Keluarga Baru

Zulaikha dan Alfian kembali pergi berlatih, sedangkan Bonar Siregar bergegas menuju dapur. Dia sudah tak sabar lagi, cacing diperutnya sudah melakukan pemberontakan dengan menabuh genderang perang yang berbunyi, "Krukkk...Krukkk!" Suara terdengar dari perutnya itu.

Di dapur Bonar Siregar lansung mengambil piring dan mengambil nasi dari Periuk. "Ah... nikmatnya," guman Bonar Siregar sambil menikmati makanannya.

Pak Idal mendengar suara dari dapur, ia segera bergegas kesana. "Eh, ternyata kau nak Bonar. Tadi kukira kucing, hehehe lanjutkan saja makannya." Basridal Chaniago meninggalkan Bonas Siregar yang sedang makan, dengan nasi penuh dikedua pipinya.

"Astaga, memalukan sekali. Aku bahkan tak bisa menjawabnya," guman Bonar Siregar berusaha menelan semua nasi di mulutnya.

Sementara itu ditempat latihan, Zulaikha dan Alfian bergabung dengan beberapa murid lainnya yang sudah berkumpul.

"Kemana kalian, cie ... cie ... bermesraan ya?" Annisa, murid seangkatan dengan mereka mengejek Zulaikha dan Alfian. Alfian hanya tersenyum senang menanggapinya.

"Ah, kalian terlalu kolot, ayo mulai berlatih!" seru Zulaikha cetus.

"Ah, tak seru nih Zulaikha ..." seru Annisa sambil mendekati Alfian, "Ya kan ganteng ..." godanya, namun Alfian cuek saja dan mengikuti Zulaikha dari belakang. "Aneh nih, apa Alfian betul suka padanya ya?" guman Annisa mengikuti mereka juga.

"Zulaikha ...." Laila menyapanya, Laila juga seangkatan dengan mereka.

"Ada apa?" jawab Zulaikha menghentikan langkahnya.

"Aku tadi melihatmu bersama lelaki gagah, siapa itu? Kekasihmu ya? Cie ... cie ...." Laila lagi yang mengoceh, membuat Alfian merasa kupingnya terasa panas.

"Dia itu cuma orang luar yang kebetulan ditolong oleh tuan guru!" sela Alfian geram.

"Tak usah emosi begitu juga kali ... jangan-jangan?" Laila ingin meledek Alfian lagi namun Zulaikha menepuk pundaknya. "Jangan begitu, ayo berlatih. Yang dibilang Uda Alfian itu benar, ayahku menolong pemuda itu," seru Zulaikha membela Alfian yang diejeknya.

"Yah ..." seru Laila, padahal ia masih ingin mengejek Alfian.

Bonar Siregar selesai makan dan kembali ke kamarnya untuk beristirahat. Dia memejamkan matanya dan tertidur lelap hingga terbangun kembali keesokan harinya.

"Pagi Uda ...." Zulaikha datang membawakan semangkok bubur kacang ijo untuknya.

"Eh, sudah pagi ya. Berarti kemarin aku terlelap ya? hahahaha." Bonar Siregar tertawa canggung dan duduk di ranjang tempat tidurnya.

"Ayok dimakan," seru Zulaikha.

"Taruh saja disitu, aku cuci muka dulu," seru Bonar Siregar kemudian beranjak keluar. Zulaikha mengikutinya hingga mereka bertemu pak Idal, ayahnya Zulaikha.

"Mau kemana nih?" tanya pak Idal pada mereka.

"Cuci muka pak," jawab Bonar Siregar.

"Kau?" tanya Pak Idal pada Zulaikha.

"Aku ... menemani Uda Bonar," jawab Zulaikha.

"Tak usah ditemani kok," seru Bonar Siregar pada Zulaikha. Dia merasa malu diikutin terus oleh Zulaikha.

"Apa tak apa sendiri?" tanya Zulaikha lagi.

