Bab 12 Pesta Pernikahan

Di luar gedung pesta....sudah terlihat beberapa wartawan yang ingin menangkap moment paling membahagiakan itu. Sedangkan didalam ruangan pesta yang sangat mewah terlihat beberapa tamu memasuki ruangan. Para tamu yang melihatnya sangat kagum melihat ruangan dekornya yang sangat mewah dan cantik.

Di sebuah ruangan ganti sudah terlihat Yasmin sedang dilayani beberapa orang...Tiba - tiba terdengar suara pintu terbuka.

"Yasmiiiiin!" Rina langsung berlari ke arah Yasmin dan memeluknya.

Yasmin pun membalas pelukan Rina, mereka saling berpelukan.

"Bagaimana kau bisa datang kesini?" tanya Yasmin sambil melepaskan pelukannya.

"Kemarin ayahku dapat kiriman undangan di rumah. Aku lihat namamu dan Tuan Bima dikartu undangannya, aku mencoba menghubungimu tidak bisa jadi aku hubungi Paman Rudi untuk bertanya" kata Rina.

"Apa kau tidak marah?" tanya Yasmin sambil memegang tangan Rina.

"Awalnya aku sangat marah padamu karena kau tidak cerita masalah besar ini tapi paman sudah cerita semuanya tentang kau dan Tuan Bima. Aku juga sudah tau kalau kau sudah putus dengan juan, ini pasti sangat sulit untukmu Yas" kata Rina dengan wajah sedih.

"Aku tidak apa apa Rin, yang penting semuanya aman. Aku sudah bahagia" kata Yasmin.

"Aku minta maaf Yas.!Aku tidak bisa membantumu tapi malah menyusahkanmu, pantas saja aku selalu merasa aneh tentang pengangkatan ayahku" kata Rina sedih.

"Sudahlah Rin, hari ini adalah hari pernikahanku. Semua orang harus bahagia" kata Yasmin sambil tersenyum.

Saat itu Ayah Yasmin masuk ke dalam ruangan menjemput anaknya ke altar pernikahan. Saat pintu altar terbuka, semua orang bertepuk tangan menyambut Yasmin yang didampingi ayahnya. Para tamu tercengan melihat Yasmin yang sangat cantik dibalut dengan gaun putih panjang memperlihatkan lekuk tubuhnya yang indah.

Di depannya sudah berdiri Bima yang mengulurkan tangannya sambil tersenyum pada Yasmin.

"Tampan sekali dia dengan pakaiannya itu, huh...sayang sekali sifat dan penampilannya sangat berbeda. Kalau saja dia tidak suka memaksa, pasti dia adalah pria yang sempurna" dalam hati Yasmin.

Pendeta sudah memulai membacakan janji pernikahan.

"Tuan Bima Shandika Mahesa, apakah anda bersedia menjadi suami dari Nona Yasmin Ranita, untuk saling memiliki dan menjaga dari sekarang sampai selama - lamanya, pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit untuk saling mengasihi dan menghargai sampai maut memisahkan" Pendeta melihat ke arah Bima.

"Saya Bersedia" balas Bima.

"Nona Yasmin Ranita, apakah anda bersedia menjadi istri dari Tuan Bima Shandika Mahesa, untuk saling memiliki dan menjaga dari sekarang sampai selama - lamanya, pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit untuk saling mengasihi dan menghargai sampai maut memisahkan" Pendeta melihat ke arah Yasmin.

" Memangnya bersedia atau tidak, apa bedanya, sama saja kan, aku tetap menikah dengannya" dalam hati Yasmin.

Bima melihat ke arah Yasmin yang diam tanpa memberikan balasan kepada pendeta.

"Nona Yasmin Ranita, apakah anda bersedia" ulang si pendeta membuyarkan lamunan Yasmin.

"Saya bersedia" balas Yasmin.

"Sesuai dengan hukum allah yang kudus. Kalian berdua sudah sah menjadi suami istri" sambil memegang kepala kedua mempelai memberikan berkah.

Mereka berdua pun tukar cincin dan para tamu yang hadir saat itu bertepuk tangan menyambut kedua mempelai. Saat itu terlihat Ayah Yasmin dan Rina meneteskan air mata melihat Yasmin yang sudah menikah.

Bersambung

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***