Perubahan

Hari silih berganti, empat musim panen padi telah dilalui, tak terasa kini Bonar Siregar sudah berusia tujuh belas tahun. Perawakannya semakin gagah, ditambah lagi ia kini menjadi jagoan dikampungnya. Berkali-kali ia mengalahkan Alfian yang menantangnya dengan taruhan siapa yang kalah tak boleh dekat-dekat dengan Zulaikha. Tentu saja taruhan itu tanpa sepengetahuan Zulaikha, dengan taruhan itu mereka berkembang menjadi pesilat tangguh. Si Alfian ingin menjadi kekasih Zulaikha, sedangkan Bonar Siregar ingin menjaga keluarga yang dianggapnya paling berharga di dunia ini dan tak ingin dipisahkan oleh hal sepele seperti ini, makanya ia selalu meladeni tantangan Alfian. Lagi-lagi semua tantangan itu dimentahkannya dengan mudah.

Bagaimana dengan Zulaikha?

Tentu saja ia kini menjadi Bunga kampung nan cantik jelita, sudah tak terhitung pemuda, Hulubalang, Datuk dan Saudagar kaya, yang ingin mempersuntingnya. Tapi apa hasilnya? Semua ditolaknya dengan alasan masih ingin mengabdi di Perguruan Silat Harimau Rao sebagai guru pembimbing dan membantu ayahnya. Apakah itu murni dari lubuk hatinya atau ada maksud lain? Entahlah ... hanya dia yang tahu.

Bagaimana hubungan antara Bonar Siregar dengan Zulaikha?

Selama dua tahun ia berada dalam keluarga Basridal Chaniago, hubungan mereka justru terlihat sebagai kakak beradik, bukan sepasang kekasih.

Bonar Siregar memang baik, ia selalu menyisihkan uang hasil jualan ikan dan kursi rotan buatannya untuk Zulaikha, bahkan ia sering membeli pakaian dan perhiasan untuknya. Namun itu semua tidak menjamin, walaupun Bonar gagah, ia justru kurang peka dan kurang peduli dengan yang namanya asmara. Di dalam otaknya hanya ada bagaimana membahagiakan keluarga ini.

Begitu juga dengan Zulaikha, ia kini berubah menjadi wanita yang pemalu. Bayangkan saja, mereka tiap hari berjumpa, baik itu didalam rumah atau di tempat latihan, bahkan ke pasar bersama tiap akhir pekan. Namun ia tak akan bicara jika Bonar Siregar tak memulai percakapan, malah ia sering menundukkan kepalanya jika berpas-pasan dengan Bonar Siregar. Itu semua berawal dari candaan teman-temannya ketika dua tahun yang lalu, sewaktu Bonar Siregar membelikannya sebuah kalung emas yang indah, kawan-kawannya bercanda bahwa itu adalah sebuah lamaran.

Kembali ke masa kini

Seperti biasa, pagi-pagi Bonar Siregar pergi menengok lukah ikan miliknya. Biasanya tiap pagi ia selalu mendapat puluhan ekor ikan. Nanti Zulaikha akan menyalainya dan diakhir pekan mereka menjualnya ke pasar.

"Nak Bonar ada yang ingin kuberitahukan padamu," seru Basridal Chaniago dari dalam rumah, ia sedang mengopi didalam.

"Iya pak," jawab Bonar Siregar. "Ini tangkapan hari ini cuma segini, air sungai surut, banyak lukah yang terdampar," seru Bonar Siregar pada Zulaikha. Namun orang yang ia ajak bicara cuma menjawab, "uhmm!" saja.

Ia kemudian beranjak ke dalam menghampiri Basridal Chaniago. "Ada apa pak?" sapa Bonar Siregar menghampirinya.

"Ini tentang janjiku dulu," jawab Basridal Chaniago sambil tersenyum. "Kawanku ketua Hulubalang untuk Nagari Sumpur Setia, membutuhkan dua orang pesilat untuk mengikuti kompetisi sesama Hulubalang yang diadakan oleh kerajaan Padang Nunang di Koto Tinggi.

