Terjerat Cinta Satu Malam
Sebelum membaca, tolong like dulu ya.. makasih 🌷🌷🌷
Sagara Putra Raharsya, anak sulung dari pasangan Rangga dan Tira. Keluarga Gara tinggal di Swiss sejak lama, karena mereka mempunyai perusahaan otomotif terbesar di Eropa yang berpusat di kota Zurich, Swiss. Rangga mengelola perusahaan ini dengan baik, bersama beberapa orang kepercayaannya. Kini, ia telah menua, ia memutuskan untuk istirahat dan kursinya akan digantikan oleh sang anak.
Gara, begitulah panggilannya. Ia merasa bebas, hidupnya tak tahu aturan, karena sang Ayah dan sang Bunda selalu memanjakannya. Saat kuliah pun, ia tak pernah serius, karena ia selalu mengira, uang bisa mengalahkan segalanya, tanpa perlu ia belajar sungguh-sungguh.
Gara memang tak pernah tekun belajar, Ia begitu malas untuk kuliah. Kesehariannya, Gara hanya mencari masalah dan membuat onar di kampusnya. Namun, Gara dituntut harus tetap kuliah dengan baik, karena sebagai anak sulung, ialah yang akan mewarisi perusahaan dari sang Ayah.
Uang membuat Gara lupa segalanya. Gara terlalu santai dan tak serius menekuni kuliahnya. Kini, di usianya yang telah 27 tahun, dia baru saja melanjutkan study S2 nya. Gara tak menyangka, kemampuan adiknya ternyata lebih hebat darinya. Adiknya telah lulus S1 di usia 21 tahun karena adiknya sangat pintar, dan sekarang akan melanjutkan pendidikan S2 nya. Kedua orang tuanya jadi berpihak pada Gata, karena Gata serius belajar dan tak main-main seperti Gara.
"Gara, Ayah dan Bunda sudah putuskan, Gata yang akan memimpin perusahaan Ayah! Kamu tak pernah serius, dan hanya bermain-main! Ayah akan menjadikan Gata pimpinan tertinggi di perusahaan otomotif kita. Kamu, hanya akan mendapat anak perusahaan kita yang ada di Indonesia. Setelah lulus kuliah, pulanglah ke Indonesia dan jalankan anak perusahaan itu!" tegas Ayah Rangga.
"Apa? Kenapa Ayah seenaknya saja menggantikan posisi yang seharusnya jadi milikku pada Gata? Ini tak mungkin, Ayah! Ayah tak boleh begitu! Ayah egois. Aku adalah anak sulung, dan aku yang seharusnya mendapat posisi tinggi di perusahaan ini. Bukannya malah mendapat perusahaan cabang!" Gara kesal.
"Gar, kamu tak pernah serius belajar dan kamu hanya bermain-main saja! Ayah tak bisa mempercayakan perusahaan padamu! Kamu tak akan bisa memimpin perusahaan! Ayah lebih percaya pada Gata. Walaupun usianya dibawah kamu, tapi dia lebih pintar dan cekatan! Keputusan Ayah tak bisa diganggu gugat! Ayah harap, kamu mengerti dan berikan kesempatan pada Gata untuk memimpin perusahaan!" bentak Ayah Rangga.
"Berani-beraninya Ayah seperti itu! Tega sekali kau membuat hatiku sakit. Gata bisa apa? Dia pendiam, dia jarang bicara. Apa Ayah yakin, dia mampu mengelola perusahaan ha? Aku tak terima dengan semua ini!" bentak Gara pada Ayah Rangga.
"GARA! Jangan membentak Ayahmu! Sekecewa apapun kamu, kamu harus tetap sopan pada Ayahmu. Dia tahu yang terbaik untuk perusahaan, Bunda mohon, kamu menurut lah dan jangan buat masalah!" sambar Bunda Tira.
"Aarrgghhh! Kalian memang tak sayang padaku!" Gara kesal, ia berlalu meninggalkan kedua orang tuanya.
"Gara! Mau kemana kau? Hey, kembali! Dasar anak kurang ajar!" Bentak Ayah Rangga.