"Tak apa kok, aku sudah hapal tempat ini," jawab Bonar Siregar sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Sudah kau pergi latihan sana!" seru Basridal Chaniago pada anaknya itu, kemudian Zulaikha pergi meninggalkan mereka.

"Kalau ada sesuatu yang Uda Bonar butuhkan, temui saja aku ya ..." seru Zulaikha sambil berlari kecil keluar rumah.

"Sudah sana! Tak usah kau bilang pun ia juga tahu," sahut ayahnya itu sambil tersenyum melihat tingkah anaknya itu. Dia semangat sekali merawat Bonar Siregar sejak kedatangannya.

"Anu ... Pak Idal," seru Bonar malu-malu.

"Ada apa, jangan sok imut. Kau itu laki-laki!" Basridal Chaniago bercanda.

"Hahahaha." Bonar Siregar ikut tertawa canggung, "Begini Pak Idal, bisakah aku bekerja disini," serunya lagi mengutarakan niatnya dengan degup jantung berpacu kencang seperti dikejar harimau tempo silam.

"Hmm, apa Nak Bonar belum punya tujuan ya?" tanya Basridal Chaniago lagi.

"Iya Pak, soalnya aku kesini bersama Uda Malin, namun kini ia sudah tiada. Aku bingung mau ngapain lagi." Bonar Siregar menatap wajah Basridal Chaniago dengan muka memelas.

"Tapi kau kerja apa disini ya. Guru silat, kau tak bisa silat!" Basridal Chaniago bingung, kerja apa yang cocok untuk Bonar Siregar.

"Kalau masalah itu, aku ikut bersih-bersih rumah dan tempat latihan saja pak!" seru Bonar Siregar mengusulkan pendapatnya, "atau mengumpulkan kayu bakar, menangkap ikan aku juga bisa, mengambil rotan juga mungkin. Kalau masalah gaji, makan dan tempat tinggal saja sudah cukup itu pak," seru Bonar Siregar dengan semangatnya.

"Hmm anak ini, semangat sekali. Aku ingat dia itu yatim-piatu kata Zulaikha," guman Basridal Chaniago. " Ya sudah, kau bisa kerja disini. Kau kerjakan saja apa yang menurutmu bisa kau lakukan. Sudah cuci muka sana! jangan lupa sarapan dan temui aku di tempat latihan!" seru Basridal Chaniago meninggalkan Bonar Siregar.

"Eh ..." Dia berpikir sejenak. "Aku diterima ... aku diterima, aku diterima hahahaha." Bonar Siregar tertawa keras, ia senang sekali. Mulai sekarang ia tak harus memikirkan kemana harus pergi. Kini ia telah memiliki tempat berteduh dan keluarga yang sangat baik padanya. Dengan semangat ia berlari kebelakang untuk cuci muka dan kembali ke kamarnya memakan bubur kacang ijo buatan Zulaikha.

"Akh ... nikmatnya ...." Bonar Siregar memakan buburnya, namun air matanya juga ikut menetes. Ia sangat terharu dengan kebaikan keluarga Zulaikha yang menerima orang tak jelas asal-usul sepertinya. Dia bertekad akan melakukan apa saja untuk keluarga ini kedepannya dan takkan mengecewakan mereka.

🌀 Bersambung ...

Terpopuler

Comments

Nur Tini

Nur Tini

Jadi laki-laki itu harus tangguh dan kuat. Harus bertanggung jawab. Jgn sok imut gitu...

2022-09-04

0

Dhina ♑

Dhina ♑

Ikut terharu, dan gembira. Karena Bonar penuh semangat

2021-06-21

0

B. JL ❣️🗝️

B. JL ❣️🗝️

bagus ceritanya, lucu dan seru. lanjut.

