KESAN PERTAMA BEGITU MENGGODA

"Non, ayo masuk." Mak siti mengajak kembali pada Luna dan Ratna.

Setelah masuk ke dalam rumah, Luna dan Ratna di persilahkan duduk oleh Herman yang telah menunggunya di dalam.

"Neng, tolong buatin minum 2 ya. Ada tamu kesini." titah Mak Siti pada Galuh anaknya.

Galuh mengangguk dan bergegas membuatkan 2 gelas teh manis untuk di berikan pada tamunya.

"Memangnya siapa tamunya Mak?" Galuh yang baru selesai membuatkan minumnya.

"Emak juga tidak tahu, Neng." jawab Mak Siti.

"Ouwh, gitu ya. Ya sudah Mak, Galuh mau nganterin minuman ini dulu keluar." Galuh berlalu membawa nampanya yang berisi minuman menuju ruang tamu.

"Di minum ya, Kak. Maaf, cuma minuman saja." Galuh yang telah menyuguhkan minumanya.

"I ya, maaf. Jadi tidak enak, kami berdua telah merepotkan Bapak sekeluarga." ucap Ratna mewakili yang sekaligus mewakili Luna.

"Silahkan, di minum tehnya." ucap Herman mengawali percakapanya.

Luna dan Ratna mengangguk mereka berdua meminum minuman tersebut.

"Jadi, kalau boleh tahu, neng berdua ada keperluan apa mencari saya." Herman mulai menelisik.

"Mohon maaf sebelumnya, sebenarnya kedatangan kami berdua kesini tiada lain dan tiada bukan....." Ratna menjelaskan panjang kali lebar pada keluarga Herman.

Herman mengangguk dan terlihat tak ada emosi atau amarah yang tersirat dari wajahnya.

"Bapak tidak usah takut, saya tidak akan lari. Saya akan bertanggung jawab atas semuanya yang telah terjadi akibat kelalaian saya." Dengan tubuh bergetar, Luna memberanikan diri mengakui dan akan bertanggung jawab.

Herman menunduk sesaat, dan kembali mengangkat kepalanya sambil memandang Luna yang telah gentle berucap dan mengakui kesalahannya.

"Yang lalu biarlah berlalu, Non. Lagian Adit sudah di urut tadi, dan insya alloh besok atau lusa anak saya Adit akan sembuh." ucap Herman dengan legowo.

"Tapi, Pak...." ucapan Luna terhenti karena Ratna langsung mencubit paha Luna.

"Bagaimana ini?, aku gak mau sampai mereka melaporkan aku ke kantor polisi." Luna berbisik sambil mengguncang tangan Ratna.

"Percaya sama aku, nanti aku coba bicara baik baik dengan mereka." Ratna membalas kembali bisikan pada Luna.

"Maaf, Pak. Jangan pernah marah atau pun tersinggung. Saya berharap Bapak sekeluarga tidak melaporkan masalah ini ke pihak yang berwajib. Dan saya harap masalah ini bisa kita selesaikan secara kekeluargaan." pinta Ratna dengan sangat pada Herman.

Herman dan Siti beradu pandang sesaat dan mengangguk.

"Kami menganggap semua ini telah selesai, jadi neng tidak usah cemas lagi." tegas Herman.

Ratna memandang dan menggedikan kepalanya memberi isyarat pada Luna, Luna yang paham langsung mengeluarkan cek kosong dari dalam tas dan mengisinya.

Dengan tangan yang bergetar karena rasa takut, Luna mengisi cek kosong tersebut senilai 50 juta dan memberikanya pada Ratna.

"Sekali lagi saya ingin minta maaf, Pak. Tolong Bapak jangan menolak pemberian dari kami, dan tolong dengan sangat, maafkanlah kesalahan kami berdua." Ratna memberikan cek tersebut pada Herman.

Herman sesaat terdiam, ia malah balik tersenyum.

"Terima kasih banyak, non. Tapi saya benar benar tidak bisa menerimanya." Herman menolak secara halus.

"I ya, Non. Dengan datangnya non berdua saja kami sudah senang." Mak siti menimpali ucapan Herman.

"Kaka, mau lihat Kakak Adit, biar Galuh yang antar." ajak galuh pada kedua wanita tersebut.

