“Hush.. gue.. gue.. aku gitu Bang.” Sela Freya sambil memberikan jus jeruk pada Arka.
“Tuh dengerin bini lu ngomong Kak.”
“Kamu juga Di, sama aja. Dilarang pake bahasa ‘gue elu’ ntar anak gue jadi ngikutin.” Kesal Freya.
“Lah si gebleg itu lu pake ‘gue elu’ gimana sih Mama Freya.” Ejek Ardi.
“Keceplosan Di.” Elak Freya.
.
.
.
Dukung aku lewat like, komen dan favoritkan!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Ersa
😂😂🤣🤣
2023-01-13
0
Cut Ainun
geemeesss banget ma retha pengen cubit pipiny boleh ya thor 🤗🤗😏
2022-08-19
0
Nila
seru juga
2022-05-19
0