Kerajaan Padang Nunang adalah Kerajaan yang berinduk pada Kerajaan Pagaruyung. Karena wilayah Rao(berbatasan dengan Mandailing/ sumatera Utara) termasuk wilayah rantau dari Luhak Agam, salah satu dari Luhak nan tigo, wilayah inti Kerajaan Pagaruyung. Diluar wilayah itu disebut daerah rantau. Seperti Pasaman, sebagian wilayah Riau dan Jambi juga utara Bengkulu (Jika kalian penasaran silahkan dicari sumbernya sekalian belajar sejarah dan budaya Minangkabau 😁, karena saya bukan sejarawan.)😁

Sekian saja pengenalan singkat tentang wilayah Rao, kembali ke cerita.

"Wah ... baguslah pak, aku sudah tak sabar ingin bekerja." Bonar Siregar senang.

"Apa?" tiba-tiba saja Zulaikha datang dari dapur, "Uda Bonar akan pergi dari sini?" sela Zulaikha, yang kelihatan panik.

"Bukan pergi, tapi bekerja," jawab ayahnya.

"Iya, nanti tiap akhir pekan aku akan pulang kok. Nanti siapa kawanmu ke pasar," sahut Bonar Siregar menenangkan Zulaikha.

"Uhmmm, kenapa harus pergi, nanti tak ada teman Zulaikha dong disini," jawabnya lagi cemberut.

"Hahaha, berarti kau anggap ayah tak ada dong," sahut Basridal Chaniago.

"Hahaha tenang saja, sesering mungkin aku akan menjengukmu," seru Bonar Siregar lagi sambil tertawa.

"Janji ..." seru Zulaikha sambil menggembungkan pipinya.

"Iya janji," jawab Bonar Siregar sambil mencubit pipi gembung itu.

"Akh ...." Zulaikha malu dan berlari ke dapur.

"Ada apa?" Bonar Siregar ikut berlari dari belakang.

"Tak usah kau ikut, aku cuma lupa ikan tinggal di dapur, nanti dimakan kucing," sahutnya. Padahal mukanya memerah tadi karena malu, baru kali ini mukanya dipegang oleh seorang pria.

"Ah, kirain apa tadi," jawab Bonar Siregar lagi. Kemudian ia kembali ke tempat Basridal Chaniago. "Terus siapa satu lagi pak?" tanya Bonar Siregar penasaran.

"Si Alfian, aku sudah bilang padanya. Kalian berdua besok pagi berangkat ke kantor Nagari Sumpur Setia, temui Datuk Rimbo Berangin disana. Dia itu ketua Hulubalang disini. Baik-baik bekerja nanti dan jangan bikin ulah ya," seru Basridal Chaniago.

"Iya Pak," sahut Bonar Siregar dengan semangat, ia sudah tak sabar ingin bergabung menjadi Prajurit Hulubalang.

"Satu lagi, diatas langit masih ada langit lagi. Walaupun kau itu hebat dalam Pencak Silat, tapi tak kemungkinan masih banyak yang lebih hebat darimu," seru Basridal Chaniago menasehatinya.

"Iya, aku akan memegang teguh prinsip yang telah Pak Idal ajarkan, seperti padi semakin lama semakin merunduk," sahut Bonar Siregar dan Basridal Chaniago senang mendengarnya, ia sudah menganggap Bonar Siregar sebagai anaknya sendiri yang tak pernah mengeluh dan selalu menuruti perintahnya.

Kemudian Bonar Siregar pergi ke dapur untuk membantu Zulaikha membersihkan ikan tangkapannya itu.

"Sudah selesai kah?" tanya Bonar Siregar pada Zulaikha.

"Akh ...." Zulaikha terkejut, ia sedang melamun tadi sambil membersihkan ikan-ikan itu.

"Hahaha, kenapa kau ini. Dari tadi aneh kutengok kelakuanmu," seru Bonar Siregar membuat Zulaikha cemberut. "Sudah biar aku yang lanjutin, kau latih anak-anak saja. Mereka sudah berkumpul di tempat latihan."

Bonar Siregar mengambil ember tempat ikan-ikan yang sudah dibersihkan Zulaikha.

"Sudah bersih baru mau bantu!" sahut Zulaikha berdiri dengan wajah cemberut.

"Hahaha, inikan belum selesai, disalai dulu," jawab Bonar Siregar berkilah. Namun Zulaikha tak menjawab dan meninggalkannya disitu, ia kemudian pergi ke tempat latihan.

Bonar Siregar kemudian mengerjakan semuanya sendiri hingga selesai. Dia tak pergi ke bukit lagi mengambil rotan, sebab mulai besok ia akan memulai pekerjaan baru.

