(Pov Kirana)
Namaku Kirana Richita, anak semata wayangnya bapak Chiko Wardhana dan ibu Rita Farhana. Sebenarnya aku pernah mempunyai seorang kakak.
Ibu pernah melahirkan seorang anak lelaki, ketika umurnya belum genap satu tahun, namun Allah memanggilnya untuk kembali ke sisi-Nya. Tentu saja ibu dan ayah sangat terpukul kehilangan anak laki-lakinya waktu itu.
Hari terus berganti dan 3 tahun pun berlalu, akhirnya setelah sekian lama, ibu mengandung lagi, lebih tepatnya mengandungku. Kini akulah satu-satunya anak mereka. Karena itulah ayah dan ibu sangat menyayangiku, aku bahkan tak kekurangan kasih sayang sama sekali meskipun aku tumbuh menjadi anak yang cuek dan acuh.
Aku tidak pernah melangkah jauh dari kotaku, dari sejak aku Sekolah Dasar, Menengah Pertama hingga menempuh pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, bukan tak ingin mungkin lebih tepatnya tak bisa.
Dan bukan tanpa alasan, ini semua berawal dari sebuah kecelakaan. Sungguh ingatan yang buruk, rasanya ingin mati saja saat itu. Dokter mengatakan akibat kecelakaan itu, aku mengalami Paraplegia yaitu dimana tubuhku mengalami kelumpuhan bagian bawah karena cedera sum-sum tulang belakang, dan mengharuskan aku duduk di kursi roda dan juga harus rutin memeriksakan diri ke dokter saraf.
Karena itulah ibu dan ayah tidak mengizinkan aku jauh dari mereka. Dan mereka jugalah yang terus mendukungku hingga bisa bangkit dari mimpi buruk ini. Sahabat ku juga sering datang untuk menjenguk dan menghiburku, terutama Indra. Setiap hari dia datang, meski aku selalu mengusirnya.
Sebelum kecelakaan itu terjadi, aku termasuk tipe orang yang bisa dibilang humble walaupun terkadang cuek dan acuh pada lingkungan sekitar. Meskipun begitu, aku memiliki banyak teman, entah kenapa mereka menyukai ku, mungkin karena aku termasuk anak pintar disekolah dan lahir dari keluarga berkecukupan dilingkungan tempat tinggalku. Entahlah yang jelas aku cukup populer dikalangan para murid dan guru.
Selain punya orang tua yang sangat menyayangi ku aku juga punya tiga orang teman baik, hingga aku merasa hidupku terasa indah, tapi aku lupa kalau aku punya teman sekelas yang selalu usil dan menganggu ku setiap ada kesempatan. Indra Karina Teguh Jaya namanya, aku akan tertawa jika mengingat saat ia mengenalkan namanya dulu ketika masih duduk dibangku Sekolah Dasar. Bagaimana tidak namanya ternyata gabungan dari nama orang tuanya, jadi notabenenya namanya hanyalah Indra.
Indra adalah anak yang sangat sulit ditebak, terkadang dia sangat menyebalkan, egois dan keras kepala, tapi sebaliknya dia juga akan bersikap baik, manis dan penuh perhatian. Dialah yang menjadi salah satu sahabat baikku dan sangat berharga bagiku selain Dinda, kami bertiga menjadi sahabat baik, apalagi aku dan Indra kami berdua sudah seperti saudara kandung, kami semakin dekat setelah kejadian kecelakaan itu terjadi.
"Rambooo, pinjam PRnya donk, gue lupa ngerjain ni" ucapnya suatu pagi ketika aku baru saja ingin duduk, aku jadi kesal sama Indra karena sering dijahili.
Aku hanya diam pura-pura tidak mendengarnya sambil menatap kalimat demi kalimat di buku pelajaran anak kelas 2 Sekolah Menengah Pertama ini. merasa dicuekin, Indra pun mulai kesal.
"Woy....gak punya daun telinga ya? Dipanggil juga" ucapnya memasang tampang kesal
"Lu panggil gue..? Kapan..? Gue cuma dengar lu panggil Rambo, disini gak ada yang namanya Raamboo" jawabku dengan penuh penekanan, dia mulai terkekeh dengan muka menyebalkan
"Yaelah sensi amat, cuma gara-gara itu toh, Ran sama Rambo tu hampir mirip pengucapannya, gue cuma nambahin bumbu B sama O doank.." ucapnya masih dengan tawa khasnya, temannya sedari tadi ngekor dibelakang pun ikut tertawa, ya dia punya pasukan duo kacung Raihan dan Dani yang selalu ikut kemanapun dia melangkah.
"Waah monyet-monyet mulai tertawa, gak apa-apa sih biar bisa kasih makan majikan, ntar tinggal bikin pertunjukkan Tukindra pergi kepasar, ahahahah..." akupun tertawa yang disambut tawaan dan tepuk tangan dari teman sekelas.
