15. Taman

Di sebuah meja makan sederhana, Wu Tian dan Wu Ling'er baru saja selesai makan siang bersama.

"Oh ya Ling'er, bukan nya sekarang masih jam pelajaran sekolah, kenapa Ling'er sudah pulang begitu cepat?". tanya Wu Tian kepada Wu Ling'er.

"Apa Ling'er bolos sekolah?". lanjut Wu Tian bertanya dengan raut muka serius.

"Iya memang sekarang biasanya masih jam pelajaran, tapi karena sebentar lagi akan ada ujian kelulusan, jadi semua guru mengadakan rapat dan semua murid diperbolehkan pulang lebih cepat. Dan juga mana mungkin Ling'er bolos sekolah, Ling'er kan adik kesayangan nya kakak, jadi Ling'er tidak akan pernah mengecewakan kakak". jawab Wu Ling'er panjang lebar.

"Oh benar juga, Ling'er kakak sudah besar dan sebentar lagi akan tamat sekolah menengah pertama dan akan masuk sekolah menengah atas, maaf karena kakak sudah mencurigai Ling'er bolos tadi". ucap Wu Tian sambil mengelus kepala Wu Ling'er.

"Hehehehe, tidak apa apa kak bahkan malahan Ling'er senang, karena kakak sudah memperhatikan Ling'er dan sudah menjaga Ling'er dengan baik". ucap Wu Ling'er tersenyum bahagia ke arah Wu Tian.

"Ling'er kan adik kesayangan nya kakak, jadi sudah jadi tugas kakak buat melindungi Ling'er, dan kakak hanya mau Ling'er terus tersenyum dan jangan lupa belajar yang rajin jangan bolos bolos". ucapa Wu Tian dan tersenyum balik kepada Wu Ling'er.

"kakak memang kakak terbaik yang pernah ada, kakak tenang saja Ling'er pasti tidak akan pernah mengecewakan kakak". ucap Wu Ling'er dengan semangat.

"iya kakak percaya pada Ling'er, kakak juga senang kalau Ling'er sudah dewasa, dan sudah tidak menangis hanya karena tidak disuapi saat makan, hahaha....". ucap Wu Tian dengan di akhiri dengan tawanya.

"Ih kakak, itu kan dulu kakak jangan mengingat ingat yang yang dulu, kakak nyebelin". ucap Wu Ling'er sambil membuat raut wajah cemberut serta pipinya mengembung dan terlihat wajahnya memerah.

"hahaha...". Wu Tian sekali lagi tertawa melihat raut wajah lucu adiknya.

Begitulah obrolan hangat antara adik dan kakak di meja makan sederhana yang selama ini Wu Tian impikan, sekali lagi Wu Tian memperkuat tekad nya untuk melindungi dan akan selalu membuat adik nya itu selalu bahagia.

Setelah sedikit mengobrol dengan Wu Ling'er, karena tidak ada kegiatan dan belum bias berkultivasi, karena sedikit nya aura di bumi dan baru satu hari menerobos, karena memang jika seseorang terlalu sering berkultivasi, maka akan ada efek samping pada tubuh orang itu, jadi Wu Tian pun memutuskan untuk keluar dan berjalan jalan ke taman.

Setelah kira kira 10 menit berjalan dari rumah nya, Wu Tian kini telah sampai di sebuah taman luas yang berada di tengah kota, di taman itu terdapat banyak orang dengan kegiatan masing masing, seperti berjalan jalan, duduk di kursi taman, ataupun berolahraga dan sebagai nya.

Suasana di taman sangat sejuk dan nyaman walaupun banyak orang disana, karena memang di taman itu, terdapat beberapa pepohonan dan banyak tanaman yang membuat udara sekitar menjadi sejuk walaupun waktu masih siang.

"Hah..., banyak sekali orang disini, nampaknya aku harus mencari tempat yang agak sepi untuk sedikit bersantai". gumam Wu Tian pelan sambil memandang sekitar.

Tanpa menunggu lama Wu Tian segera mencari tempat untuk duduk yang agak sepi, agar dapat sedikit bersantai dan menikmati sejuknya angin yang berhembus di taman itu.

