Zulaikha merasa sedih mendengar cerita dari Bonar Siregar, padahal seharusnya ia senang. Entah kenapa ketika ia mendengar Putri mahkota Kerajaan Padang Nunang, Putri Sakinah mendukung Bonar Siregar, hatinya terasa sesak dan cemburu. Ia merasa mereka akan berpisah dan sulit akan bertemu lagi.
"Kau kenapa Zulaikha? Apakah kau sakit?" tanya Bonar Siregar menengok ekspresi wajah muram Zulaikha.
"Mungkin ia tak enak badan habis bekerja," sela Basridal Chaniago. Ia tahu anak gadisnya itu sedang cemburu, namun apalah daya. Pria gagah didepannya itu tak peka pada perasaan anaknya.
"Ya, sudah istirahat saja, nanti aku beli nasi bungkus saja buat kita. Kan, aku dapat hadiah 1000 koin emas," sahut Bonar Siregar beranjak keluar mau membeli nasi ke kedai.
Kini tinggal Zulaikha dan ayahnya lagi di ruang tamu itu.
"Kalau kau diamkan, nanti dia hanyut lho." Basridal Chaniago menggoda anaknya itu.
"Apaan sih ayah nih ..." sahut Zulaikha malu.
"Iya betul yang ayah bilang, dia itu memang menyayangimu. Namun, tak akan berani meminangmu lho," ucap Basridal Chaniago lagi.
"Kenapa begitu Ayah?" tanya Zulaikha bingung.
"Kau tahukan masa lalunya?" seru Basridal Chaniago dan Zulaikha mengangguk setuju, "Dia akan menganggap kau itu sebagai saudaranya dan menganggap ayah sebagai ayahnya juga," seru Basridal Chaniago lagi membuat sedih Zulaikha, karena ia menyukai Bonar Siregar, bahkan ia sudah banyak menolak Pemuda, Datuk dan Saudagar kaya yang ingin meminangnya. Kadang-kadang terjadi pertarungan kecil akibat penolakannya itu, namun ayahnya dan Bonar Siregar mampu mengatasinya.
Basridal Chaniago sebenarnya mulai khawatir dengan keadaan anak gadisnya ini. Karena kecantikannya sudah mulai menyebar ke Nagari lain juga dan tak kemungkinan akan sampai keluar dari Kerajaan Padang Nunang. Ia takut nanti orang-orang yang kecewa dengan penolakannya melakukan hal gila atau dipaksa menikah dengan pejabat pemerintah yang tak disukai anak gadisnya itu. Karena ia hanya ingin anak gadisnya itu menikah dengan lelaki idamannya, supaya pernikahannya bahagia. Buat apa menikahi pejabat atau saudagar kaya namun tak bahagia, itulah yang ada dipikiran Basridal Chaniago kini.
"Ayah ... kenapa kau melamun?" tanya Zulaikha melihat ayahnya menatap kosong keluar jendela.
"Ayah ada ide, bagaimana kalau ayah jodohkan saja kalian. Pasti ia tak akan menolak jika ayah yang bilang," ucap Basridal Chaniago pada anak gadisnya itu.
"Aaaaa-pa," sahut Zulaikha gugup.
"Kan, kau gugup, sudah nanti malam Ayah akan bicara padanya," ucap Basridal Chaniago lagi.
"Ta-taaaaa-taa-pi," sahut Zulaikha lagi makin gugup, namun ayahnya malah pergi meninggalkannya. Ia pergi kelapangan latihan mengajarkan anak didiknya kembali.
"Ba-ba-ba-gaimana ini, kok aku gugup sekali. Bagaimana kalau Uda Bonar menolakku, karena sudah menganggapku sebagai adiknya selama ini atau dia sudah punya wanita idamannya," guman Zulaikha.
"Apa keningmu panas?" tiba-tiba Bonar Siregar menempelkan telapak tangannya ke kening Zulaikha.
"Aaaaaaaaaaa!" Zulaikha melompat karena terkejut, "ka-ka-kapan Uda Bonar datang?" tanyanya gugup.
"Kau kenapa, kok aneh sedari tadi," sahut Bonar Siregar meletakkan nasi bungkus yang dibelinya di atas meja. "Baru saja aku sampai, Aku pergi dulu tadi Pak Idal memanggilku," ucap Bonar Siregar berlari keluar.
"Apaaaaaaa? cepat sekali ayah bertindak!" Zulaikha diam-diam mengikutinya.