"Woaah, Ramboo benar-benar kreatif, bisa juga tu idenya, biar nanti yang mainkan gendang monyetnya si Rambo" ujarnya gak mau kalah
"Gak masalah sih jadi tukang main gendang apalagi ada cambuknya, gue bisa cambuk pantat lu biar merah lagi kayak cabe" sontak sekelas yang tau kisah merah cabe pun menggema menertawakan Indra.
Wajah Indra merah padam menahan amarah, mungkin dia merasa dilecehkan karena aku membahas masalah pantatnya, bukan tanpa alasan aku mengejek Indra membawa-bawa pantatnya, Saat itu Indra masih duduk dikelas satu ia pernah mendapat hukuman pukulan dipantat pake penggaris kayu oleh pak Dirga wali kelas kami.
Itu karena Indra membolos saat pelajaran pak Dirga, tapi setelah memberi hukuman, pak Dirga merasa kasihan dan memaksa untuk mengobati Indra cs di UKS dengan mengolesi krim pereda nyeri, teman sekelas ku yang bernama Rama sengaja mengintip ketika mereka lagi diobati,
memang dasar Rama simulut ember, Rama pun menceritakan kesemua teman kelas termasuk aku tentang pantat Indra yang merah kayak cabe, semenjak itu Indra selalu jadi bahan lelucon bahwa pantat Indra merah kayak kena cabe berkilo-kilo, aku tidak pernah membahasnya atau mengejek ia dengan lelucon tersebut hingga hari ini kalimat tersebut meluncur tanpa aku sadari bahwa Indra sangat membenci itu.
Karena kesal dan marah Indra meninggalkan Kirana tanpa sepatah katapun, dua temannya pun mengejarnya.
^^^(Pov End)^^^
...****************...
Semenjak kejadian itu, Indra tidak pernah menganggu atau mengusili Kirana lagi. Karena itu Kirana jadi merasa bersalah dan juga merasa kehilangan dia, setiap dikelas Indra hanya akan duduk dibangkunya dan menatap kosong keluar jendela, dan Indra juga tidak pernah lagi berbicara dengan siapapun, kecuali dengan dua temannya Raihan dan Dani, sikapnya sangat dingin.
Kirana sangat penasaran kenapa Indra mendadak berubah seperti itu, ia akhirnya memutuskan bertanya pada Raihan dan Dani.
"Eh Rai, Dan, Indra mana?" Kirana beralasan bertanya soal Indra, padahal hanya ingin mencari informasi kenapa Indra menjadi pendiam cuek dan acuh selama ini, terutama padanya.
"Ngapain lu nanyain Indra? Masih gak puas lu dah bikin dia malu..?" ujar Dani dengan sinis
"Maksudnya..? Tunggu dulu, gue beneran gak ngerti maksud lu apa.." jawab Kirana kurang mengerti, walau dalam hati dia sudah bisa menerka-nerka apa permasalahannya.
"Waah, lu ternyata bisa akting juga" ucap Dani menatap Kirana tajam
"Dan udah, lebih baik kamu tanya langsung deh sama Indra Ran, karena kalo kami yang bilang dan jelasin, serasa gak etis aja, karena ini permasalahan kalian berdua" jelas Raihan membuat Kirana semakin yakin bahwa ini berkaitan dengan masalah empat hari yang lalu.
"Oke, sekarang Indra dimana?" tanyanya bermaksud menemui Indra, tapi Indra tiba-tiba muncul dengan wajah dingin dan datarnya.
"Ngapain lu cari gue?" tanya Indra dengan santai, Kirana pun mencoba tersenyum padanya yang disambut senyuman sinis dari Indra
"Gue mau ngomong sama lu" ujar Kirana tegas
"Gak usah, gue lagi gak mau ngomong sama orang-orang sekarang, lagi males" ucapnya membuat Kirana kesal
"Ah Ndra lu kenapa sich?" Gue cuma mu ngomong sama lu, apa segitu benci nya lu sama gue?"
"Lu budek yaaa, masih kurang jelaaaas apaaaa?" Kirana jadi geram dibuat nya. Akhirnya tanpa ba bi bu Ran menyeret paksa Indra menjauh dari dua temannya menuju taman sekolah, merekapun duduk dikursi taman tersebut, pertamanya Indra enggan mengikuti Kirana tapi Kirana dengan sekuat tenaga berhasil menarik Indra
"Ada apa sih sama lu?" tanyanya dengan tampang sok dingin dan acuh, Kirana jadi berpikir kenapa bisa ini bocah bersikap aneh begitu.