2021-05-24

0

lihat semua
Episodes
1 Yatim-piatu
2 Duel Lawan Harimau
3 Perasaan Yang Dirindukan
4 Keluarga Baru
5 Pekerjaan Pertama
6 Kado Untuk Zulaikha
7 Kerja Sampingan
8 Perubahan
9 Prajurit Hulubalang
10 Pertandingan Pencak Silat
11 Lamaran
12 Undangan Pernikahan
13 Pernikahan
14 Pulang Kampung
15 Dihadang Preman
16 Padang Sidempuan
17 Aku Pulang
18 Melepas Rindu
19 Kembali ke Rumah
20 Pengawal Pribadi Putri Sakinah
21 Siasat Putri Sakinah
22 Zulaikha Cemburu
23 Siasat Datuk Marajo Silayang
24 Di Ajak Kencan Putri Sakinah
25 Hukuman
26 Tamu Spesial
27 Pergerakan Majapahit
28 Bayi Kembar
29 Putri Sakinah dijemput
30 Senja di Hilir Sungai Rokan
31 Dihadang Armada Laut Kerajaan Majapahit
32 Putri Sakinah Dilamar Sang Raja
33 Menuju Seri Menanti, Negeri Sembilan
34 Saudagar Kaya Dari Padang
35 Penyamun?
36 Menunda Kepulangan
37 Sisi Lain Putri Sakinah
38 Gagal Mengencani Putri Sakinah
39 Satu Hari Bersama Putri Sakinah
40 Zulaikha Lah Rasah Mananti, Marindukan Uda Siang Jo Malam
41 Semilir Angin Selat Malaka
42 Melepas Rindu
43 Di Bawah Sinar Rembulan
44 Teh Buatan Putri Sakinah
45 Pengumuman ...
46 Jarak ...
47 Persimpangan Jalan ...
48 Pengkhianat!
49 Bentrokan Di Perbatasan
50 Proses Lamaran
51 Sebuah Pilihan
52 Dibalik Semua Teka-teki
53 Menjelang Pernikahan Putri Sakinah
54 Gagal Meminang Putri Sakinah
55 Putri Sakinah Berlapang Dada
56 Bunga Nagari Itu Kini Telah Layu
57 Pemakaman Zulaikha
58 Darah Dibalas Dengan Darah
59 Buronan
60 Aku Adalah Harun
61 Najib Dan Perjalanan Ke Padang
62 Halimah, Ibu Asuh Si Kembar
63 Bonar Siregar Lenyap
64 Latih Tanding Silat
65 Menjadi Penyusup
66 Kegemparan Di Koto Tinggi
67 Putri Sakinah Menyerahkan Diri
68 Perang Pagaruyung Melawan Invasi Majapahit
69 Penyergapan Di Bukit Tujuh
70 Tragedi Bukit Tujuh
71 Pengumuman
72 S-2 Melepas Rindu Pada Si Kembar
73 S-2 Insiden Di Kapal
74 Pergolakan Hati Adiwilaga
75 Kabar Menyedihkan
76 Perpisahan
77 Joko Tingkir
78 Sunda Kelapa
79 Informasi Dari Sugiarto
80 Duel Lawan Perompak
81 S2, Rintik-Rintik Hujan Di Mojokerto
82 S2, Ritual Aneh
83 S2, Mencari Informasi
84 S2, Ajakan Kabur
85 S2, Prajurit Bayaran
86 S2, Pelarian Putri Sakinah Gagal Terlaksana
87 S2, Penyerbuan ke Kediaman Patih Prawiranegara
88 S2, “Apakah itu kau ...”
89 S2, Calon Menantu Cantik
90 S2, Ketahuan
91 S2, Penasaran
92 Pertemuan
93 Kau Milikku Selamanya
94 Selamat Tinggal
95 “Aku Terbaik dari yang baik!”
96 Pernikahan
97 Pengumuman
98 Malam Bahagia
99 Nyamuk Pengganggu
100 Pengumuman
101 Menghabisi Para Pengganggu
102 Di Ujung Tanduk
103 Memohon Pertolongan
104 Tamat
105 Promosi Novel Baru