Beberapa saat kemudian Bonar Siregar menemui Basridal Chaniago di lapangan latihan, ia menyuruh Bonar Siregar memberikan motivasi pada anak didiknya dan menceritakan tentang kemenangannya atas turnamen yang diadakan oleh Kerajaan Padang Nunang.
Zulaikha yang sembunyi dibalik pohon mangga merasa lega, ternyata ayahnya tidak sedang melamar Bonar Siregar sebagai menantunya. Ia sangat grogi bercampur takut mendengar jawaban apa yang akan diberikan oleh Bonar Siregar nantinya. Basridal Chaniago yang tahu anak gadisnya dibalik pohon mangga itu senyum-senyum melihatnya. Entah kenapa ia suka melihat ekspresi kaku anaknya itu. Padahal sebelum ini, ia selalu berwibawa walaupun pembawaannya pendiam.
Sejak itu, Zulaikha selalu mengikuti Bonar Siregar secara diam-diam. Ia ingin mendengar jawaban lansung dari Bonar Siregar, walaupun sebenarnya ia sangat grogi dan takut bahkan sampai kebawa mimpi. Di mimpi itu ia melihat Bonar Siregar sedang bersama gadis cantik dan tak mau menoleh kearahnya ketika ia memanggilnya.
"Kapan ayah melamar Uda Bonar ya?" gumannya mengikuti Bonar Siregar dari belakang. Sudah dua hari sejak ayahnya bilang ingin menjodohkan mereka.
"Ada apa Zulaikha, kau mengikutiku terus kutengok?" Bonar Siregar menengok kebelakang.
"Ah tidak kok, aku cuma mau nyari sapu di mana, ya? sahut Zulaikha berkilah.
"Sudah pergi sana, aku mau buang air tahu!" seru Bonar Siregar memasuki toilet.
"Ih ... aku tahu juga kali," jawab Zulaikha kecus dan pergi meninggalkannya.
"Ada apa dengannya? Baru beberapa hari ditinggal sudah berubah," guman Bonar Siregar.
Malamnya Basridal Chaniago membawa Ninik Mamak ke rumah mereka. Ia kemudian memanggil Zulaikha dan Bonar Siregar. Merekapun ikut berkumpul sambil bertanya-tanya dalam hati, "acara apakah ini."
"Inikah calon menantu kita itu?" Salah satu Ninik Mamak menunjuk Bonar Siregar.
"Eh, aku calon menantu?" sahutnya bingung.
"Iya, kalian akan menikah secepatnya. Apa kau tak mau?" sahut Basridal Chaniago.
"Aku ... tergantung Zulaikha, sih," jawab Bonar Siregar malu-malu.
"Kau itu laki-laki, tegas dong!" Bentak Basridal Chaniago lagi.
"Iya, saya mauuuuuu," jawab Bonar Siregar spontan, karena selama ini ia tak pernah dimarahi olehnya.
"Nah, kan gitu enak hahaha," ucap Basridal Chaniago sambil tertawa. Namun para Ninik Mamak mengumpat padanya, karena mereka hampir jantungan ikut kaget. Zulaikha hanya menunduk saja sedari tadi.
"Bagaimana dengan Nak, Zulaikha?" tanya Ninik Mamak yang lain.
"Tak usah kau tanya dia. Dia yang menyuruhku kok, untuk menikahkan mereka!" sahut Basridal Chaniago.
"Ih ... Ayah bikin malu saja," ucap Zulaikha bersuara.
"Hahaha, lucu sekali putrimu." Salah satu Ninik Mamak tertawa melihatnya.
Merekapun sepakat acara pernikahan mereka diadakan di akhir pekan nanti. Sekarang Bonar Siregar sibuk mencari mahar untuk pernikahannya nanti. Ia bahkan kembali ke ibukota, Koto Tinggi untuk mencari perhiasan bagus.
********************************************
Catatan: Uda adalah Abang
Ninik Mamak: petinggi/pemimpin adat. (Kalau salah tolong dikasih) 😀
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Doe He
klu yg aq denger dari cowo aq mamak ninik itu kya orang tua angkat nya aq kalau aq nikah sama cowo aq itu.krna dia orang minang.jadi mamak ninik itu yg bakal jagain aq nti di sana.ibarat udh kya orng tua aq sndiri.dari klu ada masalah. nikah.melahirkan.jaga anak klu kita sibuk itu ya ke mamak ninik itu aq nti.gitu sih kata cwo aq.
2023-09-06
0
Nur Tini
Oh.. Menikahlah dgnku...
2022-09-04
0
Solih Anwar
Bang Regar... memang salah satu jenius alur cerita👍👍👍👌
2021-12-08
0