"Gini Ndra, masalah kemarin gue cuma mau bilang...." Indra langsung memotong perkataan Kirana, yang buat Kirana terpaku
"Mau ngomong apa lu? Cepet ngomong terus..gue gak punya banyak waktu ladenin lu" ucapnya bersungut-sungut
"Lu Ndra kalau ngomong masih aja nyakitin, padahal gue cuma mau nanya, lu kenapa akhir-akhir ini aneh banget, diem acuh dan cuek gitu" berharap Indra mau menjawab dengan gak bikin Kirana naik darah
"Gak da urusan sama lu, lu urus aja teman-teman lu yang lu pikir baik dan suka banget sama lu, padahal munafik semua" ucapnya membuat Kirana geregetan hingga menggertakan giginya karena geram
"Lu kenapa sih? Kenapa malah bawa-bawa teman-teman gue juga, gak bisa ya lu cuma jawab pertanyaan gue dengan baik tanpa nyakitin dan bikin gue kesel? Gue padahal cuma mau mastiin lu kenapa, kok malah kemana-mana" geram kirana
"Alaaah....gak usah banyak bacot deh, lu cuma tampang doank cantik dan kelihatan baik, aslinya sama aja tukang ngatain orang, sama kayak dua teman lu tuh plus teman sekelas" jelasnya menatap tajam Kirana, dan semakin membuat Kirana sakit hati,
Indra sengaja mengaitkan dengan dua teman Kirana, kecuali dinda, karena Indra tau sifat dua temannya dibelakang Kirana, dan Indra hanya ingin menyadarkannya tapi Kirana adalah seseorang yang mempunyai sifat baik dan buta dalam menilai keadaan sekitar.
"Jangan sembarangan kalau ngomongin teman-teman gue, lu gak kenal mereka, dan ini kenapa sih sama lu? Ooo....gue tau ni, apa jangan-jangan masalah pantat cabe? Lu marah sama gue gara gara itu?" tanya Kirana heran, karena biasanya ia dan Indra saling mengejek tanpa ada masalah selama ini
"Udah gue mau masuk ke kelas" Indra sudah berdiri dari tempat duduk dan siap melangkah tapi Kirana dengan cepat menghalanginya
"Gak bisa... tunggu dulu, apa benar gara-gara itu? Loh biasanya juga kita saling ngejek, lu gak pernah marah, lu juga sering ngejek gue, ngatain muka gue kayak pantat panci gosong, gue biasa aja gak semarah gimana, terus yang gue bilang pantat lu kek pantat cabe memang kenyataan kan, Rama buktinya, dia lihat" jawab Kirana yang kekesalannya sudah di ubun-ubun tanpa menyadari bahwa sekarang Indra benar-benar menahan amarah dan menatap tajam kearahnya
"Lu gak ngerti sama sekali ternyata, oh yaiyalah... lu kan kayak gini karena merasa paling benar apalagi teman-teman sekelas dipihak lu semua, terus dengan seenak jidat lu ngejek gue tuk hancurin harga diri gue, gak menjaga perasaan gue dan sekarang lu merasa puas gitu? Lu tau, seumur-umur baru kali ini gue malu punya teman kayak lu" ucapnya dengan nada tinggi membuat Kirana kaget, dan juga berhasil membuat orang sekeliling memperhatikan mereka berdua karena ditaman sekolah masih banyak murid lainnya beristirahat.
Kirana hanya bisa mengernyitkan dahi keheranan 'sejak kapan kami berteman' batinnya 'perasaan kami kayak kucing dan anjing, tom and jerry yang gak pernah akur' batinnya lagi
"Hah....kita temenan? Sejak kapaan? Setau gue ini ya lu sama gue gak pernah akur.." balas Kirana dengan senyum mengejek yang membuat Indra gelagapan.
Dia pun bergumam lirih 'J**adi kita bukan teman', Kirana sama sekali tidak mendengar perkataan Indra
"Lu ngomong apa, gue gak dengar?" tanya Kirana penasaran, karena memang suara lirihan Indra tidak terdengar olehnya
"Oh ya, lu kan gak butuh teman kayak gue, nyesel gue bilang kita temenan" ucapnya lantang dengan sorot mata penuh kebencian
"Tu tau, gak payah dibilang, sejak kapan lagi kita temenan, gue juga gak butuh teman ****** dan menyebalkan kayak lu" membuat Indra mengepalkan tangannya karena kesal
"Banyak bacot lu, muak gue dengar, anggap aja kita gak kenal" balasnya dan langsung meninggalkan Kirana yang juga kesal dengan sikap Indra, lalu Kirana berpikir 'apa aku sudah bersikap keterlaluan terhadapnya'
"Aaah....ngapain gue mikirin cowok suek ngeselin kayak dia" ucapnya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya sambil beranjak masuk kelas.
...****************...
...Gumawo semua....semoga kalian suka...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Putri Minwa
jangan lupa mampir di novel kk ya thor
2023-10-16
2
syafridawati
like dan fav mampir
2022-04-11
2
Black Swan 🖤
okay
2022-04-01
3