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Yatim-piatu
2
Duel Lawan Harimau
3
Perasaan Yang Dirindukan
4
Keluarga Baru
5
Pekerjaan Pertama
6
Kado Untuk Zulaikha
7
Kerja Sampingan
8
Perubahan
9
Prajurit Hulubalang
10
Pertandingan Pencak Silat
11
Lamaran
12
Undangan Pernikahan
13
Pernikahan
14
Pulang Kampung
15
Dihadang Preman
16
Padang Sidempuan
17
Aku Pulang
18
Melepas Rindu
19
Kembali ke Rumah
20
Pengawal Pribadi Putri Sakinah
21
Siasat Putri Sakinah
22
Zulaikha Cemburu
23
Siasat Datuk Marajo Silayang
24
Di Ajak Kencan Putri Sakinah
25
Hukuman
26
Tamu Spesial
27
Pergerakan Majapahit
28
Bayi Kembar
29
Putri Sakinah dijemput
30
Senja di Hilir Sungai Rokan
31
Dihadang Armada Laut Kerajaan Majapahit
32
Putri Sakinah Dilamar Sang Raja
33
Menuju Seri Menanti, Negeri Sembilan
34
Saudagar Kaya Dari Padang
35
Penyamun?
36
Menunda Kepulangan
37
Sisi Lain Putri Sakinah
38
Gagal Mengencani Putri Sakinah
39
Satu Hari Bersama Putri Sakinah
40
Zulaikha Lah Rasah Mananti, Marindukan Uda Siang Jo Malam
41
Semilir Angin Selat Malaka
42
Melepas Rindu
43
Di Bawah Sinar Rembulan
44
Teh Buatan Putri Sakinah
45
Pengumuman ...
46
Jarak ...
47
Persimpangan Jalan ...
48
Pengkhianat!
49
Bentrokan Di Perbatasan
50
Proses Lamaran
51
Sebuah Pilihan
52
Dibalik Semua Teka-teki
53
Menjelang Pernikahan Putri Sakinah
54
Gagal Meminang Putri Sakinah
55
Putri Sakinah Berlapang Dada
56
Bunga Nagari Itu Kini Telah Layu
57
Pemakaman Zulaikha
58
Darah Dibalas Dengan Darah
59
Buronan
60
Aku Adalah Harun
61
Najib Dan Perjalanan Ke Padang
62
Halimah, Ibu Asuh Si Kembar
63
Bonar Siregar Lenyap
64
Latih Tanding Silat
65
Menjadi Penyusup
66
Kegemparan Di Koto Tinggi
67
Putri Sakinah Menyerahkan Diri
68
Perang Pagaruyung Melawan Invasi Majapahit
69
Penyergapan Di Bukit Tujuh
70
Tragedi Bukit Tujuh
71
Pengumuman
72
S-2 Melepas Rindu Pada Si Kembar
73
S-2 Insiden Di Kapal
74
Pergolakan Hati Adiwilaga
75
Kabar Menyedihkan
76
Perpisahan
77
Joko Tingkir
78
Sunda Kelapa
79
Informasi Dari Sugiarto
80
Duel Lawan Perompak
81
S2, Rintik-Rintik Hujan Di Mojokerto
82
S2, Ritual Aneh
83
S2, Mencari Informasi
84
S2, Ajakan Kabur
85
S2, Prajurit Bayaran
86
S2, Pelarian Putri Sakinah Gagal Terlaksana
87
S2, Penyerbuan ke Kediaman Patih Prawiranegara
88
S2, “Apakah itu kau ...”
89
S2, Calon Menantu Cantik
90
S2, Ketahuan
91
S2, Penasaran
92
Pertemuan
93
Kau Milikku Selamanya
94
Selamat Tinggal
95
“Aku Terbaik dari yang baik!”
96
Pernikahan
97
Pengumuman
98
Malam Bahagia
99
Nyamuk Pengganggu
100
Pengumuman
101
Menghabisi Para Pengganggu
102
Di Ujung Tanduk
103
Memohon Pertolongan
104
Tamat
105
Promosi Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!