Akhir pekanpun tiba, Perguruan Silat Harimau Rao kini sangat ramai dikunjungi. Bagaimana tidak, hari ini adalah hari patah hati bagi laki-laki di Nagari Sumpur Setia, karena wanita idaman mereka akan menikah hari ini dengan pendatang yang dipungut oleh ayah wanita itu, Bonar Siregar.
"Uda ganteng ... huhuuuuu!" Annisa pura-pura menangis, "Bolehkah aku menciummu?" ucap Annisa, namun dihalangi oleh Zulaikha.
"Kau tak boleh mengambil ciuman pertamanya!" seru Zulaikha yang sudah berdandan cantik.
"Aaaaa kau cantik sekali!" seru Annisa lagi memeluk sahabatnya itu.
"Iya, tak kusangka kau akan berakhir bahagia. Padahal banyak orang-orang aneh yang ingin meminangmu!" seru Laila ikut memeluknya.
"Hahaha cantik sekali anak Ayah, ibumu pasti senang di alam sana melihatmu bahagia begini," ucap Basridal Chaniago haru. Ia tak menyangka akan begitu cepat hari ini tiba. Sekarang anaknya itu akan menjadi tanggung jawab orang lain, yang akan menafkahinya lahir dan batin.
"Ayah ...." Zulaikha memeluk Basridal Chaniago.
"Ayo Nak, para Ninik Mamak dan Penghulu sudah menunggu," ucap Basridal Chaniago.
Acara adatpun dimulai, hingga pesta meriah berlangsung. Banyak tamu undangan yang datang, mulai dari rekan seprofesi Bonar Siregar sebagai Hulubalang dan dari perguruan silat lainnya dari seluruh penjuru Kerajaan Padang Nunang.
Datuk Rimbo Berangin menghampiri Basridal Chaniago. "Kenapa kau tak bilang memiliki putri yang cantik begini, padahal kau tahu aku punya anak yang ganteng, Saudagar kaya lagi." Datuk Rimbo Berangin berbisik padanya.
"Bagaimana lagi, ini adalah pilihan Zulaikha. Aku hanya ingin dia bahagia saja," sahut Basridal Chaniago pada sahabatnya itu.
"Ah ... sayang sekali," ucap Datuk Rimbo Berangin kemudian menyalami kedua pengantin.
"Datuk ...." Bonar Siregar menyalaminya.
"Wah ... benar-benar cantik sekali!" seru Datuk Rimbo Berangin menatap wajah Zulaikha. Bonar Siregar hanya senyum-senyum saja dicuekin Datuk Rimbo Berangin.
"Salam Datuk ...." Zulaikha menyalaminya.
"Tangan yang lembut," bisik Datuk Rimbo Berangin sambil senyum menggoda.
"Maaf Datuk! Tamu yang lainnya juga masih mengantri!" seru Zulaikha menarik tangannya. Ia merasa risih didekat Datuk Rimbo Berangin.
"Baiklah, padahal aku masih ingin mengobrol denganmu," sahut Datuk Rimbo Berangin.
Selanjutnya yang memberi selamat adalah perwakilan istana Goduang Gajah Morom, Datuk Marajo Silayang. "Selamat ya, semoga kalian langgeng, hahaha kalian gagah dan cantik. Pasti banyak yang patah hati, nih!" seru Datuk Marajo Silayang menyalami mereka.
"Hahaha Datuk terlalu memuji kami," sahut Bonar Siregar.
"Kalau ada yang kurang ajar pada kalian jangan sungkan beritahu padaku, kita akan usir mereka dari Rao ini," ucap Datuk Marajo Silayang pada Zulaikha ketika menyalaminya. Ia tahu kabar kecantikan Zulaikha telah mengundang banyak pemuda dan Saudagar kaya yang ingin meminangnya.
"Hahaha iya Datuk," sahut Zulaikha.
Sorenya seluruh tamu undangan sudah pulang, kini tinggal sanak saudara Zulaikha lagi yang tinggal dan beberapa murid perguruan yang membantu merapikan kembali kursi rotan dan mencuci piring kotor.