Setelah beberapa menit mencari, akhirnya Wu Tian mendapat tempat yang dia pikir sangat cocok, tempat itu adalah di bawah sebuah pohon yang besar didekat kolam dan ditempat itu tidak ada terlalu banyak orang.

Langsung saja Wu Tian duduk bersandar di pohon besar itu, menghadap kearah kolam yang lumayan besar yang terdapat beberapa tanaman air, ikan dan beberapa angsa yang sedang berenang mencari makan.

Wu Tian lalu memejamkan mata nya, tanpanpa terasa Wu Tian akhirnya tertidur dengan posisi masih bersandar di pohon besar karena suasana taman yang nyaman dan sangat cocok untuk tidur siang.

****

Ditempat lain, disebuah ruangan di rumah sakit ternama di Chuzhou, terdapat tiga pemuda berada di atas ranjang dan satu orang pria yang terlihat berumur 40 an di depan mereka.

Tiga pemuda itu terlihat babak belur dengan du orang pemuda lebam di muka dan satu orang pemuda yang tangannya di perban, ya mereka adalah Feng Dong dan kedua bawahannya dan pria didepan mereka adalah Feng Gong, ayah dari Feng Dong.

"Nak, katakan pada ayah, siapa yang telah melakukan ini semua pada kalaian?". tanya Feng Gong dengan raut wajah serius.

Setelah dia mendengar bahwa keadaa. anak nya Feng Dong, Feng Gong langsung saja segera pergi ke rumah sakit tempat Feng Dong dan kedua bawahan nya dirawat.

"ayah, orang yang melakukan semua ini adalah Wu Tian ayah, pokonya aku mau ayah membalas kan perbuatannya pada kami dengan cara yang lebih kejam". ucap Feng Dong.

"Iya paman, Wu Tian sudah sangat berani, padahal dia itu hanya seorang bocah miskin". timpal Rou Ming.

"Benar paman, dia bahkan sampai berani mematahkan lengan nya bos Feng Dong". Timpal lagi Neng Zong.

"Apa, jadi anak rendahan itu yang melakukan ini semua, sungguh berani sudah mematahkan lengan anakku, kalian tenang saja Wu Tian akan mendapat pelajaran yang tidak akan pernah bisa dia lupakan". ucap Feng Gong dengan nada suara marah.

'Hehehe, tunggu saja pembalasan ku Wu Tian, setelah ini kau pasti akan mendapat pelajaran yang tidak akan pernah kau lupakan sampai kapanpun'. gumam Feng Dong dalam hati dengan tersenyum licik yang terlihat menjijikan.

Lalu Feng Gong merogoh kantong celana nya dan mengambil smartphone milik nya, Lalau Feng Dong mengetuk ngetuknya menghubungi seseorang.

"Aku mempunyai sebuah tugas penting untuk mu". ucap Feng Dong kepada orang yang dia hubungi tadi di smartphone nya.

"Oh, tugas apa itu bos". ucap orang di panggilan.

"Aku ingin kau membereskan seseorang dan aku ingin kau jangan membunuhnya tapi beri dia pelajaran yang tidak akan pernah bisa dia lupakan, aku akan mengirimkan fotonya nanti dan aku ingin cepat". ucap Feng Dong dengan nada serius.

"Serahkan saja kepadaku bos, aku akan secepatnya melaksanakan perintah anda". balas orang di panggilan.

"Bagus, aku tunggu berita darimu". ucap Feng Gong Lalau menutup panggilannya.

****

Kembali ke tempat Wu Tian, setelah sekitar 2 jam tertidur, Wu Tian bangun dan segera berdiri dan meregangkan tubuhnya, karena hari sudah sore, Wu Tian memutuskan untuk pulang

...****************...

Hai semua, yah mungkin banyak yang kecewa karena, saya sering telat up nya, yah saya juga sudah berusaha tapi maaf mikirin alur ceritanya sulit, dan juga saya masih pemuala dan masih perlu banyak belajar, mohon permaklumannya.