Bunda Tira menahannya, "Ayah, cukup. Jantungmu bisa sakit lagi kalau kau marah-marah. Tenanglah, biarkan dia berpikir sejenak. Yang penting, kita sudah memberi tahu Gara mengenai hal itu."
Gara membanting pintunya karena begitu emosi pada kedua orang tuanya. Ia melajukan mobilnya dengan cepat. Ia tak tahu kemana dirinya akan pergi. Yang jelas, Gara begitu kecewa dan muak mendengar penjelasan kedua orang tuanya.
...🌴🌴🌴...
Di sebuah diskotik ternama di kota Zurich, Swiss, lelaki bertubuh gagah tengah duduk didepan bartender dan menikmati sauvignon blanc seorang diri. Ialah, Sagara. Dia frustasi, karena sang Bunda dan sang Ayah memberikan perusahaannya untuk sang Adik. Gara merasa, dirinya dibedakan oleh mereka, karena Gata, sang adik lebih pintar darinya.
"Please, give me one bottle sauvignon blanc again!" perintah Gara pada sang bartender.
(Tolong, beri aku satu botol sauvignon blanc lagi.)
Sauvignon blanc : minuman beralkohol, sebuah varietas anggur berkulit hijau yang berasal dari Prancis. Biasanya, Wine ini dikonsumsi bersama hidangan seafood. Dan, kandungan alcohol nya mencapai 14%.
"Ok, Sir. Please wait for a few minutes." Jawab bartender diskotik tersebut.
(Baik, Tuan. Mohon tunggu beberapa menit.?
Saat Gara sedang meneguk wine hijau itu, tiba-tiba di sampingnya duduk seorang wanita yang terlihat lesu dan kecewa. Wanita itu pun memanggil bartender dan memesan minuman.
"Give me a Red wine, please!" Ucapnya.
(Beri aku anggur merah.)
Bartender menjawab, "Please, wait."
(Mohon tunggu)
Sagara menoleh kearah gadis yang memesan minuman di sampingnya. Sagara memperhatikan gadis itu. Ia merasa, bahwa gadis itu adalah orang Indonesia atau orang melayu, karena wajahnya terlihat memiliki ciri khas wajah orang asia tenggara. Hanya saja, rambutnya yang di cat menjadi sedikit blonde.
"Kamu orang Asia tenggara?" tanya Gara tiba-tiba.
Gadis itu menoleh kaget, karena ada seseorang yang bisa berbicara sama dengan daerah kelahirannya, "Kamu bisa berbahasa Indonesia?"
"Kebetulan sekali, aku bertemu dengan orang yang bisa berbahasa Indonesia. Kamu orang Indonesia?" tanya Gara memastikan.
"Sure, aku orang Indonesia. Kamu juga? Kebetulan sekali." Jawab gadis itu.
"Senang bertemu denganmu. Aku berasal dari Indonesia, hanya saja sudah lama tinggal di Zurich. Kamu, bagaimana?" ucap Gara.
"Aku kuliah di New York University, aku berada disini karena sedang berlibur, lebih tepatnya aku kabur. Aku ingin menikmati keindahan Swiss yang begitu nyaman dan tentram. I want go to lake. Aku ingin melepas penat. Aku benar-benar muak dengan keadaanku sekarang ini." ucap gadis itu.
"Kita sehati. Siapa namamu?" Gara mengangkat tangannya, niat hati ingin bersalaman dengan gadis itu.
"Maksudmu? Namaku, Sahila Tanzania. Call me Hila." jawabnya.
"Kenalkan, aku Gara, Sagara. Senang bisa berkenalan dengan gadis yang berasal dari daerah yang sama denganku." Gara tersenyum tipis.
"Kau bilang apa tadi? Kita sehati? Apa maksudmu?" tanya Hila.
"Aku sedang frustasi, aku ada masalah di rumah. Sama sepertimu, aku kabur dan menenangkan diri, di tempat ini." jawab Gara.
"The same situations. Aku pun frustasi. Aku kabur dari New York, dan terbang ke Swiss untuk menghindari kejaran keluargaku." jawabnya.