"Hahaha berakhir juga, kita sudah resmi menjadi suami istri. Rasanya seperti mimpi saja!" seru Bonar Siregar tak terasa air matanya membasahi pipinya. Ia tak menyangka yatim piatu sepertinya menikahi gadis cantik, bahkan mereka yang merawatnya ketika ia pingsan akibat berduel dengan harimau di bukit dua belas perbatasan Pagaruyung dengan Mandailing. Untung saja Basridal Chaniago sedang bepergian melewati daerah itu dan menemukan Bonar Siregar yang sekarat. Ia kemudian membawanya pulang ke Perguruan Silat Harimau Rao, selain merawatnya ia juga menampungnya, karena tidak memiliki tujuan dan tempat tinggal. Kini ia malah menikahi putrinya dan menjadi menantu.
"Kenapa kau sedih Uda?" tanya Zulaikha padanya.
"Aku hanya terharu saja mengingat masa lalu. Tak kusangka kau mau padaku," sahut Bonar Siregar memegang pipi Zulaikha. Ia memandangi wajah cantik wanita didepannya itu, "Aku harap kita bahagia hingga ajal menjemput!" seru Bonar Siregar kemudian mencium kening Zulaikha.
"Iya Uda, aku juga berharap demikian," sahut Zulaikha memeluk Bonar Siregar.
"Ehemmmmm, kalau pamer jangan didepanku, sakit tau ...." Alfian memegang dadanya. Ia datang mengantar hadiah untuk pernikahan mereka, walaupun ia kecewa tak dipilih oleh wanita pujaan hatinya itu.
"Hahaha kau sudah sembuh ya!" seru Bonar Siregar mengusap air matanya. Ia kemudian menghampiri Alfian, ketika pertandingan Pencak Silat kemarin ia babak belur dihajar oleh pesilat dari nagari Koto Rajo.
"Apalah itu, rasanya cuma seperti digigit semut saja. Mana mungkin pesilat tangguh sepertiku sekarat!" seru Alfian memuji dirinya sendiri. Ia kemudian menyalami mereka berdua, "Selamat ya ... semoga kalian tidak rukun, sering berantem dan cerai. Nanti aku akan menikahimu walaupun kau janda!" seru Alfian bercanda.
"Oh tidak bisa, aku tak mau berbagi pada siapapun!" seru Bonar Siregar kemudian merangkul Zulaikha yang senyum-senyum saja.
"Woi ... kalian jangan bermesraan begitu, bikin iri saja!" teriak Alfian.
"Ribut sekali!" seru Annisa diikuti oleh Laila menghampiri mereka, "Aduh kalian mesra sekali, bolehkah aku menjadi yang kedua?" Annisa menggoda Bonar Siregar.
"Aku juga ... yang ketiga tak apa deh!" seru Laila.
"Hei mana bisa!" seru Zulaikha memeluk Bonar Siregar, "Hanya aku yang boleh memilikinya!" serunya lagi.
"Ah ... bikin iri saja," teriak mereka serempak dan Bonar hanya tertawa melihat tingkah sahabat istrinya itu.
"Sebaiknya kita pergi saja, supaya mereka membuat anak-anak yang lucu," ucap Alfian mengajak Laila dan Annisa keluar dari kamar mereka.
"Hei aku berharap anak mereka perempuan yang cantik seperti ibunya!" seru Annisa.
"Tidak laki-laki saja, gagah seperti Uda Bonar," sahut Laila.
"Kenapa tak kembar saja doakan, supaya keinginan kalian terwujud. Ribut saja!" seru Alfian. Kupingnya panas, sahabatnya itu tak henti-hentinya mengoceh.
Zulaikha dan Bonar Siregar tertawa melihat tingkah mereka, kemudian mereka istirahat karena capek seharian melayani tamu undangan yang datang membludak diluar dugaan mereka. Mereka pun menikmati malam yang penuh bintang dengan suara jangkrik yang berdendang ikut menyanyikan lagu kebahagiaan malam pertama sepasang pengantin baru itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Nur Tini
Cerita bang regar, memotivasi agar kita tak pernah menyerah pada kehidupan. Nasib bisa dirubah asal ada usaha dan tekad yg kuat serta doa org tua dan diri
2022-09-05
0
Nur Tini
Bonar... Anak yatim piatu dgn tekad kuat hingga meraih Bintang yang rasanya gak mungkin digapai.
2022-09-05
0
Mr. Dirg Ant
Maaf bro, ga bisa datang ke acara kalian. Blm dapet ijin keluar..... Wkwkwkw
2022-07-27
0