10.firasat aneh

Saat tiga pengawal akan menyerang Wu Tian secara bersamaan, mereka langsung berhenti saat mendengar suara dari belakang mereka.

Saat mereka menengok kebelakang, terlihat disana sorang pria tua umur sekitar 60 tahun, rambut dan jenggot sudah beruban dengan pupil mata hitam dia adalah pria tua yang tadi pingsan dan sekarang dia sudah berdiri dan wajahnya sudah tidak pucat.

semua pengawal termasuk yang sudah di pukul Wu Tian, segera berlari kerah pria tua itu, lalu saat mereka ada didepan pria tua itu mereka langsung berlutut secara bersamaan.

"Tuanku, kami sangat bersyukur tuan bisa selamat".Ucap mereka keempat pengawal bersamaan.

"hm...". pria tua itu hanya mengangguk menanggapi ucapan para pengawal.

Lalu pria tua itu menoleh kearah Wu Tian, saat pandangan mereka bertemu entah kenapa ada perasaan aneh yang tidak dia ketahui dalam hatinya, pria tua itu seperti pernah melihat Wu Tian tapi entah dimana pernah bertemu, tapi karena dapat mengingat dan tidak mau terlalu memikirkannya pria tua jadi dia langsung menepis pikirannya itu.

"Nak, terima kasih sudah menyelamatkan ku, aku tidak tau harus dengan apa aku membalasmu".ucap pria tua itu sambil menatap Wu Tian.

"Tidak apa apa, aku menolongmu karena keinginan diriku sendiri dan tidak mengharap imbalan, jadi jangan dipikirkan".jawab Wu Tian dengan senyum di bibirnya.

"pemuda yang menarik, dia bisa melawan semua pengawal ku yang berada di ranah penguatan tubuh *7 dan *5 dengan sangat mudah, bahkan aku yang berada di ranah penyempurnaan Qi *1 tidak mengetahui diranah apa dia sekarang".gumam pria tua itu dalam hatinya.

Pria tua itu tidak bisa melihat tingkat kultivasi Wu Tian, karena itu juga salah satu kemampuan dari tipe tubuh tanpa unsur, kalau Wu Tian tidak ingin memperlihatkannya maka tidak ada seorangpun yang bisa melihatnya bahkan dewa sekalipun.

"Tidak bisa seperti itu, kau sudah menyelamatkan jadi aku harus membalasnya, bagaimana kalu kau sebut apa yang kau butuhkan aku pasti akan membantumu".ucap pria tua itu

"hmm... , sebenarnya aku membutuhkan sesuatu dan tidak bisa menemukannya". ucap Wu Tian sambil memegang dagunya.

"katakan saja apapun itu aku pasti akan memberikannya untuk mu". kata pria tua sambil tersenyum.

"apakah kau punya kertas dan polpen".tanya Wu Tian.pria tua melirik kearah pengawalnya, seakan mengerti apa maksud dari lirikan itu, salah satu pengawal berjalan kearah Wu Tian lalu mengeluarkan kertas dan polpen dan menyerahkannya.

Wu Tian lalu menulis semua yang dia butuhkan untuk membuat pil untuk yang bisa membantunya berkultivasi dan bahan untuk membuat pil lainnya.Lalu Wu Tian menyerahkan kertas tersebut kepada pengawal tadi, si pengawal mengambil lalu menyerahkan ke pria tua itu, kemudian pria tua itu membaca apa yang ada di kertas itu.

Setelah beberapa saat membaca betapa terkejutnya pria tua tersebut, karena apa yang ada di dalam kertas itu adalah kumpulan tanaman spiritual yang langka.

Tanaman spiritual adalah tanaman yang bisa menyerap aura spritual yang ada di alam, sehingga tanaman memiliki energi spiritual didalamnya. Tanaman ini bisa bermanfaat bagi yang mengkonsumsinya, tapi jika langsung mengkonsumsinya maka khasiat nya akan berkurang setengah, jadi perlu mengolahnya terlebih dahulu.

kualitas tanaman spiritual tergantung umur dari tanaman itu, semakin lama semakin tinggi kualitasnya, karena umur juga bisa membedakan banyaknya aura spiritual yang telah diserap tanaman spiritual tersebut.

Tapi satu hal yang harus diperhatikan, tanaman spiritual tidak bisa dikonsumsi oleh manusia biasa yang tidak memiliki kultivasi, karena manusia biasa tidak akan bisa menahan lonjakan energi di dalam tubuh orang itu, sehingga tubuhnya akan kelebihan energi hingga akhirnya meledak.

"apakah kau seorang alchemist?".tanya pria tua sambil melirik ke arah Wu Tian.

"aku hanya mengerti sedikit, bukan sesuatu yang hebat". ucap Wu Tian santai.

Mendengar itu pria tua itu sangat ingin menghajar nya, 'kalau kau bilang itu bukan hal yang hebat, lalu kau mau menyebutnya apa' pikir pria tua itu.

"huh... , baiklah aku akan mencarinya untuk mu, apakah ada yang lain?". pria tua itu hanya bisa menghela nafas pelan dengan ucapan Wu Tian tadi.

"Terima kasih kalau begitu en...". ucapan Wu Tian terhenti karena tidak tau harus menyebut pria tua itu siapa, dari pertama mengobrol mereka belum memperkenalkan diri satu sama lain, jadi Wu Tian tidak mengetahui nama pria tua tersebut.

"Oh maaf, di mana tata kramaku, perkenalkan namaku adalah Wu Leng, kau bisa memanggilku pak tua Leng".Kata Wu Leng sambil menangkupkan tangan memperkenalkan diri.

"hm... , tidak apa apa jangan terlalu sungkan, perkenalkan juga namaku Wu Tian, kau bisa memanggilku Wu Tian". sekilas ada firasat aneh di hatinya, tapi tak mau terlalu memikirkannya dia membalas dengan menangkupkan tangan juga untuk memperkenalkan diri.

"hahaha..., benar benar sebuah takdir, nama marga kita juga sama, mungkin kita sudah ditakdirkan untuk bertemu, hahaha...". ucap Wu Leng kemudian kembali tertawa.

"hm, ya mungkin saja begitu". Wu Tian hanya bisa tersenyum canggung menanggapi perkataan dari Wu Leng.

"Oh ya, aku berniat menjual beberapa pil apakah kau mengenal orang yang bisa melakukan hal itu?". lanjut Wu Tian bertanya.

"hm, ada seseorang yang cocok untuk hal tersebut nanti aku akan memperkenalkanmu dengannya". Jawab Wu Leng, lalu Wu Leng menatap pemimpin pengawal tersebut, mengerti dengan tatapan itu dia langsung menghampiri Wu Tian dan menyerahkan sebuah kartu nama dan sebuah kartu berwarna hitam.

Menyadari hal itu Wu Tian terkejut, karena kartu itu adalah kartu VIP hitam dari bank Legendary, sebuah bank terbesar di dunia, orang yang memiliki kartu ini harus menyimpan uang di bank ini minimal 10 juta kredit untuk memiliki kartu VIP hitam bank Legendary.

Mata uang saat ini bernama kredit, setelah perkembangan zaman, seluruh negara di dunia sudah sepakat menggunakan satu mata uang yang berlaku di seluruh dunia, hingga terciptalah kredit.

"ini...". Wu Tian sengat terkejut karena hal itu, tapi saat ingin menolak pak tua Leng memotongnya.

"Aku berharap kau mau menerimanya, kalau kau tidak mau menerimanya, aku pasti akan merasa kau tidak menghargai ku ".ucap Wu Leng menatap serius Wu Tian.