***********************************************

Catatan: Uda adalah Abang

Nagari adalah semacam kadipaten atau distrik.

Lukah adalah perangkap ikan atau nama lainnya bubuh.

Terpopuler

Comments

Nur Tini

Nur Tini

Lanjutkan thor.

2022-09-04

0

sariz07

sariz07

di salai apaan bang artinya?

salam

Pasangan terbaikku

2021-05-28

0

B. JL ❣️🗝️

B. JL ❣️🗝️

lanjut

2021-05-24

0

lihat semua
Episodes
1 Yatim-piatu
2 Duel Lawan Harimau
3 Perasaan Yang Dirindukan
4 Keluarga Baru
5 Pekerjaan Pertama
6 Kado Untuk Zulaikha
7 Kerja Sampingan
8 Perubahan
9 Prajurit Hulubalang
10 Pertandingan Pencak Silat
11 Lamaran
12 Undangan Pernikahan
13 Pernikahan
14 Pulang Kampung
15 Dihadang Preman
16 Padang Sidempuan
17 Aku Pulang
18 Melepas Rindu
19 Kembali ke Rumah
20 Pengawal Pribadi Putri Sakinah
21 Siasat Putri Sakinah
22 Zulaikha Cemburu
23 Siasat Datuk Marajo Silayang
24 Di Ajak Kencan Putri Sakinah
25 Hukuman
26 Tamu Spesial
27 Pergerakan Majapahit
28 Bayi Kembar
29 Putri Sakinah dijemput
30 Senja di Hilir Sungai Rokan
31 Dihadang Armada Laut Kerajaan Majapahit
32 Putri Sakinah Dilamar Sang Raja
33 Menuju Seri Menanti, Negeri Sembilan
34 Saudagar Kaya Dari Padang
35 Penyamun?
36 Menunda Kepulangan
37 Sisi Lain Putri Sakinah
38 Gagal Mengencani Putri Sakinah
39 Satu Hari Bersama Putri Sakinah
40 Zulaikha Lah Rasah Mananti, Marindukan Uda Siang Jo Malam
41 Semilir Angin Selat Malaka
42 Melepas Rindu
43 Di Bawah Sinar Rembulan
44 Teh Buatan Putri Sakinah
45 Pengumuman ...
46 Jarak ...
47 Persimpangan Jalan ...
48 Pengkhianat!
49 Bentrokan Di Perbatasan
50 Proses Lamaran
51 Sebuah Pilihan
52 Dibalik Semua Teka-teki
53 Menjelang Pernikahan Putri Sakinah
54 Gagal Meminang Putri Sakinah
55 Putri Sakinah Berlapang Dada
56 Bunga Nagari Itu Kini Telah Layu
57 Pemakaman Zulaikha
58 Darah Dibalas Dengan Darah
59 Buronan
60 Aku Adalah Harun
61 Najib Dan Perjalanan Ke Padang
62 Halimah, Ibu Asuh Si Kembar
63 Bonar Siregar Lenyap
64 Latih Tanding Silat
65 Menjadi Penyusup
66 Kegemparan Di Koto Tinggi
67 Putri Sakinah Menyerahkan Diri
68 Perang Pagaruyung Melawan Invasi Majapahit
69 Penyergapan Di Bukit Tujuh
70 Tragedi Bukit Tujuh
71 Pengumuman
72 S-2 Melepas Rindu Pada Si Kembar
73 S-2 Insiden Di Kapal
74 Pergolakan Hati Adiwilaga
75 Kabar Menyedihkan
76 Perpisahan
77 Joko Tingkir
78 Sunda Kelapa
79 Informasi Dari Sugiarto
80 Duel Lawan Perompak
81 S2, Rintik-Rintik Hujan Di Mojokerto
82 S2, Ritual Aneh
83 S2, Mencari Informasi
84 S2, Ajakan Kabur
85 S2, Prajurit Bayaran
86 S2, Pelarian Putri Sakinah Gagal Terlaksana
87 S2, Penyerbuan ke Kediaman Patih Prawiranegara
88 S2, “Apakah itu kau ...”
89 S2, Calon Menantu Cantik
90 S2, Ketahuan
91 S2, Penasaran
92 Pertemuan
93 Kau Milikku Selamanya
94 Selamat Tinggal
95 “Aku Terbaik dari yang baik!”
96 Pernikahan
97 Pengumuman