Ratna memberi isyarat kepada Luna agar ia mau melihat keadaan korban yang di tabraknya.

"I ya, saya melihat keadaan, Adit. Boleh?" Luna memandang Mak siti dan beralih pada Herman.

"Tentu saja Boleh, Neng." ucap Herman sambil tertawa memecah ketegangan Luna.

"Ayo, Kak." Galuh mengajak Luna masuk ke dalam kamar Aditya.

Di dalam kamar, terlihat Adit masih tertidur dengan pulas sambil tersenyum.

"Bang Adit, Bangun!, ada tamu ini." Galuh mengguncang tangan Adit.

Adit bangun dan mengerjapkan matanya. Dia menggosok gosok mata dengan punggung tanganya.

"Ada apa neng?" Adit bangun secara perlahan dan duduj bersandar di atas tempat tidurnya.

"Ini Bang, ada tamu mau ketemu abang." Galuh memberitahu Adit. Seraya mundur dan memberi ruang pada Luna untuk mendekat pada Adit.

Luna memperkenalkan dirinya pada Adit, ia juga meminta maaf sekaligus menjelaskan semuanya pada Aditya.

"Terima kasih, Nona Luna. Anda sudah baik sekali dan sudah sudi menengok saya." Adit tersenyum tampan dan Sukses membuat hati luna bergetar.

Gila ini cowok UwUw banget, cowok gua malah kalah saing.

"Hallo, Non Luna." Panggil Adit yang sekaligus mengembalikan lamunan sesaat Luna.

"He..he, maaf." Luna menjadi salah tingkah di depan Adit.

"Boleh saya minta nomer handphonenya," pinta Luna pada Adit.

"Maaf, Non luna. Bukanya saya tidak mau kasih tapi... " Adit merasa bingung menjelaskan handphonenya yang kini rusak akibat jatuh ketiak kecelakaan tempo siang.

Terlihat kekecewaan pada wajah Luna, sesaat setelah Adit tidak meneruskan ucapannya.

" Ya sudah, tidak apa apa kalau tidak bisa." Luna mengangguk penuh kekecewaan.

Sebagai seorang wanita, Galuh bisa merasakan apa yang kini di rasakan Luna. Galuh tidak tingga diam, dia membuka laci Adit dan mengambil handphone Nokia 7610 nya yang kini mati total dan menunjukanya pada Luna.

"Maaf, Kak Luna. Handphone bang Adit hancur." ucap Galuh yang telah memperlihatkan bangkai hp Adit dengan LCDnya yang sudah bubuk.

Luna terkesiap kaget setelah mengetahui kebenaranya.

Gua kira dia gak ngasih karena pelit. Ternyata gua dah salah sangka. Gua harus ganti rugi tuh Hp.

"Lun, udah." Ratna yang baru saja masuk di temani Mak siti.

"Udah, aku udah." Luna secara tidak sadar memasukan bangkai Hp adit ke dalam tasnya.

"O ya, saya pamit dulu ya." Luna memandang Galuh dan beralih memandang pada Adit yang kembali memberi senyuman tampanya.

Deg..

Hati luna kembali bergetar dan jantungnya kini serasa tidak sehat.

"Ayo, Lun. Malah bengong." Ratna yang merasa Heran pada Luna.

Keluarga Herman mengantar Luna dan Ratna sampai ke gerbang halaman depan rumahnya.

"Terima kasih, Pak. Bu, dan Galuh. Luna mencium punggung tangan Herman dan Siti dan mengusap kepala Galuh.

Dan sontak menjadi tanda tanya besar di kepala Ratna.

Mobil yang di tumpangi Luna dan Ratna kini mulai berlalu meninggalkan kediaman Herman.

Terpopuler

Comments

Tri Utari Agustina

Tri Utari Agustina

Adit kasihan thor seru semangat

2021-04-30

1

kai

kai

senyum adit bikin meleleh...

2021-04-02

2

кคกīค❁︎⃞⃟ʂ𝕰𝖘𝖙🗻𝖕𝖚𝖈🌱🐛

кคกīค❁︎⃞⃟ʂ𝕰𝖘𝖙🗻𝖕𝖚𝖈🌱🐛

uhu..uhu..

2021-04-01

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!