(Situasi yang sama)
"Sejauh ini kah? Masalah apa yang kau hadapi, sehingga kau nekad seperti ini?" tanya Gara.
"Aku akan dijodohkan! Aku benci perjodohan. Keluargaku memaksa aku menikah dengan laki-laki yang tak aku kenal. Aku muak, aku benci, aku tak suka." Hila menggerutu.
Minuman memabukkan itu pun tiba. Gara dan Hila mulai meneguk minuman itu sambil sesekali mereka saling menuangkan minuman satu sama lain. Mereka mulai akrab, dan saling bercerita mengenai kehidupan masing-masing. Sampai minuman habis, kesadaran mereka berdua pun mulai menurun.
"AAARRRGGGHH, Aku benci Papa dan Mamaku!" Pekik Hila.
"Me too! Aku benci Ayah dan Bundaku. Mereka lebih sayang adikku dari pada aku!" Ucap Gara mabuk.
Mereka berdua meracau tak jelas. Alkohol sudah menguasai tubuh dan pikiran mereka. Ucapan yang keluar dari mulut mereka pun sudah tak jelas dan tak beretika.
"Aku benci perjodohan ini, aku benci Papa. Ingin rasanya aku menghilangkan mahkotaku, agar mereka tak akan menjodohkan ku. Aku ingin bebas, aku tak ingin dijodohkan! Hahahahha." Hila yang tengah mabuk, benar-benar tak bisa menjaga ucapannya.
"Hey kau, gadis gila! Ucapan mu benar-benar gila. Dasar kau gadis bodoh! Itu tandanya orang tuamu mencintaimu, dia ingin yang terbaik untukmu, karena itulah mereka memilihkan pria untukmu! Dasar bodoh!" Gara pun sempoyongan di tempat duduknya.
"Kau yang bodoh! Sudah tahu adikmu lebih pintar, kau malah diam saja dan tak berniat mengalahkan kemampuan adikmu. Dasar laki-laki tak berguna." Hila menertawakan Gara.
"Berani-beraninya kau menyebutku tak berguna! Ku buat kau mati kutu, baru rasa! Jangan sembarangan mengatai ku, kalau kau tak ingin hidupmu berakhir di ranjang dan menangis!" Otak Gara sudah tak bisa dikendalikan.
"Hah? Kau mengancam ku, Gara? Justru, berakhir di ranjang adalah keinginanku saat ini! Agar aku kehilangan kesucian ku dan aku bisa terbebas dari perjodohan itu! Lelaki mana yang mau dengan gadis yang sudah tak perawan lagi? Hahahaha ...." Hila terus tertawa, pikirannya melayang.
"Kamu menantang ku, gadis bodoh?" ucap Gara dengan mata setengah terpejam.
"Ya! Aku menantang mu untuk meniduri ku, agar aku bisa terbebas dari perjodohan itu. Apa kau berani menerima tantangan ku? Ah, tentu saja kau tak akan berani, lelaki bodoh sepertimu, mana mungkin bisa meniduri ku?" Hila terus berbicara yang tak masuk akal.
"Kau! Berani-beraninya ya! Ayo, pesan kamar dan kita buktikan! Siapa yang lebih bodoh disini!" Gara menggelayut di tubuh Hila.
"Aku menunggumu, Sagara ..." Hila mulai menggoda Gara.
Gara dan Hila pun berakhir di sebuah kamar VIP di sebuah hotel dekat diskotik tersebut. Pengaruh alkohol membuat mereka menjadi gelap mata dan tak memikirkan kehidupan selanjutnya. Mereka melakukan hal tersebut dengan keadaan tak sadar. Akankah mereka saling menyadari nantinya?
*Bersambung*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Kustiyah Tiyasusanto
aku mampir kak,setelah dari novelmu yg satunya...
2021-11-16
0
Ig:rhya_94
aseek, dinovel sebelah menjaga kesucian tp tetap diterobos, disini malah sebaliknya sukarela
2021-07-09
0
Ita Sinta
mampir
2021-05-26
1