98 Malam Bahagia
99 Nyamuk Pengganggu
100 Pengumuman
101 Menghabisi Para Pengganggu
102 Di Ujung Tanduk
103 Memohon Pertolongan
104 Tamat
105 Promosi Novel Baru
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Yatim-piatu
2
Duel Lawan Harimau
3
Perasaan Yang Dirindukan
4
Keluarga Baru
5
Pekerjaan Pertama
6
Kado Untuk Zulaikha
7
Kerja Sampingan
8
Perubahan
9
Prajurit Hulubalang
10
Pertandingan Pencak Silat
11
Lamaran
12
Undangan Pernikahan
13
Pernikahan
14
Pulang Kampung
15
Dihadang Preman
16
Padang Sidempuan
17
Aku Pulang
18
Melepas Rindu
19
Kembali ke Rumah
20
Pengawal Pribadi Putri Sakinah
21
Siasat Putri Sakinah
22
Zulaikha Cemburu
23
Siasat Datuk Marajo Silayang
24
Di Ajak Kencan Putri Sakinah
25
Hukuman
26
Tamu Spesial
27
Pergerakan Majapahit
28
Bayi Kembar
29
Putri Sakinah dijemput
30
Senja di Hilir Sungai Rokan
31
Dihadang Armada Laut Kerajaan Majapahit
32
Putri Sakinah Dilamar Sang Raja
33
Menuju Seri Menanti, Negeri Sembilan
34
Saudagar Kaya Dari Padang
35
Penyamun?
36
Menunda Kepulangan
37
Sisi Lain Putri Sakinah
38
Gagal Mengencani Putri Sakinah
39
Satu Hari Bersama Putri Sakinah
40
Zulaikha Lah Rasah Mananti, Marindukan Uda Siang Jo Malam
41
Semilir Angin Selat Malaka
42
Melepas Rindu
43
Di Bawah Sinar Rembulan
44
Teh Buatan Putri Sakinah
45
Pengumuman ...
46
Jarak ...
47
Persimpangan Jalan ...
48
Pengkhianat!
49
Bentrokan Di Perbatasan
50
Proses Lamaran
51
Sebuah Pilihan
52
Dibalik Semua Teka-teki
53
Menjelang Pernikahan Putri Sakinah
54
Gagal Meminang Putri Sakinah
55
Putri Sakinah Berlapang Dada
56
Bunga Nagari Itu Kini Telah Layu
57
Pemakaman Zulaikha
58
Darah Dibalas Dengan Darah
59
Buronan
60
Aku Adalah Harun
61
Najib Dan Perjalanan Ke Padang
62
Halimah, Ibu Asuh Si Kembar
63
Bonar Siregar Lenyap
64
Latih Tanding Silat
65
Menjadi Penyusup
66
Kegemparan Di Koto Tinggi
67
Putri Sakinah Menyerahkan Diri
68
Perang Pagaruyung Melawan Invasi Majapahit
69
Penyergapan Di Bukit Tujuh
70
Tragedi Bukit Tujuh
71
Pengumuman
72
S-2 Melepas Rindu Pada Si Kembar
73
S-2 Insiden Di Kapal
74
Pergolakan Hati Adiwilaga
75
Kabar Menyedihkan
76
Perpisahan
77
Joko Tingkir
78
Sunda Kelapa
79
Informasi Dari Sugiarto
80
Duel Lawan Perompak
81
S2, Rintik-Rintik Hujan Di Mojokerto
82
S2, Ritual Aneh
83
S2, Mencari Informasi
84
S2, Ajakan Kabur
85
S2, Prajurit Bayaran
86
S2, Pelarian Putri Sakinah Gagal Terlaksana
87
S2, Penyerbuan ke Kediaman Patih Prawiranegara
88
S2, “Apakah itu kau ...”
89
S2, Calon Menantu Cantik
90
S2, Ketahuan
91
S2, Penasaran
92
Pertemuan
93
Kau Milikku Selamanya
94
Selamat Tinggal
95
“Aku Terbaik dari yang baik!”
96
Pernikahan
97
Pengumuman
98
Malam Bahagia
99
Nyamuk Pengganggu
100
Pengumuman
101
Menghabisi Para Pengganggu
102
Di Ujung Tanduk
103
Memohon Pertolongan
104
Tamat
105
Promosi Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!